Abdurrahman Mohammad Fachir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
-> fixed infobox
 
(124 revisi perantara oleh 56 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
[[Berkas:Abdurrahman Mohammad Fachir.jpg|thumb|Abdurrahman Mohammad Fachir]]
|honorific-prefix = <!-- Hanya gelar kehormatan/kenegaraan (non-akademis) -->
'''Abdurrahman Mohammad Fachir''' ({{lahirmati|[[Banjarmasin]]|26|11|1957}}) adalah [[Duta Besar|Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh]] [[Republik]] [[Indonesia]] di [[Mesir|Republik Arab Mesir]]. Ia dilantik [[Presiden]] [[Susilo Bambang Yudhoyono]] pada tanggal [[5 September]] [[2007]].
|name=Abdurrahman Mohammad Fachir
|image=Vice Foreign Minister AM Fachir.jpg
|imagesize=
|office=Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia
|order=ke-6
|term_start = 27 Oktober 2014
|term_end = 20 Oktober 2019
|predecessor = [[Dino Patti Djalal]]
|successor = [[Mahendra Siregar]]
|president=[[Joko Widodo]]
|birth_date={{Tanggal lahir dan umur|1957|11|26}}
|birth_place= [[Banjarmasin]], [[Kalimantan Selatan]]
|death_date=
|death_place=
|nationality= <!-- Hanya untuk warga negara asing -->
|party= [[Independen]]
|occupation=[[Diplomat]]
|religion=<!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
|signature=
|spouse=Yasmin Sukmawira
|children= 3
}}
 
[[Doktor|Dr.]] [[Haji|H.]] '''Abdurrahman Mohammad Fachir''' (disingkat '''A.M. Fachir'''; {{lahirmati|[[Banjarmasin]]|26|11|1957}}) adalah seorang diplomat. Jabatan terakhir A.M. Fachir adalah sebagai [[Daftar Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia|Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia]] pada [[Kabinet Kerja (2014–2019)|Kabinet Kerja]] [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Joko Widodo]] (2014-2019)
Nama Abdurrahman Mohammad Fachir berasal dari [[bahasa Arab]]. Abdurrahman berarti hamba [[Allah]] Yang Maha Rahman (Pengasih), Mohammad berarti yang terpuji atau mendapat pujian dan Fachir berarti yang hebat (''excellent'' dan ''superior'').
 
Fachir pernah bertugas sebagai [[duta besar di Mesir|Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia di Republik Arab Mesir]] (2007–2011), Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik [[Departemen Luar Negeri|Kementerian Luar Negeri]] [[Indonesia|Republik Indonesia]] (2011–2014) dan [[duta besar|Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia]] di [[Arab Saudi|Kerajaan Arab Saudi]] (Maret-Oktober) 2014.
Dengan demikian, nama Abdurrahman Mohammad Fachir artinya hamba [[Allah]] yang terpuji dan hebat.
 
== Riwayat Hidup ==
=== Pendidikan ===
Fachir menyelesaikan pendidikan dasarnya di [[Banjarmasin]], lalu pada tahun 1972 ia berangkat ke [[Pulau Jawa]] untuk mengenyam pendidikan tingkat menengah di [[Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo|Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar]] dan [[Pondok Modern Darussalam Gontor]]. Tahun 1978, ia bertolak menuju ibu kota negara guna melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra dan Bahasa Arab [[IAIN Syarif Hidayatullah]], Jakarta (sekarang [[UIN Syarif Hidayatullah]]). Selama kuliah di "Kampus Pembaharu" yang beralamat di [[Ciputat]] tersebut, ia pernah mengikuti pertukaran pemuda ASEAN-Jepang yaitu The Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program (SSEAYP) in 1978.
 
Fachir termasuk salah satu pemain band kampus. Ia dikenal sebagai seniman. Ia juga aktif berorganisasi di [[Himpunan Mahasiswa Islam]] (HMI). Ia pernah menjabat Ketua LSMI (Lembaga Seni Mahasiswa Islam) ketika [[Azyumardi Azra]] menjadi Ketua Umum HMI Cabang Ciputat periode 1981–1982.
== Pendidikan ==
 
Fachir diwisuda sebagai sarjana bergelar [[doctorandus]] (Drs) pada bulan Agustus 1983, setelah dinyatakan lulus dalam ujian skripsi. Judul skripsinya adalah ''“Taatstsur al-Natsr al-Hadits bi al-Harakat al-Wathoniyyah fi Mishra”'' (Terpengaruhnya Prosa Modern oleh Gerakan Nasionalisme di Mesir), yang disusun dalam [[bahasa Arab]].<ref>Abdurrahman Mohammad Fachir, ''“Taatstsur al-Natsr al-Hadits bi al-Harakat al-Wathoniyyah fi Mishra”'' (Cairo: Maktabat al-Adab, 2011)</ref>
Fachir mengenyam pendidikan dasarnya di [[Banjarmasin]], lalu berhijrah ke [[Pulau Jawa]] untuk mendalami ilmu agama dan bahasa asing ([[Arab]] dan [[Inggris]]) di [[Pondok Pesantren Walisongo Ngabar]] dan [[Pondok Pesantren Modern Gontor|Pondok Pesantren Darussalam Gontor]]. Tahun 1980, Fachir bertolak menuju ibukota guna melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra dan Bahasa Arab [[IAIN Syarif Hidayatullah]] [[Jakarta]] (sekarang [[UIN Syarif Hidayatullah]] [[Jakarta]]), dan diwisuda sebagai sarjana bergelar [[doctorandus]] (Drs) pada bulan Agustus 1983.
 
