Sistem imun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
 
(333 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{artikel pilihan}}
{{periksa terjemahan|en|Immune system}}
{{Spoken Wikipedia|Liza Sumirat - Bagian 1 - Sistem Imun.wav|Liza Sumirat - Bagian 2 - Sistem Imun.wav|Liza Sumirat - Bagian 3 - Sistem Imun.wav|Liza Sumirat - Bagian 4 - Sistem Imun.wav|date=27 September 2022}}
{{dalam perbaikan}}
[[Berkas:SEMNeutrophil bloodwith cellsanthrax copy.jpg|jmpl|kaupright=1.15|220px|DarahHasil yang[[Mikroskop mengandungpemindai darah merah, darahelektron|pemindaian putih,mikroskop [[limfositelektron]], [[monosit]],yang menunjukkan suatu [[neutrofil]], dan(kuning) yang sedang menelan bakteri [[kepingBacillus darahanthracis|antraks]]. (jingga)]]
'''Sistem imun''', '''sistem kekebalan''', atau '''sistem pertahanan tubuh''' adalah sel-sel dan banyak struktur biologis lainnya yang bertanggung jawab atas [[imunitas]], yaitu pertahanan pada [[organisme]] untuk melindungi tubuh dari pengaruh [[biologis]] luar dengan mengenali dan membunuh [[patogen]]. Sementara itu, respons kolektif dan terkoordinasi dari sistem imun tubuh terhadap pengenalan zat asing disebut '''respons imun'''. Agar dapat berfungsi dengan baik, sistem ini akan mengidentifikasi berbagai macam pengaruh biologis luar seperti dari [[infeksi]], [[bakteri]], [[virus]] sampai [[parasit]], serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari [[sel]] dan [[jaringan]] organisme yang sehat agar tetap berfungsi secara normal.
 
[[Manusia]] dan vertebrata berahang lainnya memiliki mekanisme pertahanan yang kompleks, yang dapat dibagi menjadi [[sistem imun bawaan]] dan [[sistem imun adaptif]]. Sistem imun bawaan merupakan bentuk pertahanan awal yang melibatkan penghalang permukaan, reaksi peradangan, sistem komplemen, dan komponen seluler. Sistem imun adaptif berkembang karena diaktifkan oleh sistem imun bawaan dan memerlukan waktu untuk dapat mengerahkan respons pertahanan yang lebih kuat dan spesifik. Imunitas adaptif (atau dapatan) membentuk [[memori imunologis]] setelah respons awal terhadap patogen dan membuat perlindungan yang lebih ditingatkan pada pertemuan dengan patogen yang sama berikutnya. Proses imunitas dapatan ini menjadi dasar dari [[vaksinasi]].
'''Imunitas''' atau '''kekebalan''' adalah sistem pertahanan pada [[organisme]] untuk melindungi tubuh terhadap pengaruh [[biologis]] luar dengan mengidentifikasi dan membunuh [[patogen]] serta sel [[tumor]]. Agar dapat berfungsi baik, sistem ini akan mengidentifikasi berbagai macam pengaruh biologis luar seperti dari [[infeksi]], [[bakteri]], [[virus]] sampai [[parasit]], serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari [[sel]] dan [[jaringan]] organisme yang sehat agar tetap dapat berfungsi secara normal. Pada banyak spesies, sistem imun dapat diklasifikasikan menjadi sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif, atau imunitas humoral dengan imunitas termediasi sel. Pada manusia, [[sawar darah otak]], sawar darah--cairan serebrospinal, dan sawar cairan--otak sama-sama memisahkan sistem imun perifer dari sistem imun saraf, yang melindungi otak..
 
Gangguan pada sistem imun dapat berupa [[imunodefisiensi]], [[penyakit autoimun]], [[penyakit inflamasi]], dan [[kanker]].<ref name="pmid11506482">{{cite journal|date=Aug 2001|title=Chronic immune activation and inflammation as the cause of malignancy|journal=British Journal of Cancer|volume=85|issue=4|pages=473–83|doi=10.1054/bjoc.2001.1943|pmc=2364095|pmid=11506482|vauthors=O'Byrne KJ, Dalgleish AG}}</ref> [[Imunodefisiensi]] dapat terjadi ketika sistem imun kurang aktif sehingga dapat menimbulkan infeksi berulang dan dapat mengancam jiwa. Pada manusia, imunodefisiensi dapat disebabkan karena faktor genetik seperti pada penyakit [[defisiensi imunitas kombinasi]] serta kondisi dapatan seperti [[AIDS|sindrom defisiensi imun dapatan]] (AIDS) yang disebabkan oleh [[retrovirus]] [[HIV]]. Sebaliknya, [[penyakit autoimun]] menyebabkan sistem imun menjadi hiperaktif menyerang jaringan normal seakan-akan jaringan tersebut merupakan benda asing. Di satu sisi, ilmu pengetahuan pun terus berkembang dan manipulasi dalam kedokteran telah dilakukan. Penggunaan [[obat imunosupresif]] telah berhasil menekan sistem imun yang hiperaktif, dan penggunaan [[imunoterapi]] telah dilakukan untuk pengobatan kanker.
[[Patogen]] dapat berevolusi secara cepat dan mudah beradaptasi agar dapat terhindar dari idenftifikasi dan penghancuran oleh sistem imun, namun mekanisme pertahanan juga berevolusi untuk mengenali dan menetralkan patogen. Bahkan organisme [[mikroorganisme|uniselular]] seperti [[bakteri]] memiliki sistem imun yang belum sempurna yang membentuk [[enzim]] sebagai perlindungan terhadap [[infeksi]] [[virus]]. Mekanisme imun lainnya yang berevolusi pada [[eukariota]] kuno masih tetap ada pada keturunan modern, seperti [[tanaman]], [[ikan]], [[reptil]] dan [[serangga]]. Mekanisme tersebut termasuk [[peptida antimikrobial]] yang disebut [[defensin]], [[fagositosis]], dan [[sistem komplemen]].<ref name=Beck>{{cite journal | last = Beck | first = Gregory | coauthors = Gail S. Habicht | title = Immunity and the Invertebrates | journal =Scientific American | pages = 60–66 | date =November 1996 | url = http://www.scs.carleton.ca/~soma/biosec/readings/sharkimmu-sciam-Nov1996.pdf | format = [[PDF]] | accessdate = 2007-01-01}}</ref> Mekanisme yang lebih kompleks berkembang baru-baru ini, dengan adanya evolusi [[vertebrata]]. Imunitas vertebrata seperti [[manusia]] berisi banyak jenis [[protein]], [[sel]], [[organ tubuh]] dan jaringan yang berinteraksi pada jaringan yang rumit dan dinamis. Sebagai bagian dari respon imun yang lebih kompleks, sistem pada vertebrata beradaptasi untuk mengenali patogen khusus secara lebih efektif. Proses adaptasi membuat [[memori imunologis]] dan membuat perlindungan yang lebih efektif selama pertemuan dengan patogen berikutnya. Proses imunitas dapatan ini menjadi dasar dari [[vaksinasi]].
 
[[Patogen]] dapat berevolusi secara cepat dan mudah beradaptasi agar terhindar dari identifikasi dan penghancuran oleh sistem imun, tetapi mekanisme pertahanan tubuh juga berevolusi untuk mengenali dan menetralkan patogen. Bahkan organisme [[mikroorganisme|uniseluler]] seperti [[bakteri]] juga memiliki sistem imun sederhana dalam bentuk [[enzim]] yang melindunginya dari [[infeksi]] [[bakteriofag]]. Mekanisme imun lainnya terbentuk melalui evolusi pada [[eukariota]] kuno tetapi masih ada hingga sekarang seperti pada tumbuhan dan [[Avertebrata|invertebrata]].
Gangguan sistem imun dapat memunculkan penyakit autoimun, penyakit inflamasi, dan kanker. Defisiensi imun dapat terjadi ketika sistem imun kurang aktif, sehingga menimbulkan infeksi berulang dan dapat mengancam jiwa. Pada manusia, defisiensi imun dapat juga dihasilkan dari penyakit genetik seperti [[defisiensi imunitas kombinasi]], kondisi dapatan seperti [[AIDS|sindrom defisiensi imun dapatan]] (AIDS) yang disebabkan oleh [[retrovirus]] [[HIV]] atau dipicu oleh obat imunosupresan (penekan imun). Sebaliknya, penyakit [[autoimunitas|autoimun]] menyebabkan sistem imun menjadi hiperaktif menyerang jaringan normal seakan-akan jaringan tersebut merupakan benda asing. Penyakit autoimun yang biasa terjadi di antaranya [[rheumatoid arthritis|artritis rematoid]], [[diabetes melitus tipe 1]] dan [[lupus erythematosus|lupus eritematosus sistemik]]. [[Imunologi]] merupakan ilmu yang mencakup segala aspek pada sistem imun.
 
== Sejarah imunologi ==
[[Imunologi]] adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi sistem imun. Imunologi awalnya berasal dari ilmu [[mikrobiologi]]. Imunitas pertama kali diketahui saat terjadi [[wabah Athena]] pada 430 SM. [[Thukidides]] mencatat bahwa orang yang sembuh dari penyakit sebelumnya dapat bertahan tanpa terkena penyakit lagi.<ref>{{cite journal | author = Retief F, Cilliers L | title = The epidemic of Athens, 430-426 BC | journal = S Afr Med J | volume = 88 | issue = 1 | pages = 50-3 | year = 1998 | id = PMID 9539938}}</ref> Lambat laun, diciptakan istilah "immunity" yang diturunkan dari istilah Latin "immunitas" untuk menggambarkan resistensi semacam itu. Pada abad ke-10, dokter Iran [[Muhammad bin Zakariya ar-Razi|Al-Razi]] merupakan orang pertama yang membedakan antara [[variola|cacar]] (''smallpox'') dan [[campak]] (''measles'') dan juga mencatat kemungkinan teori pertama tentang imunitas dapatan (''acquired immunity''). Pada abad ke-11, dokter dan filsuf [[Ibnu Sina]] juga mengusulkan teori lebih lanjut untuk imunitas dapatan.<ref name="early_trends">{{Cite journal|last=Doherty|first=M|last2=Robertson|first2=M|date=2004-12|title=Some early Trends in Immunology|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1471490604003114|journal=Trends in Immunology|volume=25|issue=12|pages=623–631|doi=10.1016/j.it.2004.10.008|issn=1471-4906|pmid=|access-date=|archive-date=2019-01-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20190121233108/https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1471490604003114|dead-url=no}}</ref>
 
Pada sekitar 1000 M, bangsa Tiongkok dilaporkan telah mempraktikkan bentuk imunisasi ini dengan menghirup bubuk kering yang berasal dari kulit [[lesi]] cacar. Pada awal abad ke-18 muncul minat baru pada imunitas dapatan melalui penggunaan [[variolasi]] sebagai tindakan pencegahan, yaitu dengan memasukkan sebagian dari lesi penderita cacar ke dalam tubuh orang yang sehat. Praktik variolasi juga makin umum dilakukan Inggris pada tahun 1720-an karena usaha [[Mary Wortley Montagu]], istri duta besar Inggris untuk [[Konstantinopel]] (sekarang Istanbul), yang mengamati efek positifnya dan melakukannya pada anak-anaknya. Pada tahun 1798 [[Edward Jenner]] mempublikasikan hasil vaksinasinya yang pertama, menggunakan nanah dari penderita [[cacar sapi]] (''cowpox'') dan disuntikkan ke seorang anak bernama James Phipps.<ref name="early_trends" />
 
Pengamatan imunitas dapatan berikutnya diteliti oleh [[Louis Pasteur]] pada tahun 1880 tentang [[vaksinasi]] dan pembuktian [[teori kuman penyakit]].<ref>{{cite journal | author = Plotkin S | title = Vaccines: past, present and future | journal = Nat Med | volume = 11 | issue = 4 Suppl | pages = S5–11 | year = 2005 | id = PMID 15812490}}</ref> Teori tersebut menyatakan bahwa penyakit disebabkan oleh mikroorganisme, dan teori ini merupakan perlawanan dari teori penyakit saat itu, seperti [[teori miasma]] yang menyatakan penyakit disebabkan oleh uap atau kabut beracun yang diyakini terdiri dari partikel-partikel dari bahan pembusuk dan dapat diidentifikasi dengan baunya yang busuk.<ref>{{Cite journal|last=Karamanou|first=Marianna|last2=Panayiotakopoulos|first2=George|last3=Tsoucalas|first3=Gregory|last4=Kousoulis|first4=Antonis A.|last5=Androutsos|first5=George|date=2012-3|title=From miasmas to germs: a historical approach to theories of infectious disease transmission|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22475662|journal=Le Infezioni in Medicina: Rivista Periodica Di Eziologia, Epidemiologia, Diagnostica, Clinica E Terapia Delle Patologie Infettive|volume=20|issue=1|pages=58–62|issn=1124-9390|pmid=22475662|access-date=2019-01-26|archive-date=2019-01-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20190126113833/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22475662|dead-url=no}}</ref> Lebih lanjut, [[Robert Koch]] membuktikan teori kuman ini pada 1891, untuk itu ia diberikan [[penghargaan Nobel]] pada 1905. Ia membuktikan bahwa [[mikroorganisme]] merupakan penyebab dari penyakit infeksi.<ref>[http://nobelprize.org/nobel_prizes/medicine/laureates/1905/ The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1905] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061210184150/http://nobelprize.org/nobel_prizes/medicine/laureates/1905/ |date=2006-12-10 }} Nobelprize.org, Diakses 8 Januari 2007.</ref> Virus dikonfirmasi sebagai patogen manusia pada 1901 dengan penemuan virus [[demam kuning]] oleh [[Walter Reed]].<ref>[https://web.archive.org/web/20071023070838/http://www.wramc.amedd.army.mil/welcome/history/ Major Walter Reed, Medical Corps, U.S. Army] Walter Reed Army Medical Center. Diakses [[8 Januari]] [[2007]].</ref>
 
Imunologi mengalami perkembangan luar biasa pada akhir abad ke-19 pada penelitian [[imunitas humoral]] dan [[Sistem kekebalan dimediasi sel|imunitas diperantarai sel]].<ref>{{Cite journal|last=Doherty|first=Michelle|last2=Robertson|first2=Morag J.|date=2004-12|title=Some early Trends in Immunology|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15530829|journal=Trends in Immunology|volume=25|issue=12|pages=623–631|doi=10.1016/j.it.2004.10.008|issn=1471-4906|pmid=15530829|access-date=2019-01-19|archive-date=2019-01-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20190119231045/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15530829|dead-url=no}}</ref> [[Paul Ehrlich]] mengusulkan [[teori rantai samping]] yang menjelaskan spesifisitas [[interaksi antigen-antibodi]]. Kontribusinya dalam memahami imunitas humoral diakui dengan penghargaan Nobel pada 1908, yang bersamaan dengan penghargaan untuk pendiri imunologi seluler, [[Elie Metchnikoff]].<ref>[http://nobelprize.org/nobel_prizes/medicine/laureates/1908/ The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1908] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070219031808/http://nobelprize.org/nobel_prizes/medicine/laureates/1908/ |date=2007-02-19 }} Nobelprize.org, Diakses 8 Januari 2007.</ref>
 
== Perlindungan berlapis ==
Sistem imun tubuh melindungi organisme dari [[infeksi]] dengan perlindungan berlapis denganyang meningkatkansemakin dalam semakin tinggi spesifisitasnya (kekhususankekhususannya terhadap jenis infeksi). Pelindung fisik mencegah patogen seperti [[bakteri]] dan [[virus]] memasuki tubuh. Jika patogen melewati pelindung tersebut, [[sistem imun bawaan]] menyediakan perlindungan dengan segera, tetapidalam responhitungan tidak-spesifikmenit hingga jam. Sistem imun bawaan ditemukan pada semua jenis tumbuhan dan hewan.<ref name=Litman>{{cite journal | author = Litman G, Cannon J, Dishaw L | title = Reconstructing immune phylogeny: new perspectives. | journal = Nat Rev Immunol | volume = 5 | issue = 11 | pages = 866-79 | year = 2005 | id = PMID 16261174}}</ref> Namun, jikaJika patogen berhasil melewati responrespons bawaan, vertebrata memasukimemiliki lapisan perlindungan lapisan ketiga,berikutnya yaitu [[sistem imun adaptif]] yang diaktivasidiaktifkan oleh responrespons imun bawaan. DisiniDi sini, sistem imun mengadaptasi responrespons tersebut selama infeksi untuk menambahmeningkatkan pengenalan patogen tersebut. ResponRespons ini lalu dipertahankan setelah patogen dimusnahkan dalam wujud [[memori imunologis]] dansehingga pada menyebabkankemudian hari sistem imun adaptif untukdapat melawan lebihpatogen cepatyang sama dengan serangan yang lebih kuatcepat kepada setiap patogen sama ditemukandan efektif.<ref name=USC"Kurosaki_2015">{{cite web journal| last date=Maret Mayer 2015| first = Gene | title =Memory Immunology - Chapter One: Innate (non-specific) ImmunityB cells| work journal=Nature Microbiology andReviews. Immunology On-Line Textbook | publisher volume= USC School of Medicine 15| date issue= 20063| url pages= http://pathmicro149–59|doi=10.med.sc.edu1038/ghaffar/innate.htm nri3802|pmid=25677494|vauthors=Kurosaki accessdateT, =Kometani 2007-01-01K, Ise W}}</ref>
 
Sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif keduanya memiliki komponen seluler dan humoral, dan masing-masing memberikan [[Sistem imun dimediasi sel|imunitas diperantarai sel]] dan [[imunitas humoral]]. Imunitas diperantarai sel diperankan oleh sel-sel imun seperti [[neutrofil]], [[Makrofaga|makrofag]], [[sel NK]], dan [[limfosit]], sedangkan imunitas humoral diperankan oleh komponen terlarut seperti [[antibodi]] dan protein [[Sistem komplemen|komplemen]]. Antibodi adalah protein yang merupakan produk dari [[sel B]] yang teraktivasi yang berperan dalam menetralkan patogen dan menginisiasi proses imunologi yang lain seperti pengaktifan sistem komplemen, pengaktifan pembunuhan sel NK, sel T sitotoksik, dan sel-sel efektor lainnya.<ref>{{Cite journal|last=Forthal|first=Donald N.|date=2014-08-15|title=Functions of Antibodies|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25215264|journal=Microbiology Spectrum|volume=2|issue=4|pages=1–17|issn=2165-0497|pmc=PMC4159104|pmid=25215264|access-date=2019-01-21|archive-date=2019-01-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20190121121856/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25215264|dead-url=no}}</ref>
 
<div align="center">
{| class="wikitable"
|+ '''Komponen imunitassistem imun'''
! style="background:#ccccff;" |[[#Imunitas bawaan|Sistem imun bawaan]]||style="background:#ccccff;" |[[#Imunitas adaptif|Sistem imun adaptif]]
|-
| ResponRespons tidak spesifik || ResponRespons spesifik patogen dan [[antigen]]
|-
| Paparan menyebabkan responrespons maksimal segera|| Perlambatan waktu antara paparan dan responrespons maksimal
|-
| Komponen [[imunitas seluler|imunitas diperantarai sel]] dan [[respon imunimunitas humoral]]|| Komponen [[imunitas seluler|imunitas diperantarai sel]] dan [[respon imunimunitas humoral]]
|-
| Tidak ada memori imunologis || Paparan menyebabkan adanya memori imunologis
|-
| Ditemukan hampir pada semua bentuk kehidupan||Hanya ditemukan pada [[Gnathostomatavertebrata berahang]]
|}
</div>
 
Baik imunitas bawaan dan adaptif bergantung pada kemampuan sistem imun untuk memusnahkan baikmembedakan [[molekul]] diri (''self molecule'') dan asing (''nonself moleculenon-self''). PadaDalam [[imunologi]], molekul ''self'' adalah komponen tubuh organisme yang dapat dibedakan dengandari bahan asing oleh sistem imun.<ref>Smith A.D. (Ed) ''Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology.'' (1997) Oxford University Press. ISBN 0-19-854768-4</ref> Sebaliknya, molekul ''non-self'' adalah yang dianggap sebagai molekul asing. Satu kelas dari molekul ''non-self'' disebutadalah [[antigen]] (kependekan dari bahasa Inggris ''gen''eratorantibody generator''anti''bodi) danatau dianggap"pembangkit sebagaiantibodi") yaitu bahan-bahan yang menempel padamengikat [[reseptor imun]] spesifiktertentu dan mendapatkanmembangkitkan responrespons imun.<ref name=Alberts>{{citeSmith book|lastA.D. =(Ed) Alberts|first''Oxford =dictionary Bruce|coauthorsof = Alexander Johnson, Julian Lewis, Martin Raff, Keith Roberts,biochemistry and Petermolecular Walters|titlebiology.'' =(2000) Molecular[1997] BiologyOxford ofUniversity the Cell; Fourth Edition|publisher = Garland Science|date = 2002|location = New York and London|url = http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?call=bv.View..ShowTOC&rid=mboc4Press.TOC&depth=2|id = ISBN 0-815319-3218854768-1}}4, hlm. 592</ref>
 
Bayi yang baru lahir mendapat beberapa lapisan perlindungan pasif yang disediakan oleh ibu. Selama [[kehamilan]], jenis antibodi yang disebut [[Antibodi G|IgG]] yang dikirim dari ibu ke bayi secara langsung melewati [[plasenta]], sehingga bayi memiliki antibodi tinggi bahkan saat lahir, dengan rentang spesifisitas antigen (fragmen kecil patogen) yang sama dengan ibunya.<ref>{{cite journal|author=Saji F, Samejima Y, Kamiura S, Koyama M|year=1999|title=Dynamics of immunoglobulins at the feto-maternal interface.|url=http://ror.reproduction-online.org/cgi/reprint/4/2/81.pdf|journal=Rev Reprod|volume=4|issue=2|pages=81-9|id=PMID 10357095|access-date=2007-11-09|archive-date=2008-06-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20080624234912/http://ror.reproduction-online.org/cgi/reprint/4/2/81.pdf|dead-url=yes}}</ref> [[Air susu ibu]] atau [[kolostrum]] juga mengandung antibodi yang dikirim ke [[sistem pencernaan]] bayi dan melindungi bayi terhadap infeksi bakteri sampai bayi dapat menyintesis antibodinya sendiri.<ref>{{cite journal|author=Van de Perre P|year=2003|title=Transfer of antibody via mother's milk.|journal=Vaccine|volume=21|issue=24|pages=3374–6|id=PMID 12850343}}</ref> Hal ini disebut imunitas pasif karena [[fetus]] tidak membuat sel memori atau antibodi sendiri. Pada ilmu kedokteran, imunitas pasif protektif juga dapat dikirim dari satu individu ke individu lainnya melalui [[plasma darah|serum]] yang kaya antibodi.<ref name="Keller">{{cite journal|author=Keller, Margaret A. and E. Richard Stiehm|year=2000|title=Passive Immunity in Prevention and Treatment of Infectious Diseases.|url=http://cmr.asm.org/cgi/content/full/13/4/602|journal=Clinical Microbiology Reviews|volume=13|issue=4|pages=602–614|id=PMID 11023960|access-date=2007-11-09|archive-date=2020-04-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20200408180058/https://cmr.asm.org/content/13/4/602.full|dead-url=yes}}</ref>
== Pelindung permukaan ==
Beberapa barier (penghalang atau pelindung) melindungi organisme dari infeksi, termasuk barier mekanis, kimiawi, dan biologi. [[Kulit ari tanaman]] pada [[daun]], [[eksoskeleton]] [[serangga]], [[Telur|kulit telur]] dan membran bagian luar dari [[telur]] dan [[kulit]] adalah contoh pelindung mekanis yang merupakan pertahanan awal terhadap infeksi.<ref name=Alberts/> Namun, karena organisme tidak dapat sepenuhnya bertahan dari lingkungan mereka, sistem lainnya melindungi tubuh seperti [[paru-paru]], [[usus]], dan [[sistem genitourinari|sistem genitourinari.]] Pada paru-paru, [[batuk]] dan [[bersin]] secara mekanis mengeluarkan patogen dan [[iritasi|iritan]] lainnya dari [[sistem pernapasan]]. Pengeluaran [[air mata]] dan [[urin]] juga secara mekanis mengeluarkan patogen, sementara [[ingus]] dikeluarkan oleh saluran pernapasan dan [[sistem pencernaan]] untuk menangkap [[mikroorganisme]].<ref>{{cite journal | author = Boyton R, Openshaw P | title = Pulmonary defences to acute respiratory infection. | journal = Br Med Bull | volume = 61 | issue = | pages = 1–12 | year = | id = PMID 11997295}}</ref>
 
