Umar Patek: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
CandraAdam (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Riiiv (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
(21 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Biografi tanpa sumber}}
{{Infobox person
|name = Umar Patek (hisyam)
|image =Umar Patek (aka) Umar Kecil 1.jpg
|image_size = 150x170px
|caption = (source:Departemen USLuar Dept.Negeri ofAmerika State)Serikat
|birth_date = {{birth year and age|20 Juli 1966|7|20}}
|birth_place = {{negara|Indonesia}} [[Pemalang]], [[Jawa Tengah]]
|death_date =
Baris 14 ⟶ 15:
}}
 
'''Umar Patek''' alias ''Umar Arab'' alias ''Pak Patek'' alias ''Anis'' alias ''Umar'' alias ''Hisyam'' alias ''Umar Kecil'' alias ''Abu Syekh'' alias ''Allawy'' alias ''Ja'far'' alias ''Zacky'' (lahir [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]] 20 Juli 1966), Lahir dengan nama '''Hisyam''', umar patek adalah keturunan [[Arab - Indonesia]], ayahnya bernama Ali Zain dan Ibunya bernama Fatimah. Di [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]] Umar bertempat tinggal di daerah yang dikenal dengan sebutan [[Kampung Arab]] yaitu di jalan Semeru No 20 [[Mulyoharjo, Pemalang, Pemalang|Kelurahan Mulyoharjo]] [[Pemalang, Pemalang|Kecamatan Pemalang]], [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]]. Dia merupakan lulusan SMA [[Muhammadiyah]] 1 Pemalang, yang lulus di Tahun 1986, Umar juga dikenal cukup berprestasi saat SMA.
 
Patek terakhir kali terlihat di kampung halamannya pada pertengahan tahun 2000 silam sebelum terjadi [[Pengeboman Malam Natal Indonesia 2000|bom Natal 24 Desember tahun 2000]]. Dua tahun setelah kasus bom itu, keluarga Patek pun menghilang. Mereka pindah secara diam-diam. Sejak 2002 pula, rumah yang ditinggal penghuninya itu lantas dialihfungsikan menjadi [[Pendidikan anak usia dini|Pendidikan Anak Usia Dini]] (PAUD) serta [[Taman Pendidikan Al-Qur'an|Tempat Penitipan Anak]] (TPA) [[Al-Irsyad Al-Islamiyyah|Al-Irsyad]] Al-Islamiyah.
 
Umar merupakan mantan [[Teroris|Terroris]] dan juga mantan anggota [[Jemaah Islamiyah]] yang paling dicari oleh Pemerintah [[Amerika Serikat]], [[Australia]], [[Filipina]] dan [[Indonesia]] karena keterlibatannya dalam aksi [[terorisme]] saat itu. Amerika bahkan pernah menjanjikan hadiah sebesar 1 juta dolar AS kepada siapa saja yang bisa menangkapnya atau memberikan informasi untuk menangkapnya Patek.
 
Umar Patek diyakini sebagai asisten koordinator lapangan pada insiden peledakan bom di [[Bali]], [[Indonesia]] pada tahun [[2002]]. Umar Patek juga ditengarai berperan sebagai komandan lapangan pelatihan [[Jemaah Islamiyah|Jamaah Islamiyah]] di [[Mindanao]], [[Filipina]]. [[Noordin Mohammad Top|Noordin M Top]], yang berhasil dilumpuhkan [[Detasemen Khusus 88|Densus 88]] beberapa waktu lalu, pernah menjadi muridnya.
Umar merupakan mantan [[Terroris]] dan juga mantan anggota [[Jemaah Islamiyah]] yang paling dicari oleh Pemerintah [[Amerika Serikat]], [[Australia]], [[Filipina]] dan [[Indonesia]] karena keterlibatannya dalam aksi [[terorisme]] saat itu. Amerika bahkan pernah menjanjikan hadiah sebesar 1 juta dolar AS kepada siapa saja yang bisa menangkapnya atau memberikan informasi untuk menangkapnya Patek.
 
[[Amerika Serikat|Amerika telah]] menyayembarakan bagi penangkapnya senilai 1 juta dolar, lebih murah dibanding [[Dulmatin]] (10 juta dolar), yang telah tewas di [[Ciputat, Tangerang Selatan|Ciputat]].
Umar Patek diyakini sebagai asisten koordinator lapangan pada insiden peledakan bom di [[Bali]], [[Indonesia]] pada tahun [[2002]]. Umar Patek juga ditengarai berperan sebagai komandan lapangan pelatihan Jamaah Islamiyah di [[Mindanao]], [[Filipina]]. [[Noordin M Top]], yang berhasil dilumpuhkan [[Densus 88]] beberapa waktu lalu, pernah menjadi muridnya.
 
Dia digambarkan sebagai [[laki-laki]] [[Jawa]] keturunan [[Bangsa Arab|Arab]]. Patek memiliki tinggi badan 166 [[cm]] dengan berat sekitar 60 [[kg]] dengan warna kulit coklat. Umar Patek juga memiliki nama sejumlah samaran antara lain Umar Kecil, Umar Arab,Umar Patek, Abu Syekh,Anis Allawy Ja'far dan Zacky.
Amerika telah menyayembarakan bagi penangkapnya senilai 1 juta dolar, lebih murah dibanding [[Dulmatin]] (10 juta dolar), yang telah tewas di [[Ciputat]].
 
