Konstantinus Agung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Reformat 1 URL (Wayback Medic 2.5)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
||
(14 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 48:
|}}
'''Konstantinus Agung''' ({{lang-la|Flavius Valerius Aurelius Constantinus Augustus}};<ref>Dalam [[bahasa Latin Klasik]], gelar resmi kekaisaran Konstantinus adalah IMPERATOR CAESAR FLAVIVS CONSTANTINVS PIVS FELIX INVICTVS AVGVSTVS, ''Imperator Caesar Flavius Constantine Augustus, yang saleh, yang sejahtera, yang tidak terkalahkan''. Setelah tahun 312, ia menambahkan MAXIMVS ("yang terbesar"), dan setelah tahun 325 mengganti ''invictus'' ("yang tidak terkalahkan") dengan VICTOR, karena ''invictus'' mengingatkan banyak orang pada [[Sol Invictus]], Dewa Matahari.</ref>
Kendati ia tidak tercantum dalam daftar orang kudus [[Ritus liturgi Latin|Gereja Latin]], yang mengakui beberapa orang lainnya dengan nama Konstantinus sebagai orang kudus, ia tetap dihormati dengan gelar "Agung" atas kontribusinya pada [[Kekristenan]].</ref> merupakan seorang [[Kaisar Romawi]] dari tahun 306 sampai 337 M. Konstantinus adalah putra dari [[Konstantius Klorus|Flavius Valerius Konstantius]], seorang perwira tentara Romawi, dan [[Helena dari Konstantinopel|Helena]] istrinya. Ayahnya menjadi ''[[Caesar (gelar)|Caesar]]'', wakil kaisar, di barat pada tahun 293 M. Konstantinus diutus ke timur, di mana ia menapaki pangkat-pangkatnya hingga menjadi seorang tribun militer di bawah Kaisar [[Diokletianus]] dan [[Galerius]]. Pada tahun 305 Konstantius meraih pangkat ''[[Augustus (gelar)|Augustus]]'', kaisar barat senior, dan Konstantinus dipanggil ke barat untuk membantu ayahnya melangsungkan kampanye di [[Britania Romawi|Britania]]. Dengan pengakuan sebagai kaisar oleh pasukannya di [[Eboracum]] ([[York, Inggris|York]] masa kini) setelah ayahnya meninggal dunia pada tahun 306 M, Konstantinus meraih kemenangan dalam serangkaian perang saudara melawan Kaisar [[Maxentius]] dan [[Licinius|Lisinius]] hingga ia menjadi penguasa tunggal di barat maupun timur pada tahun 324 M.
Baris 59:
== Sumber-sumber ==
Konstantinus adalah salah seorang penguasa besar yang penting dalam sejarah, dan ia senantiasa menjadi salah seorang tokoh yang kontroversial.<ref>Barnes, ''Constantine and Eusebius'', 272.</ref> Naik turunnya reputasi Konstantinus mencerminkan sifat dari sumber-sumber kuno seputar pemerintahannya. Sumber-sumber ini sangat banyak tersedia dan terperinci,<ref>Bleckmann, "Sources for the History of Constantine" (CC), 14; Cameron, 90–91; Lenski, "Introduction" (CC), 2–3.</ref> namun sangat dipengaruhi oleh propaganda resmi periode tersebut,<ref>Bleckmann, "Sources for the History of Constantine" (CC), 23–25; Cameron, 90–91; Southern, 169.</ref> dan
''De Mortibus Persecutorum'' karya [[Lactantius|Laktansius]], sebuah pamflet politis Kristiani pada masa pemerintahan [[Diokletianus]] dan periode [[Tetrarki]], menyajikan informasi berharga namun terdapat rincian tendesius mengenai para pendahulu dan
Berbagai [[epitome]] dari [[Aurelius Victor]] (''De Caesaribus''), [[Eutropius (sejarawan)|Eutropius]] (''Breviarium''), [[Festus (sejarawan)|Festus]] (''Breviarium''), dan penulis anonim ''[[Epitome de Caesaribus]]'' menyajikan sejarah militer dan politik sekuler yang dipadatkan dari periode tersebut. Meskipun bukan sumber Kristiani, epitome-epitome itu melukiskan suatu citra baik Konstantinus, tetapi tidak mengandung referensi seputar kebijakan-kebijakan keagamaan Konstantinus.<ref>Bleckmann, "Sources for the History of Constantine" (CC), 27–28; Lieu and Montserrat, 2–6; Odahl, 6–7; Warmington, 166–67.</ref> ''[[Panegyrici Latini]]'', suatu kumpulan [[panegirik]] dari akhir abad ke-3 dan awal abad ke-4, menyajikan informasi berharga mengenai politik dan ideologi pada periode tetrarki dan
==
[[Berkas:Medijana.jpg|jmpl|Sisa-sisa istana mewah di [[Mediana]] yang dididirikan oleh Konstantinus I di dekat [[Niš|Naissus]], kota kelahirannya.]]
Baris 98:
[[Berkas:Bust of Constantine I from York YORYM 1998 23.jpg|jmpl|ka|Patung kepala Konstantinus Agung yang terbuat dari marmer di Stonegate, [[York, Inggris|York]].]]