== Sistem imun bawaan ==
Pelindung kimiawi juga melindungi tubuh terhadap infeksi. Kulit dan sistem pernapasan mengeluarkan [[peptida antimikrobial]] seperti β-defensin.<ref>{{cite journal | author = Agerberth B, Gudmundsson G | title = Host antimicrobial defence peptides in human disease. | journal = Curr Top Microbiol Immunol | volume = 306 | issue = | pages = 67–90 | year = | id = PMID 16909918}}</ref> [[Enzim]] seperti [[lisozim]] dan [[fosfolipase A2]] pada [[air liur]], air mata dan [[air susu ibu]] juga termasuk [[antiseptik]].<ref>{{cite journal | author = Moreau J, Girgis D, Hume E, Dajcs J, Austin M, O'Callaghan R | title = Phospholipase A(2) in rabbit tears: a host defense against Staphylococcus aureus. | url=http://www.iovs.org/cgi/content/full/42/10/2347 | journal = Invest Ophthalmol Vis Sci | volume = 42 | issue = 10 | pages = 2347–54 | year = 2001 | id = PMID 11527949}}</ref><ref>{{cite journal | author = Hankiewicz J, Swierczek E | title = Lysozyme in human body fluids. | journal = Clin Chim Acta | volume = 57 | issue = 3 | pages = 205-9 | year = 1974 | id = PMID 4434640}}</ref> Sekresi [[vagina]] berperan sebagai barier kimiawi selama [[menarche]], ketika menjadi agak bersifat asam, sementara [[Semen (reproduksi)|semen]] mengandung [[defensin]] dan [[zinc]] untuk membunuh patogen.<ref>{{cite journal | author = Fair W, Couch J, Wehner N | title = Prostatic antibacterial factor. Identity and significance. | journal = Urology | volume = 7 | issue = 2 | pages = 169-77 | year = 1976 | id = PMID 54972}}</ref><ref>{{cite journal | author = Yenugu S, Hamil K, Birse C, Ruben S, French F, Hall S | title = Antibacterial properties of the sperm-binding proteins and peptides of human epididymis 2 (HE2) family; salt sensitivity, structural dependence and their interaction with outer and cytoplasmic membranes of Escherichia coli. | url=http://www.pubmedcentral.nih.gov/picrender.fcgi?artid=1223422&blobtype=pdf | journal = Biochem J | volume = 372 | issue = Pt 2 | pages = 473-83 | year = 2003 | id = PMID 12628001}}</ref> Pada [[perut]], [[asam lambung]] dan [[protease]] menyediakan pertahanan kimiawi yang sangat kuat untuk melawan patogen yang tertelan.
{{main|Sistem imun bawaan}}
Mikroorganisme atau racun yang berhasil memasuki organisme akan berhadapan dengan mekanisme [[sistem imun bawaan]]. Respons bawaan biasanya dijalankan ketika mikrob teridentifikasi oleh [[reseptor pengenal pola]] (''pattern recognition receptor'', PRR) yang mengenali komponen yang disebut [[pola molekuler terkait patogen]] (''pathogen-associated molecular pattern'', PAMP),<ref name="pmid179431182">{{cite journal|date=Oct 2007|title=Recognition of microorganisms and activation of the immune response|journal=Nature|volume=449|issue=7164|pages=819–26|bibcode=2007Natur.449..819M|doi=10.1038/nature06246|pmid=17943118|vauthors=Medzhitov R}}</ref> atau [[pola molekuler terkait kerusakan]] (''damage-associated molecular pattern'', DAMP).<ref name="pmid11951032">{{cite journal|date=Apr 2002|title=The danger model: a renewed sense of self|url=http://www.scs.carleton.ca/~soma/biosec/readings/matzinger-science.pdf|journal=Science|volume=296|issue=5566|pages=301–5|bibcode=2002Sci...296..301M|doi=10.1126/science.1071059|pmid=11951032|vauthors=Matzinger P|access-date=2022-02-09|archive-date=2007-04-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20070417151155/http://www.scs.carleton.ca/~soma/biosec/readings/matzinger-science.pdf|dead-url=no}}</ref> Sistem ini tidak memberikan perlindungan yang bertahan lama terhadap serangan patogen, sehingga diperlukan sistem imun lain yaitu sistem imun adaptif. Sistem imun bawaan merupakan sistem dominan pertahanan tubuh pada kebanyakan organisme.<ref name=Litman/>
 
=== Penghalang permukaan ===
Dalam saluran pencernaan dan sistem genitourinari, [[flora]] [[komensalisme|komensal]] merupakan barier biologi yang bersaing dengan patogen untuk makanan dan tempat, dan pada beberapa kasus, dengan mengubah kondisi lingkungan mereka, seperti [[pH]] atau besi.<ref>{{cite journal | author = Gorbach S | title = Lactic acid bacteria and human health | journal = Ann Med | volume = 22 | issue = 1 | pages = 37–41 | year = 1990 | id = PMID 2109988}}</ref> Hal ini menyebabkan adanya hubungan simbiosis komensal dan sistem imun, hingga mengurangi jumlah patogen dan kemungkinan munculnya penyakit berkurang. Namun, sejak kebanyakan [[antibiotik]] mengincar bakteri dan tidak menyerang fungi, antibiotik oral dapat menyebabkan "pertumbuhan lebih" [[fungi]] dan dapat menyebabkan kondisi seperti kandiasis vagina (infeksi jamur pada vagina).<ref>{{cite journal | author = Hill L, Embil J | title = Vaginitis: current microbiologic and clinical concepts. | url=http://www.pubmedcentral.nih.gov/picrender.fcgi?artid=1490817&blobtype=pdf | journal = CMAJ | volume = 134 | issue = 4 | pages = 321-31 | year = 1986 | id = PMID 3510698}}</ref> Terdapat bukti baik bahwa penambahan flora [[probiotik]], seperti kultur murni [[lactobacillus]] yang ada pada [[yogurt]], membantu mengembalikan keseimbangan kesehatan populasi mikrobial pada infeksi usus anak dan mendorong data pendahuluan pada penelitian [[Gastroenteritis|gastroenteritis bakterial]], [[Penyakit radang usus|radang usus]], [[infeksi saluran kemih]] dan infeksi setelah operasi.<ref>{{cite journal |author=Reid G, Bruce A |title=Urogenital infections in women: can probiotics help? |url=http://pmj.bmj.com/cgi/content/full/79/934/428 |journal=Postgrad Med J |volume=79 |issue=934 |pages=428-32 |year=2003 |pmid=12954951}}</ref><ref>{{cite journal | author = Salminen S, Gueimonde M, Isolauri E | title = Probiotics that modify disease risk | url=http://jn.nutrition.org/cgi/content/full/135/5/1294 | journal = J Nutr | volume = 135 | issue = 5 | pages = 1294–8 | year = 2005 | id = PMID 15867327}}</ref><ref>{{cite journal |author=Reid G, Jass J, Sebulsky M, McCormick J |title=Potential uses of probiotics in clinical practice |journal=Clin Microbiol Rev |volume=16 |issue=4 |pages=658-72 |year=2003 |pmid=14557292}}</ref>
Beberapa penghalang melindungi organisme dari infeksi, termasuk penghalang mekanis, kimiawi, dan biologis. Contoh penghalang mekanis yaitu [[Kutikula tumbuhan|kulit ari tanaman]] pada [[daun]], [[eksoskeleton]] [[serangga]], [[Telur|kulit telur]] dan membran bagian luar dari [[telur]], serta [[kulit]] yang merupakan pertahanan awal terhadap infeksi. Namun, karena organisme tidak dapat sepenuhnya tertutup sempurna dari lingkungan, sistem lainnya diperlukan untuk melindungi tubuh pada bagian seperti [[paru-paru]], [[usus]], dan [[Sistem urogenital|saluran urogenital]]. Pada paru-paru, [[batuk]] dan [[bersin]] secara mekanis mengeluarkan patogen dan iritan lainnya dari [[sistem pernapasan|saluran pernapasan]].<ref name="Alberts">{{cite book|last = Alberts|first = Bruce|coauthors = Alexander Johnson, Julian Lewis, David Morgan, Martin Raff, Keith Roberts, and Peter Walters|title = Molecular Biology of the Cell, Sixth Edition|publisher = Garland Science|date = 2017|location = New York and London|id = ISBN 978-0-8153-4464-3}}</ref>{{rp|1298}} Pengeluaran [[air mata]] dan [[urin]] juga secara mekanis mengeluarkan patogen, sementara [[ingus]] dikeluarkan oleh [[Sistem pernapasan|saluran pernapasan]] dan [[sistem pencernaan|saluran pencernaan]] untuk menangkap [[mikroorganisme]].<ref>{{cite journal | author = Boyton R, Openshaw P | title = Pulmonary defences to acute respiratory infection. | journal = Br Med Bull | volume = 61 | issue = | pages = 1–12 | year = | id = PMID 11997295}}</ref>
 
Penghalang kimiawi juga melindungi tubuh terhadap infeksi. Kulit dan sistem pernapasan mengeluarkan [[peptida antimikrobial]] seperti β-[[defensin]].<ref>{{cite journal | author = Agerberth B, Gudmundsson G | title = Host antimicrobial defence peptides in human disease. | journal = Curr Top Microbiol Immunol | volume = 306 | issue = | pages = 67–90 | year = | id = PMID 16909918}}</ref> [[Enzim]] seperti [[lisozim]] dan [[fosfolipase A2]] pada [[air liur]], air mata, dan [[air susu ibu]] juga bersifat [[Antiseptik|antibakteri]].<ref>{{cite journal | author = Moreau J, Girgis D, Hume E, Dajcs J, Austin M, O'Callaghan R | title = Phospholipase A(2) in rabbit tears: a host defense against Staphylococcus aureus. | url = http://www.iovs.org/cgi/content/full/42/10/2347 | journal = Invest Ophthalmol Vis Sci | volume = 42 | issue = 10 | pages = 2347–54 | year = 2001 | id = PMID 11527949 | access-date = 2007-11-05 | archive-date = 2008-04-17 | archive-url = https://web.archive.org/web/20080417002539/http://www.iovs.org/cgi/content/full/42/10/2347 | dead-url = no }}</ref><ref>{{cite journal | author = Hankiewicz J, Swierczek E | title = Lysozyme in human body fluids. | journal = Clin Chim Acta | volume = 57 | issue = 3 | pages = 205-9 | year = 1974 | id = PMID 4434640}}</ref> Sekresi [[vagina]] berperan sebagai penghalang kimiawi selama menstruasi pertama, membuat lingkungan vagina agak bersifat asam, sementara [[Semen (reproduksi)|semen]] mengandung [[defensin]] dan [[seng]] untuk membunuh patogen.<ref>{{cite journal | author = Fair W, Couch J, Wehner N | title = Prostatic antibacterial factor. Identity and significance. | journal = Urology | volume = 7 | issue = 2 | pages = 169-77 | year = 1976 | id = PMID 54972}}</ref><ref>{{cite journal | author = Yenugu S, Hamil K, Birse C, Ruben S, French F, Hall S | title = Antibacterial properties of the sperm-binding proteins and peptides of human epididymis 2 (HE2) family; salt sensitivity, structural dependence and their interaction with outer and cytoplasmic membranes of Escherichia coli. | url = http://www.pubmedcentral.nih.gov/picrender.fcgi?artid=1223422&blobtype=pdf | journal = Biochem J | volume = 372 | issue = Pt 2 | pages = 473-83 | year = 2003 | id = PMID 12628001 | access-date = 2007-11-05 | archive-date = 2019-09-16 | archive-url = https://web.archive.org/web/20190916022658/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1223422/pdf/12628001.pdf | dead-url = no }}</ref> Pada [[lambung]], [[asam lambung]] dan [[protease]] menyediakan pertahanan kimiawi yang sangat kuat untuk melawan patogen yang tertelan.<ref>{{Cite web|url=https://www.britannica.com/science/proteolytic-enzyme|title=Proteolytic enzyme {{!}} enzyme|website=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2019-01-31|archive-date=2022-05-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220513141621/https://www.britannica.com/science/proteolytic-enzyme|dead-url=no}}</ref>
== Imunitas bawaan ==
 
{{main|Sistem imun bawaan}}
[[Mikroflora normal manusia|Flora komensal]] dalam [[Sistem pencernaan|saluran pencernaan]] dan [[Sistem urogenital|saluran urogenital]] merupakan penghalang biologi yang bersaing dengan patogen untuk makanan dan tempat. Selain itu, flora komensal kadang mengubah kondisi lingkungan mereka seperti [[pH]] atau ketersediaan zat [[besi]].<ref>{{cite journal | author = Gorbach S | title = Lactic acid bacteria and human health | journal = Ann Med | volume = 22 | issue = 1 | pages = 37–41 | year = 1990 | id = PMID 2109988}}</ref> Hal ini menyebabkan adanya hubungan simbiosis antara flora komensal dan sistem imun, hingga mengurangi jumlah patogen dan kemungkinan munculnya penyakit. Namun, karena kebanyakan [[antibiotik]] menyasar bakteri dan tidak menyerang [[fungi]], antibiotik oral dapat mengakibatkan "pertumbuhan berlebih" dari fungi dan dapat memicu kondisi seperti [[Keputihan|kandiasis vagina]] (infeksi jamur pada vagina).<ref>{{cite journal | author = Hill L, Embil J | title = Vaginitis: current microbiologic and clinical concepts. | url=http://www.pubmedcentral.nih.gov/picrender.fcgi?artid=1490817&blobtype=pdf | journal = CMAJ | volume = 134 | issue = 4 | pages = 321-31 | year = 1986 | id = PMID 3510698}}</ref> Terdapat bukti kuat bahwa konsumsi flora [[probiotik]], seperti kultur murni [[lactobacillus]] (umum ditemukan pada [[yogurt]] yang belum dipasteurisasi), membantu mengembalikan keseimbangan komposisi mikrob pada usus anak-anak yang terkena infeksi. Hasil penelitian awal juga menunjukkan hal yang serupa dalam kasus [[Gastroenteritis|gastroenteritis bakterial]], [[Penyakit radang usus|radang usus]], [[infeksi saluran kemih]], dan infeksi setelah operasi.<ref>{{cite journal |author=Reid G, Bruce A |title=Urogenital infections in women: can probiotics help? |url=http://pmj.bmj.com/cgi/content/full/79/934/428 |journal=Postgrad Med J |volume=79 |issue=934 |pages=428-32 |year=2003 |pmid=12954951 |access-date=2007-11-05 |archive-date=2008-05-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080505212755/http://pmj.bmj.com/cgi/content/full/79/934/428 |dead-url=no }}</ref><ref>{{cite journal | author = Salminen S, Gueimonde M, Isolauri E | title = Probiotics that modify disease risk | url = http://jn.nutrition.org/cgi/content/full/135/5/1294 | journal = J Nutr | volume = 135 | issue = 5 | pages = 1294–8 | year = 2005 | id = PMID 15867327 | access-date = 2007-11-05 | archive-date = 2008-03-23 | archive-url = https://web.archive.org/web/20080323234117/http://jn.nutrition.org/cgi/content/full/135/5/1294 | dead-url = no }}</ref><ref>{{cite journal |author=Reid G, Jass J, Sebulsky M, McCormick J |title=Potential uses of probiotics in clinical practice |journal=Clin Microbiol Rev |volume=16 |issue=4 |pages=658-72 |year=2003 |pmid=14557292}}</ref>
Mikroorganisme yang berhasil memasuki organisme akan bertemu dengan sel dan mekanisme [[sistem imun bawaan]]. Respon bawaan biasanya dijalankan ketika mikroba teridentifikasi oleh [[reseptor pengenal pola]], yang mengenali komponen yang ada di antara kelompok mikroorganisme.<ref name="pmid17943118">{{cite journal |author=Medzhitov R |title=Recognition of microorganisms and activation of the immune response |journal=Nature |volume=449 |issue=7164 |pages=819–26 |year=2007 |pmid=17943118 |doi=10.1038/nature06246}}</ref> Pertahanan sistem imun bawaan itu tidak spesifik, berarti bahwa respon sistem tersebut pada patogen dilakukan dengan cara yang umum.<ref name=Alberts/> Sistem ini tidak bertahan lama terhadap serangan patogen. Sistem imun bawaan merupakan sistem dominan pertahanan tubuh pada kebanyakan organisme.<ref name=Litman/>
 
=== Perlindungan humoral dan kimiaPeradangan ===
==== Peradangan ====
{{main|Radang}}
Peradangan adalahmerupakan salah satu dari responrespons pertama sistem imun terhadap infeksi.<ref>{{cite journal | author = Kawai T, Akira S | title = Innate immune recognition of viral infection | journal = Nat Immunol | volume = 7 | issue = 2 | pages = 131-7 | year = 2006 | id = PMID 16424890}}</ref> Gejala peradangan adalahyaitu kemerahan, bengkak, dan bengkaknyeri yang diakibatkan oleh peningkatan aliran [[darah]] ke jaringan. Peradangan diproduksidihasilkan oleh senyawa-senyawa [[eikosanoid]] dan molekul [[sitokin]], yang dikeluarkandilepaskan oleh sel yang terinfeksi atau terluka. EikosanoidSenyawa-senyawa [[eikosanoid]], termasuk [[prostaglandin]], yang memproduksimenginduksi [[demam]] dan [[vasodilator|pembesaran]]pelebaran [[pembuluh darah]] berkaitan dengan peradangan, dan [[Eikosanoid#leukotrien|leukotrien]] yang menarik [[sel darah putih]] (leukosit).<ref>{{cite journal | author = Miller, SB | title = Prostaglandins in Health and Disease: An Overview | journal = Seminars in Arthritis and Rheumatism | volume = 36 | issue = 1 | pages = 37–49| year = 2006 | id = PMID 16887467}}</ref><ref>{{cite journal | author = Ogawa Y, Calhoun WJ. | title = The role of leukotrienes in airway inflammation. | journal = J Allergy Clin Immunol. | volume = 118 | issue = 4 | pages = 789–98| year = 2006 | id = PMID 17030228}}</ref> [[Sitokin]] umumjuga terlibat, termasuk [[interleukin]] yang bertanggung jawab untuk komunikasi antar selantarsel darah putih; [[kemokin]] yang mendorong [[kemotaksis]]; dan [[interferon]] yang memiliki pengaruhkemampuan antivirus, seperti melemahkammenghentikan [[proteinProtein#Sintesis biosintesisprotein|sintesis protein]] padavirus yang sedang menginfeksi sel manusiainang.<ref>{{cite journal | author = Le Y, Zhou Y, Iribarren P, Wang J | title = Chemokines and chemokine receptors: their manifold roles in homeostasis and disease | url = http://www.nature.com/bjp/journal/v147/n1s/pdf/0706475a.pdf | journal = Cell Mol Immunol | volume = 1 | issue = 2 | pages = 95–104 | year = 2004 | id = PMID 16212895 | access-date = 2007-11-09 | archive-date = 2008-04-14 | archive-url = https://web.archive.org/web/20080414094936/http://www.nature.com/bjp/journal/v147/n1s/pdf/0706475a.pdf | dead-url = no }}</ref> FaktarFaktor pertumbuhan dan faktor [[sitotoksik]] juga dapat dirilisdilepaskan. Sitotokin tersebutSitokin dan senyawa kimia lainnya merekrutmengerahkan sel-sel imun ke tempat infeksi dan menyembuhkan jaringan yang mengalami kerusakan yang diikuti dengan pemindahanpemusnahan patogen.<ref>{{cite journal | author = Martin P, Leibovich S | title = Inflammatory cells during wound repair: the good, the bad and the ugly. | journal = Trends Cell Biol | volume = 15 | issue = 11 | pages = 599–607 | year = 2005 | id = PMID 16202600}}</ref>
 
Innate immune defenses ar
 
=== Sistem komplemen ===
{{main|Sistem komplemen}}
Sistem komplemen adalahmerupakan [[kaskade biokimia]] (rangkaian reaksi berurutan) yang akhirnya menyerang permukaan sel asing. Sistem komplemen memilikiterdiri dari lebih dari 20 protein yang berbeda. danSistem ini dinamakan [[Sistem komplemen|komplemen]] ("sesuatu yang melengkapi") karena pertama kali kemampuannya dikenali untuk "melengkapi" pembunuhan patogen oleh [[antibodi]]. Komplemen adalahmerupakan komponen [[imunitas humoral|humoral]] utama dari responrespons imun bawaan.<ref name=Rus>{{cite journal | author = Rus H, Cudrici C, Niculescu F | title = The role of the complement system in innate immunity. | journal = Immunol Res | volume = 33 | issue = 2 | pages = 103-12 | year = 2005 | id = PMID 16234578}}</ref><ref name=USCcomp>{{cite web | last = Mayer | first =Gene | title = Immunology - Chapter Two: Complement | work = Microbiology and Immunology On-Line Textbook | publisher = USC School of Medicine | date = 2006 | url = http://pathmicro.med.sc.edu/ghaffar/complement.htm | accessdate = 2007-01-01}}</ref> Banyak spesies memiliki sistem komplemen, termasuk spesies bukan [[mamalia]] seperti tumbuhan, ikan, dan beberapa [[invertebrata]].<ref name=Janeway6Non>{{cite bookjournal | author = [[CharlesNonaka Janeway|Janeway CAM, Jr.]]Kimura ''etA al''| title = Immunobiology.Genomic view of the evolution of the complement system |edition journal = 6thImmunogenetics ed.|publisher volume = Garland58 Science| issue = 9 | pages = 701-13 | year = 20052006 | id = ISBNPMID 0-443-07310-416896831}}</ref>
 
Pada manusia, responrespons ini diaktivasidiaktifkan denganoleh melilitprotein komplemen yang terikat ke antibodi yang dipasangmenempel pada mikrobamikrob tersebut atau protein komplemen yang dililitterikat padadengan [[karbohidrat]] di permukaan [[mikrobamikrob]]. PengenalanSinyal [[sinyalpengenalan sel|sinyal]]ini menjalankanmemicu responrespons membunuhpembunuhan denganyang cepat.<ref>{{cite journal | author = Liszewski M, Farries T, Lublin D, Rooney I, Atkinson J | title = Control of the complement system. | journal = Adv Immunol | volume = 61 | issue = | pages = 201-83 | year = | id = PMID 8834497}}</ref> Kecepatan responrespons adalahini merupakan hasil dari pengerasanpenguatan yang muncul mengikutisetelah aktivaspengaktifan [[proteolisis]] (pemecahan) dari molekul komplemankomplemen, yang juga termasukmerupakan [[protease]]. Setelah protein komplemen melilitterikat pada mikrobamikrob, merekaprotein-protein ini mengaktifkan aktivitas proteasenya, yang mengaktivasikemudian mengaktifkan protease komplemen lainnya., Haldan iniseterusnya. menyebabkanHasilnya produksiadalah kaskade [[katalisis]] yang memperbesarmemperkuat sinyal olehawal [[arusmelalui umpan balik positif]] yang dikontrolteratur.<ref>{{cite journal | author = Sim R, Tsiftsoglou S | title = Proteases of the complement system. | url=http://www.biochemsoctrans.org/bst/032/0021/0320021.pdf | journal = Biochem Soc Trans | volume = 32 | issue = Pt 1 | pages = 21-7 | year = 2004 | id = PMID 14748705}}</ref> Hasil kaskade ini adalah produksi peptida-peptida yang menarik sel-sel imun, meningkatkan [[permeabilitas vaskularpembuluh darah]], dan membungkus permukaan patogen ([[opsoninopsonisasi]]) permukaansehingga patogen,menandainya menandaiuntuk kehancurannyadihancurkan. PemasukanProtein komplemen yang berkumpul ini juga dapat membunuh sel secara langsung dengan menyerangcara merusak [[membran sel|membran plasma]] merekasel patogen.<ref name=Rus/>
 
=== PerisaiKomponen seluler sistem imun bawaan ===
[[Berkas:SEM blood cells.jpg|jmpl|ka|220px|Gambar [[darah]] normal manusia daridiamati menggunakan [[mikroskop elektron]]. Dapat terlihat [[sel darah merah]], dan juga terlihat sel darah putih termasuk [[limfosit]], [[monosit]], [[neutrofil]] dan banyak [[platelet]] kecil lainnya.]]
 