Pada awal Mei 2010, Fachir mendaftar kuliah S3 Program Studi Agama dan Lintas Budaya, Minat Kajian Timur Tengah di Sekolah Pascasarjana [[Universitas Gajah Mada]] (UGM) Yogyakarta. Setelah melewati masa studi selama 5 tahun 5 hari, ia berhasil mempertahankan disertasinya berjudul “Ketimpangan Hubungan Indonesia-Mesir 1950–2010: Kajian Resiprositas”, pada 5 Mei 2015.<ref>[http://krjogja.com/read/259066/wamenlu-ujian-doktor-di-ktt-pps-ugm.kr krjogja.com, 5 Mei 2015] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150803211621/http://krjogja.com/read/259066/wamenlu-ujian-doktor-di-ktt-pps-ugm.kr |date=2015-08-03 }}, diakses pada 1 Juni 2015</ref> Fachir dinyatakan lulus dengan predikat "sangat memuaskan" dan berhak menyandang gelar doktor.<ref>[http://www.antarayogya.com/berita/331413/wamenlu-diplomasi-indonesia-mesir-perlu-dioptimalkan antarayogya.com, 5 Mei 2015], diakses pada 1 Juni 2015</ref>
== Perkawinan ==
 
=== Karier diplomat ===
Fachir menikah pada tanggal [[7 Januari]] [[1983]] dengan Yasmin Sukmawira (lahir di [[Samarinda]], [[13 November]] [[1958]]) dan telah dikaruniai tiga anak, yaitu Rif'at Syauqi Rahman Fachir (lahir bulan Oktober 1983, mahasiswa S2 Fisip [[UI]] dan pemain piano Band [[Maliq&d'essentials]]), Nabila Fauzia Rahman Fachir (lahir tahun 1988, mahasiswi S2 Psikologi HELP University College [[Kuala Lumpur]]) dan Faris Karami Rahman Fachir (lahir tahun 1994, pelajar [[SMP]] Sekolah [[Indonesia]] [[Cairo]]).
 
Pada bulan November 1983, Fachir diterima sebagai PNS di [[Departemen Luar Negeri|Kementerian Luar Negeri]]. Ia memulai karier di kementerian yang saat itu dipimpin oleh [[Mochtar Kusumaatmadja|Prof. Dr. Mochtar Kusuma Atmadja, SH]] sebagai Pjs. Kepala Seksi Dewan Keamanan PBB Direktorat Organisasi Internasional pada tahun 1985.
== Karier Diplomat ==
 
Tahun 1988 Fachir ditugaskan di [[KBRI]] [[Baghdad]] sampai tahun 1992, saat-saat terjadinya invasi [[Irak]] terhadap [[Kuwait]] yang kemudian menyulut [[Perang Teluk I]]. Dalam peperangan yang berkecamuk, Fachir bersama para staf [[KBRI]] [[Baghdad]] harus mengungsikan ratusan WNI, sebagian besar TKW, keluar dari [[Baghdad]] menuju [[Yordania]]. "Itulah kali pertama saya sebagai diplomat harus menyelamatkan para WNI ke Tanah Air. Tidak saja di [[Baghdad]], namun juga mereka yang berada di [[Kuwait City]]. Perjalanan harus lewat darat sejauh ratusan kilometer untuk setiap kali misi dan ini berlangsung dalam beberapa kali misi. Bahkan, mobil kami pernah kena tembak. Tapi Alhamdulillah selamat," kenang Fachir.<ref>[http://analisis.news.viva.co.id/news/read/492803-soal-satinah--upaya-pemerintah-sudah-luar-biasa viva.co.id, 31 Maret 2014], diakses pada 2 April 2014</ref>
Pada bulan November 1983, Fachir diterima sebagai pegawai negeri sipil di [[Departemen Luar Negeri]]. Ia memulai karier di departemen pimpinan [[Mochtar Kusumaatmadja|Prof. Dr. Mochtar Kusuma Atmadja, SH]] sebagai Pjs. Kepala Seksi Dewan Keamanan PBB Direktorat Organisasi Internasional pada tahun 1985.
 
Sepulang dari negeri [[Saddam Hussein]], Fachir lalu diperbantukan pada Badan Pelaksana Ketua [[Gerakan Non Blok]] (GNB) saat Indonesia memimpin GNB (1992–1995) dan kemudian menempati pos di Perutusan Tetap RI untuk [[PBB]] di [[New York]] sebagai Penanggung jawab Satuan Tugas GNB pada tahun 1995–1999. Fachir kemudian ditunjuk sebagai Kepala Subdit Politik dan Keamanan, Direktorat Organisasi Internasional [[Departemen Luar Negeri|Kementerian Luar Negeri]], sekaligus menjabat sebagai Sekretaris Panitia Kerja Tetap Antar Departemen pada tahun 1999–2002 . Setelah itu, ia dipercaya sebagai Kepala Biro Naskah dan Penerjemahan Sekretariat Negara sekaligus sebagai Penerjemah Resmi [[Presiden]] [[Megawati Soekarnoputri]] tahun 2002–2004.<ref>[[Banjarmasin Post]], 21 Oktober 2007</ref>
Tahun 1988 Fachir ditugaskan di KBRI Baghdad sampai tahun 1992, saat-saat terjadinya invasi [[Irak]] terhadap [[Kuwait]] yang kemudian menyulut [[Perang Teluk I]]. Dalam peperangan yang berkecamuk, Fachir bersama para staf KBRI Baghdad harus mengungsikan ratusan WNI, sebagian besar TKW, keluar dari [[Baghdad]] menuju [[Yordania]].
 
Tahun 2004 Fachir diangkat menjadi Wakil Kepala Perwakilan di [[Malaysia]], dan menjadi Kuasa Usaha Ad Interim semenjak berakhirnya masa jabatan [[Duta Besar]] [[Rusdiharjo]], pada Februari 2007. Meskipun hanya kurang satu tahun menjabat Kuasa Usaha Ad Interim di [[Malaysia]], ia telah banyak melakukan perubahan. Antara lain, pengurusan paspor tidak bisa lagi melalui agen. Yang bersangkutan harus mengurus langsung. Peran Satgas Perlindungan dan Pelayanan WNI di [[KBRI]] [[Kuala Lumpur]] juga sangat dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Begitu banyak kasus yang berhasil ditangani, walaupun masih ada yang sedikit tercecer.<ref>[http://www.merdeka.com/politik/nasional/kuasa-usaha-kbri-kuala-lumpur-diganti-kusm2j5.html merdeka.com, 26 Oktober 2007]{{Pranala mati|date=Januari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 17 Januari 2012</ref>
“Jarak evakuasi ada ribuan kilometer dari [[Baghdad]]. Kami pun lewat di tengah peperangan. Alhamdulillah, [[Allah]] masih melindungi kami. Deg-degan juga, dan sampai sekarang masih sering teringat kejadian itu,” kenang Fachir seperti dikutip [[Banjarmasin Post]], [[21 Oktober]] [[2007]].<ref>[http://www.banjarmasinpost.co.id/content/view/4931/473/ banjarmasinpost.co.id] </ref>
 