Konstantinus mengirimkan Galerius sebuah pemberitahuan resmi mengenai wafatnya Konstantius dan aklamasinya sendiri. Bersama dengan pemberitahuan itu, ia menyertakan sebuah potret dirinya mengenakan jubah seorang Augustus.<ref>Barnes, ''Constantine and Eusebius'', 28–29; Lenski, "Reign of Constantine" (CC), 62; Odahl, 79–80.</ref> Potret tersebut dilingkari [[Laurus nobilis|daun-daun
== Pemerintahan awal ==
Baris 129:
Kematian Maximianus menyebabkan perlunya suatu perubahan citra publik Konstantinus. Ia tidak dapat lagi mengandalkan hubungannya dengan kaisar sepuh Maximianus, dan membutuhkan suatu sumber legitimasi baru.<ref>Potter, 352.</ref> Dalam pidato yang disampaikannya di Galia pada tanggal 25 Juli 310 M, seorang orator anonim mengungkapkan suatu hubungan kedinastian yang sebelumnya tidak diketahui dengan [[Klaudius Gothikus|Klaudius II]], kaisar dari abad ke-3 yang terkenal karena mengalahkan suku [[Goth]] dan memulihkan ketertiban dalam kekaisaran. Pidato tersebut menekankan hak prerogatif untuk memerintah dari leluhur Konstantinus, bukan prinsip-prinsip kesetaraan imperial, sehingga melepaskan diri dari model [[tetrarki]]. Ideologi baru yang diungkapkan dalam pidato ini menjadikan Galerius dan Maximianus tidak relevan bagi hak Konstantinus untuk memerintah.<ref>''Panegyrici Latini'' 6(7); Barnes, ''Constantine and Eusebius'', 35–37, 301; Lenski, "Reign of Constantine" (CC), 66; Odahl, 94–95, 314–15; Potter, 352–53.</ref> Orator tersebut menekankan keturunan dengan mengesampingkan semua faktor lainnya: "Tidak mungkin kesepakatan manusia, ataupun sejumlah konsekuensi persetujuan yang tak terduga, menjadikan Anda kaisar," sebagaimana dinyatakan sang orator bagi Konstantinus.<ref>''Panegyrici Latini'' 6(7)1. Qtd. in Potter, 353.</ref>
Orasi tersebut juga menggeser ideologi keagamaan Tetrarki, dengan berfokus pada dinasti kembar [[Yupiter (mitologi)|Yupiter]] dan [[Herkules]]. Sang orator menyatakan bahwa Konstantinus mengalami suatu penglihatan ilahi tentang [[Apollo (mitologi)|Apollo]] dan [[Viktoria]] yang memberikan dia [[
== Perang saudara ==
Baris 153:
[[Berkas:Fargo Sundogs 2 18 09.jpg|jmpl|250px|Deskripsi dari 28 Oktober 312, "Suatu salib yang terpusat pada Matahari", sesuai dengan foto-foto modern [[Parhelion]].]]
==== Konstantinus dan pasukannya mengadopsi huruf-huruf Yunani berupa inisial Kristus:
{{Further|Pertempuran Jembatan Milvius}}
[[Berkas:Raphael-Constantine at Milvian Bridge.jpg|jmpl|''[[Pertempuran Jembatan Milvius (Giulio Romano)|Pertempuran Jembatan Milvius]]'' karya [[Giulio Romano]].]]
Maxentius mengorganisir pasukannya—dua kali lebih banyak dari pasukan Konstantinus—dalam barisan memanjang berhadapan dengan dataran medan pertempuran, dalam posisi membelakangi sungai.<ref name="bvubfs">Odahl, 108.</ref> Pasukan Konstantinus tiba di medan pertempuran sambil membawa perisai-perisai dengan simbol-simbol yang tidak lazim bagi mereka ataupun kebiasaan saat itu.<ref>Barnes, ''Constantine and Eusebius'', 43; Digeser, 122; Jones, 72; Odahl, 106.</ref> Menurut Laktansius, Konstantinus mendapat suatu mimpi pada malam sebelum pertempuran yang mengandung pesan agar dia "memberi tanda surgawi Allah pada perisai-perisai para prajuritnya ... dengan sebuah huruf miring X yang bagian atas kepalanya dilengkungkan ke bawah, ia menandai Kristus pada perisai mereka."<ref>Lactantius, ''De Mortibus Persecutorum'' 44.4–6, tr. J.L. Creed, ''Lactantius: De Mortibus Persecutorum'' (Oxford: Oxford University Press, 1984), qtd. in Lenski, "Reign of Constantine" (CC), 71.</ref> Eusebius mendeskripsikan versi yang lain: ketika sedang melakukan mars saat tengah hari, "ia melihat dengan matanya sendiri di langit terdapat sebuah piala salib yang timbul dari cahaya matahari, mengusung pesan, ''In Hoc Signo Vinces'' (dengan tanda ini engkau akan menang)";<ref>Eusebius, ''Vita Constantini'' 1.28, tr. Odahl, 105. Barnes, ''Constantine and Eusebius'', 43; Drake, "Impact of Constantine on Christianity" (CC), 113; Odahl, 105.</ref> dalam laporan Eusebius, Konstantinus mendapat suatu mimpi pada malam berikutnya yang mengisahkan bahwa Kristus menampakkan diri dengan tanda surgawi yang sama, dan mengatakan kepadanya agar membuat suatu standar, ''[[labarum]]'', bagi pasukannya dalam bentuk itu.<ref>Eusebius, ''Vita Constantini'' 1.27–29; Barnes, ''Constantine and Eusebius'', 43, 306; Odahl, 105–6, 319–20.</ref> Eusebius tidak yakin mengenai kapan dan di mana peristiwa-peristiwa tersebut terjadi,<ref>Drake, "Impact of Constantine on Christianity" (CC), 113.</ref> tetapi ia memasukkan ceritanya sebelum perang melawan Maxentius dimulai.<ref>Cameron and Hall, 208.</ref> Eusebius mendeskripsikan tanda itu sebagai [[
