Antivaksin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Fhmsyhd014 (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
||
(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Antivaksin''' adalah tindakan yang menentang pemberian [[vaksin]] baik secara pribadi maupun berkelompok. Gerakan antivaksin sudah muncul semenjak vaksin diciptakan meskipun konsensus ilmiah menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan efektif.<ref name=Mag2014>{{cite journal|last1=Maglione|first1=M. A.|last2=Das|first2=L.|last3=Raaen|first3=L.|last4=Smith|first4=A.|last5=Chari|first5=R.|last6=Newberry|first6=S.|last7=Shanman|first7=R.|last8=Perry|first8=T.|last9=Goetz|first9=M. B.|last10=Gidengil|first10=C.|title=Safety of Vaccines Used for Routine Immunization of US Children: A Systematic Review|journal=Pediatrics|date=1 July 2014|doi=10.1542/peds.2014-1079|pmid=25086160|volume=134|issue=2|pages=325–37}}</ref><ref>{{Cite journal |last=Christenson |first=Brith |last2=Lundbergh |first2=Per |last3=Hedlund |first3=Jonas |last4=Örtqvist |first4=Åke |date=2001-03-31 |title=Effects of a large-scale intervention with influenza and 23-valent pneumococcal vaccines in adults aged 65 years or older: a prospective study |url=http://thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(00)04237-9/abstract |journal=The Lancet |language=English |volume=357 |issue=9261 |pages=1008–1011 |doi=10.1016/S0140-6736(00)04237-9 }}</ref> Alasan penolakan ini bisa karena menganut teori konspirasi
Akibat tindakan antivaksin, penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin dapat merebak dan mengakibatkan kematian.<ref>{{cite web |url=http://www.childrenshospital.org/centers-and-services/division-of-infectious-diseases/faq-resurgence-of-measles |title=Frequently Asked Questions (FAQ) |work=[[Boston Children's Hospital]] |accessdate=February 11, 2014 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20131017113035/http://www.childrenshospital.org/centers-and-services/division-of-infectious-diseases/faq-resurgence-of-measles |archivedate=October 17, 2013}}</ref><ref>{{cite journal |last1=Phadke |first1=Varun K. |last2=Bednarczyk |first2=Robert A. |last3=Salmon |first3=Daniel A. |last4=Omer |first4=Saad B. |title=Association Between Vaccine Refusal and Vaccine-Preventable Diseases in the United States |journal=JAMA |date=15 March 2016 |volume=315 |issue=11 |pages=1149–58 |doi=10.1001/jama.2016.1353 |pmid=26978210 |pmc=5007135}}</ref><ref name="wolfesharp">{{cite journal |vauthors=Wolfe R, Sharp L |title=Anti-vaccinationists past and present |journal=BMJ |volume=325 |issue=7361 |pages=430–2 |year=2002 |pmid=12193361 |doi=10.1136/bmj.325.7361.430 |pmc=1123944 }}</ref><ref name=AgeOld>{{cite journal |vauthors=Poland GA, Jacobson RM |title=The Age-Old Struggle against the Antivaccinationists |journal=N Engl J Med |volume=364 |issue=2 |pages=97–9 |date=January 13, 2011 |pmid=21226573 |doi=10.1056/NEJMp1010594 |url=http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMp1010594}}</ref><ref>{{cite news |author=Wallace A |title=An epidemic of fear: how panicked parents skipping shots endangers us all |work=Wired |date=2009-10-19 |url=https://www.wired.com/magazine/2009/10/ff_waronscience/all/1 |accessdate=2009-10-21 }}</ref><ref>{{cite journal |vauthors=Poland G, Jacobson R |title=Understanding those who do not understand: a brief review of the anti-vaccine movement |journal=Vaccine |volume=19 |issue=17–19 |pages=2440–5 |year=2001 |pmid=11257375 |doi=10.1016/S0264-410X(00)00469-2}}</ref>
Baris 6:
=== Teori konspirasi ===
Sikap anti vaksin [[polio]] adalah contoh akibat dari kepercayaan terhadap teori konspirasi. Vaksin ini dianggap sebagai upaya [[negara maju]] untuk memandulkan penduduk [[negara berkembang]]. Selain itu sering disertai info seolah kanker dan polio malah berkembang sejak pertama kali [[vaksin polio]] diperkenalkan. Tentu saja klaim ini tidak memiliki sumber data yang jelas dan narasumbernya tidak bisa ditelusuri.
Sukabumi pada tahun 2005 menjadi tempat penyebaran kembali polio liar, yang diperkirakan salah satunya berasal dari Nigeria, yang pemerintahnya sempat mencurigai vaksin polio sebagai kampanye memandulkan warga negaranya dan menyebarkan HIV.