=== Duta Besar di Mesir ===
Sepulang dari negeri [[Saddam Hussein]], Fachir lalu diperbantukan pada Badan Pelaksana Ketua [[Gerakan Non Blok]] (GNB) saat Indonesia memimpin GNB (1992-1995) dan kemudian menempati pos di Perutusan Tetap RI untuk [[PBB]] di [[New York]] sebagai Penanggung jawab Satuan Tugas GNB pada tahun 1995-1999.
[[Berkas:Dubes saudi fachir.jpg|jmpl|ka|Presiden SBY menyampaikan selamat kepada Fachir usai dilantik menjadi duta besar RI untuk Mesir.]]
Fachir dilantik oleh [[Susilo Bambang Yudhoyono|Presiden Susilo Bambang Yudhoyono]] sebagai [[duta besar di Mesir|Duta Besar di Mesir]] pada tanggal [[5 September]] [[2007]] bersama dengan [[Marty Natalegawa]] untuk posisi [[duta besar]] di [[PBB]].<ref>[http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/09/05/2207.html presidensby.info] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090423035750/http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/09/05/2207.html |date=2009-04-23 }}, diakses pada 17 Januari 2012</ref> Ia tiba di negeri [[Piramida Mesir|Piramida]] tanggal [[30 Oktober]] 2007 dan tercatat sebagai [[duta besar]] ke-18 menggantikan [[Bachtiar Aly|Prof. Dr. Bachtiar Aly, MA]] yang habis masa tugasnya [[30 November]] [[2005]].
 
=== Bidang pendidikan ===
Pada tahun 1999-2002 Fachir ditunjuk sebagai Kepala Subdit Politik dan Keamanan, Direktorat Organisasi Internasional [[Departemen Luar Negeri]], sekaligus menjabat sebagai Sekretaris Panitia Kerja Tetap Antar Departemen. Setelah itu, ia dipercaya sebagai Kepala Biro Naskah dan Penerjemahan Sekretariat Negara sekaligus sebagai Penerjemah Resmi [[Presiden]] [[Megawati Soekarnoputri]] tahun 2002-2004.
“Ini duta besar baru dan ini baru duta besar,” demikian puji Ketua Umum Pengurus Pusat [[Muhammadiyah]] [[Din Syamsuddin|Prof. Dr. Din Syamsuddin]] kepada [[Duta Besar]] Fachir atas keberhasilannya menyelenggarakan lokakarya bertemakan “Dukungan Terhadap Peningkatan Prestasi Mahasiswa [[Indonesia]] di [[Mesir]]”. Fachir dipuji di hadapan [[Menteri Agama Republik Indonesia|Menteri Agama]] [[Muhammad Maftuh Basyuni|Maftuch Basyuni]], Ketua Komisi X [[DPR]] Irwan Prayitno, Ketua Umum [[PBNU]] [[Hasyim Muzadi]], Presidium [[ICMI]] Marwah Daud Ibrahim dan lebih dari 1.500 mahasiswa yang memadati Azhar Conference Centre (ACC), tempat diselenggarakannya lokakarya, 12-13 [[April]] [[2008]].
 
“Mahasiswa kita itu 'kan aset bangsa. Sementara yang namanya [[Al-Azhar]] itu warisan keilmuannya luar biasa. Namun mengapa banyak mahasiswa [[Indonesia]] di [[Mesir]] yang mengalami hambatan dalam belajar, sehingga lebih dari separoh terlambat menyelesaikan studinya dan tidak dapat mengoptimalkan kebesaran [[Al-Azhar]],” jelas Fachir mengenai alasan diselenggarakannya lokakarya.<ref>[[Republika]], 2 Mei 2008</ref>
Tahun 2004 Fachir diangkat menjadi Wakil Kepala Perwakilan di [[Kuala Lumpur]] dan menjadi Kuasa Usaha Ad Interim semenjak berakhirnya masa jabatan [[Duta Besar]] [[Rusdiharjo]].
 
Berkat lokakarya tersebut, kini tingkat keberhasilan studi mahasiswa [[Indonesia]] di [[Mesir]] telah meningkat secara menggembirakan. Pada awal kedatangan Fachir tahun 2007, 59 % dari sekitar 6.000 mahasiswa gagal dalam studinya. Angka tersebut membaik pada tahun 2008 dengan 67 % mahasiswa berhasil dalam studinya. Angka terakhir pada tahun 2010 menunjukkan 75 % berhasil dalam pembelajarannya di [[Mesir]].<ref>[http://indonesiacairo.org/index.php?option=com_content&view=article&id=966:dubes-ajak-masyarakat-indonesia-di-mesir-jadi-yang-terbaik-di-bidangnya&catid=3:embassy-activities&Itemid=53 indonesiacairo.org, 30 April 2011]{{Pranala mati|date=Juni 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 17 Januari 2012</ref>
== Duta Besar di Mesir ==
[[Berkas:Duta_besar_fachir.jpg|thumb|right|250px|Presiden SBY menyampaikan selamat kepada Fachir usai dilantik menjadi duta besar]]
Fachir dilantik sebagai [[duta besar]] di [[Mesir]] pada tanggal [[5 September]] [[2007]] bersama dengan enam [[duta besar]] lainnya, seperti [[Marty Natalegawa]] untuk posisi [[duta besar]] di [[PBB]].
 
Syeikh [[Al-Azhar]] Ahmed Tayeb saat menerima kunjungan pamitan Fachir, sempat berkelakar bahwa jika 75 % kelulusan mahasiswa [[Indonesia]] dapat dicapai selama kepemimpinan Fachir yang hanya 3,5 tahun, maka jika Fachir bertugas selama 5 tahun Insyaallah kelulusan bisa mencapai 100 %.<ref name="indonesiacairo.org, 9 Juni 2011">[http://indonesiacairo.org/index.php?option=com_content&view=article&id=987:syeikh-azhar-sampai-berjumpa-lagi-di-jakarta-dubes-fachir&catid=1:latest-news&Itemid=54 indonesiacairo.org, 9 Juni 2011] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140407092153/http://indonesiacairo.org/index.php?option=com_content&view=article&id=987:syeikh-azhar-sampai-berjumpa-lagi-di-jakarta-dubes-fachir&catid=1:latest-news&Itemid=54 |date=2014-04-07 }}, diakses pada 17 Januari 2012</ref>
Ia tiba di negeri [[Piramida Mesir|Piramida]] tanggal [[30 Oktober]] [[2007]] dan tercatat sebagai [[duta besar]] ke-18 menggantikan [[Bachtiar Aly|Prof. Dr. Bachtiar Aly, MA]] yang habis masa tugasnya [[30 November]] [[2005]].
 