Konstantinus mengerahkan kekuatannya sendiri di sepanjang barisan Maxentius. Ia memerintahkan kavalerinya untuk melakukan serangan, dan mereka mengalahkan kavaleri Maxentius. Ia kemudian mengirim kavalerinya untuk menghadapi infanteri Maxentius dan mendesak mereka ke Sungai Tiber, tempat banyak dari antara mereka dibunuh atau tenggelam.<ref name="bvubfs" /> Pertempuran tersebut berlangsung singkat,<ref>Barnes, ''Constantine and Eusebius'', 43; Curran, 68.</ref> pasukan Maxentius dikalahkan sebelum serangan pertamanya.<ref>MacMullen, ''Constantine'', 78.</ref> Garda berkuda dan praetoria Maxentius awalnya dapat mempertahankan posisi mereka, namun pertahanan mereka terpecah oleh kekuatan serangan kavaleri Konstantinus; barisan mereka juga terpecah dan mereka melarikan diri ke sungai. Maxentius melarikan diri dengan kudanya bersama mereka, dan berusaha untuk menyeberangi jembatan, tetapi ia didorong ke dalam Sungai Tiber oleh massa tentaranya yang melarikan diri, dan ia tenggelam.<ref>Barnes, ''Constantine and Eusebius'', 43; Curran, 68; Lenski, "Reign of Constantine" (CC), 70; MacMullen, ''Constantine'', 78; Odahl, 108.</ref>
Baris 171:
=== Perang melawan Lisinius ===
Pada tahun-tahun berikutnya, Konstantinus secara bertahap mengkonsolidasikan superioritas militernya atas para pesaingnya di dalam Tetrarki yang telah runtuh itu. Pada tahun 313, ia bertemu dengan [[Licinius|Lisinius]] di [[Milan]] untuk mengamankan aliansi mereka melalui pernikahan Lisinius dan saudari seayah Konstantinus, [[Flavia Yulia Konstantia|Konstantia]]. Selama pertemuan tersebut, para kaisar bersepakat untuk mengeluarkan apa yang disebut [[Maklumat Milan]],<ref>Istilah tersebut dipandang sebagai suatu kekeliruan karena apa yang ditetapkan di Milan bukan sebuah [[maklumat]], sementara maklumat-maklumat Lisinius yang berikutnya—di antaranya adalah maklumat-maklumat yang masing-masing ditujukan untuk Provinsi Bitinia dan Palestina sebagaimana dicatat oleh Laktansius dan Eusebius—tidak dikeluarkan di Milan.</ref> yang secara resmi memberikan toleransi penuh kepada Kekristenan dan semua agama di dalam Kekaisaran.<ref>Pohlsander, ''Emperor Constantine'', 25.</ref> Dokumen tersebut mengandung manfaat khusus bagi umat Kristiani, melegalkan agama mereka dan mengembalikan semua properti mereka yang disita selama masa [[penganiayaan Diokletianus]]. Dokumen tersebut tidak lagi mengakui metode-metode pemaksaan agama seperti yang pernah dilakukan sebelumnya dan hanya menggunakan istilah-istilah umum untuk menyebut hal ilahi—"Keilahian" dan "Keilahian Tertinggi", ''summa divinitas''.<ref>Drake, "Impact," 121–123.</ref> Namun konferensi itu dipersingkat karena Lisinius mendapat berita bahwa Maximinus pesaingnya telah menyeberangi [[Selat Bosporus]] dan menginvasi wilayah Eropa. Lisinius berangkat untuk menghadapi Maximinus dan akhirnya mengalahkan dia, meraih kontrol atas seluruh bagian timur Kekaisaran Romawi. Hubungan antara kedua kaisar yang tersisa mengalami kemerosotan, karena Konstantinus mengalami suatu percobaan pembunuhan oleh seseorang yang hendak diangkat oleh Lisinus menjadi Caesar;<ref name="ReferenceA">Carrié & Rousselle, ''L'Empire Romain'', 229</ref> Lisinius, karena keterlibatannya, telah menghancurkan patung-patung Konstantinus di Emona.<ref>Byfield, Ted, ed. The Christians: Their First Two Thousand Years, vol. III By This Sign. pg 148. [http://www.christianhistoryproject.org/to-the-constantine-era/constantine] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160119071854/http://www.christianhistoryproject.org/to-the-constantine-era/constantine/ |date=2016-01-19 }}</ref> Pada tahun 314 atau 316, kedua Augusti itu saling memerangi satu sama lain dalam [[Pertempuran Cibalae]], yang berakhir dengan kemenangan Konstaninus. Bentrokan antara mereka kembali terjadi dalam [[Pertempuran Mardia]] tahun 317, dan berakhir dengan satu kesepakatan bahwa putra-putra Konstantinus ([[Flavius Yulius Krispus|Krispus]] dan [[Konstantinus II (kaisar)|Konstantinus II]]) dan putra Lisinius (Lisinianus) dijadikan para ''[[Caesar (gelar)|caesars]]''.<ref>Pohlsander, ''Emperor Constantine'', 38–39.</ref> Setelah pengaturan ini, Konstantinus memerintah keuskupan-keuskupan sipil Panonia dan Makedonia serta bertempat tinggal di [[Sirmium]]. Dari sana ia memerangi kaum Goth dan Sarmatia pada tahun 322, serta kembali memerangi kaum Goth pada tahun 323.<ref name="ReferenceA" />
