Misogini: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(35 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{short description|Prejudice against women}}
'''Misogini''' adalah kebencian atau tidak suka terhadap wanita atau anak perempuan. Misogini dapat diwujudkan dalam berbagai cara, termasuk diskriminasi seksual, fitnah perempuan, kekerasan terhadap perempuan, dan objektifikasi seksual perempuan.<ref name=Code2000>{{cite book|last=Code|first=Lorraine|title=Encyclopedia of Feminist Theories|year=2000|publisher=Routledge|location=London|isbn=0-415-13274-6|edition=1st|page=346}}</ref><ref name=Kramarae2000>{{cite book|last=Kramarae|first=Cheris|title=Routledge International Encyclopedia of Women|year=2000|publisher=Routledge|location=New York|isbn=0-415-92088-4|pages=1374–1377}}</ref> Kebencian terhadap wanita dapat ditemukan dalam banyak mitologi dari dunia kuno serta berbagai agama. Selain itu, banyak filsuf Barat yang berpengaruh telah digambarkan sebagai misoginis.<ref name=Code2000/><ref name=Clack1999/>
{{pp-semi-indef}}
{{Use dmy dates|date=October 2021}}
{{Use British English|date=October 2021}}
{{Feminism sidebar|expanded=concepts}}
[[File:Swetnam, the Woman-hater, arraigned by women.jpg|thumb|''[[Swetnam pembenci wanita]]'', dicetak pada tahun 1620. Karya tersebut diklaim sebagai asal mula istilah misogini atau misogyny dalam bahasa Inggris]]
'''Misogini''' adalah kebencian atau tidak suka terhadap wanita atau anak perempuan. Misogini dapat diwujudkan dalam berbagai cara, termasuk diskriminasi seksual, fitnah perempuan, kekerasan terhadap perempuan, dan objektifikasi seksual perempuan.<ref name=Code2000>{{cite book|last=Code|first=Lorraine|title=Encyclopedia of Feminist Theories|year=2000|publisher=Routledge|location=London|isbn=0-415-13274-6|edition=1st|page=346}}</ref><ref name=Kramarae2000>{{cite book|last=Kramarae|first=Cheris|title=Routledge International Encyclopedia of Women|year=2000|publisher=Routledge|location=New York|isbn=0-415-92088-4|pages=1374–1377}}</ref> Kebencian terhadap wanita dapat ditemukan dalam banyak mitologi dari dunia kuno serta berbagai [[agama]]. Selain itu, banyak filsuf Barat yang berpengaruh telah digambarkan sebagai misoginis.<ref name=Code2000/><ref name=Clack1999/>
 
Contoh misogini adalah [[kekerasan terhadap perempuan]], yang mencakup [[kekerasan dalam rumah tangga]] dan, dalam bentuknya yang paling ekstrem, terorisme misoginis dan [[femisida]]. Misogini juga sering terjadi melalui [[pelecehan seksual]], pemaksaan, dan aspek psikologis yang ditujukan untuk mengendalikan perempuan, dan dengan mengucilkan perempuan secara hukum atau sosial.<ref>{{Cite web|last=Tim CNN Indonesia|title=Mengenal Misogini, Perilaku Benci Berlebihan terhadap Wanita|url=https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20211123141152-284-724976/mengenal-misogini-perilaku-benci-berlebihan-terhadap-wanita|website=CNN Indonesia|language=id-ID|access-date=2023-03-25}}</ref>
 
Menurut Oxford English Dictionary kata bahasa Inggris "misogyny" diciptakan pada pertengahan abad ke-17 dari bahasa Yunani misos 'kebencian' + gunē 'wanita'.<ref>{{Cite web|date=2020-02-26|title=Misogyny {{!}} Meaning of Misogyny by Lexico|url=https://www.lexico.com/definition/misogyny|website=web.archive.org|access-date=2023-03-25|archive-date=2020-02-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20200226091051/https://www.lexico.com/definition/misogyny|dead-url=yes}}</ref> Kata tersebut jarang digunakan hingga dipopulerkan oleh feminisme gelombang kedua pada tahun 1970-an.
 