Masih di bidang pendidikan, Fachir meninggalkan kenang-kenangan kepada [[Al-Azhar]] berupa sistem pendataan mahasiswa [[Indonesia]] yang diberi nama SIMADU “Sistem Informasi Terpadu” dan sudah diterjemahkan ke dalam [[bahasa arab]]. Sistem ini bisa digunakan oleh [[Al-Azhar]] untuk mengecek data mahasiswa [[Indonesia]] di [[Mesir]].<ref name="indonesiacairo.org, 9 Juni 2011" />
=== Fungsi Pembinaan Mahasiswa ===
 
Selain itu, Fachir telah menggagas berdirinya asrama untuk mahasiswa. Tentu ini merupakan peninggalan yang baik yang akan selalu dikenang oleh mahasiswa generasi selanjutnya. Ia telah menghimpun dana sebesar 14 miliar yang berasal dari Pemerintah [[Indonesia]] baik pusat maupun provinsi, dan telah diserahkan ke pihak [[Al-Azhar]]. Diharapkan keberadaan asrama itu mampu mendukung kesuksesan studi mahasiswa [[Indonesia]] di [[Mesir]].
“Ini duta besar baru dan ini baru duta besar,” demikian puji Ketua Umum Pengurus Pusat [[Muhammadiyah]] [[Din Syamsuddin|Prof. Dr. Din Syamsuddin]] kepada [[Duta Besar]] Fachir atas keberhasilannya menyelenggarakan lokakarya bertemakan “Dukungan Terhadap Peningkatan Prestasi Mahasiswa [[Indonesia]] di [[Mesir]]”.
 
Gagasan Fachir itu dilanjutkan Duta Besar berikutnya, Nurfaizi Suwandi, yang mulai bertugas sejak akhir bulan Januari 2012. Pada tanggal 6 Februari 2013, [[Susilo Bambang Yudhoyono|Presiden Susilo Bambang Yudhoyono]] meletakkan batu pertama pembangunan asrama yang terdiri dari 4 bangunan seluas 1.200 m2 dengan 324 kamar. Bertempat di komplek asrama Al-Azhar, peletakan batu pertama itu disaksikan oleh Wakil Syaikh [[Al-Azhar]] Syaikh Abdu Tawab Qutub, Wakil Rektor Farid Hamada, Wakil Menteri Agama RI [[Nasaruddin Umar]], para pejabat KBRI Cairo dan sejumlah mahasiswa di Kairo.<ref>[http://edukasi.kompas.com/read/2013/02/06/1946138/SBY.Resmikan.Asrama.Mahasiswa.Al.Azhar.Kairo kompas.com, 6 Februari 2013], diakses pada 2 April 2014</ref>
Fachir dipuji di hadapan [[Menteri Agama Republik Indonesia|Menteri Agama]] [[Muhammad Maftuh Basyuni|Maftuch Basyuni]], Ketua Komisi X [[DPR]] Irwan Prayitno, Ketua Umum [[PBNU]] [[Hasyim Muzadi]], Presidium [[ICMI]] [[Marwah Daud Ibrahim]] dan lebih dari 1500 mahasiswa, dalam dialog umum dan penutupan lokakarya di [[Cairo]], [[13 April]] [[2008]].
 
Sebagai wujud dukungan atas pembangunan asrama tersebut, pada tanggal 25 Februari 2014, Badan Anggaran (Banggar) [[Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR) dan Pemerintah menyepakati usulan dana hibah sebesar 2,94 juta dolar AS.<ref>[http://www.kemenkeu.go.id/Berita/dpr-dan-pemerintah-sepakati-hibah-untuk-asrama-mahasiswa-dan-masjid-di-luar-negeri kemenkeu.go.id, 26 February 2014] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140407114152/http://www.kemenkeu.go.id/Berita/dpr-dan-pemerintah-sepakati-hibah-untuk-asrama-mahasiswa-dan-masjid-di-luar-negeri |date=2014-04-07 }}, diakses pada 2 April 2014</ref>
Lokakarya yang dibuka Grand Syech Al-Azhar, [[Muhammad Sayyid Tantawy|Prof. Dr. Mohamed Sayed Tanthawi]], berlangsung di Azhar Conference Centre (ACC), [[Cairo]] mulai tanggal [[12 April]] [[2008]] dan dihadiri semua stakeholders, baik dari Tanah Air maupun pihak [[Mesir]] yang berjumlah sekitar 600 orang.
 
=== Bidang politik ===
Di antara peserta lokakarya adalah tokoh-tokoh penting dari [[Universitas Al-Azhar]], Kementerian Dalam Negeri Mesir, Kementerian Luar Negeri Mesir, Kedutaan [[Mesir]] di Jakarta, [[DPR]] [[RI]] (Komisi X), [[Departemen Luar Negeri]] [[RI]], [[Departemen Agama]] [[RI]], [[Departemen Pendidikan Nasional]] [[RI]], [[Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia|Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat]], [[Gubernur Sumatera Barat]], perwakilan Pemerintah Propinsi [[Jawa Barat]], [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]]. Selain itu, Ormas [[Islam]] ([[NU]], [[Muhammadiyah]], [[Persatuan Islam]], [[ICMI]]), [[KBRI Cairo]], PPMI [[Mesir]], Alumni [[Al-Azhar]], Asosiasi Pesantren, Lembaga Beasisawa, serta wakil-wakil dari berbagai organisasi kemahasiswaan di [[Mesir]].
[[Berkas:Dubes.JPG|jmpl|ka|Duta Besar Fachir menyerahkan ''Credentials'' kepada Presiden Hosni Mubarak.]]
Hubungan [[Indonesia]] dan [[Mesir]] di bidang politik selama Fachir menjadi [[duta besar]], tampak mesra dan harmonis. Di berbagai kesempatan, Fachir yang fasih ber[[bahasa Arab]] dan [[Inggris]] selalu mengatakan bahwa [[Mesir]] adalah saudara dan sahabat [[Indonesia]], karena [[Mesir]] adalah negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan dan kedaulatan [[Indonesia]].
 