Pada tahun 320, Lisinius diduga mengingkari kebebasan beragama sebagaimana dijanjikan dalam [[Maklumat Milan]] tahun 313 dan memulai lagi penindasan terhadap umat Kristiani,<ref>Pohlsander, ''Emperor Constantine'', 41–42.</ref> umumnya tanpa pertumpahan darah, tetapi ia melakukan penyitaan dan pemberhentian para pemegang jabatan Kristiani.<ref>Carrié & Rousselle, ''L'Empire Romain'', 229/230</ref> Meskipun karakterisasi Lisinius sebagai anti-Kristiani sedikit meragukan, kenyataannya adalah ia tampak jauh lebih tertutup dalam mendukung Kekristenan daripada Konstantinus. Oleh karena itu, Lisinius cenderung memandang Gereja sebagai suatu kekuatan yang lebih loyal kepada Konstantinus daripada kepada sistem Imperial pada umumnya<ref>Timothy E. Gregory, ''A History of Byzantium''. Chichester: John Wiley & Sons, 2010, ISBN 978-1-4051-8471-7, page 54</ref> – menurut penjelasan sejarawan Gereja yang bernama [[Sozomen]].<ref>Philip Schaff, ed., ''Nicene and Post-nicene Fathers: Second Series''. New York: Cosimo, 2007, ISBN 978-1-60206-508-6, page 418, footnote 6</ref>
Baris 182:
[[Berkas:Constantinopolis coin.jpg|ka|jmpl|Koin yang dicetak oleh Konstantinus I untuk memperingati berdirinya Konstantinopel.]]
Kekalahan Lisinius dianggap merepresentasikan kekalahan dari suatu pusat tandingan kegiatan politik berbahasa Yunani dan Pagan di Timur, bertentangan dengan Roma yang berbahasa Latin dan Kristiani, serta dikemukakan bahwa sebuah ibu kota Timur yang baru seharusnya merepresentasikan integrasi Timur ke dalam Kekaisaran Romawi secara keseluruhan, sebagai suatu pusat pembelajaran, kemakmuran, dan pelestarian budaya bagi keseluruhan [[Kekaisaran Romawi Timur]].<ref>Gilbert Dagron, ''Naissance d'une Capitale'', 24</ref> Di antara beragam lokasi yang dikemukakan sebagai ibu kota alternatif tersebut, sepertinya Konstantinus telah memikirkan mengenai [[Sejarah Sofia|Serdica]] (sekarang [[Sofia]]), sebab ia dilaporkan mengatakan bahwa "''Serdica adalah Romaku''".<ref>[[Petrus Patricius]] ''excerpta Vaticana'', 190: Κωνσταντίνος εβουλεύσατο πρώτον εν Σαρδική μεταγαγείν τά δημόσια· φιλών τε τήν πόλιν εκείνην συνεχώς έλεγεν "η εμή Ρώμη Σαρδική εστι."</ref> [[Sirmium]] dan [[Tesalonika]] juga dipertimbangkan.<ref>Ramsey MacMullen, ''Constantine'', [[Routledge]] ed., 1987, 149</ref> Namun, pada akhirnya Konstantinus memutuskan kota Yunani [[Bizantium]], yang pada abad sebelumnya telah dibangun kembali secara ekstensif sesuai pola urbanisme Romawi oleh [[Septimius Severus]] dan [[Caracalla]], yang telah mengetahui arti penting strategisnya.<ref>Dagron, ''Naissance d'une Capitale'', 15/19</ref> Kota tersebut kemudian didirikan pada tahun 324,<ref name="Oxf">"Constantinople" in ''The Oxford Dictionary of Byzantium'', [[Oxford University Press]], Oxford, 1991, p. 508. ISBN 0-19-504652-8</ref> didedikasikan pada tanggal 11 Mei 330<ref name=Oxf /> dan namanya diganti menjadi ''Konstantinopolis'' ("Kota Konstantinus" atau [[Konstantinopel]]). Koin-koin peringatan khusus dikeluarkan pada tahun 330 untuk menghormati peristiwa tersebut. Kota baru itu ditempatkan dalam perlindungan relikui [[Salib Sejati]], [[Nehushtan|Tiang Musa]], dan [[relikui]] suci lainnya, meskipun terdapat sebuah kameo di [[Museum Ermitáž]] yang juga merepresentasikan Konstantinus dimahkotai oleh [[tikhe]] kota baru itu.<ref>[http://www.hermitagerooms.com/exhibitions/Byzantium/sardonyx.asp Sardonyx cameo depicting constantine the great crowned by Constantinople, 4th century AD] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060316221103/http://www.hermitagerooms.com/exhibitions/Byzantium/sardonyx.asp |date=2006-03-16 }} at "The Road to Byzantium: Luxury Arts of Antiquity". ''The Hermitage Rooms at Somerset House'' (30 March 2006 – 3 September 2006) {{wayback|url=http://www.hermitagerooms.com/exhibitions/Byzantium/sardonyx.asp |date=19700101000000 |df=y }}</ref> Figur-figur dewa-dewi lama diganti atau diasimilasikan ke dalam suatu bingkai [[simbol Kristen|simbolisme Kristiani]]. Konstantinus membangun [[Gereja Rasul Suci]] di lokasi bekas kuil [[Afrodit]]. Di kemudian hari terdapat kisah bahwa suatu [[Penglihatan (agama)|penglihatan ilahi]] membawa Konstantinus ke tempat ini, dan seorang [[malaikat]] yang tidak dapat dilihat orang lain, membawanya menyusuri jalan yang melingkari tembok baru tersebut. Ibu kota ini sering dibandingkan dengan Roma 'lama' sebagai ''Nova Roma Constantinopolitana'', "Roma Baru Konstantinopel".