== Definisi ==
[[File:Allan G Johnson 2003.jpg|thumb|Allan G Johnson 2003]]
Menurut sosiolog Allan G. Johnson, "misogini adalah sikap budaya kebencian terhadap perempuan karena mereka adalah perempuan." Johnson berpendapat bahwa:
 
Baris 11 ⟶ 22:
 
Kamus mendefinisikan misogini sebagai "kebencian terhadap perempuan"<ref>''The New Shorter Oxford English Dictionary on Historical Principles'' (Oxford: Clarendon Press (Oxford Univ. Press), [4th] ed. 1993 (ISBN 0-19-861271-0)) (''SOED'') ("[h]atred of women").</ref><ref>''The American Heritage Dictionary of the English Language'' (Boston, Mass.: Houghton Mifflin, 1992 (ISBN 0-395-44895-6)) ("[h]atred of women").</ref><ref>''Webster's Third New International Dictionary of the English Language Unabridged'' (G. & C. Merriam, 1966) ("a hatred of women").</ref> dan sebagai "kebencian, tidak suka, atau ketidakpercayaan terhadap perempuan".<ref>''Random House Webster's Unabridged Dictionary'' (N.Y.: Random House, 2d ed. 2001 (ISBN 0-375-42566-7)).</ref> Pada tahun 2012, terutama dalam menanggapi peristiwa yang terjadi di Parlemen Australia, ''Macquarie Dictionary'' (yang mendokumentasikan bahasa Inggris Australia dan Inggris Selandia Baru) memperluas definisi untuk menyertakan tidak hanya kebencian perempuan tetapi juga "prasangka yang terhadap perempuan".<ref name=Macquarie>{{cite news|last=Daley|first=Gemma|title=Macquarie Dictionary has last word on misogyny|url=http://www.afr.com/p/national/macquarie_dictionary_has_last_word_NzrQFdWcPJG6G8qLRRiZtK|accessdate=21 October 2012|date=17 October 2012}}</ref> rekan dari kebencian terhadap wanita adalah misandry, kebencian atau tidak suka laki-laki; antonym dari kebencian terhadap wanita adalah "''philogyny''" (filoginis), yang berarti "cinta atau menyukai wanita".
 
Adapun menurut Profesor Kate Manne dari Universitas Cornell misogini bukan tentang permusuhan laki-laki atau kebencian terhadap perempuan tetapi tentang sikap mengendalikan dan menghukum perempuan yang menantang dominasi laki-laki.<ref>{{Cite web|last=Illing|first=Sean|date=2017-12-05|title=What we get wrong about misogyny|url=https://www.vox.com/identities/2017/12/5/16705284/elizabeth-warren-loss-2020-sexism-misogyny-kate-manne|website=Vox|language=en|access-date=2023-03-25}}</ref>
 
Misoginis merupakan kata benda yang dapat digunakan untuk orang yang membenci wanita. Selain misogini ada istilah [[misandri]] yang bermakna kebencian atau ketidaksukaan terhadap laki-laki. Misandri tidak sebanding dengan praktik misoginis yang tersebar luas.<ref>{{Cite book|last=Gilmore|first=David D|date=2001|title=Misogyny: The Male Malady.|url=https://archive.org/details/misogynymalemala0000gilm|publisher=University of Pennsylvania Press|pages=[https://archive.org/details/misogynymalemala0000gilm/page/n16 1]-16|url-status=live}}</ref> Antonim misogini, filologi—cinta atau kesukaan terhadap perempuan tidak banyak digunakan.
 
== Asal ==
Misogini kemungkinan besar muncul bersamaan dengan [[patriarki]] sekitar tiga hingga lima ribu tahun yang lalu pada awal [[Zaman Perunggu]]. Misogini memperoleh kekuatan di [[Abad Pertengahan]], terutama di masyarakat [[Kekristenan|Kristen]].<ref>{{Cite book|date=1989|url=https://www.worldcat.org/oclc/19325332|title=Misogyny, misandry, and misanthropy|location=Berkeley|publisher=University of California Press|isbn=0-520-06544-1|others=R. Howard Bloch, Frances Ferguson|oclc=19325332}}</ref>
 
Sejalan dengan perkembangan tersebut, kebencian terhadap wanita juga dipraktikkan dalam masyarakat seperti suku-suku di Lembah Amazon dan [[Melanesia]], yang tidak menganut agama monoteistik. Hampir setiap budaya manusia mengandung bukti misogini.<ref>{{Cite book|last=Gilmore|date=2001|title=|pages=17–35|url-status=live}}</ref>
 