Di samping karena pengakuan Mesir itu, faktor lain yang memicu keakraban [[Indonesia]] dan [[Mesir]] adalah [[Gerakan Non Blok]] yang didirikan oleh [[Soekarno|Presiden Soekarno]] dan [[Gamal Abdel Nasser|Presiden Gamal Abdel Nasser]] bersama [[Jawaharlal Nehru|Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru]] dan [[Josip Broz Tito|Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito]]. Oleh karena itu, ketika terjadi krisis politik di [[Mesir]] Januari-Februari 2011, [[Indonesia]] tidak berada dalam posisi melakukan intervensi, kecuali mendorong agar ada solusi yang tepat dan bijak sesuai dengan kepentingan atau manfaat bangsa [[Mesir]] sendiri.<ref>[http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2011/01/30/6422.html presidensby.info, 30 Januari 2011] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110918005535/http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2011/01/30/6422.html |date=2011-09-18 }}, diakses pada 17 Januari 2012</ref>
"Hari ini menjadi momentum bersejarah bagi mahasiswa [[Indonesia]], generasi penerus yang menjadi tumpuan harapan umat; momentum untuk mengungkapkan harapan, memperbaharui tekad dan memperteguh komitmen dalam rangka memaksimalkan usaha dan doa dengan penuh kesadaran dan disiplin diri. Itu semua dilakukan guna mengejar tujuan utama yakni menggali sebanyak-banyaknya khazanah keilmuan dan keberkahan [[Al-Azhar]]. Sebuah ketetapan hati untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan dan usia; sebuah semangat untuk tidak membuat warisan [[Al-Azhar]] menjadi mubazir," ungkap Fachir dalam Pidato Pembukaan Lokakarya yang disampaikannya dalam [[bahasa Arab]].<ref>[http://www.indocairo.org/en/index.php?mod=article&cat=Lokakarya&article=550 indocairo.org]</ref>
[[Berkas:Dubes_dan_Grand_Syech_Azhar.jpg‎|thumb|left|250px|Duta Besar Fachir melakukan pertemuan dengan Grand Syech Al-Azhar]]
“Mahasiswa kita itu 'kan aset bangsa. Sementara yang namanya [[Al-Azhar]] itu warisan keilmuannya luar biasa. Namun mengapa banyak mahasiswa [[Indonesia]] di [[Mesir]] yang mengalami hambatan dalam belajar, sehingga lebih dari separoh terlambat menyelesaikan studinya dan tidak dapat mengoptimalkan kebesaran [[Al-Azhar]],” jelas Fachir mengenai alasan diselenggarakannya lokakarya seperti dikutip [[Republika]], [[2 Mei]] [[2008]].<ref>[http://www.republika.co.id/Koran_detail.asp?id=332320&kat_id=269 republika.co.id]</ref>
 
Begitu [[Hosni Mubarak|Presiden Mubarak]] mengundurkan diri, [[Indonesia]] berada di samping [[Mesir]] untuk membangun negara demokasi. [[Indonesia]] pernah diminta [[Mesir]] untuk berbagi pengalaman dalam melewati masa transisi demokrasi, karena [[Indonesia]] dipandang memiliki pengalaman sukses. Pada tanggal 5-6 Juni 2011, [[Habibie|Prof Dr. Ing. B.J. Habibie]], ([[Presiden Indonesia]] 1998–1999) dan [[Amien Rais|Prof. Dr. Amien Rais]] (Ketua MPR 1999–2004) diundang ke [[Kairo]] untuk berbicara pada Forum Internasional bertajuk "Pathways on Democratic Transitions – International Experiences and Lessons Learned”, yang disponsori United Nations National Development.<ref>[http://indonesiacairo.org/index.php?option=com_content&view=article&id=983:indonesia-bagi-pengalaman-transisi-demokrasi-&catid=1:latest-news&Itemid=54 indonesiacairo.org, 7 Juni 2011]{{Pranala mati|date=Juni 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 17 Januari 2012</ref>
Fachir berani membedah persoalan mahasiswa yang kompleks dari berbagai perspektif, bukan parsial dengan mengikutsertakan semua pemangku kepentingan yang relevan. Dan, itu dilakukannya baru beberapa bulan saja Fachir berkantor di [[KBRI]] sebelah [[Sungai Nil]]. "Kalau kita berlama-lama, maka korbannya makin banyak. Jadi, lebih cepat, lebih bagus," kata Fachir yang mengidolakan mahasiswa Indonesia di Mesir seperti sosok [[Fachri]] dalam [[Ayat-Ayat Cinta]].<ref>[http://www.republika.co.id/Koran_detail.asp?id=332320&kat_id=269 republika.co.id]</ref>
 
=== FungsiBidang Politikperdagangan ===
Selama Fachir menjadi [[duta besar di Mesir|Duta Besar di Mesir]], kerja sama perdagangan [[Indonesia]] dan [[Mesir]] mengalami peningkatan yang pesat. Pada tahun 2006, angka perdagangan kedua negara masih tercatat pada kisaran US$ 500 juta. Angka tersebut naik menjadi dua kali lipatnya hanya dalam tempo dua tahun, yaitu pada 2008 menjadi US$ 1 miliar, menjadikan [[Mesir]] sebagai pasar non-tradisional terbesar [[Indonesia]]. Pada tahun 2010 ketika perdagangan kedua negara terpengaruh krisis ekonomi global, angka perdagangan masih berada pada posisi US$ 1 miliar, di mana 80% merupakan surplus bagi [[Indonesia]].<ref>[http://indonesiacairo.org/index.php?option=com_content&view=article&id=965:business-dinner-pertama-pasca-revolusi-&catid=3:embassy-activities&Itemid=58 indonesiacairo.org, 30 April 2011] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140224111807/http://indonesiacairo.org/index.php?option=com_content&view=article&id=965:business-dinner-pertama-pasca-revolusi-&catid=3:embassy-activities&Itemid=58 |date=2014-02-24 }}, diakses pada 17 Januari 2012</ref>
 
Investasi [[Indonesia]] di [[Mesir]] akan terus berlanjut karena pasar [[Mesir]] merupakan pasar penarik investasi terpenting mengingat banyaknya potensi dan kesempatan. Investasi [[Indonesia]] di [[Mesir]] terfokuskan di 3 sektor utama: yaitu industri tenun, gelas dan produksi pangan. Saat ini, [[Indonesia]] memiliki tiga perusahaan yang beroperasi di [[Mesir]] dengan nilai investasi tidak kurang dari US$ 250 juta.<ref>[http://indonesiacairo.org/index.php?option=com_content&view=article&id=936:investasi-indonesia-di-pasar-mesir&catid=1:latest-news&Itemid=54 indonesiacairo.org, 20 Maret 2011]{{Pranala mati|date=Juni 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 17 Januari 2012</ref>
Selain mengurus 6000 mahasiswa [[Indonesia]] di [[Mesir]], Fachir yang fasih berbahasa [[Arab]] dan [[Inggris]], memiliki visi untuk semakin meningkatkan hubungan kedua negara, [[Indonesia]] dan [[Mesir]] di berbagai bidang.
 