<ref name="macmullen" /><ref>According to the ''Reallexikon für Antike und Christentum'', vol. 164 (Stuttgart: A. Hiersemann, 2005), column 442, there is no evidence for the tradition that Constantine officially dubbed the city "New Rome" (''Nova Roma'' or ''Nea Rhome''). Commemorative coins that were issued during the 330s already refer to the city as ''Constantinopolis'' (Michael Grant, ''The Climax of Rome'' (London: Weidenfeld and Nicolson, 1968), 133). It is possible that the emperor called the city "Second Rome" (''Deutera Rhome'') by official decree, as reported by the 5th-century church historian Socrates of Constantinople.</ref>
=== Kebijakan keagamaan ===
Baris 192:
Pada bulan Februari 313, Konstantinus bertemu dengan Lisinius di Milan, tempat mereka menyusun [[Maklumat Milan]]. Maklumat tersebut menyatakan bahwa umat Kristiani harus diizinkan untuk menjalankan praktik keimanan mereka tanpa penindasan.<ref>Bowder, Diana. ''The Age of Constantine and Julian''. New York: Barnes & Noble, 1978</ref> Hukuman karena mengimani Kekristenan, yang [[Kebijakan anti-Kristen di dalam Kekaisaran Romawi|telah membuat banyak dari mereka wafat sebagai martir]], dihapuskan, dan properti [[Gereja]] yang sebelumnya disita dikembalikan. Maklumat tersebut tidak hanya melindungi umat Kristiani dari penganiayaan keagamaan, tetapi juga penganut agama yang lain, sehingga mengizinkan semua orang untuk beribadah kepada [[Tuhan]] ataupun [[ilah]] pilihan mereka. Maklumat serupa sebelumnya dikeluarkan pada tahun 311 oleh [[Galerius]], kaisar senior dalam [[Tetrarki]]; maklumat Galerius memberikan hak kepada umat Kristiani untuk mempraktikkan agama mereka, tetapi tidak mengembalikan properti mereka.<ref>See Lactantius, ''De Mortibus Persecutorum'' 34–35.</ref> Maklumat Milan memuat beberapa klausul yang menyatakan bahwa semua bangunan gereja yang disita akan dikembalikan bersama dengan [[benefice|properti lain]] milik umat Kristiani yang sebelumnya mengalami penindasan.
Para akademisi berdebat seputar apakah Konstantinus mengadopsi Kekristenan sejak kecil dari [[Helena|St. Helena]] ibunya, atau apakah ia mengadopsinya secara bertahap seiring perjalanan hidupnya.<ref>R. Gerberding and J. H. Moran Cruz, ''Medieval Worlds'' (New York: Houghton Mifflin Company, 2004) p. 55. Also, Percival J. [http://cliojournal.wikispaces.com/On+the+Question+of+Constantine%27s+Conversion+to+Christianity On the Question of Constantine's Conversion to Christianity] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150614025144/http://cliojournal.wikispaces.com/On%2Bthe%2BQuestion%2Bof%2BConstantine%27s%2BConversion%2Bto%2BChristianity |date=2015-06-14 }}, Clio History Journal, 2008.</ref> Konstantinus mungkin mempertahankan gelar ''[[pontifex maximus]]'', suatu gelar yang diberikan kepada kaisar sebagai kepala imam agama Romawi kuno hingga [[Gratianus]] (memerintah tahun 375–383) memutuskan untuk meninggalkan gelar tersebut.<ref>"[https://www.britannica.com/biography/Gratian-Roman-emperor Gratian]" Encyclopædia Britannica. 2008. Encyclopædia Britannica Online. Feb 3, 2008.</ref><ref name=livius>[http://www.livius.org/pn-po/pontifex/maximus.html Pontifex Maximus] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120112143929/http://www.livius.org/pn-po/pontifex/maximus.html |date=2012-01-12 }} Livius.org article by Jona Lendering retrieved August 21, 2011</ref> Menurut para penulis Kristiani, Konstantinus telah berusia lebih dari 40 tahun ketika ia menyatakan diri bahwa ia adalah seorang Kristiani, menulis kepada umat Kristiani untuk menjelaskan bahwa ia percaya kalau kesuksesannya semata-mata karena perlindungan Allah Kristiani.<ref>[[Peter Brown (sejarawan)|Peter Brown]], ''The Rise of Christendom'' 2nd edition (Oxford, Blackwell Publishing, 2003) p. 60</ref> Sepanjang pemerintahannya, Konstantinus mendukung Gereja secara finansial, membangun basilika-basilika, memberikan hak-hak istimewa kepada kaum klerus (misalnya pembebasan dari pajak tertentu), mempromosikan umat Kristiani ke jabatan tinggi, dan mengembalikan properti yang disita selama masa penganiayaan Diokletianus.<ref>R. Gerberding and J. H. Moran Cruz, ''Medieval Worlds'' (New York: Houghton Mifflin Company, 2004) pp. 55–56.</ref> Proyek bangunan paling terkenal yang ia prakarsai misalnya [[Gereja Makam Kudus]] dan [[Basilika Santo Petrus Lama]].