== Kepercayaan ==
=== Yunani kuno ===
[[File:Pandora - John William Waterhouse.jpg|thumb|Pandora oleh John William Waterhouse]]
Dalam ''Misogyny: The World's Oldest Prejudice'', Jack Holland mengklaim bahwa ada bukti kebencian terhadap wanita dalam mitologi dunia kuno. Dalam mitologi Yunani menurut Hesiod, umat manusia sudah mengalami damai, keberadaan otonom sebagai pendamping para dewa sebelum penciptaan perempuan. Ketika [[Prometheus]] memutuskan untuk mencuri rahasia api dari para dewa, [[Zeus]] menjadi marah dan memutuskan untuk menghukum manusia dengan "hal yang jahat untuk menyenangkan mereka". Bentuk dari "hal yang jahat" ini adalah berupa [[Pandora (mitologi)|Pandora]], wanita pertama, yang membawa botol (biasanya digambarkan-salah-sebagai kotak) yang dia diberitahu untuk jangan pernah membukanya. [[Epimetheus]] (saudara Prometheus) kewalahan oleh pesona kecantikannya, mengabaikan peringatan Prometheus tentang dia, dan menikahinya. Pandora tidak bisa menolak mengintip ke dalam botol, dan dengan membuka dia mengeluarkan segala kejahatan ke dunia; kelahiran, sakit, usia tua, dan kematian.<ref>Holland, J: ''Misogyny: The World's Oldest Prejudice'', pp. 12-13. Avalon Publishing Group, 2006.</ref>
Dalam bahasa Yunani misogini disebut ''misogunēs'' (μισογύνης). Pada buku ''Misogyny: The World's Oldest Prejudice'', Jack Holland mengklaim bahwa ada bukti kebencian terhadap wanita dalam mitologi dunia kuno. Dalam mitologi Yunani menurut Hesiod, umat manusia sudah mengalami damai, keberadaan otonom sebagai pendamping para dewa sebelum penciptaan perempuan. Ketika [[Prometheus]] memutuskan untuk mencuri rahasia api dari para dewa, [[Zeus]] menjadi marah dan memutuskan untuk menghukum manusia dengan "hal yang jahat untuk menyenangkan mereka". Bentuk dari "hal yang jahat" ini adalah berupa [[Pandora (mitologi)|Pandora]], wanita pertama, yang membawa botol (biasanya digambarkan-sebagai kotak) yang dia diberitahu untuk jangan pernah membukanya. [[Epimetheus]] (saudara Prometheus) kewalahan oleh pesona kecantikannya, mengabaikan peringatan Prometheus tentang dia, dan menikahinya. Pandora tidak bisa menolak mengintip ke dalam botol, dan dengan membuka dia mengeluarkan segala kejahatan ke dunia; kelahiran, sakit, usia tua, dan kematian.<ref>Holland, J: ''Misogyny: The World's Oldest Prejudice'', pp. 12-13. Avalon Publishing Group, 2006.</ref>
 
Pada buku panduan filosofi Routledge untuk Plato dan Republik (Routledge philosophy guidebook to Plato and the Republic), Nickolas Pappas menjelaskan "masalah misogini" dan menyatakan:
 
Dalam buku The Apology of Socrates, Socrates menyebut mereka yang memohon untuk hidup mereka di pengadilan "tidak lebih baik dari wanita" (35b) ... The Timaeus memperingatkan pria jika mereka hidup tidak bermoral mereka akan bereinkarnasi sebagai wanita (42b-c; lih. 75d- e).<ref>{{Cite book|last=Pappas|first=Nickolas|date=2003|url=https://books.google.co.id/books?id=VujWajIWxkUC&q=Socrates+misogyny+misogynist&pg=PA109&redir_esc=y|title=Routledge Philosophy Guidebook to Plato and the Republic|publisher=Routledge|isbn=978-0-415-29996-1|language=en}}</ref>[[File:CiceroBust.jpg|thumb|[[Cicero|Marcus Tullius Cicero]]]]
Menurut filsuf Cicero, filsuf Yunani menganggap misogini disebabkan oleh ginofobia yakni ketakutan terhadap wanita.<ref>{{Cite book|last=Cicero|first=Marcus Tullius|title=Tusculanae Quaestiones|pages=Buku keempat, bagian 11|url-status=live}}</ref>
 
Singkatnya, meskipun menganggap wanita umumnya lebih rendah daripada pria, literatur Yunani menganggap misogini sebagai penyakit, yang bertentangan dengan persepsi mereka tentang nilai wanita sebagai istri dan keluarga sebagai fondasi kehidupan dan masyarakat. Poin-poin ini secara luas dicatat dalam literatur sekunder.<ref>{{Cite book|last=Deming|first=Will|date=2004|url=https://books.google.co.id/books?id=u_6a-sMDv6AC&dq=appendix+a+antipater+of+tarsus&pg=PA221&redir_esc=y#v=onepage&q=appendix%20a%20antipater%20of%20tarsus&f=false|title=Paul on Marriage and Celibacy: The Hellenistic Background of 1 Corinthians 7|publisher=Wm. B. Eerdmans Publishing|isbn=978-0-8028-3989-3|language=en}}</ref>
 