Leukosit ([[sel darah putih]]) bergerakbertindak layaknya organisme bersel tunggal yang bebas dan merupakan selpertahanan fungsionalpenting dalam sistem imun bawaan.<ref name=Alberts/>Jenis-jenis Leukositleukosit termasukdalam sistem imun bawaan di antaranya [[fagosit]] ([[makrofag]], [[neutrofil granulosit|neutrofil]], dan [[sel dendritik]]), [[mastositsel limfoid bawaan]], [[eosinofil granulositMastosit|sel mast]], [[eosinofil]], [[basofil granulosit|basofil]], dan [[sel NK]]. Sel-sel tersebut mengidentifikasikanmengidentifikasi dan membunuhmenghilangkan patogen dengan cara menyerang patogen yang lebih besar melalui kontak atau dengan cara menelan dan lalu membunuh mikroorganisme.<ref name=Janeway6Alberts/>{{rp|1301}} Sel-sel pada imunitas bawaan juga merupakan mediator penting pada kativasipengaktifan [[sistem imun adaptif]].<ref>{{cite journal | author name=USC Iwasaki A, Medzhitov R. | title = Control of adaptive immunity by the innate immune system | journal = Nat Immunol. | volume = 16 | issue = 4 | pages = 343-53 | year = 2015 | id = PMID 25789684}}</ref>
 
Makrofag, neutrofil, dan sel dendritik merupakan kelas sel sensor yang mendeteksi dan menginisiasi respons imun dengan menghasilkan mediator inflamasi. Sel-sel ini mengekspresikan sejumlah reseptor terbatas untuk mengenali patogen atau sel yang rusak, bernama PRR. Beberapa PRR merupakan [[reseptor transmembran]] (reseptor pada permukaan sel), seperti [[reseptor jenis Toll]] (''Toll-like receptor'', TLR) yang dapat mendeteksi struktur [[pola molekuler terkait patogen]] (''pathogen-associated molecular pattern,'' PAMP) yang dihasilkan oleh bakteri ekstraseluler atau bakteri yang ditangkap dan mengalami fagositosis. PRR lainnya merupakan protein sitoplasmik (berada di sitoplasma) misalnya [[reseptor jenis NOD]] (''NOD-like receptor'', NLR) yang dapat mendeteksi serangan bakteri intraseluler.<ref name=Jan>{{cite book|last = Murphy|first = Kenneth|coauthors = Casey Weaver|title = Janeway's Immunobiology|edition = 9|publisher = Garland Science|date = 2017|location = New York and London|url = https://books.google.co.jp/books/about/Janeway_s_Immunobiology.html?id=GmPLCwAAQBAJ&redir_esc=y|id = ISBN 978-0-8153-4551-0|access-date = 2019-01-13|archive-date = 2023-03-27|archive-url = https://web.archive.org/web/20230327094559/https://books.google.co.jp/books/about/Janeway_s_Immunobiology.html?id=GmPLCwAAQBAJ&redir_esc=y|dead-url = no}}</ref>{{rp|9}}
[[Fagositosis]] adalah fitur imunitas bawaan penting yang dilakukan oleh sel yang disebut ''[[fagosit]]''. Fagosit menelan, atau memakan patogen atau partikel. Fagosit biasanya berpatroli mencari patogen, tetapi dapat dipanggil ke lokasi spesifik oleh [[sitokin]].<ref name=Alberts/> Ketika patogen ditelan oleh fagosit, patogen terperangkap di [[vesikel]] intraselular yang disebut [[fagosom]], yang sesudah itu menyatu dengan vesikel lainnya yang disebut [[lisosom]] untuk membentuk [[fagolisosom]]. Patogen dibunuh oleh aktivitas [[enzim]] pencernaan atau ''[[respiratory burst]]'' yang mengeluarkan [[radikal (kimia)|radikal bebas]] ke fagolisosom.<ref>{{cite journal | author = Ryter A | title = Relationship between ultrastructure and specific functions of macrophages. | journal = Comp Immunol Microbiol Infect Dis | volume = 8 | issue = 2 | pages = 119-33 | year = 1985 | id = PMID 3910340}}</ref><ref>{{cite journal | author = Langermans J, Hazenbos W, van Furth R | title = Antimicrobial functions of mononuclear phagocytes | journal = J Immunol Methods | volume = 174 | issue = 1–2 | pages = 185-94 | year = 1994 | id = PMID 8083520}}</ref> Fagositosis berevolusi sebagai sebuah titik pertengahan penerima [[nutrisi]], tetapi peran ini diperluas di fagosit untuk memasukan menelan patogen sebagai mekanisme pertahanan.<ref>{{cite journal | author = May R, Machesky L | title = Phagocytosis and the actin cytoskeleton | url=http://jcs.biologists.org/cgi/reprint/114/6/1061 | journal = J Cell Sci | volume = 114 | issue = Pt 6 | pages = 1061–77 | year = 2001 | id = PMID 11228151}}</ref> Fagositosis mungkin mewakili bentuk pertahanan tertua, karena fagosit telah diidentifikasikan ada pada vertebrata dan invertebrata.<ref>{{cite journal | author = Salzet M, Tasiemski A, Cooper E | title = Innate immunity in lophotrochozoans: the annelids | journal = Curr Pharm Des | volume = 12 | issue = 24 | pages = 3043–50 | year = 2006 | id = PMID 16918433}}</ref>
 
==== Fagosit ====
Neutrofil dan [[makrofaga]] adalah [[fagosit]] yang berkeliling di tubuh untuk mengejar dan menyerang patogen.<ref>{{cite journal | author = Zen K, Parkos C | title = Leukocyte-epithelial interactions | journal = Curr Opin Cell Biol | volume = 15 | issue = 5 | pages = 557-64 | year = 2003 | id = PMID 14519390}}</ref> Neutrofil dapat ditemukan di [[sistem kardiovaskular]] dan merupakan tipe fagosit yang paling melimpah, normalnya sebanyak 50% sampai 60% jumlah peredaran leukosit.<ref name="IandF">{{cite book|last = Stvrtinová|first = Viera|coauthors = Ján Jakubovský and Ivan Hulín|title = ''Inflammation and Fever'' from Pathophysiology: Principles of Disease|publisher = Academic Electronic Press|date = 1995|location = Computing Centre, Slovak Academy of Sciences|url = http://web.archive.org/web/20010711220523/nic.savba.sk/logos/books/scientific/Inffever.html|accessdate = 2007-01-01}}</ref> Selama fase radang akut, terutama sebagai akibat dari infeksi bakteri, neutrofil bermigrasi ke tempat radang pada proses yang disebut kemotaksis, dan biasanya sel pertama yang tiba pada saat infeksi.
[[Fagositosis]] adalah sifat penting pada imunitas bawaan yang dilakukan oleh sel [[fagosit]], yaitu sel yang menelan patogen atau partikel. Fagosit biasanya berpatroli di seluruh tubuh mencari patogen, tetapi dapat dipanggil ke lokasi spesifik oleh [[sitokin]].<ref name=Alberts/>{{rp|1301}} Ketika patogen ditelan oleh fagosit, patogen terperangkap di [[vesikel]] intraseluler yang disebut fagosom, yang sesudah itu menyatu dengan vesikel lainnya disebut [[lisosom]] untuk membentuk [[fagolisosom]]. Patogen dibunuh oleh aktivitas [[enzim]] pencernaan atau [[ledakan pernapasan]] (''respiratory burst'') yang mengeluarkan molekul [[radikal (kimia)|radikal bebas]] ke fagolisosom.<ref>{{cite journal | author = Ryter A | title = Relationship between ultrastructure and specific functions of macrophages. | journal = Comp Immunol Microbiol Infect Dis | volume = 8 | issue = 2 | pages = 119-33 | year = 1985 | id = PMID 3910340}}</ref><ref>{{cite journal | author = Langermans J, Hazenbos W, van Furth R | title = Antimicrobial functions of mononuclear phagocytes | journal = J Immunol Methods | volume = 174 | issue = 1–2 | pages = 185-94 | year = 1994 | id = PMID 8083520}}</ref> Secara evolusi, fungsi asal fagositosis adalah untuk memperoleh [[nutrisi]], tetapi peran ini diperluas sehingga fagosit juga berfungsi menelan patogen sebagai mekanisme pertahanan.<ref>{{cite journal | author = May R, Machesky L | title = Phagocytosis and the actin cytoskeleton | url = http://jcs.biologists.org/cgi/reprint/114/6/1061 | journal = J Cell Sci | volume = 114 | issue = Pt 6 | pages = 1061–77 | year = 2001 | id = PMID 11228151 | access-date = 2007-11-09 | archive-date = 2008-05-03 | archive-url = https://web.archive.org/web/20080503221836/http://jcs.biologists.org/cgi/reprint/114/6/1061 | dead-url = no }}</ref> Fagositosis mungkin mewakili bentuk pertahanan tertua, karena fagosit telah diidentifikasikan ada pada vertebrata dan invertebrata.<ref>{{cite journal | author = Salzet M, Tasiemski A, Cooper E | title = Innate immunity in lophotrochozoans: the annelids | journal = Curr Pharm Des | volume = 12 | issue = 24 | pages = 3043–50 | year = 2006 | id = PMID 16918433}}</ref>
 
[[Neutrofil]] dan [[monosit]] merupakan [[fagosit]] utama yang berkeliling di seluruh tubuh untuk mengejar dan menyerang patogen.<ref>{{cite journal | author = Zen K, Parkos C | title = Leukocyte-epithelial interactions | journal = Curr Opin Cell Biol | volume = 15 | issue = 5 | pages = 557-64 | year = 2003 | id = PMID 14519390}}</ref> [[Neutrofil]] ditemukan di aliran darah dan merupakan jenis fagosit yang paling melimpah, normalnya sebanyak 50% sampai 60% jumlah leukosit yang bersirkulasi.<ref name="IandF">{{cite book|last = Stvrtinová|first = Viera|coauthors = Ján Jakubovský and Ivan Hulín|title = ''Inflammation and Fever'' from Pathophysiology: Principles of Disease|publisher = Academic Electronic Press|date = 1995|location = Computing Centre, Slovak Academy of Sciences|url = http://nic.savba.sk/logos/books/scientific/Inffever.html|accessdate = 2007-01-01|archive-date = 2001-07-11|archive-url = https://web.archive.org/web/20010711220523/http://nic.savba.sk/logos/books/scientific/Inffever.html|dead-url = yes}}</ref> Selama radang fase akut, terutama karena infeksi bakteri, [[neutrofil]] bermigrasi ke tempat radang dalam sebuah proses yang disebut [[kemotaksis]], dan merupakan sel pertama yang tiba pada saat infeksi.<ref>{{Cite journal|last=Edwards|first=Steven W.|last2=Bucknall|first2=Roger C.|last3=Moots|first3=Robert J.|last4=Wright|first4=Helen L.|date=2010-09-01|title=Neutrophil function in inflammation and inflammatory diseases|url=https://academic.oup.com/rheumatology/article/49/9/1618/1785197|journal=Rheumatology|language=en|volume=49|issue=9|pages=1618–1631|doi=10.1093/rheumatology/keq045|issn=1462-0324|access-date=2019-01-20|archive-date=2019-01-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20190120144630/https://academic.oup.com/rheumatology/article/49/9/1618/1785197|dead-url=no}}</ref>
Makrofaga adalah sel serba guna yang terletak pada jaringan dan memproduksi susunan luas bahan kimia termasuk enzim, [[sistem komplemen|protein komplemen]], dan regulator seperti [[interleukin 1]].<ref name=USCmac>{{cite web | last = Bowers | first = William| title = Immunology -Chapter Thirteen: Immunoregulation | work = Microbiology and Immunology On-Line Textbook | publisher = USC School of Medicine | date = 2006| url = http://pathmicro.med.sc.edu/bowers/imm-reg.htm| accessdate = 2007-01-04}}</ref> Makrofaga juga beraksi sebagai pemakan, membersihkan tubuh dari sel mati dan debris lainnya, dan sebagai [[sel penyaji antigen]] yang mengaktivasi sistem imun adaptif.<ref name=USC/>
 
[[Makrofag]] merupakan sel serba guna yang bermukim pada jaringan dan menghasilkan banyak zat-zat kimia termasuk enzim, [[sistem komplemen|protein komplemen]], dan [[sitokin]]. Makrofag juga bertindak sebagai "sel pemakan" yang membersihkan tubuh dari sel mati dan debris (pecahan komponen sel) lainnya, dan sebagai [[sel penyaji antigen]] yang mengaktifkan sistem imun adaptif.<ref>{{cite journal | author = Murray PJ, Wynn TA | title = Protective and pathogenic functions of macrophage subsets | journal = Nat Rev Immunol. | volume = 11 | issue = 1 | pages = 723-37 | year = 2011 | id = PMID 15283665}}</ref>
Sel dendritik adalah fagosit pada jaringan yang berhubungan dengan lingkungan luar; oleh karena itu, mereka terutama berada di [[kulit]], [[hidung]], [[paru-paru]], [[perut]], dan [[usus]].<ref name=Guermonprez>{{cite journal | author = Guermonprez P, Valladeau J, Zitvogel L, Théry C, Amigorena S | title = Antigen presentation and T cell stimulation by dendritic cells | journal = Annu Rev Immunol | volume = 20 | issue = | pages = 621-67 | year = | id = PMID 11861614}}</ref> Mereka dinamai untuk kemiripan mereka dengan [[dendrit]], memiliki proyeksi mirip dengan dendrit, tetapi sel dendritik tidak terhubung dengan [[sistem saraf]]. Sel dendritik merupakan hubungan antara sistem imun adaptif dan bawaan, dengan kehadiran antigen pada [[sel T]], salah satu kunci tipe sel sistem imun adaptif.<ref name=Guermonprez/>
 
==== Sel dendritik ====
Mastosit terletak di [[jaringan konektif]] dan [[membran mukosa]] dan mengatur respon peradangan.<ref>{{cite journal | author = Krishnaswamy G, Ajitawi O, Chi D | title = The human mast cell: an overview. | journal = Methods Mol Biol | volume = 315 | issue = | pages = 13–34 | year = | id = PMID 16110146}}</ref> Mereka berhubungan dengan alergi dan anafilaksis.<ref name="IandF"/> Basofil dan eosinofil berhubungan dengan neutrofil. Mereka mengsekresikan perantara bahan kimia yang ikut serta melindungi tubuh terhadap [[parasitisme|parasit]] dan memainkan peran pada reaksi alergi, seperti [[asma]].<ref>{{cite journal | author = Kariyawasam H, Robinson D | title = The eosinophil: the cell and its weapons, the cytokines, its locations | journal = Semin Respir Crit Care Med | volume = 27 | issue = 2 | pages = 117-27 | year = 2006 | id = PMID 16612762}}</ref> [[Sel NK]] adalah leukosit yang menyerang dan menghancurkan sel [[tumor]], atau sel yang telah terinfeksi oleh virus.<ref>{{cite journal | author = Middleton D, Curran M, Maxwell L | title = Natural killer cells and their receptors | journal = Transpl Immunol | volume = 10 | issue = 2–3 | pages = 147-64 | year = 2002 | id = PMID 12216946}}</ref>
 
[[Sel dendritik]] adalah fagosit pada jaringan yang berhubungan dengan lingkungan luar; oleh karena itu, sel-sel ini terutama berada di [[kulit]], [[hidung]], [[paru-paru]], [[lambung]], dan [[usus]].<ref name=Guermonprez>{{cite journal | author = Guermonprez P, Valladeau J, Zitvogel L, Théry C, Amigorena S | title = Antigen presentation and T cell stimulation by dendritic cells | journal = Annu Rev Immunol | volume = 20 | issue = | pages = 621-67 | year = | id = PMID 11861614}}</ref> Mereka dinamai demikian karena kemiripannya dengan [[dendrit|dendrit saraf]], keduanya memiliki proyeksi seperti paku, tetapi sel dendritik tidak ada hubungan dengan [[sistem saraf]]. Sel dendritik menyediakan hubungan antara sistem imun adaptif dan bawaan, dengan cara menyajikan antigen kepada [[sel T]].<ref name=Guermonprez/>
== Imunitas adaptif ==
{{main|Sistem imun adaptif}}
 
==== Sel pembunuh alami ====
Imunitas adaptif berevolusi pada vertebrata awal dan membuat adanya respon imun yang lebih kuat dan juga memori imunologikal, yang tiap patogen diingat oleh tanda antigen.<ref>{{cite journal | author = Pancer Z, Cooper M | title = The evolution of adaptive immunity | journal = Annu Rev Immunol | volume = 24 | issue = | pages = 497–518 | year = | id = PMID 16551257}}</ref> Respon imun adaptif spesifik-antigen dan membutuhkan pengenalan antigen "non-self" spesifik selama proses disebut presentasi antigen. Spesifisitas antigen menyebabkan produksi respon yang disesuaikan pada patogen atau sel yang terinfeksi patogen. Kemampuan tersebut ditegakan di tubuh oleh "sel memori". Patogen akan menginfeksi tubuh lebih dari sekali, sehingga sel memori tersebut digunakan untuk segera memusnahkannya.
Sel pembunuh alami (Inggris: ''Natural Killer,'' NK) merupakan komponen sistem imun bawaan yang tidak secara langsung menyerang mikrob penyerang.<ref name="pmid28078307">{{cite journal |vauthors=Gabrielli S, Ortolani C, Del Zotto G, Luchetti F, Canonico B, Buccella F, Artico M, Papa S, Zamai L |title=The Memories of NK Cells: Innate-Adaptive Immune Intrinsic Crosstalk |journal=Journal of Immunology Research |volume=2016 |issue= |pages=1376595 |year=2016 |pmid=28078307 |pmc=5204097 |doi=10.1155/2016/1376595 |url=}}</ref> Sebaliknya, sel-sel NK menghancurkan sel-sel inang yang terinfeksi atau sel yang bertransformasi.<ref>{{cite journal|author=Middleton D, Curran M, Maxwell L|year=2002|title=Natural killer cells and their receptors|journal=Transpl Immunol|volume=10|issue=2–3|pages=147-64|id=PMID 12216946}}</ref> Sel-sel demikian dinamakan "''missing self''" ("kehilangan pengenalan diri") dikarenakan sel memiliki penanda permukaan sel (disebut MHC I) yang sangat rendah. Sel NK dinamai "pembunuh alami" karena gagasan awal bahwa mereka tidak memerlukan pengaktifan untuk membunuh sel-sel yang "''missing self''." Sel-sel tubuh normal tidak dikenali dan tidak diserang oleh sel-sel NK karena mereka mengekspresikan antigen MHC diri yang utuh. Kompleks antigen diri MHC itu dikenali oleh reseptor imunoglobulin sel pembunuh (KIR) yang menahan aktivitas sel NK.<ref name="pmid22665247">{{cite journal | vauthors = Rajalingam R | title = Overview of the killer cell immunoglobulin-like receptor system | journal = Methods in Molecular Biology | volume = 882 | issue = | pages = 391–414 | year = 2012 | pmid = 22665247 | doi = 10.1007/978-1-61779-842-9_23 | isbn = 978-1-61779-841-2 | series = Methods in Molecular Biology™ }}</ref>
 
==== LimfositSel mast ====
[[Mastosit|Sel mast]] adalah sel penting dari sistem kekebalan dan merupakan bagian dari [[Sel punca hematopoietik|hematopoietik]]. Sel mast berasal dari sel progenitor pluripoten dari sumsum tulang, dan matang di bawah pengaruh ligan c-kit dan faktor sel induk dengan adanya faktor pertumbuhan lain yang berbeda yang disediakan oleh lingkungan mikro jaringan. Dalam kondisi normal, sel mast yang matang tidak bersirkulasi dalam aliran darah. Namun, sel mast yang matang bermigrasi ke jaringan dan berdiferensiasi menjadi sel mast di bawah pengaruh faktor sel induk dan berbagai [[sitokin]]. Sel mast terdapat di seluruh tubuh dan mereka memainkan peran penting dalam pemeliharaan banyak fungsi fisiologis serta dalam patofisiologi penyakit.<ref>{{Cite journal|last=Krystel-Whittemore|first=Melissa|last2=Dileepan|first2=Kottarappat N.|last3=Wood|first3=John G.|date=2016|title=Mast Cell: A Multi-Functional Master Cell|url=https://www.frontiersin.org/article/10.3389/fimmu.2015.00620|journal=Frontiers in Immunology|volume=6|doi=10.3389/fimmu.2015.00620|issn=1664-3224|pmc=PMC4701915|pmid=26779180|access-date=2022-04-06|archive-date=2023-03-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20230327094550/https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fimmu.2015.00620/full|dead-url=no}}</ref>
Sel sistem imun adaptif adalah tipe spesial leukosit yang disebut [[limfosit]]. [[Sel B]] dan [[sel T]] adalah tipe utama limfosit yang berasal dari [[sel punca]] hematopoietik pada [[sumsum tulang]].<ref name=Janeway6/> Sel B ikut serta pada [[imunitas humoral]], sedangkan sel T ikut serta pada [[imunitas seluler|respon imun seluler]].
 
[[Mastosit|Sel mast]] terletak di jaringan penghubung dan [[membran mukosa]], berfungsi untuk mengatur respons peradangan.<ref>{{cite journal|author=Krishnaswamy G, Ajitawi O, Chi D|year=|title=The human mast cell: an overview.|journal=Methods Mol Biol|volume=315|issue=|pages=13–34|id=PMID 16110146}}</ref> Mereka berkaitan dengan [[alergi]] dan [[anafilaksis]].<ref name="IandF" /> Pada hewan pengerat, sel mast juga berada di rongga peritoneal dan toraks. Sel mast ditemukan di semua jaringan vaskuler kecuali sistem saraf pusat dan retina.<ref>{{Cite journal|last=da Silva|first=Elaine Zayas Marcelino|last2=Jamur|first2=Maria Célia|last3=Oliver|first3=Constance|date=2014-10|title=Mast Cell Function: A New Vision of an Old Cell|url=http://journals.sagepub.com/doi/10.1369/0022155414545334|journal=Journal of Histochemistry & Cytochemistry|language=en|volume=62|issue=10|pages=698–738|doi=10.1369/0022155414545334|issn=0022-1554|pmc=PMC4230976|pmid=25062998|access-date=2022-04-06|archive-date=2022-06-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220605175753/https://journals.sagepub.com/doi/10.1369/0022155414545334|dead-url=no}}</ref> Sel mast terletak pada titik pertemuan pejamu dan lingkungan luar tempat masuknya antigen (saluran cerna, kulit, epitel respiratori).<ref>{{Cite journal|last=Galli|first=Stephen J.|last2=Tsai|first2=Mindy|date=2010-07|title=Mast cells in allergy and infection: Versatile effector and regulatory cells in innate and adaptive immunity|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/eji.201040559|journal=European Journal of Immunology|language=en|volume=40|issue=7|pages=1843–1851|doi=10.1002/eji.201040559|pmc=PMC3581154|pmid=20583030|access-date=2022-04-06|archive-date=2022-04-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20220406095641/https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/eji.201040559|dead-url=no}}</ref> Sel mast terletak di daerah di bawah epitel di jaringan ikat yang mengelilingi sel darah, otot polos, mukosa, dan folikel rambut.
Baik sel B dan sel T membawa molekul reseptor yang mengenali target spesifik. Sel T mengenali target "non-self", seperti patogen, hanya setelah antigen (fragmen kecil patogen) telah diproses dan disajikan pada molekul [[major histocompatibility complex]] (MHC).
 