=== Bidang sosial dan budaya ===
[[Mesir]] adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan [[Indonesia]]. Hubungan [[Indonesia]] – [[Mesir]] mencapai puncak keharmonisannya pada masa [[Presiden]] [[Soekarno]] dan [[Presiden]] [[Gamal Abdel Nasser]]. Keduanya dikenang sebagai tokoh pendiri [[Gerakan Non Blok]], bersama [[Perdana Menteri India]] [[Jawaharlal Nehru]] dan [[Presiden Yugoslavia]] [[Josip Broz Tito]].
Di bidang sosial budaya, Pusat Kebudayaan dan Informasi Indonesia (PUSKIN) berhasil meningkatkan jumlah peserta kursus [[bahasa Indonesia]] bagi warga [[Mesir]], dari tahun ke tahun. Fachir melihat peran penting warga [[Mesir]] yang bisa ber[[bahasa Indonesia]] dalam merevitaliasai hubungan [[Indonesia]] dan [[Mesir]], khususnya dari kalangan pemuda yang akan menjadi penentu masa depan [[Mesir]]. Semakin luasnya penguasaan [[bahasa Indonesia]] di kalangan pemuda [[Mesir]] akan sangat menunjang aktualisasi potensi kerja sama [[Indonesia]] dan [[Mesir]] yang bersifat komplementer.<ref name="indonesiacairo.org">[http://indonesiacairo.org/index.php?option=com_content&view=article&id=924:indonesia-membangun-solidaritas-pasca-revolusi-di-mesir-melalui-pameran-budaya&catid=3:embassy-activities&Itemid=58 indonesiacairo.org, 25 Februari 2011]{{Pranala mati|date=Juni 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 17 Januari 2012</ref>
 
Siswa-siswi PUSKIN yang berlatar belakang beragam profesi, seperti pengacara, usahawan, agen perjalanan, mahasiswa dan lain-lain dengan kemampuan [[bahasa Indonesia]]nya dapat didayagunakan oleh pemangku kepentingan di [[Mesir]] dan di [[Indonesia]] untuk menopang upaya revitalisasi hubungan bilateral kedua negara, di bidang ekonomi dan perdagangan, sosial-bidaya serta berbagai bidang lainnya.<ref name="indonesiacairo.org" />
Semua presiden [[Indonesia]] selalu mengunjungi [[Mesir]], kecuali [[Presiden]] [[Habibie]] yang singkat masa jabatannya (17 bulan). Sementara kunjungan terakhir [[Presiden]] [[Hosni Mubarak]] ke [[Indonesia]] dilakukan pada tahun tahun 1983.
 
Selain bidang-bidang tersebut di atas, Fachir berhasil menerbitkan buku Potret Hubungan Indonesia-Mesir yang sangat fenomenal dalam [[bahasa Indonesia]] dan [[Bahasa Arab|Arab]]. Buku itu memotret hubungan Indonesia-Mesir sejak dahulu kala sebelum kemerdekaan sampai tahun 2009. Buku versi [[bahasa Indonesia]] diberi kata pengantar [[Menteri Luar Negeri]] (saat itu) Hassan Wirajuda, dan versi [[bahasa Arab]] diberi kata pengantar Menteri Luar Negeri [[Mesir]] Ahmed Aboul Gheit. Secara simbolis, buku versi [[bahasa Arab]] tersebut diluncurkan pada peringatan 63 hubungan diplomatik yang dikemas dalam perayaan “Malam Indonesia-Mesir” di tempat pertunjukan termegah di [[Mesir]], Cairo Opera House, tanggal 11 Juni 2010, yang dihadiri lebih dari 1.000 friends of Indonesia yang terdiri dari unsur pemerintahan, akademisi, budayawan dan berbagai kalangan lainnya. Hadir juga, Menteri Kebudayaan [[Mesir]] Farouk Hosny dan Menteri Pendidikan Tinggi [[Mesir]] Hany Hilal mewakili Pemerintah [[Mesir]], Ketua Lembaga Persahabatan Mesir-Indonesia Said Imarah, Ketua Egyptian-Indonesian Business Council, Mohamed Baraka serta wakil keluarga mantan Sekretaris Jenderal Liga Arab, Azzam Pasha yang berperan dalam upaya perolehan pengakuan kemerdekaan [[Indonesia]] oleh [[Mesir]] dan negara-negara [[Timur Tengah]].<ref>[http://www.deplu.go.id/Pages/News.aspx?IDP=3621&l=id deplu.go.id, 14 Juni 2011]{{Pranala mati|date=Januari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 17 Januari 2012</ref>
=== Fungsi Ekonomi ===
 
=== Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik ===
Di bidang ekonomi, khususnya perdagangan, hubungan [[Indonesia]] - [[Mesir]] dalam 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa masih banyak potensi kerjasama yang perlu digali. "Economically, in 2000, our balance of trade was $ 150 million, and in 2006 we were around $ 360 million. I believe our respective potentials are far higher than our current trade relations," kata Fachir dalam wawancara dengan [[Daily News Egypt]], [[19 Februari]] [[2008]].<ref>[http://www.dailystaregypt.com/article.aspx?ArticleID=11981 dailystaregypt.com]</ref>
Fachir dilantik oleh [[Marty Natalegawa|Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa]] sebagai Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi pada 25 Oktober 2011. Ia menggantikan Andri Hadi yang sekarang menempati tugas baru sebagai [[duta besar]] di [[Singapura]].<ref>[http://www.deplu.go.id/Lists/News/DispForm.aspx?ID=5236&l=en deplu.go.id, 25 Oktober 2011]{{Pranala mati|date=Januari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 17 Januari 2012</ref> Ia bertugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang informasi dan diplomasi publik, yang membawahi 4 (empat) direktorat, yaitu Direktorat Informasi dan Media, Direktorat Diplomasi Publik, Direktorat Keamanan Diplomatik dan Direktorat Kerjasama Teknik.
 