Tampaknya Konstantinus tidak hanya mendukung Kekristenan saja. Setelah meraih kemenangan dalam Pertempuran Jembatan Milvius (312), suatu pelengkung kemenangan—[[Pelengkung Konstantinus]]—dibangun (315) untuk merayakan kemenangannya. Pelengkung tersebut dihiasi dengan citra dewi [[Viktoria]]. Pada saat dedikasinya, dilakukan pengurbanan-pengurbanan kepada dewa-dewi seperti [[Apollo (mitologi)|Apollo]], [[Diana (mitologi)|Diana]], dan [[Herkules]]. Tidak ada penggambaran simbolisme Kristiani pada Pelengkung tersebut. Bagaimanapun, karena pembangunannya ditugaskan oleh Senat, ketiadaan simbol-simbol Kristiani kemungkinan mencerminkan peranan Senat pada saat itu sebagai salah satu kubu pagan.<ref>Robin Lane Fox, ''apud'' Jonathan Bardill, '' Constantine, Divine Emperor of the Christian Golden Age''. Cambridge University Press, 2011, ISBN 978-0-521-76423-0, page 307, note 27</ref>
Pada tahun 321, ia mengesahkan bahwa ''[[minggu|hari matahari]] yang terhormat'' harus menjadi suatu hari istirahat bagi seluruh warga kekaisaran.<ref>''[[Codex Justinianus]]'' 3.12.2</ref> Pada tahun 323, ia mengeluarkan suatu dekret yang membebaskan keharusan bagi umat Kristiani untuk berpartisipasi dalam acara pengurbanan imperial.<ref>''[[Codex Theodosianus]]'' 16.2.5</ref> Selanjutnya, koin Konstantinus tetap memuat simbol-simbol matahari. Setelah dewa pagan dihilangkan dari koinnya, simbol-simbol Kristiani tampil sebagai atribut Konstantinus: [[
[[Berkas:Constantine burning Arian books.jpg|jmpl|kiri|Konstantinus membakar buku-buku Arian, penggambaran dari manuskrip abad ke-9.]]
Baris 260:
Dalam ranah budaya, Konstantinus memiliki kontribusi terhadap bangkitnya mode wajah yang dicukur bersih di antara para kaisar Romawi dari Augustus sampai [[Trajanus]], yang awalnya diperkenalkan di kalangan Romawi oleh [[Scipio Afrikanus]]. Mode baru imperial Romawi itu bertahan hingga masa pemerintahan [[Phocas|Fokas]].<ref>{{cite web|url=http://www.byzantium.xronikon.com/statfirst.html |title=Byzantine first & last times |publisher=Byzantium.xronikon.com |accessdate=2012-11-07}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.forumancientcoins.com/numiswiki/view.asp?key=Barba |title=Barba – NumisWiki, The Collaborative Numismatics Project |publisher=Forumancientcoins.com |accessdate=2012-11-07}}</ref>
Kekaisaran Bizantin memandang Konstantinus sebagai pendirinya, dan [[Kekaisaran Romawi Suci]] memperhitungkan dia di antara para figur terhormat dari tradisinya. Dalam Kekaisaran Bizantin di kemudian hari, adalah suatu kehormatan besar bagi seorang kaisar jika dipuji sebagai seorang "Konstantinus baru". Sepuluh kaisar, termasuk kaisar terakhir [[Kekaisaran Romawi Timur]], menyandang julukan tersebut.<ref>Pohlsander, ''Emperor Constantine'', 91.</ref> Beragam bentuk monumental Konstantinian digunakan di istana [[Charlemagne]] untuk mengesankan bahwa ia adalah penerus Konstantinus dan setara dengannya. Konstantinus mendapat suatu peran dalam mitos sebagai seorang pejuang penentang "kaum kafir". Motif ekuestrian Romanesque, figur penunggang kuda dalam postur kaisar Romawi yang berjaya, menjadi suatu metafora visual dalam patung-patung untuk memuji para dermawan daerah setempat. Nama "Konstantinus" sendiri kembali populer di
[[Bandar Udara Konstantinus Agung Niš|Bandar Udara Niš]] dinamai "Konstantinus Agung" untuk menghormati dirinya. Sebuah [[Salib Konstantinus Agung|Salib besar]] pernah direncanakan untuk dibangun di atas bukit yang menghadap [[Niš]], [[Serbia]], tetapi proyek ini kemudian dibatalkan.<ref>{{cite news|title=Niš: Vinik osta pusto brdo |url=http://www.novosti.rs/vesti/srbija.73.html:372896-Nis-Vinik-osta-pusto-brdo}}</ref> Pada tahun 2012, sebuah memorial didirikan di Niš untuk menghormatinya. ''Peringatan Maklumat Milan'' diadakan di Niš pada tahun 2013.<ref>{{cite news|url=http://www.b92.net/eng/news/society.php?yyyy=2013&mm=01&dd=17&nav_id=84193}}</ref>
Baris 273:
Interpretasi modern tentang pemerintahan Konstantinus diawali dengan ''Zaman Konstantinus Agung'' (1853, rev. 1880) karya [[Jacob Burckhardt]]. Konstantinus versi Burchhardt adalah seorang sekularis licik, seorang politisi yang memanipulasi semua pihak dalam usaha untuk mengamankan kekuasaannya sendiri.<ref>Jacob Burckhardt, ''Die Zeit Constantins des Grossen'' (Basel, 1853; revised edition, Leipzig, 1880), cited in Barnes, ''Constantine and Eusebius'', 274; Lenski, "Introduction" (CC), 7.</ref> [[Henri Grégoire (sejarawan)|Henri Grégoire]], menulis pada tahun 1930-an, mengikuti penilaian Burckhardt mengenai Konstantinus. Menurut Grégoire, Konstantinus menjadi berminat pada Kekristenan setelah melihat manfaatnya secara politis. Grégoire merasa skeptis dengan autentisitas ''Vita'' karya Eusebius, dan mendalilkan sebuah pseudo-Eusebius untuk memikul tanggung jawab atas narasi-narasi penglihatan dan konversi dalam karya tersebut.<ref>Lenski, "Introduction" (CC), 7.</ref> [[Otto Seeck]], dalam ''Geschichte des Untergangs der antiken Welt'' (1920–23), dan André Piganiol, dalam ''L'empereur Constantin'' (1932), menuliskan hal berlawanan dengan tradisi kesejarahan itu. Seeck menyajikan Konstantinus sebagai seorang pahlawan perang yang tulus, dan ambiguitasnya merupakan akibat dari inkonsistensinya yang naif.<ref>Lenski, "Introduction" (CC), 7–8.</ref> Konstantinus versi Piganiol adalah seorang monoteis yang filosofis, seorang anak dari sinkretisme religius pada zamannya.<ref>Barnes, ''Constantine and Eusebius'', 274.</ref> Riwayat-riwayat sejarah yang berkaitan karya [[A. H. M. Jones]] (''Konstantinus dan Konversi Eropa'', 1949) dan [[Ramsay MacMullen]] (''Konstantinus'', 1969) memberikan gambaran-gambaran dari seorang Konstantinus yang kurang visioner dan lebih impulsif.<ref>Lenski, "Introduction" (CC), 8.</ref>
Laporan-laporan belakangan lebih cenderung menyajikan Konstantinus sebagai seseorang yang benar-benar melakukan konversi diri ke dalam Kekristenan. Dimulai dari ''Konstantinus Agung dan Gereja Kristiani'' (1929) karya [[Norman H. Baynes]], dan dipertegas dengan ''Konversi Konstantinus dan Roma Pagan'' (1948) karya [[Andreas Alföldi]], berkembang suatu tradisi kesejarahan yang menyajikan Konstantinus sebagai seorang Kristiani yang berkomitmen. Karya penting [[Timothy Barnes]] yang berjudul ''Konstantinus dan Eusebius'' (1981) merepresentasikan puncak dari tren tersebut. Konstantinus versi Barnes mengalami suatu konversi radikal, yang mendorongnya melakukan suatu perjuangan pribadi untuk mengonversi kekaisarannya.<ref>Lenski, "Introduction" (CC), 8–9; Odahl, 283.</ref> ''Konstantinus dan Kekaisaran Kristiani'' (2004) karya Charles Matson Odahl memuat tema yang kurang lebih sama.<ref>Odahl, 283; Mark Humphries, "Constantine," review of ''Constantine and the Christian Empire'', by Charles Odahl, ''Classical Quarterly'' 56:2 (2006), 449.</ref> Terlepas dari karya tulis Barnes, argumen-argumen mengenai kekuatan dan kedalaman konversi religius Konstantinus terus berlanjut.<ref>Averil Cameron, "Introduction," in ''Constantine: History, Historiography, and Legend'', ed. Samuel N.C. Lieu and [[Dominic Montserrat]] (New York: Routledge, 1998), 3.</ref> Tema-tema tertentu dalam mazhab ini mencapai ekstrem baru dalam ''Kekristenan Konstantinus Agung'' (1996) karya T.G. Elliott, yang menyajikan Konstantinus sebagai seorang Kristiani yang berkomitmen sejak ia masih anak-anak berusia dini.<ref>Lenski, "Introduction" (CC), 10.</ref> Pandangan serupa tentang Konstantinus termuat dalam ''Quand notre monde est devenu chrétien'', karya [[Paul Veyne]] tahun 2007, yang tidak berspekulasi seputar asal mula motivasi Kristiani Konstantinus, tetapi menyajikan dirinya, dalam perannya sebagai Kaisar, sebagai seorang revolusioner keagamaan yang sangat meyakini bahwa dirinya dimaksudkan "untuk memainkan suatu peran seturut waktunya dalam karya milenium keselamatan umat manusia".<ref>[http://findarticles.com/p/articles/mi_hb6404/is_2_69/ai_n29437350/?tag=content;col1 Quand notre monde est devenu chretien] {{
=== Donasi Konstantinus ===
Baris 286:
== Dokumenter ==
Dokumenter-dokumenter mengenai Konstantinus misalnya: "From Jesus To Christ: The First Christians" (Bagian 12) yang ditayangkan oleh [[PBS]]<ref>{{cite web|title = Watch The Full Program Online {{!}} From Jesus To Christ – The First Christians {{!}} FRONTLINE {{!}} PBS|url = http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/shows/religion/watch/|website = www.pbs.org|accessdate = 2015-08-17}}</ref> dan "Ancient Roads from Christ to Constantine" (Episode 6 Constantine) yang diproduksi oleh Hector Galan.<ref>{{cite web|title = HOME|url = http://www.christtoconstantine.com/|website = www.christtoconstantine.com|accessdate = 2015-08-17|archive-date = 2015-08-08|archive-url = https://web.archive.org/web/20150808112139/http://www.christtoconstantine.com/|dead-url = yes}}</ref>
== Lihat pula ==
Baris 311:
* [[Aurelius Victor|Sextus Aurelius Victor]], ''Liber de Caesaribus'' (''Book on the Caesars'') c. 361.