==== Granulosit ====
Terdapat dua subtipe utama sel T: [[sel T pembunuh]] dan [[sel T pembantu]]. Sel T pembunuh hanya mengenali antigen dirangkaikan pada molekul [[Major histocompatibility complex|MHC kelas I]], sementara sel T pembantu hanya mengenali antigen dirangkaikan pada molekul [[Major histocompatibility complex|MHC kelas II]]. Dua mekanisme presentasi antigen tersebut memunculkan peran berbeda dua tipe sel T. Yang ketiga, subtipe minor adalah [[sel T gamma/delta|sel T γδ]] yang mengenali antigen yang tidak melekat pada reseptor MHC.<ref>{{cite journal | author = Holtmeier W, Kabelitz D | title = gammadelta T cells link innate and adaptive immune responses | journal = Chem Immunol Allergy | volume = 86 | issue = | pages = 151-83 | year = | id = PMID 15976493}}</ref>
[[Basofil]] dan [[eosinofil]] memiliki kesamaan dengan [[neutrofil]] dalam hal adanya banyak granul di sitoplasmanya. Mereka menyekresikan bahan kimia yang ikut serta melindungi tubuh terhadap [[parasitisme|parasit]] dan memainkan peran pada reaksi [[alergi]], seperti [[asma]].<ref>{{cite journal|author=Kariyawasam H, Robinson D|year=2006|title=The eosinophil: the cell and its weapons, the cytokines, its locations|journal=Semin Respir Crit Care Med|volume=27|issue=2|pages=117-27|id=PMID 16612762}}</ref>
 
==== Sel limfoid bawaan ====
Reseptor antigel sel B adalah molekul [[antibodi]] pada permukaan sel B dan mengenali semua patogen tanpa perlu adanya [[proses antigen]]. Tiap keturunan sel B memiliki antibodi yang berbeda, sehingga kumpulan resptor antigen sel B yang lengkap melambangkan semua antibodi yang dapat diproduksi oleh tubuh.<ref name= Janeway6/>
Sel limfoid bawaan (Inggris: ''innate lymphoid cell'', ILC) adalah sekelompok sel imun bawaan yang termasuk dalam garis keturunan [[limfoid]], tetapi tidak memiliki [[reseptor sel B]] atau [[reseptor sel T]] spesifik antigen. ILC juga tidak mengekspresikan penanda sel [[myeloid]] atau dendritik.<ref>{{Cite journal|last=Spits|first=Hergen|last2=Cupedo|first2=Tom|year=2012|title=Innate lymphoid cells: emerging insights in development, lineage relationships, and function|url=|journal=Annual Review of Immunology|volume=30|issue=|pages=647–675|doi=10.1146/annurev-immunol-020711-075053|pmid=22224763}}</ref> Kelompok sel ini memiliki fungsi fisiologis yang bervariasi; beberapa fungsi dianalogikan dengan sel T pembantu, sementara kelompok ini juga termasuk sel NK sitotoksik. Oleh karena itu, mereka memiliki peran penting dalam kekebalan protektif dan pengaturan [[homeostasis]] dan peradangan, sehingga kelainan pada ILC dapat menyebabkan gangguan sistem imun seperti [[alergi]], [[Asma|asma bronkial]], dan [[penyakit autoimun]].<ref>{{Cite journal|last=Walker|first=Jennifer A|last2=Jillian L. Barlow|last3=Andrew N. J. McKenzie|year=2013|title=Innate lymphoid cells—how did we miss them|url=http://www.nature.com/nri/journal/v13/n2/abs/nri3349.html|journal=Nature Reviews Immunology|volume=13|issue=2|pages=75–87|doi=10.1038/nri3349|issn=1474-1733|access-date=2013-08-03|archive-date=2013-11-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20131105150643/http://www.nature.com/nri/journal/v13/n2/abs/nri3349.html|dead-url=no}}</ref>
 
==== SelSistem Timun pembunuhadaptif ====
{{main|Sistem imun adaptif}}
[[Berkas:Sel T sitotoksik.jpg|jmpl|200px|ka|Sel T pembunuh secara langsung menyerang sel lainnya yang membawa antigen asing atau abnormal di permukaan mereka.<ref name=NIAID>{{cite web | title = Understanding the Immune System: How it Works | publisher = [[National Institute of Allergy and Infectious Diseases]] (NIAID) | url = http://www.niaid.nih.gov/publications/immune/the_immune_system.pdf | format = [[PDF]] | accessdate = 2007-01-01}}</ref>]]
 
[[Sel T CD8|Sel T pembunuh]] adalah subkelompok dari sel T yang membunuh sel yang terinfeksi dengan virus (dan patogen lainnya), atau merusak dan mematikan patogen.<ref>{{cite journal | author = Harty J, Tvinnereim A, White D | title = CD8+ T cell effector mechanisms in resistance to infection | journal = Annu Rev Immunol | volume = 18 | issue = | pages = 275–308 | year = | id = PMID 10837060}}</ref> Seperti sel B, tiap tipe sel T mengenali antigen yang berbeda. Sel T pembunuh diaktivasi ketika [[reseptor sel T]] mereka melekat pada antigen spesifik pada kompleks dengan reseptor MHC kelas I dari sel lainnya. Pengenalan MHC:kompleks antigen ini dibantu oleh [[ko-reseptor]] pada sel T yang disebut [[CD8]]. Sel T lalu berkeliling pada tubuh untuk mencari sel yang reseptor MHC kelas I tmengikat antigen. Ketika sel T yang aktif menghubungi sel lainnya, [[sitotoksin]] dikeluarkan yang membentuk pori pada [[membran sel|membran plasma]] sel, membiarkan [[ion]], air dan toksin masuk. Hal ini menyebabkan sel mengalami [[apoptosis]].<ref name=Radoja>{{cite journal | author = Radoja S, Frey A, Vukmanovic S | title = T-cell receptor signaling events triggering granule exocytosis | journal = Crit Rev Immunol | volume = 26 | issue = 3 | pages = 265-90 | year = 2006 | id = PMID 16928189}}</ref> Sel T pembunuh penting untuk mencegah replikasi virus. Aktivasi sel T membutuhkan sinyal aktivasi antigen/MHC yang sangat kuat, atau penambahan aktivasi sinyal yang disediakan oleh sel T pembantu.<ref name=Radoja/>
Sistem imun adaptif berevolusi pada vertebrata awal dan membuat adanya respons imun yang lebih kuat serta terbentuknya memori imunologi, yaitu tiap patogen "diingat" oleh pengenal antigen.<ref>{{cite journal | author = Pancer Z, Cooper M | title = The evolution of adaptive immunity | journal = Annu Rev Immunol | volume = 24 | issue = | pages = 497–518 | year = | id = PMID 16551257}}</ref> Respons imun adaptif bersifat spesifik terhadap antigen tertentu dan membutuhkan pengenalan antigen ''non-self'' tertentu selama proses yang disebut presentasi antigen. Spesifisitas antigen memungkinkan produksi respons yang disesuaikan pada patogen tertentu atau sel tertentu yang terinfeksi patogen. Kemampuan tersebut dipelihara di tubuh oleh "sel memori". Sel-sel memori ini akan segera memusnahkan dengan cepat patogen-patogen yang menginfeksi sel kembali di kemudian hari.
 
=== Imunitas diperantarai sel ===
Komponen sel utama pada sistem imun adaptif yaitu jenis leukosit khusus yang disebut [[limfosit]]. [[Sel T|Limfosit T]] (sel T) dan [[Sel B|limfosit B]] (sel B) merupakan jenis limfosit utama yang berasal dari sel punca hematopoietik pada [[sumsum tulang]].<ref name=Jan/>{{rp|297}} Sel T terlibat dalam respons imun diperantarai sel, sedangkan sel B terlibat dalam respons imun humoral.<ref>{{Cite journal|last=Shlomchik|first=Mark J.|last2=Walport|first2=Mark|last3=Travers|first3=Paul|last4=Charles A Janeway|first4=Jr|date=2001|title=T Cell-Mediated Immunity|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK10762/|journal=Immunobiology: The Immune System in Health and Disease. 5th edition|language=en|access-date=2019-01-31|archive-date=2020-05-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20200531013632/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK10762/|dead-url=no}}</ref> Baik sel T dan sel B memiliki reseptor yang mengenali target spesifik. Sel T mengenali target ''non-self'' seperti patogen, tetapi hanya jika antigen telah diolah dan disajikan pada molekul [[kompleks histokompatibilitas utama]] ({{lang-en|major histocompatibility complex}}, disingkat MHC).<ref name="Jan" />{{rp|14}} Sementara itu, reseptor antigen pada sel B, yang merupakan suatu molekul [[antibodi]] pada permukaan, dapat mengenali semua patogen tanpa perlu adanya pengolahan antigen. Tiap garis keturunan sel B memiliki antibodi yang berbeda, sehingga kumpulan reseptor antigen sel B yang lengkap mewakili semua antibodi yang dapat diproduksi oleh tubuh.<ref name="Jan" />{{rp|12}}
 
Awalnya, subtipe sel T dibagi menjadi dua yaitu [[sel T pembunuh|sel T sitotoksik]] (sel T pembunuh) dan [[sel T pembantu]]. Namun seiring pesatnya penelitian imunologi pada dekade terakhir, banyak ditemukan jenis lain dari limfosit misalnya [[sel T gamma delta]] (sel T γδ). Sel T sitotoksik hanya mengenali antigen yang dirangkaikan pada molekul [[Kompleks histokompatibilitas utama#Protein MHC kelas I|MHC kelas I]], sementara sel T pembantu hanya mengenali antigen yang dirangkaikan pada molekul [[Kompleks histokompatibilitas utama#Protein MHC kelas II|MHC kelas II]]. Dua mekanisme presentasi antigen tersebut memunculkan peran berbeda dua tipe sel T. Jenis lain sel T yang termasuk subtipe minor yaitu sel T γδ, yang mengenali antigen yang tidak melekat pada molekul [[Kompleks histokompatibilitas utama|MHC]].<ref>{{cite journal | author = Holtmeier W, Kabelitz D | title = gammadelta T cells link innate and adaptive immune responses | journal = Chem Immunol Allergy | volume = 86 | issue = | pages = 151-83 | year = | id = PMID 15976493}}</ref>
 
==== Sel T sitotoksik ====
[[Berkas:Sel T sitotoksik.jpg|jmpl|200px|ka|Sel T sitotoksik secara langsung menyerang sel lainnya yang membawa antigen asing atau abnormal di permukaan.<ref name=NIAID>{{cite web | title = Understanding the Immune System: How it Works | publisher = National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) | url = http://www.niaid.nih.gov/publications/immune/the_immune_system.pdf | format = [[PDF]] | accessdate = 2007-01-01 | archive-date = 2009-01-17 | archive-url = https://web.archive.org/web/20090117202237/http://www.niaid.nih.gov/publications/immune/the_immune_system.pdf | dead-url = unfit }}</ref>{{rp|12}}]]
[[Sel T CD8|Sel T sitotoksik]] (Inggris: ''cytotoxic T lymphocyte'', CTL) atau sel T pembunuh merupakan subkelompok dari sel T yang membunuh sel yang terinfeksi virus (dan patogen lainnya), sel-sel yang rusak, atau sel yang tidak berfungsi dengan baik.<ref>{{cite journal | author = Harty J, Tvinnereim A, White D | title = CD8+ T cell effector mechanisms in resistance to infection | journal = Annu Rev Immunol | volume = 18 | issue = | pages = 275–308 | year = | id = PMID 10837060}}</ref> Sel T sitotoksik diaktifkan ketika [[reseptor sel T]] melekat pada antigen spesifik ini dalam sebuah kompleks dengan reseptor MHC kelas I dari sel lainnya. Pengenalan MHC:antigen ini dibantu oleh [[koreseptor]] pada sel T yang disebut [[CD8]]. Sel T lalu berkeliling ke seluruh tubuh untuk mencari sel yang menyajikan antigen ini pada molekul MHC kelas I. Ketika sel T yang aktif berikatan dengan sel yang demikian, sel T melepaskan protein sitotoksik (seperti [[perforin]]) yang dapat membentuk pori pada [[membran sel|membran plasma]] target, membuat [[ion]], air, dan toksin masuk ke dalamnya. Hal ini menyebabkan sel mengalami [[apoptosis]].<ref name=Radoja>{{cite journal | author = Radoja S, Frey A, Vukmanovic S | title = T-cell receptor signaling events triggering granule exocytosis | journal = Crit Rev Immunol | volume = 26 | issue = 3 | pages = 265-90 | year = 2006 | id = PMID 16928189}}</ref> Sel T sitotoksik penting untuk mencegah replikasi virus. Pengaktifan sel T membutuhkan sinyal pengaktifan antigen/[[Kompleks histokompatibilitas utama|MHC]] yang sangat kuat dan sinyal pengaktifan tambahan yang disediakan oleh [[sel T pembantu]].<ref name=Radoja/>
 
==== Sel T pembantu ====
[[Sel T pembantu]] mengatur(Inggris: baik''T responhelper cell'', Th) mengatur respons imun bawaan dan respons imun adaptif, danserta membantu menentukan tipejenis responrespons imun mana yang tubuh akan buat pada patogen khusus.<ref>{{cite journal | author = Abbas A, Murphy K, Sher A | title = Functional diversity of helper T lymphocytes | journal = Nature | volume = 383 | issue = 6603 | pages = 787-93 | year = 1996 | id = PMID 8893001}}</ref><ref>{{cite journal | author = McHeyzer-Williams L, Malherbe L, McHeyzer-Williams M | title = Helper T cell-regulated B cell immunity | journal = Curr Top Microbiol Immunol | volume = 311 | issue = | pages = 59–83 | year = | id = PMID 17048705}}</ref> Sel tersebut tidak memiliki aktivitas sitotoksik dan tidak membunuh sel yang terinfeksi atau membersihkan patogen secara langsung, namuntetapi mereka mengontrol responrespons imun dengan mengarahkan sel lain untuk melakukan tugas tersebut.<ref>{{Cite journal|last=Romagnani|first=S.|date=1991|title=Type 1 T helper and type 2 T helper cells: functions, regulation and role in protection and disease|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1687725|journal=International Journal of Clinical & Laboratory Research|volume=21|issue=2|pages=152–158|issn=0940-5437|pmid=1687725|access-date=2019-01-31|archive-date=2019-02-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20190201013621/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1687725|dead-url=no}}</ref>
 
Sel T pembantu mengekspresikan [[reseptor sel T]] yang mengenali antigen terikat pada molekul MHC kelas II. Kompleks MHC:antigen juga dikenali oleh reseptor sel pembantuprotein [[CD4]] yang merekrut molekul dipenting dalam sel T yang bertanggung jawab untuk aktivasipengaktifan sel T. Sel T pembantu memiliki hubunganikatan yang lebih lemah dengan kompleks MHC: antigen daripada pengamatan sel T pembunuhsitotoksik, berartisehingga pengaktifannya memerlukan lebih banyak reseptorikatan (sekitar 200-300) pada sel T pembantu yang harus diikat pada MHC:antigen untuk mengaktifkan sel pembantu, sementara sel T pembunuhsitotoksik dapat diaktifkan dengan pertempuransatu ikatan molekul MHC:antigen dengan reseptor. KativasiPengaktifan sel T pembantu juga membutuhkan durasi pertempuranpengikatan lebih lama dengan sel yang memiliki antigen.<ref>{{cite journal | author = Kovacs B, Maus M, Riley J, Derimanov G, Koretzky G, June C, Finkel T | title = Human CD8+ T cells do not require the polarization of lipid rafts for activation and proliferation | url = http://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez?db=pubmed&uid=12419850&cmd=showdetailview | journal = Proc Natl Acad Sci U S A | volume = 99 | issue = 23 | pages = 15006-11 | year = 2002 | id = PMID 12419850 | access-date = 2007-11-09 | archive-date = 2008-10-15 | archive-url = https://web.archive.org/web/20081015203643/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez?db=pubmed | dead-url = no }}</ref> Aktivasi selSel T pembantu yang beristirahattelah menyebabkanaktif dikeluarkanyaselanjutnya menyekresikan [[sitokin]] yang memperluasmemengaruhi aktivitas banyak tipejenis sel. Sinyal [[sitokin]] yang diproduksidihasilkan oleh sel T pembantu memperbesar fungsi mikrobisidal dari makrofag dan aktivitas sel T pembunuhsitotoksik.<ref name= Alberts/>{{rp|1335-1336}} Selain itu, Aktivasipengaktifan sel T pembantu menyebabkan peningkatan molekul yang diekspresikan pada permukaan sel T, seperti [[CD40]] (juga dikenal sebagai [[CD154]]), yang menyediakan sinyal stimulasi tambahan yang dibutuhkan untuk mengaktifkan sel B yangmenjadi memproduksisel antibodiplasma.<ref>{{cite journal | author = Grewal I, Flavell R | title = CD40 and CD154 in cell-mediated immunity | journal = Annu Rev Immunol | volume = 16 | issue = | pages = 111-35 | year = | id = PMID 9597126}}</ref>
 
==== Sel T γδgamma delta ====
[[Sel T Gamma/gamma delta|Sel (sel T γδ]]) memiliki reseptor sel T alternatif yang berlawananberbeda dengan sel T CD4+ dan CD8+ (αβ), danserta berbagimemiliki karakteristikciri yang mirip dengan sel T pembantu, sel T sitotoksik, dan sel NK. Kondisi yang memproduksi respon dari sel T γδ tidak sepenuhnya dimengerti. Sel ini menghasilkan reseptor sel T konstan, sepertisehingga [[CD1d]]berada yang dibatasi [[sel T pembunuh alami]], sel T γδ terletak dipada perbatasan antara imunitassistem imun adaptif dan sistem imun bawaan.<ref>{{cite journal | author = Girardi M | title = Immunosurveillance and immunoregulation by γδ T cells | journal = J Invest Dermatol | volume = 126 | issue = 1 | pages = 25–31 | year = 2006 | id = PMID 16417214}}</ref> SelDi satu sisi, sel T γδ adalahmerupakan komponen dari [[sistem imun adaptif]] karena mereka menyusun kembali gen reseptor sel T untukmenjalani memproduksipenataan perbedaanulang dan menghasilan diversitas reseptor danserta dapat mengembangkan memori. BerbagaiDi subsetsisi adalahlain, beberapa bagian darisel ini merupakan komponen sistem imun bawaan, karena reseptor sel T atau reseptor NK yang dilarangdimilikinya dapat digunakan sebagai reseptorPRR. pengenalan latar belakang, contohnya,Contohnya jumlahsejumlah besar respon sel T Vγ9/Vδ2 berespons dalam waktuhitungan jam untukterhadap molekul umum yang diproduksi oleh mikrobamikrob, dan melarangjenis sel T Vδ1+ Tyang padakhusus hanya ada di [[epitelium]], akanmerespons merespon untuk menekanterhadap sel epitelial yang rusak.<ref>{{cite journal | author = Holtmeier W, Kabelitz D | title = γδ T cells link innate and adaptive immune responses | journal = Chem Immunol Allergy | volume = 86 | pages = 151–183 | year = 2005 | id = PMID 15976493}}</ref>
[[Berkas:Antibody svgillustration.svg|jmpl|220px|ka|SebuahAntibodi antibodi terbuattersusun dari dua rantai berat dan dua rantai ringan. VariasiDaerah unikvariasi daerahunik membuat antibodi mengenali antigen yang cocok.<ref name=NIAID/>{{rp|8}}]]
 
==== AntibodiImunitas danhumoral limfosit B ====
[[Pada sistem imun adaptif, peran utama imunitas humoral dijalankan oleh antibodi yang dihasilkan oleh sel B. Sel B]] mengidentifikasi patogen ketika antibodi yang terikat pada permukaan melekatsel padaB berikatan dengan antigen asing spesifik.<ref name=Sproul>{{cite journal | author = Sproul T, Cheng P, Dykstra M, Pierce S | title = A role for MHC class II antigen processing in B cell development | journal = Int Rev Immunol | volume = 19 | issue = 2–3 | pages = 139-55 | year = 2000 | id = PMID 10763706}}</ref> Kompleks antigen/:antibodi kompleks ini diambilditelan oleh sel B dankemudian diprosesiantigen olehdipecah menjadi potongan [[proteolisispeptida]] ke peptids([[proteolisis]]). SelSelanjutnya sel B lalu menampilkanmenyajikan peptida antigenik pada permukaan molekul MHC kelas II. KombinasiKompleks [[Kompleks histokompatibilitas utama|MHC]] dan antigen ini menarik sel T pembantu yang cocokmemiliki kesesuaian dengan antigen, yang melepasselanjutnya melepaskan [[limfokinsitokin]] dan mengaktifkan sel B.<ref>{{cite journal | author = Kehry M, Hodgkin P | title = B-cell activation by helper T-cell membranes | journal = Crit Rev Immunol | volume = 14 | issue = 3–4 | pages = 221-38 | year = 1994 | id = PMID 7538767}}</ref> Sel B yang aktif lalu mulaiberikutnya berdiferensiasi menjadi ([[sel plasma]]) yang mengeluarkan jutaan antibodi yang mengenali antigen itu. Antibodi tersebut diedarkan pada plasma darah dan limfalimfatik, mengikat patogen dan menandainya untuk dihancurkan oleh aktivasipengaktifan komplemen, atau untuk penghancuran oleh fagosit. Antibodi juga dapat menetralkan toksin bakteri atau dengan mengganggu dengan reseptor yang digunakan virus dan bakteri untuk menginfeksi sel.<ref name=USCcells>{{cite webjournal | lastauthor =Bowers |Baldridge first =JR, WilliamBuchmeier MJ| title = ImmunologyMechanisms of antibody-mediated Chapterprotection nine:against Cellslymphocytic involvedchoriomeningitis invirus immuneinfection: responses|mother-to-baby worktransfer =of Microbiologyhumoral andprotection. Immunology| On-Linejournal Textbook= J. Virol | publishervolume = USC66 School| ofissue = Medicine7 | datepages = 20064252-7 | urlyear = http://pathmicro.med.sc.edu/bowers/immune%20cells.htm1992 | accessdateid = 2007-01-04PMID 1376367}}</ref>
 
== Regulasi fisiologis ==
==== Imunitas adaptif alternatif ====
Sistem imun terlibat dalam banyak aspek regulasi fisiologis dalam tubuh. Sistem imun berinteraksi secara intensif dengan sistem lain, seperti sistem endokrin <ref>{{Cite journal|last=WICK|first=G.|last2=HU|first2=Y.|last3=SCHWARZ|first3=S.|last4=KROEMER|first4=G.|date=1993-10-01|title=Immunoendocrine Communication via the Hypothalamo-Pituitary-Adrenal Axis in Autoimmune Diseases*|url=https://academic.oup.com/edrv/article-abstract/14/5/539/2548428/Immunoendocrine-Communication-via-the-Hypothalamo?redirectedFrom=fulltext|journal=Endocrine Reviews|language=en|volume=14|issue=5|pages=539–563|doi=10.1210/edrv-14-5-539|issn=0163-769X|access-date=2022-02-09|archive-date=2021-05-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20210526210139/https://academic.oup.com/edrv/article-abstract/14/5/539/2548428/Immunoendocrine-Communication-via-the-Hypothalamo?redirectedFrom=fulltext|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Kroemer|first=Guido|last2=Brezinschek|first2=Hans-Peter|last3=Faessler|first3=Reinhard|last4=Schauenstein|first4=Konrad|last5=Wick|first5=Georg|date=1988-01-01|title=Physiology and pathology of an immunoendocrine feedback loop|url=http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/0167569988912893|journal=Immunology Today|volume=9|issue=6|pages=163–165|doi=10.1016/0167-5699(88)91289-3|access-date=2022-02-09|archive-date=2018-11-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20181107012317/https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/0167569988912893|dead-url=no}}</ref> dan saraf.<ref>{{Cite journal|last=Trakhtenberg|first=Ephraim F.|last2=Goldberg|first2=Jeffrey L.|date=2011-10-07|title=Neuroimmune Communication|url=http://science.sciencemag.org/content/334/6052/47|journal=Science|language=en|volume=334|issue=6052|pages=47–48|doi=10.1126/science.1213099|issn=0036-8075|pmid=21980100|bibcode=2011Sci...334...47T|access-date=2022-02-09|archive-date=2021-05-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20210525193317/https://science.sciencemag.org/content/334/6052/47|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Veiga-Fernandes|first=Henrique|last2=Mucida|first2=Daniel|date=2016-05-05|title=Neuro-Immune Interactions at Barrier Surfaces|journal=Cell|volume=165|issue=4|pages=801–811|doi=10.1016/j.cell.2016.04.041|issn=1097-4172|pmc=4871617|pmid=27153494}}</ref><ref>{{Cite journal|date=Februari 2017|title=Neuroimmune communication|url=http://www.nature.com/neuro/journal/v20/n2/full/nn.4496.html|journal=Nature Neuroscience|language=en|volume=20|issue=2|pages=127–127|doi=10.1038/nn.4496|issn=1097-6256|access-date=2022-02-09|archive-date=2017-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20170705002915/http://www.nature.com/neuro/journal/v20/n2/full/nn.4496.html|dead-url=no}}</ref> Sistem imun tubuh juga memainkan peran penting dalam perkembangan serta dalam perbaikan jaringan dan regenerasi.<ref>{{Cite journal|last=Olson|first=Eric N.|last2=Aurora|first2=Arin B.|date=2014-07-03|title=Immune Modulation of Stem Cells and Regeneration|url=https://www.cell.com/cell-stem-cell/abstract/S1934-5909(14)00257-4|journal=Cell Stem Cell|language=English|volume=15|issue=1|pages=14–25|doi=10.1016/j.stem.2014.06.009|issn=1934-5909|pmc=PMC4131296|pmid=24996166|access-date=2019-01-31|archive-date=2023-03-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20230327094605/https://www.cell.com/cell-stem-cell/fulltext/S1934-5909(14)00257-4|dead-url=no}}</ref>
Walaupun molekul klasik sistem imun adaptif (seperti antibodi dan [[reseptor sel T]]) ada hanya pada vertebrata berahang, molekul berasal dari [[limfosit]] ditemukan pada [[agnatha|vertebrata tak berahang]] primitif, seperti ''[[lamprey]]'' dan ''[[hagfish]]''. Binatang tersebut memproses susunan besar molekul disebut reseptor limfosit variabel yang seperti reseptor antigen vertebrata berahang, diproduksi dari jumlah kecil (satu atau dua) [[gen]]. Molekul tersebut dipercaya melilit pada [[patogen]] dengan cara yang sama dengan antibodi dan dengan tingkat spesifisitas yang sama.<ref>{{cite journal | author = M.N. Alder, I.B. Rogozin, L.M. Iyer, G.V. Glazko, M.D. Cooper, Z. Pancer | title = Diversity and Function of Adaptive Immune Receptors in a Jawless Vertebrate | journal = Science| volume = 310 | issue = 5756 | pages = 1970–1973 | year = 2005 | id = PMID 16373579}}</ref>
 
=== Memori imunologiHormon ===
[[Hormon]] dapat bertindak sebagai [[Imunoterapi#imunomodulator|imunomodulator]], yaitu mengubah sensitivitas sistem imun. Sebagai contoh, hormon seks wanita diketahui menstimulasi baik respons imun adaptif <ref>{{cite book|last = Wira|first = CR|coauthors = Crane-Godreau M, Grant K|year = 2004|chapter = Endocrine regulation of the mucosal immune system in the female reproductive tract|title = Mucosal Immunology|editor = In: Ogra PL, Mestecky J, Lamm ME, Strober W, McGhee JR, Bienenstock J (eds.)|publisher = Elsevier|location = San Francisco|id = ISBN 0-12-491543-4}}</ref> dan respons imun bawaan.<ref>{{cite journal| last = Lang | first = TJ | year = 2004 | title = Estrogen as an immunomodulator | journal = Clin Immunol | volume = 113 | pages = 224–230 | id = PMID 15507385}}</ref><ref>{{cite journal | last = Moriyama | first = A | coauthors = Shimoya K, Ogata I ''et al.'' | year = 1999 | title = Secretory leukocyte protease inhibitor (SLPI) concentrations in cervical mucus of women with normal menstrual cycle | journal = Molecular Human Reproduction | volume = 5 | pages = 656–661 | id = PMID 10381821 | url = http://molehr.oxfordjournals.org/cgi/content/full/5/7/656 | access-date = 2007-11-09 | archive-date = 2008-10-06 | archive-url = https://web.archive.org/web/20081006115807/http://molehr.oxfordjournals.org/cgi/content/full/5/7/656 | dead-url = no }}</ref><ref>{{cite journal | last = Cutolo |first= M |coauthors= Sulli A, Capellino S, Villaggio B, Montagna P, Seriolo B, Straub RH| year = 2004 | title = Sex hormones influence on the immune system: basic and clinical aspects in autoimmunity | journal = Lupus | volume = 13 | pages = 635–638 | id = PMID 15485092}}</ref><ref>{{cite journal | last = King | first = AE | coauthors = Critchley HOD, Kelly RW | year = 2000 | title = Presence of secretory leukocyte protease inhibitor in human endometrium and first trimester decidua suggests an antibacterial role | journal = Molecular Human Reproduction | volume = 6 | pages = 191–196 | id = PMID 10655462 | url = http://molehr.oxfordjournals.org/cgi/content/full/6/2/191 | access-date = 2007-11-09 | archive-date = 2008-09-06 | archive-url = https://web.archive.org/web/20080906145804/http://molehr.oxfordjournals.org/cgi/content/full/6/2/191 | dead-url = no }}</ref> Beberapa penyakit autoimun seperti [[lupus erythematosus]] sering menyerang wanita, dan mulainya serangan sering dengan [[pubertas]]. Sebaliknya, hormon seks pria seperti [[testosteron]] tampak menekan sistem imun.<ref>{{cite journal | last = Fimmel | fist = S | coauthors = Zouboulis CC | year = 2005 | title = Influence of physiological androgen levels on wound healing and immune status in men | journal = Aging Male | volume = 8 | pages = 166–174 | id = PMID 16390741}}</ref>
Ketika [[sel B]] dan [[sel T]] telah aktif dan mulai melakukan replikasi, beberapa dari keturunan mereka akan menjadi sel memori yang dapat hidup dengan lama. Sel memori tersebut akan mengingat setiap patogen yang pernah ditemui secara spesifik dan dapat melakukan respon dengan cepat jika [[patogen]] terdeteksi kembali. Memori imunologi dapat berbentuk memori jangka pendek pasif atau memori jangka panjang aktif.
 