Selama dua tahun lima bulan bertugas sebagai Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Fachir telah berhasil mengkonsolidasikan program kerja sama teknik [[Indonesia]]. "Kerja sama teknis [[Indonesia|RI]] lebih terkonsolidasi dan memiliki roadmap yang jelas," puji Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa pada saat serah terima jabatan Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (IDP) di Kementerian Luar Negeri, (7/3/2014). Ditambah lagi pengakuan negara-negara di dunia terhadap Bali Democracy Forum yang kini semakin tinggi dan semakin berkembang. "Melalui kerja keras, forum yang dulunya kurang dikenal, menjadi sangat penting baik di kawasan maupun secara global, ini merupakan kontribusi nyata," tambah Menteri Luar Negeri.<ref>[http://www.kemlu.go.id/melbourne/Pages/News.aspx?IDP=6841&l=id kemlu.go.id, 7 Maret 2014] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140417060937/http://www.kemlu.go.id/melbourne/Pages/News.aspx?IDP=6841&l=id |date=2014-04-17 }}, diakses pada 15 April 2014</ref>
 
=== Duta Besar di Arab Saudi ===
== Catatan Kaki ==
Fachir dilantik oleh [[Susilo Bambang Yudhoyono|Presiden Susilo Bambang Yudhoyono]] sebagai [[Duta Besar]] di [[Arab Saudi]] pada tanggal [[14 Februari]] [[2014]].<ref>[http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2014/02/14/9866.html presidensby.info] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140222214806/http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2014/02/14/9866.html |date=2014-02-22 }}, diakses pada 16 Februari 2014</ref> Ia menggantikan H. Gatot Abdullah Mansyur yang habis masa tugasnya [[31 Desember]] [[2013]]. Fachir dan Gatot Abdullah Mansyur adalah sama-sama diplomat lulusan [[IAIN Syarif Hidayatullah]] [[Jakarta]] (sekarang [[UIN Syarif Hidayatullah]] [[Jakarta]]).
 
Setelah menyelesaikan tugas di Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik [[Departemen Luar Negeri|Kementerian Luar Negeri]] [[Indonesia|Republik Indonesia]], Fachir tiba di [[Riyadh]] tanggal 25 Maret 2014 dengan didampingi istrinya, Yasmin Sukmawira. Tidak perlu menunggu waktu lama, keesokan harinya tanggal 26 Maret 2014 segera dilakukan serah terima jabatan [[Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi|Kepala Perwakilan RI di Riyadh]] dari Kuasa Usaha Ad Interim, Eddy Basuki, kepada Fachir.<ref>[http://www.kemlu.go.id/riyadh/Pages/Embassies.aspx?IDP=190&l=id kemlu.go.id, 27 Maret 2014]{{Pranala mati|date=Januari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 15 April 2014</ref>
{{reflist}}
 
Pada tanggal 31 Maret 2014, Fachir menyerahkan salinan ''Credentials'' kepada Wakil Menteri Luar Negeri [[Arab Saudi]], Pangeran Abdul Aziz bin Abdullah bin Abdul Aziz yang juga putra Raja [[Arab Saudi]], [[Abdullah dari Arab Saudi|Abdullah bin Abdul Aziz Al-Saud]]. Acara tersebut dihadiri oleh beberapa pejabat Kementerian Luar Negeri [[Arab Saudi]], antara lain adalah Direktur Asia, Musthofa Kautsar dan Kepala Urusan Protokol, Azzam bin Abdul Karim Al-Gain.<ref>[http://www.okaz.com.sa/new/Issues/20140401/Con20140401688365.htm okaz.kom.sa, 1 April 2014] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140416182514/http://www.okaz.com.sa/new/Issues/20140401/Con20140401688365.htm |date=2014-04-16 }}, diakses pada 15 April 2014</ref>
 
Dalam kesempatan itu, Fachir menyampaikan bahwa ia telah menerima penugasan untuk mewakili [[Indonesia]] dengan misi mempererat hubungan dan mempromosikan kerja sama bilateral. Karena itu, ia sangat mengharapkan dukungan Pemerintah [[Arab Saudi]] bagi pelaksanaan misi tersebut. Fachir juga menyampaikan bahwa hubungan bilateral antara kedua negara, semakin hari semakin meningkat ditandai adanya saling kunjung antarpejabat kedua negara. Di bidang ekonomi dan perdagangan, kerja sama kedua negara juga semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama di bidang perdagangan yang pada tahun 2013 lalu mencapai sekitar US$ 8 miliar.<ref name="kemlu.go.id, 6 April 2014">[http://www.kemlu.go.id/riyadh/Pages/Embassies.aspx?IDP=197&l=id kemlu.go.id, 6 April 2014] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140416230721/http://www.kemlu.go.id/riyadh/Pages/Embassies.aspx?IDP=197&l=id |date=2014-04-16 }}, diakses pada 15 April 2014</ref>
{{DEFAULTSORT:Fachir, Abdurrahman}}
 
[[Kategori:Duta Besar Indonesia]]
Selain itu, Fachir menyinggung hubungan ''people to people contact'' yang terjalin dengan baik dan terefleksikan dari kunjungan lebih dari 700.000 [[Warga Negara Indonesia]] (WNI) untuk melaksanakan haji dan umroh pada tahun 2013. Terkait dengan keberadaan WNI di [[Arab Saudi]] yang berjumlah kurang lebih 1,3 juta jiwa, Fachir menyampaikan keyakinannya bahwa keberadaan mereka turut memberikan kontribusi bagi pembangunan di [[Arab Saudi]], dan karena itu ia mengharapkan bantuan pemerintah [[Arab Saudi]] untuk bekerja sama dalam rangka mengelola keberadaan WNI tersebut agar bermanfaat bagi kedua belah pihak.<ref name="kemlu.go.id, 6 April 2014" />
 
