Selametan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Folklor menjadi Cerita rakyat |
||
(18 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{lihat juga|Kenduri}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Een religieuze maaltijd 'selamatan' in Tjibodas' TMnr 10003361.jpg|jmpl|ka|Acara Selamatan di sebuah masjid di Cibodas pada tahun 1907, dengan [[tumpeng]] sebagai menu utamanya.]]▼
{{Multiple image
'''Selametan''' adalah sebuah tradisi ritual yang dilakukan oleh masyarakat [[Jawa]]. Selametan juga dilakukan oleh masyarakat [[Sunda]] dan [[Madura]]. Selametan adalah suatu bentuk acara syukuran dengan mengundang beberapa kerabat atau tetangga . Secara tradisional acara syukuran dimulai dengan doa bersama, dengan duduk bersila di atas tikar, melingkari nasi [[tumpeng]] dengan lauk pauk.<ref>{{cite web |url=http://jagadkejawen.com/id/upacara-ritual/upacara-selamatansyukuran-untuk-diri-pribadi | title=Upacara selamatan |date=8 August 2012}}</ref>▼
| direction = vertical
| align = right
| image1 = COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Een religieuze maaltijd 'selamatan' in Tjibodas' TMnr 10003361.jpg
| image2 = Eat toghter in Kembul Bujono.jpg
| width2 = 300
| width1 = 300
▲
}}
▲'''
Praktik upacara
* Yang berkaitan dengan kehidupan: kelahiran, khitanan, pernikahan, dan kematian
* Yang terkait dengan peristiwa perayaan Islam
Baris 11 ⟶ 20:
== Asal kata ==
''Slametan'' berasal dari kata ''slamet'' (Arab: salamah) yang berarti 'selamat, bahagia, sentausa'. Selamat dapat dimaknai sebagai keadaan lepas dari insiden-insiden yang tidak dikehendaki. Sementara itu, Clifford Geertz slamet berarti ''ora ana apa-apa'' (tidak ada apa-apa)
Upacara slametan merupakan salah satu tradisi yang dianggap dapat menjauhkan diri dari mala petaka. Slametan adalah konsep universal yang di setiap tempat pasti ada dengan nama yang berbeda. Hal ini karena kesadaran akan diri yang
==
Menurut ''Endraswara'' dalam buku berjudul ''Agama Jawa: Ajaran, Amalan, dan Asal-Usul Kejawen'', ''slametan'' di Jawa merupakan wujud bakti masyarakat yang disebut dengan ''pangastuti'' atau ''abon-aboning panembah. Pangastuti'' merupakan bagian dari wujud ketaatan terhadap Tuhan, sedangkan ''abon-aboning panembah jati'' merupakan tradisi kelahiran, hidup, dan kematian masyarakat. Kelahiran, perkawinan, dan kematian adalah masa transisi perputaran hidup masyarakat Jawa. ''Slametan'' dalam konteks ini berfungsi untuk menemukan keharmonisan dan ketenteraman dunia yang dalam keyakinan masyarakat Jawa merupakan cermin realitas supranatural.
== Rujukan ==
{{reflist}}
Baris 22 ⟶ 34:
* Koentjaraningrat, ''Kebudayaan Jawa'' (Jakarta: Balai Pustaka, 1984)
* Geertz, Clifford. ''The Religion of Java'' . Glencoe, IL: The Free Press, 1960.
{{Rintisan}}
[[Kategori:Budaya Jawa]]
[[Kategori:Tradisi jawa]]
[[Kategori:Cerita rakyat]]
|