=== MemoriVitamin pasifD ===
Saat suatu sel T menjumpai [[patogen]] asing, pada beberapa kasus melibatkan [[reseptor vitamin D]]. Hal ini pada dasarnya merupakan alat pensinyalan yang memungkinkan sel T untuk berikatan dengan bentuk aktif vitamin D, suatu hormon steroid [[kalsitriol]]. Di sisi lain, sel T mengekspresikan CYP27B1, suatu enzim yang bertanggung jawab mengubah versi pra-hormon vitamin D, [[kalsidiol]], menjadi versi hormon steroid, [[kalsitriol]]. Setelah mengikat dengan kalsitriol, sel T dapat melakukan fungsi yang diinginkan. Sel-sel sistem imun lainnya seperti sel dendritik, keratinosit, dan makrofag dikenal mengekspresikan CYP27B1 dan dengan demikian dapat mengaktifkan vitamin D kalsidiol.<ref>{{cite journal | vauthors = von Essen MR, Kongsbak M, Schjerling P, Olgaard K, Odum N, Geisler C | title = Vitamin D controls T cell antigen receptor signaling and activation of human T cells | journal = Nature Immunology | volume = 11 | issue = 4 | pages = 344–9 | date = Apr 2010 | pmid = 20208539 | doi = 10.1038/ni.1851 | url = http://www.nature.com/ni/journal/v11/n4/abs/ni.1851.html | access-date = 2022-02-09 | archive-date = 2017-06-21 | archive-url = https://web.archive.org/web/20170621210249/http://www.nature.com/ni/journal/v11/n4/abs/ni.1851.html | dead-url = no }}</ref><ref>{{cite journal | vauthors = Sigmundsdottir H, Pan J, Debes GF, Alt C, Habtezion A, Soler D, Butcher EC | title = DCs metabolize sunlight-induced vitamin D3 to 'program' T cell attraction to the epidermal chemokine CCL27 | journal = Nature Immunology | volume = 8 | issue = 3 | pages = 285–93 | date = Mar 2007 | pmid = 17259988 | doi = 10.1038/ni1433 }}</ref>
Imunitas pasif biasanya berjangka pendek, hilang dalam beberapa hari sampai beberapa bulan. Bayi yang baru lahir tidak memiliki paparan pada mikroba dan rentan terhadap infeksi. Beberapa lapisan perlindungan pasif disediakan oleh ibu. Selama [[kehamilan]], tipe antibodi yang disebut IgG, dikirim dari ibu ke bayi secara langsung menyebrangi [[plasenta]], sehingga bayi manusia memiliki antibodi tinggi bahkan saat lahir, dengan spesifisitas jangkauan antigen yang sama dengan ibunya.<ref>{{cite journal | author = Saji F, Samejima Y, Kamiura S, Koyama M | title = Dynamics of immunoglobulins at the feto-maternal interface. | url=http://ror.reproduction-online.org/cgi/reprint/4/2/81.pdf | journal = Rev Reprod | volume = 4 | issue = 2 | pages = 81-9 | year = 1999 | id = PMID 10357095}}</ref> [[Air susu ibu]] juga mengandung antibodi yang dikirim ke [[sistem pencernaan]] bayi dan melindungi bayi terhadap infeksi bakteri sampai bayi dapat mensintesis antibodinya sendiri.<ref>{{cite journal | author = Van de Perre P | title = Transfer of antibody via mother's milk. | journal = Vaccine | volume = 21 | issue = 24 | pages = 3374–6 | year = 2003 | id = PMID 12850343}}</ref> Imunitas pasif ini disebabkan oleh [[fetus]] yang tidak membuat memori sel atau antibodi apapun, tetapi hanya meminjam. Pada ilmu kedokteran, imunitas pasif protektif juga dapat dikirim dari satu individu ke individu lainnya melalui [[plasma darah|serum]] kaya-antibodi.<ref name= Keller>{{cite journal | author = Keller, Margaret A. and E. Richard Stiehm | title = Passive Immunity in Prevention and Treatment of Infectious Diseases. | url=http://cmr.asm.org/cgi/content/full/13/4/602 | journal = Clinical Microbiology Reviews| volume = 13 | issue = 4 | pages = 602–614 | year = 2000 | id = PMID 11023960}}</ref>
[[Berkas:Immune response2.svg|jmpl|kiri|360px|Lama waktu respon imun dimulai dengan penemuan patogen dan menyebabkan formasi memori imunologikal aktif.]]
 
Diperkirakan bahwa penurunan progresif kadar hormon seiring bertambahnya usia juga menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan pelemahan respons imun pada individu yang menua.<ref>{{cite journal | vauthors = Hertoghe T | title = The "multiple hormone deficiency" theory of aging: is human senescence caused mainly by multiple hormone deficiencies? | journal = Annals of the New York Academy of Sciences | volume = 1057 | issue = 1 | pages = 448–65 | date = Dec 2005 | pmid = 16399912 | doi = 10.1196/annals.1322.035 | bibcode = 2005NYASA1057..448H }}</ref> Penurunan fungsi kekebalan yang sehubungan dengan usia juga terkait dengan penurunan kadar vitamin D pada lansia. Seiring bertambahnya usia, ada dua hal yang secara negatif memengaruhi kadar vitamin D mereka. Pertama, mereka yang tinggal di dalam rumah akan lebih menurun tingkat aktivitasnya. Mereka mendapat lebih sedikit sinar matahari dan karenanya menghasilkan lebih sedikit [[kolekalsiferol]] melalui radiasi [[ultraungu]] B. Kedua, seiring bertambahnya usia, kulit menjadi berkurang kemampuannya memproduksi vitamin D.<ref>{{cite journal | vauthors = Mosekilde L | title = Vitamin D and the elderly | journal = Clinical Endocrinology | volume = 62 | issue = 3 | pages = 265–81 | date = Mar 2005 | pmid = 15730407 | doi = 10.1111/j.1365-2265.2005.02226.x }}</ref>
=== Memori aktif dan imunisasi ===
Memori aktif jangka panjang didapat mengikuti infeksi oleh aktivasi sel B dan sel T. Imunitas aktif dapat juga dibuat yaitu melalui [[vaksinasi]]. Prinsip di balik vaksinasi (juga disebut [[imunisasi]]) adalah untuk memperkenalkan [[antigen]] dari patogen untuk menstimulasikan sistem imun dan mengembangkan imunitas spesifik melawan patogen tanpa menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan organisme tersebut.<ref name=Alberts/> Hal ini menyebabkan induksi respon imun dengan sengaja berhasil karena mengeksploitasi spesifisitas alami sistem imun. Penyakit infeksi tetap menjadi salah satu penyebab kematian pada populasi manusia, maka vaksinasi muncul sebagai manipulasi sistem imun manusia yang paling efektif.<ref name=Janeway6/><ref>[http://www.who.int/healthinfo/bod/en/index.html Death and DALY estimates for 2002 by cause for WHO Member States.] [[World Health Organization]]. Retrieved on [[2007-01-01]].</ref>
 
=== Tidur dan istirahat ===
Kebanyakan vaksin virus berasal dari selubung virus, sementara banyak vaksin bakteri berasal dari komponen [[aselular]] dari mikroorganisme, termasuk komponen [[toksin]] yang tidak melukai.<ref name=Alberts/> Sejak banyak antigen berasal dari vaksin aselular tidak dengan kuat menyebabkan respon adaptif, kebanyakan vaksin bakteri disediakan dengan penambahan [[adjuvan imunologik|adjuvan]] yang mengaktifkan sel yang memiliki antigen pada sistem imun bawaan dan memaksimalkan [[imunogensitas]].<ref>{{cite journal | author = Singh M, O'Hagan D | title = Advances in vaccine adjuvants | journal = Nat Biotechnol | volume = 17 | issue = 11 | pages = 1075–81 | year = 1999 | id = PMID 10545912}}</ref>
Sistem imun bertambah dengan tidur dan beristirahat,<ref>{{cite journal | last = Lange | first = T | coauthors = Perras B, Fehm HL, Born J | year = 2003 | title = Sleep Enhances the Human Antibody response to Hepatitis A Vaccination | url = http://www.psychosomaticmedicine.org/cgi/content/full/65/5/831 | journal = Psychosomatic Medicine | volume = 65 | pages = 831–835 | id = PMID 14508028 | access-date = 2007-11-09 | archive-date = 2008-04-10 | archive-url = https://web.archive.org/web/20080410130050/http://www.psychosomaticmedicine.org/cgi/content/full/65/5/831 | dead-url = no }}</ref> sebaliknya kurang tidur dapat merusak fungsi kekebalan tubuh.<ref>{{cite journal | vauthors = Bryant PA, Trinder J, Curtis N | title = Sick and tired: Does sleep have a vital role in the immune system? | journal = Nature Reviews. Immunology | volume = 4 | issue = 6 | pages = 457–67 | date = Jun 2004 | pmid = 15173834 | doi = 10.1038/nri1369 }}</ref> Putaran umpan balik melibatkan sitokin seperti interleukin-1 dan TNF alfa yang diproduksi sebagai respons terhadap infeksi, tampaknya juga berperan dalam pengaturan [[tidur non-REM]] (''non-rapid eye movement'').<ref>{{cite journal | vauthors = Krueger JM, Majde JA | title = Humoral links between sleep and the immune system: research issues | journal = Annals of the New York Academy of Sciences | volume = 992 | issue = 1 | pages = 9–20 | date = Mei 2003 | pmid = 12794042 | doi = 10.1111/j.1749-6632.2003.tb03133.x | bibcode = 2003NYASA.992....9K }}</ref> Dengan demikian respons imun terhadap infeksi dapat menyebabkan perubahan pada siklus tidur, termasuk peningkatan [[tidur gelombang lambat]] relatif terhadap [[tidur REM]].<ref>{{cite journal | vauthors = Majde JA, Krueger JM | title = Links between the innate immune system and sleep | journal = The Journal of Allergy and Clinical Immunology | volume = 116 | issue = 6 | pages = 1188–98 | date = Dec 2005 | pmid = 16337444 | doi = 10.1016/j.jaci.2005.08.005 }}</ref>
 
=== Nutrisi dan diet ===
Kelebihan gizi dikaitkan dengan penyakit seperti diabetes dan obesitas, yang diketahui memengaruhi fungsi kekebalan tubuh. Malnutrisi yang lebih sedang, serta defisiensi mineral dan nutrisi tertentu, juga dapat membahayakan respons imun.<ref>R.M. Suskind, C.L. Lachney, J.N. Udall, Jr., "[https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=K5MekeZP1CMC&oi=fnd&pg=PA285&dq=malnutrition+immune+system&ots=rTBYIJoPJ8&sig=bMwK6YPhiwjs2qcWI5p-V4Mupok#v=onepage&q=malnutrition%20immune%20system&f=false Malnutrition and the Immune Response] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230327094554/https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=K5MekeZP1CMC&oi=fnd&pg=PA285&dq=malnutrition+immune+system&ots=rTBYIJoPJ8&sig=bMwK6YPhiwjs2qcWI5p-V4Mupok#v=onepage&q=malnutrition%20immune%20system&f=false |date=2023-03-27 }}", in: ''Dairy products in human health and nutrition'', M. Serrano-Ríos, ed., CRC Press, 1994, pp. 285–300</ref> Demikian juga, kekurangan gizi pada janin dapat menyebabkan kerusakan sistem kekebalan seumur hidup.<ref>{{cite journal | vauthors = Langley-Evans SC, Carrington LJ | title = Diet and the developing immune system | journal = Lupus | volume = 15 | issue = 11 | pages = 746–52 | year = 2006 | pmid = 17153845 | doi = 10.1177/0961203306070001 }}</ref>
 
=== Perbaikan dan regenerasi ===
 
Sistem imun tubuh, khususnya sistem imun bawaan, memainkan peran yang menentukan dalam perbaikan jaringan setelah cedera.<ref>{{Cite journal|last=Park|first=Julie E.|last2=Barbul|first2=Adrian|date=2004-05-01|title=Understanding the role of immune regulation in wound healing|url=http://www.americanjournalofsurgery.com/article/S0002-9610(03)00296-4/fulltext|journal=The American Journal of Surgery|language=English|volume=187|issue=5|pages=S11–S16|doi=10.1016/s0002-9610(03)00296-4|issn=0002-9610|pmid=15147986|access-date=2019-01-13|archive-date=2020-03-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20200331165447/https://www.americanjournalofsurgery.com/article/S0002-9610(03)00296-4/fulltext|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Burzyn|first=Dalia|last2=Kuswanto|first2=Wilson|last3=Kolodin|first3=Dmitriy|last4=Shadrach|first4=Jennifer L.|last5=Cerletti|first5=Massimiliano|last6=Jang|first6=Young|last7=Sefik|first7=Esen|last8=Tan|first8=Tze Guan|last9=Wagers|first9=Amy J.|date=2013-12-05|title=A Special Population of Regulatory T Cells Potentiates Muscle Repair|url=http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S009286741301413X|journal=Cell|language=English|volume=155|issue=6|pages=1282–1295|doi=10.1016/j.cell.2013.10.054|issn=0092-8674|pmc=3894749|pmid=24315098|access-date=2022-02-09|archive-date=2022-02-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20220204070331/https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S009286741301413X|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Leoni|first=G.|last2=Neumann|first2=P.-A.|last3=Sumagin|first3=R.|last4=Denning|first4=T. L.|last5=Nusrat|first5=A.|date=September 2015|title=Wound repair: role of immune–epithelial interactions|url=http://www.nature.com/mi/journal/v8/n5/full/mi201563a.html|journal=Mucosal Immunology|language=en|volume=8|issue=5|pages=959–968|doi=10.1038/mi.2015.63|issn=1933-0219|pmc=4916915|pmid=26174765|access-date=2022-02-09|archive-date=2017-07-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20170716062148/http://www.nature.com/mi/journal/v8/n5/full/mi201563a.html|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Wynn|first=Thomas A.|last2=Vannella|first2=Kevin M.|date=2016-03-15|title=Macrophages in Tissue Repair, Regeneration, and Fibrosis|url=http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S107476131630053X|journal=Immunity|language=English|volume=44|issue=3|pages=450–462|doi=10.1016/j.immuni.2016.02.015|issn=1074-7613|pmc=4794754|pmid=26982353|access-date=2022-02-09|archive-date=2022-02-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220205130330/https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S107476131630053X|dead-url=no}}</ref><ref name=":0">{{Cite journal|last=Laurent|first=Paôline|last2=Jolivel|first2=Valérie|last3=Manicki|first3=Pauline|last4=Chiu|first4=Lynn|last5=Contin-Bordes|first5=Cécile|last6=Truchetet|first6=Marie-Elise|last7=Pradeu|first7=Thomas|date=2017|title=Immune-Mediated Repair: A Matter of Plasticity|url=http://journal.frontiersin.org/article/10.3389/fimmu.2017.00454/full#B9|journal=Frontiers in Immunology|language=English|volume=8|doi=10.3389/fimmu.2017.00454|issn=1664-3224|pmc=5403426|pmid=28484454|access-date=2022-02-09|archive-date=2023-03-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20230327094530/https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fimmu.2017.00454/full#B9|dead-url=no}}</ref> Komponen kunci termasuk makrofag dan [[neutrofil]], juga komponen seluler lainnya termasuk [[Sel T gamma delta|sel T γδ]], [[sel limfoid bawaan]] (ILC), dan sel T regulator (Treg). Makrofag memainkan peran dominan dalam pemulihan homeostasis jaringan dengan membersihkan pecahan komponen seluler (debris sel), renovasi matriks ekstraseluler (''extracellular matrix'', ECM), dan penyintesisan berbagai sitokin dan faktor pertumbuhan.<ref>{{Cite journal|last=Julier|first=Ziad|last2=Park|first2=Anthony J.|last3=Briquez|first3=Priscilla S.|last4=Martino|first4=Mikaël M.|date=2017-04-15|title=Promoting tissue regeneration by modulating the immune system|url=http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1742706117300661|journal=Acta Biomaterialia|volume=53|pages=13–28|doi=10.1016/j.actbio.2017.01.056|issn=1742-7061|access-date=2019-01-21|archive-date=2021-05-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20210514061423/https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1742706117300661|dead-url=no}}</ref> Dalam konteks penyembuhan jaringan, sel T γδ epitel dendritik (''dendritic epithelial γδT cell'', DETC) merupakan bagian sel yang sudah dikarakterisasi dengan baik. DETC memiliki morfologi seperti sel dendritik pada kulit tikus, dan mereka merespons dalam beberapa jam terhadap kerusakan jaringan kulit dengan mengeluarkan kemokin dan TNF-α untuk menarik makrofag. Selain itu, DETC mempercepat perbaikan jaringan dengan mensekresi faktor pertumbuhan dan sitokin seperti IGF-1, KGF-1 (FGF-7), KGF-2 (FGF-10), IL-22, dan IL-17A.<ref>{{Cite journal|last=Ramirez|first=Kevin|last2=Witherden|first2=Deborah A.|last3=Havran|first3=Wendy L.|date=2015-07-01|title=All hands on DE(T)C: Epithelial-resident γδ T cells respond to tissue injury|url=http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0008874915000891|journal=Cellular Immunology|series=Gamma delta T cells: 30 years post-discovery|volume=296|issue=1|pages=57–61|doi=10.1016/j.cellimm.2015.04.003|issn=0008-8749|pmc=PMC4466205|pmid=25958272}}</ref> Plastisitas sel-sel imun dan keseimbangan antara sinyal pro-inflamasi dan anti-inflamasi merupakan aspek penting dari perbaikan jaringan yang efisien.<ref name=":0" />
 
== Gangguan pada imunitas ==
Sistem imun merupakan struktur yang luar biasa efektif dalam hal spesifisitas, indusibilitas, dan adaptasi. Namun, kegagalan pertahanan bisa juga terjadi dan dibagi menjadi tiga kelompok besar: [[imunodefisiensi]], autoimunitas, dan hipersensitivitas.<ref>{{Cite journal|last=Giardino|first=Giuliana|last2=Gallo|first2=Vera|last3=Prencipe|first3=Rosaria|last4=Gaudino|first4=Giovanni|last5=Romano|first5=Roberta|last6=De Cataldis|first6=Marco|last7=Lorello|first7=Paola|last8=Palamaro|first8=Loredana|last9=Di Giacomo|first9=Chiara|date=2016|title=Unbalanced Immune System: Immunodeficiencies and Autoimmunity|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27766253|journal=Frontiers in Pediatrics|volume=4|pages=107|doi=10.3389/fped.2016.00107|issn=2296-2360|pmc=PMC5052255|pmid=27766253|access-date=2019-01-31|archive-date=2019-02-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20190201013542/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27766253|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Weiss|first=R. B.|date=1992-10|title=Hypersensitivity reactions|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1384149|journal=Seminars in Oncology|volume=19|issue=5|pages=458–477|issn=0093-7754|pmid=1384149|access-date=2019-01-31|archive-date=2019-02-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20190201013755/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1384149|dead-url=no}}</ref>
Sistem imun adalah struktur efektif yang menggabungkan spesifisitas dan adaptasi. Kegagalan pertahanan dapat berupa defisiensi imun, autoimunitas, dan hipersensitivitas.
 