* ''Codex Theodosianus'' (''Theodosian Code'') 439.
** Mommsen, T. and Paul M. Meyer, eds. ''Theodosiani libri XVI cum Constitutionibus Sirmondianis et Leges novellae ad Theodosianum pertinentes''<sup>2</sup> (in Latin). Berlin: Weidmann, [1905] 1954. Complied by Nicholas Palmer, revised by [[Tony Honoré]] for Oxford Text Archive, 1984. Prepared for online use by R.W.B. Salway, 1999. Preface, books 1–8. Online at [
** Unknown edition (in Latin). Online at [http://ancientrome.ru/ius/library/codex/theod/ AncientRome.ru]. Retrieved 15 August 2009.
* ''Codex Justinianus'' (''Justinianic Code'' or ''Code of Justinian'').
Baris 360:
** Jackson, Blomfield, trans. ''Ecclesiastical History''. From ''Nicene and Post-Nicene Fathers'', Second Series, Vol. 3. Edited by Philip Schaff and Henry Wace. Buffalo, NY: Christian Literature Publishing Co., 1892. Revised and edited for New Advent by Kevin Knight. Online at [http://www.newadvent.org/fathers/2702.htm New Advent]. Retrieved 15 August 2009.
* [[Zosimus]], ''Historia Nova'' (''New History'') c. 500.
** Unknown, trans. ''The History of Count Zosimus''. London: Green and Champlin, 1814. Online at [http://www.tertullian.org/fathers/zosimus00_intro.htm Tertullian]. Retrieved 15 August 2009.{{refn|Terjemahan ini tidak cukup baik. Beberapa penomoran halamannya rusak, terdapat banyak kesalahan ketik (misalnya beberapa penggantian "Julian" dengan "Jovian" dan "Constantine" dengan "Constantius"). Meskipun demikian merupakan satu-satunya terjemahan ''Historia Nova'' yang terdapat dalam ranah publik.<ref>Roger Pearse, "[http://www.tertullian.org/fathers/zosimus00_intro.htm Preface to the online edition of Zosimus' ''New History'']". 19 November 2002, rev. 20 August 2003. Retrieved 2009-08-15.
</ref>|group=notes}}<ref>Daftar sumber primer ini utamanya didasarkan pada rangkuman dalam Odahl, 2–11 dan daftar lanjutannya dalam Odahl, 372–76. Lihat pula Bruno Bleckmann, "Sources for the History of Constantine" (CC), "Sources for the History of Constantine," dalam ''The Cambridge Companion to the Age of Constantine'', terj. Noel Lenski, ed. Noel Lenski (New York: Cambridge University Press, 2006), 14–31; dan Noel Lenski, ed. ''The Cambridge Companion to the Age of Constantine'' (New York: Cambridge University Press, 2006), 411–17.</ref> {{Refend}}
Baris 457 ⟶ 458:
== Pranala luar ==
{{commons}}
* [
* {{cite web | url = http://www.third-millennium-library.com/readinghall/GalleryofHistory/CONSTANTINE_THE_GREAT/constantine_DOOR.html | title = Constantine the Great, the Reorganisation of the Empire and the Triumph of the Church | first = John B | last = Firth | format = BTM | accessdate = 2016-02-19 | archive-date = 2012-03-15 | archive-url = https://web.archive.org/web/20120315132325/http://www.third-millennium-library.com/readinghall/GalleryofHistory/CONSTANTINE_THE_GREAT/constantine_DOOR.html | dead-url = yes }}
* Letters of Constantine: [http://www.seanmultimedia.com/Pie_Constantine_The_Great_Letters_1.html Book 1], [http://www.seanmultimedia.com/Pie_Constantine_The_Great_Letters_2.html Book 2], & [http://www.seanmultimedia.com/Pie_Constantine_The_Great_Letters_3.html Book 3]
* [http://www.britannica.com/eb/article-9109633/Constantine-I Encyclopædia Britannica, Constantine I]
* [http://www.anders.com/lectures/lars_brownworth/12_byzantine_rulers/ 12 Byzantine Rulers] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160718092221/http://www.anders.com/lectures/lars_brownworth/12_byzantine_rulers/ |date=2016-07-18 }} by [[Lars Brownworth]] of [[Stony Brook School]] (grades 7–12). 40 minute audio lecture on Constantine.
* [
* [http://www.constantinethegreatcoins.com/ Constantine the Great] A site about Constantine the Great and his bronze coins emphasizing history using coins, with many resources including reverse types issued and reverse translations.
* [http://rg.ancients.info/constantine/ House of Constantine bronze coins] Illustrations and descriptions of coins of Constantine the Great and his relatives.
* [
* This [
* [http://www.historyofyork.org.uk/themes/constantine-the-great Constantine's time in York on the 'History of York']
* [http://www.mmdtkw.org/AU0822dConstantineInMaxentiusBasilica.jpg Constantine the Great Acrolithic Statue]
* [http://www.civilization.org.uk/decline-and-fall/constantine Constantine's place in World history] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200425035412/http://www.civilization.org.uk/decline-and-fall/constantine |date=2020-04-25 }}
* [http://www.lcms.org/page.aspx?pid=506 Commemorations]
Baris 522 ⟶ 523:
[[Kategori:Orang kudus]]
[[Kategori:Tokoh yang berpindah agama ke Kristen]]
|