Dalam tanggapannya, Wakil Menteri Luar Negeri [[Arab Saudi]] menyampaikan selamat datang dan sepenuhnya akan membantu tugas Fachir dalam melaksanakan misinya. Putra Raja [[Arab Saudi]] itu menekankan sifat hubungan persaudaraan yang sudah terbina dengan baik antar-kedua negara kiranya dapat benar-benar diterjemahkan dalam kerja sama konkret di segala bidang. Menurutnya, potensi kedua negara dalam bidang kerja sama ekonomi dan perdagangan perlu benar-benar dijajaki dengan mendorong para pelaku bisnis untuk mengkonkritkan kerja sama ekonomi dan pembangunan yang saling menguntungkan.<ref name="kemlu.go.id, 6 April 2014" />
 
Pada tanggal 29 Agustus 2014, Fachir menyerahkan ''Credentials'' kepada Raja [[Arab Saudi]], [[Abdullah dari Arab Saudi|Abdullah bin Abdul Aziz Al-Saud]]. Penyerahan itu dilakukan di Istana Kerajaan di Kota [[Jeddah]]. Fachir pada kesempatan itu menyampaikan salam dari [[Susilo Bambang Yudhoyono|Presiden Susilo Bambang Yudhoyono]] dan harapan kiranya Raja atau Putra Mahkota atau Wakil Putra Mahkota berkenan berkunjung ke [[Indonesia]]. Menanggapi hal itu, Raja menjawab, “Insyaallah”.<ref name="detik.com, 1 September 2014">[http://news.detik.com/read/2014/09/01/044822/2677325/10/dubes-am-fachir-sampaikan-salam-sby-untuk-raja-saudi detik.com, 1 September 2014], diakses pada 8 September 2014</ref>
 
Bersama Fachir, terdapat 35 [[duta besar]] lain yang juga menyerahkan ''Credentials''. Seusai prosesi penyerahan ''Credentials'', [[Abdullah dari Arab Saudi|Raja Abdullah]] secara khusus meminta agar para [[duta besar]] menyampaikan pesan kepada para pemimpin negara masing-masing terkait semakin gentingnya bahaya terorisme dan harapan agar lebih meningkatkan kerja sama sehingga benar-benar efektif dalam memeranginya.<ref name="detik.com, 1 September 2014" />
 
=== Wakil Menteri Luar Negeri ===
 
Menurut jadwal, pada hari Minggu, tanggal 26 Oktober 2014 Fachir seharusnya berangkat dari [[Riyadh]] menuju [[Jeddah]] lalu ke [[Mekah]]. Hari itu rencananya ia akan melepas jamaah haji [[Indonesia]] gelombang kedua terakhir dari [[Mekah]] ke [[Madinah]]. Namun secara mendadak ia membatalkan penerbangan karena mendapat telepon dari protokol Istana yang memberitahukan bahwa ia akan dilantik sebagai [[Daftar Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia|Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia]].<ref>[http://www.tribunnews.com/nasional/2014/10/26/dapat-panggilan-istana-am-fachir-batal-ke-makkah tribunnews.com, 26 Oktober 2014], diakses pada 28 Oktober 2014</ref>
 
Hari Senin, tanggal 27 Oktober 2014 Fachir dilantik oleh [[Joko Widodo|Presiden Joko Widodo]] sebagai [[Daftar Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia|Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia]] bersama Wakil Menteri Keuangan dan 34 Menteri lainnya yang tergabung dalam [[Kabinet Kerja]].<ref>[http://news.detik.com/read/2014/10/27/115601/2730549/10/wamenlu-am-fachir-dan-wamenkeu-mardiasmo-juga-dilantik-presiden-jokowi detik.com, 27 Oktober 2014], diakses pada 28 Oktober 2014</ref> Atas jasanya ini, Ia dianugerahi [[Bintang Jasa|Bintang Jasa Utama]].<ref>{{Cite web|date=2020-08-13|title=Presiden Jokowi Anugerahkan Tanda Jasa dan Kehormatan bagi 53 Tokoh|url=https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/presiden-jokowi-anugerahkan-tanda-jasa-dan-kehormatan-bagi-53-tokoh/|website=Presiden RI|language=id-ID|access-date=2021-11-29}}</ref>
 
== Kehidupan Pribadi ==
 
=== Pernikahan ===
[[Berkas:Keluarga fachir.jpg|jmpl|ka|Fachir bersama keluarga pada Idulfitri 2008]]
Fachir menikah pada tanggal [[7 Januari]] [[1983]] dengan Yasmin Sukmawira (lahir di [[Samarinda]], [[13 November]] [[1958]]) dan telah dikaruniai tiga anak, yaitu:
# Rif'at Syauqi Rahman Fachir ([[Ifa Fachir]]), lahir 21 Oktober 1983, mantan pemain keyboard Band [[Maliq & D'Essentials]]
# Nabila Fauzia Rahman Fachir (Ila), lahir tahun 1988
#Faris Karami Rahman Fachir (Ais), lahir tahun 1994
 
== Referensi ==
 
{{reflist|2}}
 
== Pranala luar ==
 
* {{id}} [http://www.kemlu.go.id/Pages/Default.aspx situs resmi Kemlu RI] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140622134848/http://www.kemlu.go.id/Pages/Default.aspx |date=2014-06-22 }}
 
{{s-start}}
{{s-off}}
{{succession box|title=[[Daftar Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia|Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia]]|years=27 Oktober 2014 - 20 Oktober 2019|before=[[Gatot Abdullah Mansyur]]|after=[[Mahendra Siregar]]}}
{{s-dip}}
{{succession box|title=[[Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi]]|years=26 Maret 2014 - 27 Oktober 2014|before=[[Gatot Abdullah Mansyur]]|after=[[Agus Maftuh Abegebriel]]}}
{{succession box|title=[[Duta Besar Indonesia untuk Mesir]]|years=30 Oktober 2007 – 10 Juni 2011|before=[[Bachtiar Aly]]|after=[[Nurfaizi Suwandi]]}}
{{s-end}}
 
{{lifetime|1957||Fachir, Abdurrahman}}
 
[[Kategori:Diplomat Indonesia]]
[[Kategori:Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Arab-Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Banjar]]
[[Kategori:Tokoh dari Banjarmasin]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Wakil menteri Indonesia]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Mesir]]
[[Kategori:Penerima Bintang Jasa Utama]]
[[Kategori:Tokoh Himpunan Mahasiswa Islam]]