=== Defisiensi imunImunodefisiensi ===
[[Defisiensi imunImunodefisiensi]] munculterjadi ketika satu atau lebih komponen sistem imun tidak aktif. Kemampuan sistem imun untuk meresponmerespons patogen berkurang pada baik golongan mudaanak-anak dan golonganorang tua, dengan respon imun mulai untuk berkurang pada usiakasus sekitarorang 50tua tahundisebabkan karenaoleh ''[[immunosenescenceimunosenesens]]''.<ref>{{cite journal |author=Aw D, Silva A, Palmer D |title=Immunosenescence: emerging challenges for an ageing population |journal=Immunology |volume=120 |issue=4 |pages=435–446 |year=2007 |pmid=17313487}}</ref><ref name="nutrition">{{cite journal | last = Chandra | first = RK | title = Nutrition and the immune system: an introduction | journal = American Journal of Clinical Nutrition | volume = Vol 66 | pages = 460S-463S | date = 1997 | id = PMID 9250133 | url = http://www.ajcn.org/cgi/content/abstract/66/2/460S}} Free| '''fullaccess-textdate pdf'''= available2007-11-09 | archive-date = 2008-04-22 | archive-url = https://web.archive.org/web/20080422080217/http://www.ajcn.org/cgi/content/abstract/66/2/460S | dead-url = no }}</ref> Di negara-negara berkembang, penyebab melemahnya sistem imun yaitu [[obesitas]], penggunaan [[penyalahgunaan alkohol]], dan [[narkoba]]penggunaan adalah akibat paling umum dari fungsi imun yang burukobat.<ref name="nutrition" /> Namun, kekurangan [[nutrisimalnutrisi]] adalah akibatpenyebab paling umum yang menyebabkan defisiensi imunimunodefisiensi di negara berkembang.<ref name="nutrition" /> Diet kekurangan cukupdengan protein berhubunganyang tidak mencukupi dikaitkan dengan gangguan imunitas seluler, aktivitas komplemen, fungsi fagosit, konsentrasi antibodi [[imunoglobinAntibodi A|IgA]], dan produksi [[sitokin]]. DefisiensiSelain nutrisiitu, sepertiketiadaan [[zinctimus]], [[selenium]],pada [[zatusia besi]],dini [[tembaga]],melalui [[vitamin]]mutasi [[Vitamingenetik atau pengangkatan melalui operasi mengakibatkan imunodefisiensi yang parah dan kerentanan tinggi terhadap infeksi.<ref>{{cite journal A|A]], [[Vitaminvauthors = Miller JF C|C]], [[Vitamintitle = The discovery of thymus function and of thymus-derived lymphocytes E|E]], danjournal [[Vitamin= Immunological Reviews B6|B<sub>6</sub>]], danvolume [[asam= folat]]185 (vitamin| B<sub>9</sub>)issue juga= mengurangi1 respon| imun.<refpages name="nutrition" 7–14 | date = Jul 2002 | pmid = 12190917 | doi = 10.1034/j.1600-065X.2002.18502.x }}</ref>
 
Defisiensi imunImunodefisiensi juga bisa muncul akibat faktor turunan atau perolehan (didapat).<ref name=Alberts/> ''[[ChronicPenyakit granulomatousgranuloma diseasekronik|Penyakit granuloma kronis]]'', yaitu penyakit yangdengan menyebabkanrendahnya kemampuan [[fagosit]] untuk menghancurkan fagosit berkurangpatogen, adalah contoh dari defisiensiimunodefisiensi imun dapatanturunan. Sementara itu, [[AIDS]] dan beberapa tipejenis [[kanker]] menyebabkanmerupakan defisiensicontoh imunimunodefisiensi dapatan.<ref>{{cite journal | author = Joos L, Tamm M | title = Breakdown of pulmonary host defense in the immunocompromised host: cancer chemotherapy | url = http://pats.atsjournals.org/cgi/content/full/2/5/445 | journal = Proc Am Thorac Soc | volume = 2 | issue = 5 | pages = 445-8 | year = 2005 | id = PMID 16322598 | access-date = 2007-11-09 | archive-date = 2008-04-29 | archive-url = https://web.archive.org/web/20080429094700/http://pats.atsjournals.org/cgi/content/full/2/5/445 | dead-url = no }}</ref><ref>{{cite journal | author = Copeland K, Heeney J | title = T helper cell activation and human retroviral pathogenesis | url=http://www.pubmedcentral.nih.gov/picrender.fcgi?artid=239461&blobtype=pdf | journal = Microbiol Rev | volume = 60 | issue = 4 | pages = 722-42 | year = 1996 | id = PMID 8987361}}</ref>
 
=== Autoimunitas ===
ResponAutoimunitas adalah respons imun terlalu aktif menyebabkantermasuk disfungsifungsi imun yang disebuttidak berfungsi baik sehingga berakhir pada gangguan [[autoimunitas|autoimun]]. Sistem imun gagaltidak untukmampu memusnahkanmembedakan dengan tepat antara "''self"'' dan "nonself"''non-self'', dansehingga dapat menyerang bagian dari tubuh. DibawahPada keadaan sekitarkondisi yang normal, banyak sel T dan antibodi bereaksi dengan peptida "''self"''.<ref>{{cite journal | author = Miller J | title = Self-nonself discrimination and tolerance in T and B lymphocytes | journal = Immunol Res | volume = 12 | issue = 2 | pages = 115-30 | year = 1993 | id = PMID 8254222}}</ref> Satu fungsiTerdapat sel khusus (terletak di [[timus]] dan [[sumsum tulang]]) adalah untukyang memunculkanmenyajikan limfosit muda dengan antigen ''self'' yang diproduksidihasilkan pada tubuh dan untuk membunuh sel tersebut yang dianggap antigen sendiri''self'', akhirnya mencegah autoimunitas.<ref name=Sproul/> Beberapa contoh penyakit autoimun yaitu [[rheumatoid arthritis|artritis rematoid]], [[diabetes melitus tipe 1]], [[Tiroiditis Hashimoto|penyakit Hashimoto]], dan [[lupus erythematosus|lupus eritematosus sistemik]].<ref>{{Cite journal|last=Cho|first=Judy H.|last2=Feldman|first2=Marc|date=2015-7|title=Heterogeneity of autoimmune diseases: pathophysiologic insights from genetics and implications for new therapies|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26121193|journal=Nature Medicine|volume=21|issue=7|pages=730–738|doi=10.1038/nm.3897|issn=1546-170X|pmc=PMC5716342|pmid=26121193|access-date=2019-01-31|archive-date=2019-02-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20190201013521/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26121193|dead-url=no}}</ref>
 
=== Hipersensitivitas ===
[[Hipersensitivitas]] adalah responrespons imun yang berlebihan yang dapat merusak jaringan tubuh sendiri. MerekaHipersensitivitas terbagi menjadi empat kelas (tipeTipe I – IV) berdasarkan mekanisme yang ikut serta dan lama waktu reaksi hipersensitif. Hipersensitivitas tipe I atau reaksi segera atau reaksi [[anafilaksis]] sering berhubungandikaitkan dengan [[alergi]]. Gejala dapat bervariasi dari ketidaknyamanan sampai kematian. Hipersensitivitas tipe I diperantarai oleh [[imunoglobinAntibodi E|IgE]], yang dikeluarkanmemicu daridegranulasi [[sel mast]] dan [[basofil]] granulositsaat [[Antibodi E|basofilIgE]] berikatan silang dengan antigen.<ref name=USCH>{{citeHipersensitivitas webtipe |II lastterjadi =saat Ghaffarantibodi |mengikat firstantigen =sel Abdulinang |dan titlemenandai =mereka Immunologyuntuk -penghancuran. ChapterJenis Seventeen:ini Hypersensitivityjuga Reactionsdisebut |hipersensitivitas worksitotoksik, =dan Microbiologydiperantarai andoleh Immunologyantibodi On-Line[[Antibodi TextbookG|IgG]] dan [[Antibodi M|IgM]]. publisherKompleks =imun USC(kompleks Schoolantara ofantigen, Medicineprotein |komplemen datedan =antibodi 2006[[Antibodi G|IgG]] urldan =[[Antibodi http://pathmicroM|IgM]]) terkumpul pada berbagai jaringan yang memicu reaksi hipersensitivitas tipe III.med Hipersensitivitas tipe IV (dikenal juga sebagai hipersensitivitas diperantarai sel atau hipersensitivitas jenis tertunda) biasanya membutuhkan waktu antara dua sampai tiga hari untuk berkembang.sc Reaksi tipe IV ikut serta dalam berbagai penyakit autoimun dan penyakit infeksi, tetapi juga dalam ikut serta dalam [[Dermatitis kontak iritan|dermatitis kontak]] (misalnya disebabkan oleh racun tumbuhan [[jelatang]]).edu/ghaffar/hyper00 Reaksi tersebut diperantarai oleh [[sel T]], [[monosit]], dan makrofag.htm<ref>{{cite journal |author=Uzzaman accessdateA, Cho SH |title=Chapter 200728: Classification of hypersensitivity reactions |journal=Allergy Asthma Proc.|volume=Suppl 1 |issue= |pages=96-01-0199 |year=2012 |pmid=22794701}}</ref>
Hipersensitivitas tipe II muncul ketika antibodi mengikat pada antigen sel pasien, menandai mereka untuk penghancuran. Hal ini juga disebut hipersensitivitas sitotoksik, dan diperantarai oleh antibodi [[imunoglobin G|IgG]] dan [[imunoglobin M|IgM]].<ref name=USCH/>
Kompleks imun (kesatuan antigen, protein komplemen dan antibodi IgG dan IgM) ada pada berbagai jaringan yang menjalankan reaksi hipersensitivitas tipe III.<ref name=USCH/>
Hipersensitivitas tipe IV (melibatkan sel, bukan antibodi) biasanya membutuhkan waktu antara dua dan tiga hari untuk berkembang. Reaksi tipe IV ikut serta dalam berbagai autoimun dan penyakit infeksi, tetapi juga dalam ikut serta dalam [[dermatitis kontak]]. Reaksi tersebut diperantarai oleh [[sel T]], [[monosit]] dan [[makrofag]].<ref name=USCH/>
 
== PertahananManipulasi danpada mekanisme lainnyakedokteran ==
[[Berkas:Dexamethasone structure.svg|jmpl|ka|200px|[[Obat imunosupresif]] [[deksametason]]]]
Sistem imun bangun dengan [[vertebrata]] pertama, sementara [[invertebrata]] tidak menghasilkan limfosit atau respon humoral yang berdasarkan antibodi.<ref name=Beck/> Namun, banyak spesies yang memanfaatkan mekanisme yang muncul sebagai tanda aspek imunitas vertebrata tersebut. Imunitas muncul pada bentuk kehidupan yang paling sederhana, dengan bakteri menggunakan mekanisme pertahanan unik yang disebut [[sistem modifikasi restriksi]] untuk melindungi diri mereka dari patogen virus yang disebut [[bakteriofag]].<ref>{{cite journal | author = Bickle T, Krüger D | title = Biology of DNA restriction | url=http://www.pubmedcentral.nih.gov/picrender.fcgi?artid=372918&blobtype=pdf | journal = Microbiol Rev | volume = 57 | issue = 2 | pages = 434-50 | year = 1993 | id = PMID 8336674}}</ref>
Respons imun dapat dimanipulasi untuk menekan respons yang tidak diinginkan akibat [[autoimunitas]], [[alergi]], atau penolakan [[Transplantasi organ|transplantasi]]. Manipulasi juga dapat dilakukan untuk merangsang respons perlindungan terhadap patogen yang sebagian besar menghindari sistem imun (lihat [[imunisasi]]) atau kanker.
 
=== Obat imunosupresif ===
[[Reseptor pengenal pola]] adalah protein yang digunakan oleh hampir semua organisme untuk mengidentifikasi molekul yang berhubungan dengan patrogen mikrobial. [[Peptida antimikrobial]] yang disebut [[defensin]] adalah komponen evolusioner sistem imun bawaan yang ditemukan pada semua jenis binatang dan tumbuhan, dan menampilkan bentuk utama imunitas sistemik [[invertebrata]].<ref name=Beck/> [[Sistem komplemen]] dan sel fagositik juga dimanfaatkan oleh hampir semua bentuk kehidupan invertebrata. [[Ribonuklease]] dan jalan [[gangguan RNA]] digunakan pada semua [[eukariot]], dan diketahui memainkan peran pada respon imun terhadap virus dan material genetika asing lainnya.<ref>{{cite journal|author = Stram Y, Kuzntzova L.|title = Inhibition of viruses by RNA interference|journal = Virus Genes|volume = 32|issue = 3|pages = 299–306|year = 2006|id = PMID 16732482}}</ref>
[[Obat imunosupresif]] digunakan untuk mengontrol gangguan autoimun atau [[inflamasi]] ketika terjadi kerusakan jaringan yang berlebihan, dan untuk mencegah penolakan [[transplantasi]] setelah [[transplantasi organ]].<ref name= Jan/><ref name= Taylor>{{cite journal | author = Taylor A, Watson C, Bradley J | title = Immunosuppressive agents in solid organ transplantation: Mechanisms of action and therapeutic efficacy | journal = Crit Rev Oncol Hematol | volume = 56 | issue = 1 | pages = 23–46 | year = 2005 | id = PMID 16039869}}</ref>
 
[[Obat antiinflamasi nonsteroid|Obat anti-inflamasi]] sering digunakan untuk mengontrol pengaruh peradangan. [[Glukokortikoid]] merupakan obat anti-inflamasi yang paling kuat, tetapi obat tersebut memiliki banyak efek samping seperti [[obesitas pusat]], [[hiperglikemia]], dan [[osteoporosis]] sehingga penggunaan obat tersebut harus diawasi dengan baik.<ref>{{cite journal | author = Barnes P | title = Corticosteroids: the drugs to beat | journal = Eur J Pharmacol | volume = 533 | issue = 1–3 | pages = 2–14 | year = 2006 | id = PMID 16436275}}</ref> Obat anti-inflamasi dosis rendah sering digunakan bersamaan dengan [[sitotoksik|obat sitotoksik]] atau [[obat imunosupresif]] seperti [[metotreksat]] atau [[azatioprin]]. Obat sitotoksik menghambat respons imun dengan membunuh sel yang membelah dengan cepat seperti sel T yang teraktivasi. Namun, pembunuhan sel dilakukan sembarangan sehingga sel-sel membelah dengan cepat lainnya, serta organ-organ lain pun terpengaruh, yang dapat menyebabkan efek samping berbahaya.<ref name= Taylor/> [[Obat imunosupresif]] seperti [[siklosporin]] mencegah sel T dari merespons sinyal dengan menghalangi [[transduksi sinyal]].<ref>{{cite journal | author = Masri M | title = The mosaic of immunosuppressive drugs | journal = Mol Immunol | volume = 39 | issue = 17–18 | pages = 1073–7 | year = 2003 | id = PMID 12835079}}</ref>
Tidak seperti binatang, tumbuhan memiliki sedikit sel fagositik, dan kebanyakan respon imun tumbuhan melibatkan sinyal sistemik bahan kimia yang dikirim melalui tumbuhan.<ref name= Plant>{{cite web | last = Schneider | first = David | title = Innate Immunity - Lecture 4: Plant immune responses| publisher = Stanford University Department of Microbiology and Immunology | date = Spring 2005 | url = http://cmgm.stanford.edu/micro/Schneider-lab/Innate%20immunity%20course.html | accessdate = 2007-01-01}}</ref> Ketika bagian dari tumbuhan terinfeksi, tumbuhan memproduksi [[respon hipersensitif]], untuk sel pada tempat infeksi mengalami [[apoptosis]] cepat untuk mencegah penyebaran penyakit terhadap bagian lain tumbuhan. [[Perlawanan sistemik dapatan]] adalah tipe respon pertahanan yang digunakan oleh tumbuhan yang mengubah seluruh tumbuhan melawan pada penyebab infeksi.<ref name= Plant/> Mekanisme [[Gangguan RNA|menghilangkan RNA]] sangat penting pada sistem respon karena mereka dapat menghalangi replikasi virus.<ref>{{cite journal | author = Baulcombe D | title = RNA silencing in plants | journal = Nature | volume = 431 | issue = 7006 | pages = 356-63 | year = 2004 | id = PMID 15372043}}</ref>
 
=== Imunologi tumorImunostimulan ===
Pada pengobatan tradisional, beberapa obat-obatan tradisional dipercaya dapat menstimulasi imunitas, seperti [[ekinasea]], [[akar manis]], [[ginseng]], [[astragalus]], [[saga pohon|saga]], [[bawang putih]], [[sangitan]], [[jamur]] [[shiitake]], jamur [[lingzhi]], [[hisop]], dan [[madu]]. Penelitian telah menunjukan bahwa bahan-bahan tersebut dapat menstimulasi sistem imun,<ref>{{cite journal | last = Spelman | first = K | coauthors = Burns J, Nichols D, Winters N, Ottersberg S, Tenborg M | year = 2006 | title = Modulation of cytokine expression by traditional medicines: a review of herbal immunomodulators | journal = Alternative Medicine reviews | pages = 128–150 | id = PMID 16813462}}</ref><ref>{{cite journal | last = Brush | first = J | coauthors = Mendenhall E, Guggenheim A, Chan T, Connelly E, Soumyanth A, Buresh R, Barrett R, Zwickey H | year = 2006 | title = The effect of Echinacea purpurea, Astragalus membranaceus and Glycyrrhiza glabra on CD69 expression and immune cell activation in humans | journal = Phytotherapy Research | volume = 20 | pages = 687–695 | id = PMID 16807880}}</ref> walaupun cara kerja mereka belum sepenuhnya dimengerti.
[[Berkas:Macs killing cancer cell.jpg|jmpl|ka|250px|[[Makrofaga]] telah mengidentifikasikan sel kanker. Ketika melampaui batas menyatukan dengan sel kanker, makrofaga (sel putih yang lebih kecil) akan menyuntkan toksin yang akan membunuh sel tumor. [[Imunoterapi]] untuk perawatan [[kanker]] merupakan salah satu hal yang diteliti oleh penelitian medis.<ref>{{cite journal | author = Morgan R ''et al''. | title = Cancer regression in patients after transfer of genetically engineered lymphocytes | journal = [[Science (journal)|Science]] | year = 2006 | volume = 314 | pages = 126–129 | id = PMID 16946036}}</ref>]]
Peran penting imunitas lainnya adalah untuk menemukan dan menghancurkan [[tumor]]. Sel tumor menunjukan antigen yang tidak ditemukan pada sel normal. Untuk sistem imun, antigen tersebut muncul sebagai antigen asing dan kehadiran mereka menyebabkan sel imun menyerang sel tumor. Antigen yang diekspresikan oleh tumor memiliki beberapa sumber;<ref name = anderson>{{cite journal | author = Andersen MH, Schrama D, Thor Straten P, Becker JC | title = Cytotoxic T cells | journal = J Invest Dermatol | volume = 126 | issue = 1 | pages = 32–41 | year = 2006 | id = PMID 16417215}}</ref> beberapa berasal dari virus [[onkogenik]] seperti [[papillomavirus]], yang menyebabkan [[kanker leher rahim]],<ref>{{cite journal | author = Boon T, van der Bruggen P | title = Human tumor antigens recognized by T lymphocytes | journal = J Exp Med | volume = 183 | issue = | pages = 725–29 | year = 1996 | id = PMID 8642276 }}</ref> sementara lainnya adalah protein organisme sendiri yang muncul pada tingkat rendah pada sel normal tetapi mencapai tingkat tinggi pada sel tumor. Salah satu contoh adalah [[enzim]] yang disebut [[tirosinase]] yang ketika diekspresikan pada tingkat tinggi, mengubah beberapa sel kulit (seperti [[melanosit]]) menjadi tumor yang disebut [[melanoma]].<ref>{{cite journal | author = Castelli C, Rivoltini L, Andreola G, Carrabba M, Renkvist N, Parmiani G | title = T cell recognition of melanoma-associated antigens | journal = J Cell Physiol | volume = 182 | issue = | pages = 323–31 | year = 2000 | id = PMID 10653598 }}</ref><ref name = romera>{{cite journal | author = Romero P, Cerottini JC, Speiser DE | title = The human T cell response to melanoma antigens | journal = Adv Immunol. | volume = 92 | issue = | pages = 187–224 | year = 2006 | id = PMID 17145305}}</ref> Kemungkinan sumber ketiga antigen tumor adalah protein yang secara normal penting untuk mengatur pertumbuhan dan proses bertahan hidup sel, yang umumnya bermutasi menjadi kanker sehingga sel termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan sel tumor. Sel yang termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan sel tumor disebut [[onkogen]].<ref name = anderson/><ref name = guevara>{{cite journal | author = Guevara-Patino JA, Turk MJ, Wolchok JD, Houghton AN | title = Immunity to cancer through immune recognition of altered self: studies with melanoma | journal = Adv Cancer Res. | volume = 90 | issue = | pages = 157–77 | year = 2003 | id = PMID 14710950}}</ref><ref>{{cite journal | author = Renkvist N, Castelli C, Robbins PF, Parmiani G | title = A listing of human tumor antigens recognized by T cells | journal = Cancer Immunol Immunother | volume = 50 | issue = | pages = 3–15 | year = 2001 | id = PMID 11315507}}</ref>
 
=== Imunologi tumor ===
Respon utama sistem imun terhadap tumor adalah untuk menghancurkan sel abnormal menggunakan sel T pembunuh, kadang-kadang dengan bantuan sel T pembantu.<ref name = romera/><ref>{{cite journal | author = Gerloni M, Zanetti M. | title = CD4 T cells in tumor immunity | journal = . Springer Semin Immunopathol | volume = 27 | issue = 1 | pages = 37–48 | year = 2005 | id = PMID 15965712 }}</ref> Antigen tumor ada pada molekul MHC kelas I pada cara yang mirip dengan antigen virus. Hal ini menyebabkan sel T pembunuh mengenali sel tumor sebagai sel abnormal.<ref name = seliger>{{cite journal | author = Seliger B, Ritz U, Ferrone S | title = Molecular mechanisms of HLA class I antigen abnormalities following viral infection and transformation | journal = Int J Cancer | volume = 118 | issue = 1 | pages = 129–38| year = 2006 | id = PMID 16003759 }}</ref> Sel NK juga membunuh sel tumor dengan cara yang mirip, terutama jika sel tumor memiliki molekul MHC kelas I lebih sedikit pada permukaan mereka daripada keadaan normal; hal ini merupakan fenomena umum pada tumor.<ref>{{cite journal | author = Hayakawa Y, Smyth MJ. | title = Innate immune recognition and suppression of tumors | journal = Adv Cancer Res | volume = 95 | issue = | pages = 293–322 | year = 2006 | id = PMID 16860661 }}</ref> Terkadang antibodi dihasilkan melawan sel tumor yang menyebabkan kehancuran mereka oleh [[sistem komplemen]].<ref name = guevara/>
[[Berkas:Macs killing cancer cell.jpg|jmpl|ka|250px|Makrofag telah mengidentifikasi sebuah sel kanker (berukuran besar dan runcing). Setelah membran antarsel menyatu, makrofag (sel putih yang lebih kecil) menyuntikkan toksin yang akan membunuh sel tumor. [[Imunoterapi]] untuk pengobatan [[kanker]] merupakan salah satu bidang yang saat ini sedang aktif diteliti dalam penelitian medis.<ref>{{cite journal | author = Morgan R ''et al''. | title = Cancer regression in patients after transfer of genetically engineered lymphocytes | journal = [[Science (journal)|Science]] | year = 2006 | volume = 314 | pages = 126–129 | id = PMID 16946036}}</ref>]]
Peran penting sistem imun lainnya yaitu untuk menemukan dan menghancurkan [[tumor]] melalui mekanisme yang disebut pengawasan imun (''immune surveillance''). Sel tumor mengekspresikan antigen yang tidak ditemukan pada sel normal. Oleh sistem imun, antigen tersebut dianggap sebagai antigen asing dan keberadaannya mendorong sel imun untuk menyerang sel tumor tersebut. Antigen yang diekspresikan oleh tumor dapat berasal dari berbagai sumber,<ref name = anderson>{{cite journal | author = Andersen MH, Schrama D, Thor Straten P, Becker JC | title = Cytotoxic T cells | journal = J Invest Dermatol | volume = 126 | issue = 1 | pages = 32–41 | year = 2006 | id = PMID 16417215}}</ref> misal dari virus [[onkogenik]] seperti [[papillomavirus]] yang menyebabkan [[kanker leher rahim]],<ref>{{cite journal | author = Boon T, van der Bruggen P | title = Human tumor antigens recognized by T lymphocytes | journal = J Exp Med | volume = 183 | issue = | pages = 725–29 | year = 1996 | id = PMID 8642276 }}</ref> sementara lainnya adalah protein organisme itu sendiri yang diekspresikan pada tingkat tinggi dibanding tingkat pada sel normal sehat. Salah satu contoh yaitu [[enzim]] [[tirosinase]] yang ketika diekspresikan pada tingkat tinggi, mengubah beberapa sel kulit (seperti [[melanosit]]) menjadi tumor yang disebut [[melanoma]].<ref>{{cite journal | author = Castelli C, Rivoltini L, Andreola G, Carrabba M, Renkvist N, Parmiani G | title = T cell recognition of melanoma-associated antigens | journal = J Cell Physiol | volume = 182 | issue = | pages = 323–31 | year = 2000 | id = PMID 10653598 }}</ref><ref name = romera>{{cite journal | author = Romero P, Cerottini JC, Speiser DE | title = The human T cell response to melanoma antigens | journal = Adv Immunol. | volume = 92 | issue = | pages = 187–224 | year = 2006 | id = PMID 17145305}}</ref> Sumber antigen tumor yang ketiga adalah protein yang secara normal penting untuk mengatur pertumbuhan dan daya hidup sel, tetapi protein ini mengalami mutasi menjadi kanker dan lalu menimbulkan molekul-molekul yang disebut [[onkogen]].<ref name = anderson/><ref name = guevara>{{cite journal | author = Guevara-Patino JA, Turk MJ, Wolchok JD, Houghton AN | title = Immunity to cancer through immune recognition of altered self: studies with melanoma | journal = Adv Cancer Res. | volume = 90 | issue = | pages = 157–77 | year = 2003 | id = PMID 14710950}}</ref><ref>{{cite journal | author = Renkvist N, Castelli C, Robbins PF, Parmiani G | title = A listing of human tumor antigens recognized by T cells | journal = Cancer Immunol Immunother | volume = 50 | issue = | pages = 3–15 | year = 2001 | id = PMID 11315507}}</ref>
 
BeberapaRespons tumor menghindariutama sistem imun danterhadap terustumor berkembangyaitu sampaiuntuk menjadimenghancurkan kankersel abnormal menggunakan sel T sitotoksik, kadang-kadang dengan bantuan sel T pembantu.<ref name = seligromera/><ref>{{cite journal | author = SeligerGerloni BM, Zanetti M. | title = StrategiesCD4 ofT tumorcells immunein evasiontumor immunity | journal = BioDrugs. Springer Semin Immunopathol | volume = 1927 | issue = 61 | pages = 347–5437–48 | year = 2005 | id = PMID 1639288715965712 }}</ref> SelAntigen tumor seringdisajikan memiliki jumlahpada molekul MHC kelas I dengan cara yang berkurangserupa padadengan permukaanantigen merekavirus, sehingga dapatsel menghindariT deteksisitotoksik dapat olehmengenali sel Ttumor sebagai sel pembunuhabnormal.<ref name = seliger>{{cite journal | author = Seliger B, Ritz U, Ferrone S | title = Molecular mechanisms of HLA class I antigen abnormalities following viral infection and transformation | journal = Int J Cancer | volume = 118 | issue = 1 | pages = 129–38| year = 2006 | id = PMID 16003759 }}</ref> BeberapaSel NK juga membunuh sel tumor juga mengeluarkandengan produkcara yang mencegahmirip, responterutama imun;jika contohnyasel dengantumor mengsekresikanmemiliki sitokinmolekul [[TGFMHC beta|TGF-β]],kelas yangI menekanlebih aktivitassedikit [[makrofaga]]pada danpermukaan [[limfosit]]daripada keadaan normal; hal ini merupakan fenomena umum pada tumor.<ref>{{cite journal | author = FrumentoHayakawa GY, PiazzaSmyth T, Di Carlo E, Ferrini SMJ. | title = TargetingInnate tumor-relatedimmune immunosuppressionrecognition forand cancersuppression of immunotherapytumors | journal = EndocrAdv MetabCancer Immune Disord Drug TargetsRes | volume = 695 | issue = 3 | pages = 233–7293–322 | year = 2006 | id = PMID 1701797416860661 }}</ref> [[ToleransiTerkadang imunologis]]antibodi dapatdihasilkan berkembanguntuk terhadapmelawan antigensel tumor, sehinggadan sistemmenghancurkannya imunmelalui tidakkerja lagisama menyerangdengan sel[[sistem tumorkomplemen]].<ref name = seligguevara/>
 
Makrofag memiliki peran ganda dalam karsinogenesis (proses perkembangan kanker). Peran tersebut yaitu dengan cara melawan aktivitas sitotoksik sel imun terhadap sel kanker atau dengan meningkatkan respons antitumor.<ref>{{Cite journal|last=Poh|first=Ashleigh R.|last2=Ernst|first2=Matthias|date=2018|title=Targeting Macrophages in Cancer: From Bench to Bedside|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29594035|journal=Frontiers in Oncology|volume=8|pages=49|doi=10.3389/fonc.2018.00049|issn=2234-943X|pmc=PMC5858529|pmid=29594035|access-date=2019-01-31|archive-date=2019-02-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20190201020815/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29594035|dead-url=no}}</ref> Makrofag terkait tumor (''tumor-associated macrophage'', TAM) dapat menghasilkan [[sitokin]] dan faktor pertumbuhan seperti TNF-alfa yang dapat memelihara perkembangan tumor atau mendorong plastisitas sifat seperti sel punca.<ref name=":1" /> Sementara itu, sel tumor yang terus menerus terpapar keadaan [[hipoksia]] relatif ditambah dengan sitokin dan TNF-alfa menyebabkan turunnya produksi protein yang menghalangi [[metastasis]] sehingga mempercepat penyebaran sel kanker.<ref name=":1" />
Makrofaga dapat meningkatkan perkembangan tumor <ref>{{cite journal | last = Stix | first = Gary | title = A Malignant Flame | journal =Scientific American | pages = 60–67 | date =July 2007 | url = http://podcast.sciam.com/daily/pdf/sa_d_podcast_070619.pdf | format = [[PDF]] | accessdate = 2007-01-01}}</ref> ketika sel tumor mengirim sitokin yang menarik makrofaga yang menyebabkan dihasilkannya sitokin dan faktor pertumbuhan yang memelihara perkembangan tumor. Kombinasi [[hipoksia]] pada tumor dan sitokin diproduksi oleh makrofag menyebabkan sel tumor mengurangi produksi protein yang menghalangi [[metastasis]] dan selanjutnya membantu penyebaran sel kanker.
 