=== Buddha ===
Dalam bukunya ''The Power of Denial: Buddhism, Purity, and Gender'', profesorProfesor Bernard Faure dari Columbia University berpendapat umum bahwa "Buddhisme adalah paradoks bukan sebagai seksis atau yang egaliter seperti yang biasanya dipikir." Dia mengatakan, "Banyak sarjana feminis menekankan sifat misoginis (atau setidaknya androsentrik) Buddhisme" dan menyatakan bahwa Buddhisme moral meninggikan biarawan laki-laki, sementara ibu dan istri dari para biarawan juga memiliki peran penting. Selain itu, ia menulis:
 
{{quote|Sementara beberapa ahli melihat Buddhisme sebagai bagian dari gerakan emansipasi, yang lain melihatnya sebagai sumber penindasan. Mungkin ini hanya perbedaan antara optimis dan pesimis, jika tidak antara idealis dan realis ... Seperti kita mulai menyadari, istilah "Buddhisme" tidak menunjuk entitas monolitik, namun juga meliputi sejumlah doktrin, ideologi, dan beberapa praktik yang tampaknya mengundang, mentolerir, dan bahkan menumbuhkan "otherness" pada margin mereka.<ref name=bernard>{{cite web |url=http://press.princeton.edu/chapters/i7538.html |title=Sample Chapter for Faure, B.: The Power of Denial: Buddhism, Purity, and Gender |publisher=Press.princeton.edu |date= |accessdate=2013-10-01 |archive-date=2013-10-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131005011657/http://press.princeton.edu/chapters/i7538.html |dead-url=yes }}</ref>}}
 
=== Yahudi ===
Dalam ''Misogyny: The World's Oldest Prejudice'', Jack Holland menulis juga bukti kebencian terhadap wanita dalampada kisah [[Perjanjian Lama]] tentang kejatuhan manusia dalam Kitab Kejadian. Holland mencirikan Kejatuhan Manusia sebagai "mitos yang menyalahkan perempuan untuk penyakit dan penderitaan umat manusia"<ref>{{cite book|last=Holland|first=Jack|title=Misogyny: The World's Oldest Prejudice|year=2006|publisher=Carroll & Graf|location=New York|isbn=0-7867-1823-4|edition=1st}}</ref> (Lihat juga: [[Dosa asal]]).
 
=== Kekristenan ===
Baris 28 ⟶ 56:
Perbedaan tradisi dan interpretasi dari kitab suci telah menyebabkan aliran-aliran Kristen berbeda dalam keyakinan mereka terkait dengan misoginis.
 
Dalam ''The Troublesome Helpmate'', Katharine M. Rogers mengklaim bahwa Kekristenan adalah misoginis, dan dia daftar apa yang dikatakannya adalah contoh spesifik dari kebencian terhadap wanita dalam surat-surat Paulus. Dia menyatakan:
 
{{quote|Fondasi awal kebencian terhadap wanita Kristen - kesalahannya tentang seks, desakan pada tunduk perempuan, ketakutan yang rayuan perempuan - semua dalam surat-surat St. Paulus.<ref>Rogers, Katharine M. ''The Troublesome Helpmate: A History of Misogyny in Literature,'' 1966.</ref>}}
Baris 34 ⟶ 62:
Dalam KK Ruthven di ''Feminist Literary Studies: An Introduction'', Ruthven membuat referensi ke buku Rogers dan berpendapat bahwa "warisan kebencian terhadap wanita dalam Kristen dikonsolidasikan oleh apa yang disebut 'Bapa' Gereja, seperti Tertullian, yang mengira wanita itu tidak hanya 'pintu gerbang setan', tetapi juga 'kuil yang dibangun di atas selokan'. "<ref>{{Cite journal | url = http://books.google.com/?id=clOT7Hg2CfAC&pg=PA83&dq=christian+misogyny#v=onepage&q=christian%20misogyny&f=false | title = Feminist literary studies: An introduction | isbn = 978-0-521-39852-7 | author1 = Ruthven | first1 = K. K | year = 1990}}</ref>
 