Patek pernah dilaporkan terbunuh pada [[14 September]] [[2006]] di [[Sulu|provinsi Sulu]], [[Filipina]]. Tapi laporan ini tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya, dan Patek tetap berstatus buronan. Terakhir Patek diberitakan tertangkap aparat keamanan di [[Abbottabad]] [[Pakistan]] pada [[29 Maret]] [[2011]].
Dia digambarkan sebagai [[laki-laki]] [[Jawa]] keturunan [[Arab]]. Patek memiliki tinggi badan 166 [[cm]] dengan berat sekitar 60 [[kg]] dengan warna kulit coklat. Umar Patek juga memiliki nama sejumlah samaran antara lain Umar Kecil, Umar Arab,Umar Patek, Abu Syekh,Anis Allawy Ja'far dan Zacky.
 
Patek pernah dilaporkan terbunuh pada [[14 September]] [[2006]] di [[provinsi Sulu]], Filipina. Tapi laporan ini tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya, dan Patek tetap berstatus buronan. Terakhir Patek diberitakan tertangkap aparat keamanan di [[Pakistan]] pada [[29 Maret]] [[2011]].
 
Setelah [[Dulmatin]] tertembak mati, Umar Patek diyakini sebagai amir (pemimpin) berikutnya. Sebagai seorang amir dia akan aktif seperti Dulmatin untuk berkoordinasi, menjalin komunikasi, menyiapkan persenjataan, dan [[kaderisasi]].
 
Umar Patek yang merupakan pria blasteran Jawa-Arab itu sama bahayanya dengan Dulmatin karena keduanya memiliki hubungan pertemanan yang sangat erat. Umar berpengalaman di [[Afganistan|Afghanistan]] dan [[Mindanao]].
 
Dulmatin alias Ammar Usman alias Joko Pitono kuat perannya sebagai koordinator lapangan, pengumpul dana, dan perakit bom. Sedangkan Umar, cerdas dalam menyusun strategi perang dan spionase (penyamaran).
 
Setelah penggerebekan dua lokasi di [[Pamulang, Tangerang Selatan|Pamulang]], [[Kota Tangerang Selatan|Tangerang Selatan]], disinyalir pergerakan teroris akan menghilang untuk sementara waktu, dan akan kembali pada waktu yang sulit diprediksi. Saat ini mereka tiarap. Mereka memiliki dogma bila mereka maju perang terbuka pasti akan kalah. Haram bagi mereka untuk maju, karena itu sama saja bunuh diri. Beberapa pengamat berspekulasi kemungkinan Umar kabur dari [[Indonesia]].
 
Pada 11 Agustus 2011, Umar Patek telah diekstradisi dari [[Pakistan]] ke Indonesia di mana dia ditahan di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] sebelum menunggu persidangan.
 
Pada 21 Juni 2012 pengadilan [[Indonesia]] menghukum Patek 20 tahun penjara karena pembunuhan dan pembuatan bom. Dia ditemukan bersalah atas semua enam tuduhan, termasuk keterlibatan dalam serangan terhadap gereja-gereja pada malam Natal 2000. Jaksa tidak menuntut [[hukuman mati]]. Selama persidangan Patek meminta maaf kepada keluarga korban dan menyatakan bahwa ia tidak melakukan apa pun lebih dari bahan kimia campuran untuk bahan peledak. Patek juga menyatakan bahwa sasarannya selalu [[Israel]] dan bukan "Barat". Menyatakan "Saya mempertanyakan mengapa di [[Bali]]? [[Jihad]] harus dilakukan di [[Palestina]] bukan ... Siapa yang menjadi korban, mereka orang Barat, bukan [[Israel]]. Bahkan banyak orang [[Indonesia]] menjadi korban. Mereka tidak memiliki hubungan ke [[Palestina]]."
Pada 11 Agustus 2011, Umar Patek telah diekstradisi dari Pakistan ke Indonesia di mana dia ditahan di Jakarta sebelum menunggu persidangan.
 
Namun, Rabu, 7 Desember 2022, lelaki ini resmi [https://www.cnnindonesia.com/nasional/20221209112509-12-885106/umar-patek-perakit-bom-bali-i-divonis-20-tahun-di-2012-kini-bebas dibebaskan] dari Lapas Kelas I Surabaya, Porong, Sidoarjo. Patek kini berstatus sebagai "klien pemasyarakan". Ia berkewajiban untuk mengikuti program pembimbingan dari Balai Pemasyarakatan Surabaya sampai 29 April 2030 nanti. Program pembebasan bersyarat ini akan dicabut dan Patek akan dikirim kembali ke jeruji besi apabila dalam rentang waktu tersebut ia melakukan pelanggaran. Pembebasan Patek ditanggapi oleh korban Bom Bali yang selamat, Peter Hughes. Warga Australia ini mengatakan bahwa seharusnya lelaki itu dihukum berat. "Dia dibebaskan, itu menggelikan," ujar Hughes kepada ''ABC'', seperti dikutip ''AFP''.
Pada 21 Juni 2012 pengadilan Indonesia menghukum Patek 20 tahun penjara karena pembunuhan dan pembuatan bom. Dia ditemukan bersalah atas semua enam tuduhan, termasuk keterlibatan dalam serangan terhadap gereja-gereja pada malam Natal 2000. Jaksa tidak menuntut hukuman mati. Selama persidangan Patek meminta maaf kepada keluarga korban dan menyatakan bahwa ia tidak melakukan apa pun lebih dari bahan kimia campuran untuk bahan peledak. Patek juga menyatakan bahwa sasarannya selalu Israel dan bukan "Barat". Menyatakan "Saya mempertanyakan mengapa di Bali? Jihad harus dilakukan di Palestina bukan ... Siapa yang menjadi korban, mereka orang Barat, bukan Israel. Bahkan banyak orang Indonesia menjadi korban. Mereka tidak memiliki hubungan ke Palestina."
 
== Lihat pula ==