Beberapa tumor menghindari sistem imun dan terus berkembang sampai menjadi kanker.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Syn|first=Nicholas L|last2=Teng|first2=Michele W L|last3=Mok|first3=Tony S K|last4=Soo|first4=Ross A|title=De-novo and acquired resistance to immune checkpoint targeting|url=http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1470204517306071|journal=The Lancet Oncology|language=en|volume=18|issue=12|pages=e731–e741|doi=10.1016/s1470-2045(17)30607-1|year=2017|access-date=2019-01-13|archive-date=2019-05-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20190514213327/https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1470204517306071|dead-url=no}}</ref><ref name = selig>{{cite journal | author = Seliger B | title = Strategies of tumor immune evasion | journal = BioDrugs | volume = 19 | issue = 6 | pages = 347–54 | year = 2005 | id = PMID 16392887 }}</ref> Sel tumor sering memiliki jumlah molekul MHC kelas I yang lebih rendah, sehingga dapat menghindari deteksi oleh sel T sitotoksik.<ref name = seliger/> Beberapa sel tumor juga mengeluarkan produk yang mencegah respons imun; contohnya dengan menyekresikan sitokin [[TGF beta|TGF-β]], yang menekan aktivitas makrofag dan [[limfosit]].<ref>{{cite journal | author = Frumento G, Piazza T, Di Carlo E, Ferrini S | title = Targeting tumor-related immunosuppression for cancer immunotherapy | journal = Endocr Metab Immune Disord Drug Targets | volume = 6 | issue = 3 | pages = 233–7 | year = 2006 | id = PMID 17017974}}</ref> Selain itu, [[toleransi imunologis]] dapat berkembang terhadap antigen tumor sehingga sistem imun tidak lagi menyerang sel tumor.<ref name = selig/>
== Regulasi fisiologis ==
[[Hormon]] dapat mengatur sensitivitas sistem imun. Contohnya, hormon seks wanita diketahui menstimulasi baik respon imun adaptif <ref>{{cite book|last = Wira|first = CR|coauthors = Crane-Godreau M, Grant K|year = 2004|chapter = Endocrine regulation of the mucosal immune system in the female reproductive tract|title = Mucosal Immunology|editor = In: Ogra PL, Mestecky J, Lamm ME, Strober W, McGhee JR, Bienenstock J (eds.)|publisher = Elsevier|location = San Francisco|id = ISBN 0-12-491543-4}}</ref> dan respon imun bawaan.<ref>{{cite journal| last = Lang | first = TJ | year = 2004 | title = Estrogen as an immunomodulator | journal = Clin Immunol | volume = 113 | pages = 224–230 | id = PMID 15507385}}{{br}}{{cite journal | last = Moriyama | first = A | coauthors = Shimoya K, Ogata I ''et al.'' | year = 1999 | title = Secretory leukocyte protease inhibitor (SLPI) concentrations in cervical mucus of women with normal menstrual cycle | journal = Molecular Human Reproduction | volume = 5 | pages = 656–661 | id = PMID 10381821 | url = http://molehr.oxfordjournals.org/cgi/content/full/5/7/656}}{{br}}{{cite journal | last = Cutolo |first= M |coauthors= Sulli A, Capellino S, Villaggio B, Montagna P, Seriolo B, Straub RH| year = 2004 | title = Sex hormones influence on the immune system: basic and clinical aspects in autoimmunity | journal = Lupus | volume = 13 | pages = 635–638 | id = PMID 15485092}}{{br}}{{cite journal | last = King | first = AE | coauthors = Critchley HOD, Kelly RW | year = 2000 | title = Presence of secretory leukocyte protease inhibitor in human endometrium and first trimester decidua suggests an antibacterial role | journal = Molecular Human Reproduction | volume = 6 | pages = 191–196 | id = PMID 10655462 | url = http://molehr.oxfordjournals.org/cgi/content/full/6/2/191}}</ref> Beberapa penyakit autoimun seperti [[lupus erythematosus]] sering menyerang wanita, dan serangan sering bertepatan dengan [[pubertas]]. [[Androgen]] seperti [[testosteron]] tampak menekan sistem imun.<ref>{{cite journal | last = Fimmel | fist = S | coauthors = Zouboulis CC | year = 2005 | title = Influence of physiological androgen levels on wound healing and immune status in men | journal = Aging Male | volume = 8 | pages = 166–174 | id = PMID 16390741}}</ref> Hormon lainnya muncul untuk mengatur sistem imun, dan yang paling penting adalah [[prolaktin]], [[hormon pertumbuhan]] dan [[vitamin D]].<ref>{{cite journal | last = Dorshkind | first = K | coauthors = Horseman ND | year = 2000 | title = The Roles of Prolactin, Growth Hormone, Insulin-Like Growth Factor-I, and Thyroid Hormones in Lymphocyte Development and Function: Insights from Genetic Models of Hormones and Hormone Receptor Deficiency | url=http://edrv.endojournals.org/cgi/content/full/21/3/292?maxtoshow=&HITS=10&hits=10&RESULTFORMAT=&author1=Dorshkind%2C+K%3B+Horseman+ND+&searchid=1&FIRSTINDEX=0&sortspec=relevance&resourcetype=HWCIT| journal = Endocrine Reviews | volume = 21 | pages = 292–312| id= PMID 10857555}}</ref><ref>{{cite journal | last =Nagpal | first = Sunil |coauthors = Songqing Naand and Radhakrishnan Rathnachalam | year = 2005| title = Noncalcemic Actions of Vitamin D Receptor Ligands | url= http://edrv.endojournals.org/cgi/content/full/26/5/662 | journal = Endocrine Reviews | volume = 26| issue= 5| pages = 662–687|id= PMID 15798098}}.</ref> Diduga bahwa kemunduran progresif pada tingkat hormon dengan umur bertanggung jawab untuk melemahnya respon imun pada individu yang menua.<ref>{{cite journal | last = Hertoghe | first = T | year = 2005 | title = The “multiple hormone deficiency” theory of aging: Is human senescence caused mainly by multiple hormone deficiencies? | journal = Annals of the New York Academy of Science | volume = 1051 | pages = 448–465|id= PMID 16399912}}</ref> Sebaliknya, beberapa hormon diatur oleh sistem imun, misal aktivitas [[hormon tiroid]].<ref>{{cite journal | last = Klein | first = JR | year = 2006 | title = The immune system as a regulator of thyroid hormone activity | journal = Exp Biol Med | volume = 231 | pages = 229–236|id=PMID 16514168}}</ref>
 
=== Memori imunologi dan vaksinasi ===
Sistem imun bertambah dengan tidur dan beristirahat,<ref>{{cite journal | last = Lange | first = T | coauthors = Perras B, Fehm HL, Born J | year = 2003 | title = Sleep Enhances the Human Antibody response to Hepatitis A Vaccination | url= http://www.psychosomaticmedicine.org/cgi/content/full/65/5/831 |journal = Psychosomatic Medicine | volume = 65 | pages = 831–835| id= PMID 14508028}}</ref> dan diganggu oleh kondisi stress.<ref>{{cite journal | last = Khansari | first = DN | coauthors = Murgo AJ, Faith RE | year = 1990 | title = Effects of stress on the immune system | journal = Immunology Today | volume = 11 | pages = 170–175|id= PMID 2186751}}</ref>
Ketika limfosit telah aktif dan mulai melakukan replikasi, beberapa dari keturunan mereka menjadi sel memori berumur panjang. Sel memori akan mengingat setiap patogen yang pernah ditemui secara spesifik dan dapat melakukan respons lebih kuat jika [[patogen]] terdeteksi kembali. Hal ini disebut "adaptif" karena terjadi sepanjang hidup suatu individu dalam beradaptasi pada infeksi patogen dan menyiapkan sistem imun untuk tantangan berikutnya.<ref>{{Cite journal|last=MacLeod|first=Megan K. L.|last2=Kappler|first2=John W.|last3=Marrack|first3=Philippa|date=2010-5|title=Memory CD4 T cells: generation, reactivation and re-assignment|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20331469|journal=Immunology|volume=130|issue=1|pages=10–15|doi=10.1111/j.1365-2567.2010.03260.x|issn=1365-2567|pmc=PMC2855788|pmid=20331469|access-date=2019-01-25|archive-date=2019-01-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20190125183238/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20331469|dead-url=no}}</ref>
 
[[Berkas:Immune response2.svg|jmpl|kiri|360px|Lama waktu respons imun dimulai dengan pertemuan dengan patogen awal (atau vaksinansi awal), dan mendorong pembentukan dan penjagaan memori imunologi aktif.]]
Diet dapat memengaruhi sistem imun, contohnya buah segar, sayuran dan makanan yang kaya akan [[asam lemak]] dapat membantu perkembangan sistem imun yang sehat.<ref>{{cite journal | last = Pond | first = CM | year = 2005 | title = Adipose tissue and the immune system | journal = Prostaglandins, Leukotrienes, and Essential Fatty Acids | volume = 73 | pages = 17–30|id= PMID 15946832}}</ref> Demikian dengan [[perkembangan prenatal]] dapat menyebabkan gangguan panjang imunitas.<ref>{{cite journal | last = Langley-Evans | first = SC | coauthors = Carrington LJ | year = 2006 | title = Diet and the developing immune system | journal = Lupus | volume = 15 | pages = 746–752 | id = PMID 17153845}}</ref> Pada pengobatan tradisional, beberapa obat-obatan tradisional dipercaya dapat menstimulasi imunitas, seperti [[ekinasea]], [[akar manis]], [[ginseng]], [[astragalus]], [[saga umum|saga]], [[bawang putih]], [[sangitan]], [[jamur]] [[shiitake]] dan [[lingzhi]], dan [[hyssop]], dan juga [[madu]]. Penelitian telah menunjukan bahwa obat-obatan tradisional dapat menstimulasi sistem imun,<ref>{{cite journal | last = Spelman | first = K | coauthors = Burns J, Nichols D, Winters N, Ottersberg S, Tenborg M | year = 2006 | title = Modulation of cytokine expression by traditional medicines: a review of herbal immunomodulators | journal = Alternative Medicine reviews | volume 11 | pages = 128–150 | id = PMID 16813462}}{{br}}{{cite journal | last = Brush | first = J | coauthors = Mendenhall E, Guggenheim A, Chan T, Connelly E, Soumyanth A, Buresh R, Barrett R, Zwickey H | year = 2006 | title = The effect of Echinacea purpurea, Astragalus membranaceus and Glycyrrhiza glabra on CD69 expression and immune cell activation in humans | journal = Phytotherapy Research | volume = 20 | pages = 687–695 | id = PMID 16807880}}</ref> walaupun cara aksi mereka kompleks dan sulit untuk dikarakterisasikan.
 
Memori aktif jangka panjang didapat setelah terjadinya infeksi melalui proses pengaktifan sel B dan sel T. Imunitas aktif dapat juga dibuat melalui [[vaksinasi]]. Prinsip di balik vaksinasi (juga disebut [[imunisasi]]) yaitu untuk memperkenalkan [[antigen]] dari patogen untuk menstimulasi sistem imun dan mengembangkan imunitas spesifik melawan patogen tanpa menyebabkan penyakit yang berkaitan dengan organisme tersebut.<ref name=Alberts/>{{rp|1311}} Induksi respons imun yang disengaja ini berhasil karena memanfaatkan spesifisitas alami sistem imun. Penyakit infeksi masih menjadi salah satu penyebab utama kematian pada populasi manusia, sehingga vaksinasi muncul sebagai manipulasi sistem imun manusia yang paling efektif.<ref name=Jan/>{{rp|33}}
== Manipulasi pada kedokteran ==
[[Berkas:Dexamethasone structure.svg|jmpl|ka|200px|[[Obat imunosupresif]] [[deksametason]]]]
Respon imun dapat dimanipulasi untuk menekan respon yang disebabkan dari autoimunitas, alergi dan [[penolakan transplantasi]], dan untuk menstimulasi respon protektif terhadap patogen yang sebagian besar menghindari sistem imun. [[Obat imunosupresif]] digunakan untuk mengontrol kekacauan autoimun atau [[inflamasi]] ketika terlalu banyak kerusakan jaringan yang muncul, dan untuk mencegah [[penolakan transplantasi]] setelah [[transplantasi organ]].<ref name= Janeway6/><ref name= Taylor>{{cite journal | author = Taylor A, Watson C, Bradley J | title = Immunosuppressive agents in solid organ transplantation: Mechanisms of action and therapeutic efficacy | journal = Crit Rev Oncol Hematol | volume = 56 | issue = 1 | pages = 23–46 | year = 2005 | id = PMID 16039869}}</ref>
 
Kebanyakan vaksin virus berasal dari virus yang dilemahkan, sedangkan banyak vaksin bakteri berasal dari komponen aseluler dari mikroorganisme, termasuk komponen [[toksin]] yang tidak berbahaya. Karena banyak antigen berasal dari vaksin aseluler tidak menginduksi respons adaptf dengan kuat, maka kebanyakan vaksin bakteri disediakan dengan penambahan [[adjuvan imunologik|adjuvan]] yang mengaktifkan [[sel penyaji antigen]] pada [[Sistem kekebalan bawaan|sistem imun bawaan]] dan memaksimalkan [[imunogenisitas]].<ref>{{cite journal | author = Singh M, O'Hagan D | title = Advances in vaccine adjuvants | journal = Nat Biotechnol | volume = 17 | issue = 11 | pages = 1075–81 | year = 1999 | id = PMID 10545912}}</ref>
Obat [[anti-inflamasi]] sering digunakan untuk mengontrol pengaruh peradangan. [[Glukokortikoid]] adalah obat anti-inflamasi yang paling kuat, namun obat tersebut memiliki banyak efek samping (seperti [[obesitas pusat]], [[hiperglikemia]], [[osteoporosis]]) dan penggunaan obat tersebut harus dikontrol dengan baik.<ref>{{cite journal | author = Barnes P | title = Corticosteroids: the drugs to beat | journal = Eur J Pharmacol | volume = 533 | issue = 1–3 | pages = 2–14 | year = 2006 | id = PMID 16436275}}</ref> Oleh sebab itu, dosis obat anti-inflamasi yang lebih sedikit sering digunakan pada hubungan dengan [[sitotoksik]] atau obat imunosupresif seperti [[metotreksat]] atau [[azatioprin]]. [[Kemoterapi|Obat sitotoksik]] mencegah respon imun dengan membunuh sel yang terbagi seperti sel T yang sudah diaktivasi. Namun, pembunuhan sel dilakukan sembarangan dan organ lain serta tipe sel terpengaruh, yang dapat menyebabkan efek samping berupa toksin.<ref name= Taylor/> Obat imunosupresif seperti [[siklosporin]] mencegah sel T dari merespon sinyal dengan menghalangi [[transduksi sinyal]].<ref>{{cite journal | author = Masri M | title = The mosaic of immunosuppressive drugs | journal = Mol Immunol | volume = 39 | issue = 17–18 | pages = 1073–7 | year = 2003 | id = PMID 12835079}}</ref>
 
=== Prediksi imunogenisitas ===
Obat yang lebih besar (>500 [[atomic mass unit|Da]]) dapat menyebabkan netralisir respon imun, terutama jika obat digunakan berulang-ulang atau pada dosis yang lebih besar. Batasan efektivitas obat berdasarkan dari peptida dan protein yang lebih besar (yang lebih besar daripada 6000 Da). Pada beberapa kasus, obat tersebut tidak imunogenik, tetapi dapat dilakukan dengan campuran imunogenik, seperti pada kasus [[paklitaksel|taksol]].
Obat-obat berukuran besar (>500 [[Satuan massa atom|Da]]) dapat memicu aksi penetralan oleh respons imun, terutama jika obat digunakan berulang-ulang atau pada dosis yang lebih besar.<ref>{{Cite journal|last=Krishna|first=Murli|last2=Nadler|first2=Steven G.|date=2016|title=Immunogenicity to Biotherapeutics - The Role of Anti-drug Immune Complexes|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26870037|journal=Frontiers in Immunology|volume=7|pages=21|doi=10.3389/fimmu.2016.00021|issn=1664-3224|pmc=PMC4735944|pmid=26870037|access-date=2019-01-21|archive-date=2019-01-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20190121232507/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26870037|dead-url=no}}</ref> Hal ini membatasi obat-obat yang berbentuk peptida dan protein dengan ukuran besar (yang umumnya lebih besar dari 6000 Da). Pada beberapa kasus, obat tersebut tidak imunogenik, tetapi dapat diberikan bersamaan dengan senyawa imunogenik, seperti pada kasus [[paklitaksel]] ("Taxol") serta kombinasi oksaliplatin dan siklofosfamid.<ref>{{Cite journal|last=Hodge|first=James W.|last2=Garnett|first2=Charlie T.|last3=Farsaci|first3=Benedetto|last4=Palena|first4=Claudia|last5=Tsang|first5=Kwong-Yok|last6=Ferrone|first6=Soldano|last7=Gameiro|first7=Sofia R.|date=2013-08-01|title=Chemotherapy-induced immunogenic modulation of tumor cells enhances killing by cytotoxic T lymphocytes and is distinct from immunogenic cell death|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23364915|journal=International Journal of Cancer|volume=133|issue=3|pages=624–636|doi=10.1002/ijc.28070|issn=1097-0215|pmc=PMC3663913|pmid=23364915|access-date=2019-01-25|archive-date=2019-01-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20190125131256/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23364915|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Pfirschke|first=Christina|last2=Engblom|first2=Camilla|last3=Rickelt|first3=Steffen|last4=Cortez-Retamozo|first4=Virna|last5=Garris|first5=Christopher|last6=Pucci|first6=Ferdinando|last7=Yamazaki|first7=Takahiro|last8=Poirier-Colame|first8=Vichnou|last9=Newton|first9=Andita|date=2016-02-16|title=Immunogenic Chemotherapy Sensitizes Tumors to Checkpoint Blockade Therapy|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26872698|journal=Immunity|volume=44|issue=2|pages=343–354|doi=10.1016/j.immuni.2015.11.024|issn=1097-4180|pmc=PMC4758865|pmid=26872698|access-date=2019-01-25|archive-date=2019-01-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20190125131216/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26872698|dead-url=no}}</ref>
 
Metode komputerisasi telah dikembangkan untuk memprediksi imunogenisitas peptida dan protein, yang berguna untukdalam menentukan pengobatanmerancang antibodi untuk obat, memperkirakanmenilai kejahatankeganasan mutasi pada partikel pembungkus virus, dan validasi perawatanpengobatan calon obat berdasarkandengan bahan peptida. Teknik zaman awal didasarkanmemanfaatkan pada observasikecenderungan bahwa [[asam amino]] [[hidrofil]] dilambangkanmemiliki padakonsentrasi daerahlebih epitoptinggi daripadapada daerah [[asam amino hidrofobepitop]];.<ref name="Welling">{{cite journal|author = Welling GW, Wiejer WJ, van der Zee R, Welling-Werster S. |date = 1985 |title= Prediction of sequential antigenic regions in proteins|journal=J Mol Recognit|volume=88|issue=2|pages=215–8|id = PMID 2411595}}</ref> namunNamun banyakdemikian, perkembangan-perkembangan terkiniterbaru lebih bersandar pada teknik [[pembelajaran mesin]] yang menggunakan basis data epitop yang diketahui ada, (biasanya padamengenai protein-protein virus yang sudah diteliti dengan baik) sebagai kumpulanset percobaanpelatihan.<ref name="Sollner">{{cite journal|author = Sollner J, Mayer B. | date = 2006 | title = Machine learning approaches for prediction of linear B-cell epitopes on proteins. | volume=19|issue=3|pages=200–8|id = PMID 16598694}}</ref> Basis data yang dapat diakses publik telah dibuat untuk mengkatalogkan epitop dari patogen yang diketahui dapat dikenali oleh sel B.<ref name="Saha">{{cite journal|author=Saha S, Bhasin M, Raghava GP.|date=2005|title=Bcipep: a database of B-cell epitopes.|journal=BMC Bioinformatics|volume=6|issue=1|pages=79|id = PMID 15921533 }}</ref> Penelitian berdasarkan [[bioinformatika]] terhadal imunogenisitas merujuk pada sebutan ''imunoinformatika''.<ref name="Flower">{{cite journal|author=Flower DR, Doytchinova IA.|date=2002|title=Immunoinformatics and the prediction of immunogenicity.|journal=Appl Bioinformatics|volume=1|issue=4|pages=167–76|id = PMID 15130835}}</ref>
 
Basis data yang dapat diakses publik telah dibuat untuk mengatalogkan epitop dari patogen yang diketahui bisa dikenali oleh sel B.<ref name="Saha">{{cite journal|author=Saha S, Bhasin M, Raghava GP.|date=2005|title=Bcipep: a database of B-cell epitopes.|journal=BMC Bioinformatics|volume=6|issue=1|pages=79|id = PMID 15921533 }}</ref> Penelitian berdasarkan [[bioinformatika]] terhadap imunogenisitas disebut juga ''imunoinformatika''.<ref name="Flower">{{cite journal|author=Flower DR, Doytchinova IA.|date=2002|title=Immunoinformatics and the prediction of immunogenicity.|journal=Appl Bioinformatics|volume=1|issue=4|pages=167–76|id = PMID 15130835}}</ref> Imunoproteomik merupakan studi kumpulan besar protein ([[proteomika]]) yang terlibat dalam respons imun.
== Manipulasi oleh patogen ==
Keberhasilan patogen bergantung pada kemampuannya untuk menghindar dari respon imun. Patogen telah mengembangkan beberapa metode yang menyebabkan mereka dapat menginfeksi sementara patogen menghindari kehancuran akibat sistem imun.<ref name=Finlay>{{cite journal | author = Finlay B, McFadden G | title = Anti-immunology: evasion of the host immune system by bacterial and viral pathogens | journal = Cell | volume = 124 | issue = 4 | pages = 767-82 | year = 2006 | id = PMID 16497587}}</ref> Bakteri sering menembus perisai fisik dengan mengeluarkan [[enzim]] khusus contohnya dengan menggunakan sistem ''sekresi tipe II''.<ref>{{cite journal | author = Cianciotto NP.| title = Type II secretion: a protein secretion system for all seasons | journal = Trends Microbiol. | volume = 13 | issue = 12 | pages = 581-8 | year = 2005 | id = PMID 16216510}}</ref> Sebagai kemungkinan, patogen dapat menggunakan sistem ''sekresi tipe III''. Mereka dapat memasukan tuba palsu pada sel, yang menyediakan saluran langsung untuk protein agar dapat bergerak dari patogen ke inang; protein yang dikirim melalui tuba sering digunakan untuk mematikan pertahanan.<ref>{{cite journal | author = Winstanley C, Hart CA| title = Type III secretion systems and pathogenicity islands | journal = J Med Microbiol. | volume = 50 | issue = 2 | pages = 116-26 | year = 2001 | id = PMID 11211218}}</ref>
 