=== Testimoni Palsu ===
Kutipan-kutipan palsu sering direka agar seolah ahli kesehatan ternama ikut meragukan dampak positif vaksinasi. Atau seseorang yang bersikap anti vaksin dikesankan seolah seorang dokter<ref>[https://m.detik.com/health/read/2012/06/20/180324/1946498/775/fakta-di-balik-kampanye-hitam-anti-vaksin ''Fakta di Balik Kampanye Hitam Anti Vaksin''.]{{Pranala mati|date=Juni 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} dari Situs Detik
==== Profesor Hembing ====
Profesor Hembing sering ditulis berkomentar "Saya termasuk yang tidak percaya dengan imunisasi". Pernyataan ini jika dicari di mesin pencari hanya akan memunculkan artikel-artikel anti vaksin yang sama,
==== Leonard Horowitz ====
Baris 25:
==== Bernard G. Greenberg, PhD ====
Pernyataannya disalahartikan seolah menyerang vaksin. Padahal ia hanya menyatakan vaksin Salk perlu diperbaiki efektivitasnya, karena ia percaya membasmi polio tidak cukup hanya dengan cara memvaksin sebanyak-banyaknya orang saja,
=== Kepercayaan agama ===
Anti vaksin influenza, meningitis, dan polio biasanya terjadi akibat isu bahwa vaksin tersebut berasal dari enzim binatang yang diharamkan, seperti babi atau kera. Padahal enzim, sebagai katalisator, bekerja bukan dengan menjadi bahan dasar suatu proses kimiawi,
Untuk menanggulangi sikap anti vaksin ini, selain dengan membuat vaksin yang sama sekali tidak melibatkan bahan haram, juga dengan memberikan pengertian mengenai cara kerja enzim. Selain itu, penggunaan bahan haram sebenarnya bisa dimungkinkan jika tidak tersedia alternatif lain dan sifatnya mendesak, bahkan membahayakan nyawa.
=== Salah informasi efek samping ===
Vaksin HPV sempat dikabarkan menyebabkan menopause dini. Info ini menyebar pada saat program vaksinasi HPV di sekolah dasar di Jakarta yang menyebabkan kepanikan
Kadang sakit yang diderita penerima vaksin kebetulan muncul sesaat setelah pemberian vaksin, yang sebenarnya tidak berkaitan. Misalnya isu vaksin campak rubella MR yang menyebabkan kelumpuhan
=== Pemalsuan vaksin ===
Tindakan kriminal pemalsuan vaksin juga bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan kepada vaksin. Ini misalnya terjadi di Tangerang pada tahun 2016. Tindakan pemalsuan vaksin oleh pasangan suami istri menyebabkan hilangnya kepercayaan
=== Anggapan tidak ampuh ===
Campak adalah contoh penyakit yang tetap bisa menyerang walaupun telah dilakukan vaksinasi. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa tidak ada bedanya divaksin ataupun tidak. Padahal vaksinasi membuat penyakit campak tidak terlalu berat hingga mengancam nyawa, misalnya akibat komplikasi pneumonia, diare, atau radang otak<ref>[https://m.detik.com/health/read/2017/06/14/122752/3530165/763/sudah-vaksinasi-kok-anak-masih-kena-campak ''Sudah vaksinasi kok anak masih kena campak''. ]{{Pranala mati|date=Juni 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} dari situs berita detik</ref>
=== Pandangan politik ===
Di India pernah terjadi kecurigaan terhadap program imunisasi setelah seorang pejabat menyatakan bahwa populasi warga beragama Hindu berkurang karena umat Hindu tidak berupaya mendakwahkan agamanya agar dianut orang lain. Akibatnya muncul kecurigaan besar-besaran bahwa pemerintah secara sengaja berupaya menurunkan polulasi umat agama minoritas agar populasi Hindu tidak kalah, yang ujungnya menjadi sikap anti vaksin dalam bentuk pesan berantai dan ceramah oleh pemuka agama.
Baris 48:
Kekebalan dari vaksin tidak hanya bekerja secara individu, namun juga komunal. Dengan arti jika seluruh anak di suatu lingkungan bisa memiliki kekebalan yang sama, maka penyakit akan sulit muncul. Sebaliknya jika ada beberapa anak yang orangtuanya bersikap antivaksin, maka bisa terjadi kemungkinan penyakit merebak dan mewabah, dimulai dari beberapa anak yang kekebalannya lemah.
[[Polio]] dan [[difteri]] adalah contoh penyakit yang seharusnya sudah hilang namun muncul kembali di Indonesia akibat kelalaian dan sikap anti vaksin.<ref>[https://www.abc.net.au/news/2018-01-15/islamic-anti-vaxxers-undermining-diphtheria-vaccination-campaign/9325852 Islamic anti-vaxxers undermine efforts to prevent diphtheria outbreak in Indonesia]</ref> Di Aceh, hanya 8% anak yang divaksin MR (''measles and rubella'' - campak dan campak jerman).<ref>[https://www.ozy.com/acumen/the-worlds-first-anti-vax-fatwa-has-been-issued-heres-what-it-did/93536/ The World’s First Anti-Vax Fatwa Has Been Issued. Here’s What It Did]</ref>
== Referensi ==
|