== Evolusi dan mekanisme lainnya ==
Strategi menghindar digunakan oleh beberapa patogen untuk mengelakan sistem imun bawaan adalah replikasi intraselular (juga disebut [[patogenesis intraselular]]). Disini, patogen mengeluarkan mayoritas lingkaran hidupnya ke dalam sel yang dilindungi dari kontak langsung dengan sel imun, antibodi, dan komplemen. Beberapa contoh patogen intraselular termasuk virus, toksin makanan, [[bakteri]] ''[[Salmonella]]'' dan parasit [[eukariot]] yang menyebabkan [[malaria]] (''[[Plasmodium falciparum]]'') dan [[leismaniasis]] (''[[Leishmania|Leishmania spp.]]''). Bakteri lain, seperti ''[[Mycobacterium tuberculosis]]'', hidup di dalam kapsul protektif yang mencegah [[lisis]] oleh komplemen.<ref>{{cite journal | author = Finlay B, Falkow S | title = Common themes in microbial pathogenicity revisited | url=http://mmbr.asm.org/cgi/reprint/61/2/136.pdf | journal = Microbiol Mol Biol Rev | volume = 61 | issue = 2 | pages = 136-69 | year = 1997 | id = PMID 9184008}}</ref> Banyak patogen mengeluarkan senyawa yang mengurangi respon imun atau mengarahkan respon imun ke arah yang salah.<ref name=Finlay/> Beberapa bakteri membentuk [[biofilm]] untuk melindungi diri mereka dari sel dan protein sistem imun. Biofilm ada pada banyak infeksi yang berhasil, seperti ''[[Pseudomonas aeruginosa]]'' kronik dan ''[[Burkholderia cenocepacia]]'' karakteristik infeksi [[sistik fibrosis]].<ref>{{cite journal | author = Kobayashi H | title = Airway biofilms: implications for pathogenesis and therapy of respiratory tract infections | journal = Treat Respir Med | volume = 4 | issue = 4 | pages = 241-53 | year = 2005 | id = PMID 16086598}}</ref> Bakteri lain menghasilkan protein permukaan yang meengikat pada antibodi, mengubah mereka menjadi tidak efektif; contoh termasuk ''[[Streptococcus]]'' (protein G), ''[[Staphylococcus aureus]]'' (protein A), dan ''[[Peptostreptococcus|Peptostreptococcus magnus]]'' (protein L).<ref>{{cite journal | author = Housden N, Harrison S, Roberts S, Beckingham J, Graille M, Stura E, Gore M | title = Immunoglobulin-binding domains: Protein L from Peptostreptococcus magnus | url=http://www.biochemsoctrans.org/bst/031/0716/0310716.pdf | journal = Biochem Soc Trans | volume = 31 | issue = Pt 3 | pages = 716-8 | year = 2003 | id = PMID 12773190}}</ref>
 
=== Evolusi sistem imun ===
Mekanisme yang digunakan oleh virus untuk menghindari sistem imun adaptif lebih menyulitkan. Kemunculan paling sederhana dengan cepat mengubah [[epitop]] yang tidak esensial ([[asam amino]] dan gula) pada permukaan penyerang, sementara membiarkan epitop esensial disembunyikan. HIV tetap memutasikan protein pada [[selubung virus]] yang esensial untuk masuk pada sel target. Perubahan tersebut pada antigen dapat menjelaskan kegagalan [[vaksin]] yang diarahkan pada protein tersebut.<ref>{{cite journal | last = Burton | first = Dennis R. | coauthors = Robyn L. Stanfield and Ian A. Wilson | title = Antibody vs. HIV in a clash of evolutionary titans | journal =Proc Natl Acad Sci U S A.| volume = 102 | issue = 42 | pages = 14943-8 | year = 2005 | id = PMID 16219699}}</ref> Antigen tersembunyi dengan molekul inang adalah strategi umum lainnya untuk menghindari deteksi oleh sistem imun. Pada HIV, selubung yang menutupi [[virus]] dibentuk dari membran paling luar sel; virus tersembunyi membuat sistem imun kesulitan untuk mengidentifikasikan mereka sebagai benda asing.<ref>{{cite journal | author = Cantin R, Methot S, Tremblay MJ.| title = Plunder and stowaways: incorporation of cellular proteins by enveloped viruses | journal = J Virol. | volume = 79 | issue = 11 | pages = 6577–87 | year = 2005 | id = PMID 15890896}}</ref>
[[Sistem kekebalan adaptif|Sistem imun adaptif]] dengan berbagai komponennya tampaknya muncul pada [[vertebrata]] pertama, sementara [[invertebrata]] tidak menghasilkan limfosit atau respons humoral berupa [[antibodi]].<ref name="Beck">{{cite journal|last=Beck|first=Gregory|date=November 1996|title=Immunity and the Invertebrates|url=http://www.scs.carleton.ca/~soma/biosec/readings/sharkimmu-sciam-Nov1996.pdf|format=[[PDF]]|journal=Scientific American|pages=60–66|accessdate=2007-01-01|coauthors=Gail S. Habicht|archive-date=2009-03-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20090304100920/http://www.scs.carleton.ca/~soma/biosec/readings/sharkimmu-sciam-Nov1996.pdf|dead-url=no}}</ref> Namun, banyak spesies yang memanfaatkan mekanisme-mekanisme yang agaknya merupakan pendahulu imunitas pada vertebrata. Sistem imun pun dimiliki oleh organisme yang paling sederhana, misalnya bakteri menggunakan mekanisme pertahanan unik yang disebut [[sistem modifikasi restriksi]] untuk melindungi diri dari patogen virus yang disebut [[bakteriofag]].<ref>{{cite journal | author = Bickle T, Krüger D | title = Biology of DNA restriction | url=http://www.pubmedcentral.nih.gov/picrender.fcgi?artid=372918&blobtype=pdf | journal = Microbiol Rev | volume = 57 | issue = 2 | pages = 434-50 | year = 1993 | id = PMID 8336674}}</ref>
 
Prokariota juga memiliki imunitas adaptif melalui sistem yang menggunakan urutan [[CRISPR]] untuk mempertahankan fragmen genom dari [[bakteriofag]] yang pernah ditemui sebelumnya, yang memungkinkan prokariota menghalangi replikasi virus melalui mekanisme sejenis [[interferensi RNA]].<ref>{{cite journal | vauthors = Barrangou R, Fremaux C, Deveau H, Richards M, Boyaval P, Moineau S, Romero DA, Horvath P | title = CRISPR provides acquired resistance against viruses in prokaryotes | journal = Science | volume = 315 | issue = 5819 | pages = 1709–12 | date = Mar 2007 | pmid = 17379808 | doi = 10.1126/science.1138140 | bibcode = 2007Sci...315.1709B }}</ref><ref>{{cite journal | vauthors = Brouns SJ, Jore MM, Lundgren M, Westra ER, Slijkhuis RJ, Snijders AP, Dickman MJ, Makarova KS, Koonin EV, van der Oost J | title = Small CRISPR RNAs guide antiviral defense in prokaryotes | journal = Science | volume = 321 | issue = 5891 | pages = 960–4 | date = Aug 2008 | pmid = 18703739 | pmc = 5898235 | doi = 10.1126/science.1159689 | bibcode = 2008Sci...321..960B }}</ref> <!--Prokariota juga memiliki mekanisme pertahanan lain.<ref>{{Cite journal|last=Hille|first=Frank|last2=Charpentier|first2=Emmanuelle|date=2016|title=CRISPR-Cas: biology, mechanisms and relevance|url=http://rstb.royalsocietypublishing.org/content/371/1707/20150496|journal=Philosophical Transactions of the Royal Society B|volume=371|issue=1707|pages=20150496|via=|doi=10.1098/rstb.2015.0496|pmid=27672148|pmc=5052741}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Koonin|first=Eugene V.|date=2017|title=Evolution of RNA- and DNA-guided antivirus defense systems in prokaryotes and eukaryotes: common ancestry vs convergence|journal=Biology Direct|volume=12|issue=1|pages=5|doi=10.1186/s13062-017-0177-2|issn=1745-6150|pmc=5303251|pmid=28187792}}</ref>--> Sistem imun yang bersifat menyerang juga terdapat pada eukariota uniseluler, tetapi belum banyak penelitian tentang peranan sistem tersebut dalam pertahanan.<ref>{{cite journal | vauthors = Bayne CJ | year = 2003 | title = Origins and evolutionary relationships between the innate and adaptive arms of immune systems | url = | journal = Integr. Comp. Biol. | volume = 43 | issue = 2| pages = 293–299 | pmid = 21680436 | doi=10.1093/icb/43.2.293}}</ref>
== Sejarah imunologi ==
 
{{main|Sejarah imunologi}}
[[Reseptor pengenal pola]] merupakan protein yang digunakan oleh hampir semua organisme untuk mengidentifikasi molekul yang terkait dengan patogen. [[Peptida antimikrobial]] yang disebut [[defensin]] adalah komponen evolusioner respons imun bawaan yang ditemukan pada semua jenis hewan dan tumbuhan, serta mewakili bentuk utama imunitas sistemik [[invertebrata]].<ref name="Beck" /> [[Sistem komplemen]] dan fagositik juga digunakan oleh hampir semua bentuk kehidupan invertebrata. [[Ribonuklease]] dan jalur interferensi RNA digunakan pada semua [[eukariot]]; keduanya diyakini memainkan peran pada respons imun terhadap virus.<ref>{{cite journal|author = Stram Y, Kuzntzova L.|title = Inhibition of viruses by RNA interference|journal = Virus Genes|volume = 32|issue = 3|pages = 299–306|year = 2006|id = PMID 16732482}}</ref>
 
Tidak seperti hewan, tumbuhan tidak memiliki sel fagositik, tetapi kebanyakan respons imun tumbuhan melibatkan sinyal kimia bersifat sistemik yang dikirim ke seluruh bagian tumbuhan. Sel-sel tumbuhan merespons molekul yang terkait dengan patogen yang dikenal sebagai [[pola molekuler terkait patogen]] (PAMP).<ref>{{cite journal | vauthors = Jones JD, Dangl JL | title = The plant immune system | journal = Nature | volume = 444 | issue = 7117 | pages = 323–9 | date = 2006 | pmid = 17108957 | doi = 10.1038/nature05286 | bibcode = 2006Natur.444..323J }}</ref> Ketika bagian dari tumbuhan terinfeksi, tumbuhan menghasilkan respons hipersensitif, yaitu sel di tempat infeksi mengalami [[apoptosis]] dengan cepat untuk mencegah penyebaran penyakit ke bagian lainnya. [[Resistensi dapatan sistemik]] merupakan jenis respons pertahanan yang digunakan oleh tumbuhan agar resisten terhadap penyebab infeksi.<ref>{{cite journal | author = Durrant WE, Dong X | title = Systemic acquired resistance | journal = Annu Rev Phytopathol | volume = 42 | pages = 185-209 | year = 2004 | id = PMID 15283665}}</ref> Mekanisme [[Peredaman gen#Jenis-jenisnya|peredaman RNA]] sangat penting pada sistem respons sistemik ini karena dapat menghalangi replikasi virus.<ref>{{cite journal | author = Baulcombe D | title = RNA silencing in plants | journal = Nature | volume = 431 | issue = 7006 | pages = 356-63 | year = 2004 | id = PMID 15372043}}</ref>
 
=== Imunitas adaptif alternatif ===
Evolusi sistem imun adaptif terjadi pada nenek moyang vertebrata berahang. Banyak molekul klasik pada sistem imun adaptif (seperti antibodi dan [[reseptor sel T]]) hanya dimiliki vertebrata berahang. Namun, molekul berbeda yang berasal dari [[limfosit]] ditemukan pada [[agnatha|vertebrata tak berahang]] primitif, seperti ikan [[lamprey]] dan [[remang]]. Hewan tersebut memiliki sejumlah molekul disebut [[reseptor limfosit variabel]], mirip reseptor antigen pada vertebrata berahang, yang dihasilkan dari segelintir [[gen]] (satu atau dua). Molekul tersebut dipercaya berikatan pada [[patogen]] dengan cara yang sama dengan antibodi dan dengan tingkat spesifisitas yang sama.<ref>{{cite journal|author=M.N. Alder, I.B. Rogozin, L.M. Iyer, G.V. Glazko, M.D. Cooper, Z. Pancer|year=2005|title=Diversity and Function of Adaptive Immune Receptors in a Jawless Vertebrate|journal=Science|volume=310|issue=5756|pages=1970–1973|id=PMID 16373579}}</ref>
 
=== Manipulasi oleh patogen ===
Keberhasilan patogen bergantung pada kemampuannya untuk menghindar dari respons imun. Oleh karena itu, patogen telah mengembangkan beberapa metode yang menyebabkan mereka dapat menginfeksi inang, sementara patogen menghindari deteksi dan kehancuran akibat sistem imun.<ref name=Finlay>{{cite journal | author = Finlay B, McFadden G | title = Anti-immunology: evasion of the host immune system by bacterial and viral pathogens | journal = Cell | volume = 124 | issue = 4 | pages = 767-82 | year = 2006 | id = PMID 16497587}}</ref> Bakteri sering menembus penghalang fisik dengan mengeluarkan [[enzim]] yang bisa menghancurkan penghalang tersebut, contohnya dengan menggunakan [[sistem sekresi tipe II]].<ref>{{cite journal | author = Cianciotto NP.| title = Type II secretion: a protein secretion system for all seasons | journal = Trends Microbiol. | volume = 13 | issue = 12 | pages = 581-8 | year = 2005 | id = PMID 16216510}}</ref> Selain itu, patogen dapat menggunakan [[sistem sekresi tipe III]], yaitu mereka dapat memasukan tuba berongga pada sel inang, yang menyediakan saluran langsung untuk protein agar dapat bergerak dari patogen ke inang. Protein yang dikirim melalui tuba sering digunakan untuk membuat tidak aktif pertahanan tubuh.<ref>{{cite journal | author = Winstanley C, Hart CA| title = Type III secretion systems and pathogenicity islands | journal = J Med Microbiol. | volume = 50 | issue = 2 | pages = 116-26 | year = 2001 | id = PMID 11211218}}</ref>
 
Strategi menghindar digunakan oleh beberapa patogen untuk menghindari sistem imun bawaan yaitu bersembunyi dalam sel inang (juga disebut [[patogenesis]] intraseluler). Dalam hal ini, patogen menghabiskan sebagian besar siklus hidupnya dalam sel inang yang dilindungi dari kontak langsung dengan sel imun, antibodi, dan sistem komplemen. Beberapa contoh patogen intraseluler termasuk virus, [[bakteri]] ''[[Salmonella]]'' yang terdapat pada makanan beracun, dan parasit [[eukariot]] yang menyebabkan [[malaria]] (''[[Plasmodium falciparum]]'') dan [[leismaniasis]] (''[[Leishmania|Leishmania spp.]]''). Bakteri lain, seperti ''[[Mycobacterium tuberculosis]]'', hidup di dalam kapsul pelindung yang mencegah [[lisis]] oleh sistem komplemen.<ref>{{cite journal | author = Finlay B, Falkow S | title = Common themes in microbial pathogenicity revisited | url = http://mmbr.asm.org/cgi/reprint/61/2/136.pdf | journal = Microbiol Mol Biol Rev | volume = 61 | issue = 2 | pages = 136-69 | year = 1997 | id = PMID 9184008 | access-date = 2007-11-09 | archive-date = 2009-03-04 | archive-url = https://web.archive.org/web/20090304100918/http://mmbr.asm.org/cgi/reprint/61/2/136.pdf | dead-url = no }}</ref> Banyak patogen mengeluarkan senyawa yang melemahkan respons imun atau mengarahkan respons imun ke arah yang salah.<ref name=Finlay/> Beberapa bakteri membentuk [[biofilm]] untuk melindungi diri mereka dari sel dan protein sistem imun. Biofilm dapat ditemui pada banyak infeksi, seperti infeksi ''[[Pseudomonas aeruginosa]]'' kronis dan ''[[Burkholderia cenocepacia]],'' yang merupakan penanda dari infeksi [[fibrosis sistik]].<ref>{{cite journal | author = Kobayashi H | title = Airway biofilms: implications for pathogenesis and therapy of respiratory tract infections | journal = Treat Respir Med | volume = 4 | issue = 4 | pages = 241-53 | year = 2005 | id = PMID 16086598}}</ref> Bakteri lain menghasilkan protein permukaan yang mengikat pada antibodi, mengubah mereka menjadi tidak efektif, contohnya ''[[Streptococcus]]'' (protein G), ''[[Staphylococcus aureus]]'' (protein A), dan ''[[Peptostreptococcus|Peptostreptococcus magnus]]'' (protein L).<ref>{{cite journal | author = Housden N, Harrison S, Roberts S, Beckingham J, Graille M, Stura E, Gore M | title = Immunoglobulin-binding domains: Protein L from Peptostreptococcus magnus | url=http://www.biochemsoctrans.org/bst/031/0716/0310716.pdf | journal = Biochem Soc Trans | volume = 31 | issue = Pt 3 | pages = 716-8 | year = 2003 | id = PMID 12773190}}</ref>
[[Imunologi]] adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi imunitas. Imunologi awalnya berasal dari ilmu [[mikrobiologi]]. Sebutan imunitas yang pertama kali diketahui adalah selama [[wabah Athena]] tahun 430 SM. [[Thucydides]] mencatat bahwa orang yang sembuh dari penyakit sebelumnya menjadi tahan tanpa terkena penyakit lagi.<ref>{{cite journal | author = Retief F, Cilliers L | title = The epidemic of Athens, 430-426 BC | journal = S Afr Med J | volume = 88 | issue = 1 | pages = 50-3 | year = 1998 | id = PMID 9539938}}</ref> Pengamatan imunitas berikutnya diteliti oleh [[Louis Pasteur]] pada perkembangan [[vaksinasi]] dan [[teori penyakit kuman]].<ref>{{cite journal | author = Plotkin S | title = Vaccines: past, present and future | journal = Nat Med | volume = 11 | issue = 4 Suppl | pages = S5–11 | year = 2005 | id = PMID 15812490}}</ref> Teori Pasteur merupakan perlawanan dari teori penyakit saat itu, seperti [[teori penyakit miasma]]. [[Robert Koch]] membuktikan teori ini pada tahun 1891, untuk itu ia diberikan hadiah nobel pada tahun 1905. Ia membuktikan bahwa [[mikroorganisme]] merupakan penyebab dari penyakit infeksi.<ref>[http://nobelprize.org/nobel_prizes/medicine/laureates/1905/ The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1905] Nobelprize.org Accessed [[January 8]] 2007.</ref> Virus dikonfirmasi sebagai patogen manusia pada tahun 1901 dengan penemuan virus [[demam kuning]] oleh [[Walter Reed]].<ref>[http://www.wramc.amedd.army.mil/welcome/history/ Major Walter Reed, Medical Corps, U.S. Army] Walter Reed Army Medical Center. Accessed [[January 8]] [[2007]].</ref>
 
Mekanisme yang digunakan oleh virus untuk menghindari sistem imun adaptif adalah lebih rumit. Pendekatan paling sederhana yaitu dengan cepat mengubah [[epitop]] yang tidak esensial ([[asam amino]] dan gula) pada permukaannya, sementara terus menyembunyikan epitop esensial. Proses ini dinamakan [[variasi antigenik]]. Contohnya yaitu HIV, yang bermutasi dengan cepat, sehingga protein pada [[virus#Struktur|selubung virus]] yang esensial untuk masuk pada sel target secara terus menerus berubah. Perubahan tersebut bisa jadi adalah sebab gagalnya vaksin yang diarahkan pada virus tersebut.<ref>{{cite journal | last = Burton | first = Dennis R. | coauthors = Robyn L. Stanfield and Ian A. Wilson | title = Antibody vs. HIV in a clash of evolutionary titans | journal =Proc Natl Acad Sci U S A.| volume = 102 | issue = 42 | pages = 14943-8 | year = 2005 | id = PMID 16219699}}</ref> Parasit ''[[Trypanosoma brucei]]'' menggunakan strategi yang serupa, selalu mengubah protein permukaan sehingga selangkah lebih maju dari respons antibodi.<ref>{{cite journal|date=Nov 2006|title=Switching trypanosome coats: what's in the wardrobe?|journal=Trends in Genetics|volume=22|issue=11|pages=614–20|doi=10.1016/j.tig.2006.08.003|pmid=16908087|vauthors=Taylor JE, Rudenko G}}</ref> Strategi lainnya yaitu menutup antigen dari molekul inang untuk menghindari deteksi oleh sistem imun. Pada HIV, selubung yang menutupi virion dibentuk dari membran paling luar dari sel inang, membuat sistem imun kesulitan untuk mengidentifikasikan mereka sebagai benda asing.<ref>{{cite journal | author = Cantin R, Methot S, Tremblay MJ.| title = Plunder and stowaways: incorporation of cellular proteins by enveloped viruses | journal = J Virol. | volume = 79 | issue = 11 | pages = 6577–87 | year = 2005 | id = PMID 15890896}}</ref>
Imunologi membuat perkembangan hebat pada akhir abad ke-19 melalui perkembangan cepat pada penelitian [[imunitas humoral]] dan [[imunitas seluler]].<ref name= Metch>
{{cite book|last =Metchnikoff|first = Elie|authorlink =Elie Metchnikoff|coauthors = Translated by F.G. Binnie.|title =Immunity in Infective Diseases|publisher =Cambridge University Press|date =1905|url = http://books.google.com/books?vid=OCLC03666307&id=ywKp9YhK5t0C&printsec=titlepage&vq=Ehrlich&dq=history+of+humoral+immunity|format =Full Text Version: Google Books|doi =|id = ISBN 68025143}}</ref> [[Paul Ehrlich]] mengusulkan [[teori rantai-sisi]] yang menjelaskan spesifisitas reaksi antigen-antibodi. Kontribusinya pada pengertian imunitas humoral diakui dengan penghargaan hadiah nobel pada tahun 1908, yang bersamaan dengan penghargaan untuk pendiri imunologi seluler, [[Elie Metchnikoff]].<ref>[http://nobelprize.org/nobel_prizes/medicine/laureates/1908/ The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1908] Nobelprize.org Accessed [[January 8]] [[2007]]</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[Epitop]]
* [[Hapten]]
* [[Imunostimulator]]
* [[Antibodi monoklonal]]
* [[Antibodi poliklonal]]
* [[Antigen]]
 
Baris 193 ⟶ 229:
== Pranala luar ==
{{commonscat|Immunology|Imunologi}}
* [http://health.howstuffworks.com/immune-system.htm HowBagaimana Imunitasmu bekerja] dari How Stuff Works
* [http://uhaweb.hartford.edu/BUGL/immune.htm Imunitas] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070101022025/http://uhaweb.hartford.edu/BUGL/immune.htm |date=2007-01-01 }} dari Universitas Hartford
* Buku elektronik [http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?call=bv.View..ShowTOC&rid=imm.TOC&depth=10 Imunobiologi] edisi keenamkelima (ISBN 0-8153-41013642-6X), oleh Charles Janeway, et al.
* [http://www.biomedcentral.com/bmcimmunol/ Imunologi] dari jurnal ilmu pengetahuan Pusat BioMed
* [http://multimedia.mcb.harvard.edu/media.html Kehidupan dalam sel] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080422024412/http://multimedia.mcb.harvard.edu/media.html |date=2008-04-22 }} - Fungsi dalam tubuh manusia
* [http://www.microbiologytext.com/index.php?module=Book&func=displayarticlesinchapter&chap_id=74 The Dunia mikroba, pertahanan binatang terhadap mikroba] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080501111442/http://www.microbiologytext.com/index.php?module=Book&func=displayarticlesinchapter&chap_id=74 |date=2008-05-01 }} - bahasan dalam buku elektronik mikrobiologi
* [http://www.gsf.de/biop/en/plantimmuenglisch.phtml Imunitas tanaman] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070930165332/http://www.gsf.de/biop/en/plantimmuenglisch.phtml |date=2007-09-30 }} - Institut Patologi Tanaman Biokimia di Pusat Penelitian GSF-National untuk lingkungan dan kesehatan
* [http://pathmicro.med.sc.edu/book/immunol-sta.htm Buku elektronik Mikrobiologi dan Imunologi] dari fakultas medis Universitas South Carolina
* [http://www.gsf.de/biop/en/plantimmuenglisch.phtml Imunitas tanaman] - Institut Patologi Tanaman Biokimia di Pusat Penelitian GSF-National untuk lingkungan dan kesehatan
{{Imunitas}}
 
[[Kategori:Imunologi]]
[[Kategori:Sistem organ]]
[[Kategori:Sistem imun]]