Namun, beberapa sarjana lainnya berpendapat bahwa Kekristenan tidak termasuk dalam prinsip misoginis, atau setidaknya bahwa penafsiran yang tepat dari Kekristenan tidak termasuk prinsip misoginis. David M. Scholer, seorang sarjana Alkitab di Fuller Theological Seminary, menyatakan bahwa ayat Galatia 3:28 ("Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.") adalah "dasar teologis yang mendasar untuk keterlibatan perempuan dan laki-laki sebagai sama dan mitra bersama dalam semua pelayanan gereja."<ref>[{{Cite web |url=http://www.cbmw.org/Journal/Vol-8-No-1/Galatians-3-28-Prooftext-or-Context ]{{dead|title=Salinan arsip link|access-date=October2014-11-19 |archive-date=2012-04-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120423224649/http://www.cbmw.org/Journal/Vol-8-No-1/Galatians-3-28-Prooftext-or-Context |dead-url=yes 2013}}</ref><ref>Hove, Richard. ''Equality in Christ? Galatians 3:28 and the Gender Dispute''. (Wheaton: Crossway, 1999) Page 17.</ref> Dalam bukunya ''Equality in Christ? Galatians 3.28 and the Gender Dispute'', Richard Hove berpendapat bahwa-sementara Galatia 3:28 berarti bahwa jenis kelamin seseorang tidak mempengaruhi keselamatan- "masih ada pola dimana istri adalah untuk meniru kepatuhan gereja kepada Kristus (Efesus 5: 21-33) dan suami harus meniru kasih Kristus bagi gereja."<ref>{{Cite journal | url = http://books.google.com/?id=WcyqvWfJnyYC&pg=PA283&dq=ken+campbell+3:28+Rochard+Hove#v=onepage&q&f=false | title = Marriage and family in the biblical world | isbn = 978-0-8308-2737-4 | author1 = Campbell | first1 = Ken M | date = 2003-10-01}}</ref>
 
Dalam ''Christian Men Who Hate Women'', psikolog klinis Margaret J. Rinck telah menulis bahwa budaya sosial Kristen sering memungkinkan misoginis "penyalahgunaan dari ideal Alkitab terhadap kepatuhan". Namun, dia berpendapat bahwa ini distorsi dari "hubungan yang sehat dari saling penyerahan" yang sebenarnya ditentukan dalam ajaran Kristen, dimana "Cinta didasarkan pada yang mendalam, saling menghormati sebagai prinsip di balik semua keputusan, tindakan, dan rencana ".<ref>{{cite book|title=Christian Men Who Hate Women: Healing Hurting Relationships|url=https://archive.org/details/christianmenwhoh0000rinc|first=Margaret J.|last=Rinck
|publisher=[[Zondervan]]|year=1990|isbn=978-0-310-51751-1|pages=81–85[https://archive.org/details/christianmenwhoh0000rinc/page/81 81]–85}}</ref> Demikian pula, sarjana Katolik Christopher West berpendapat bahwa "dominasi laki-laki melanggar rencana Allah dan merupakan hasil spesifik dari dosa".<ref>{{cite book|last=Weigel|first=Christopher West ; with a foreword by George|title=Theology of the body explained : a commentary on John Paul II's "Gospel of the body"|url=https://archive.org/details/theologyofbodyex0000west_d5k2|year=2003|publisher=Gracewing|location=Leominster, Herefordshire|isbn=0852446004}}</ref>
 
=== Sikhisme ===
Sarjana William M. Reynolds dan Julie A. Webber telah menulis bahwa [[Guru Nanak]], pendiri iman tradisi Sikh, adalah "pejuang hak-hak perempuan" yang "sama sekali tidak misoginis" berbeda dengan beberapa orang sezamannya.<ref>{{cite book|page=87|title=Expanding curriculum theory: dis/positions and lines of flight|author=Julie A. Webber|publisher=Psychology Press|year=2004|isbn=978-0-8058-4665-2}}</ref>
 
 
=== Islam ===
Bab keempat (surah) dari [[Quran]] disebut "Perempuan" (An-Nisa). Ayat ke-34 adalah ayat kunci dalam kritik feminis [[Islam]]<ref>"Verse 34 of Chapter 4 is an oft-cited Verse in the Qur'an used to demonstrate that Islam is structurally patriarchal, and thus Islam internalizes male dominance."
Dahlia Eissa, "[http://www.wluml.org/node/443#_ftn42 Constructing the Notion of Male Superiority over Women in Islam]: The influence of sex and gender stereotyping in the interpretation of the Qur'an and the implications for a modernist exegesis of rights", Occasional Paper 11 in ''Occasional Papers'' (Empowerment International, 1999).</ref> ayat itu berbunyi:. "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah (yang tidak menyakiti) mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Dalam bukunya ''Popular Islam and Misogyny: A Case Study of Bangladesh'', Taj Hashmi membahas misoginis dalam kaitannya dengan budaya Muslim (dan khususnya Bangladesh), menulis:
{{quote|Berkat interpretasi subjektif dari Quran (hampir secara eksklusif oleh laki-laki), dominan para mullah misoginis dan hukum Syariah regresif di sebagian besar negara "muslim", Islam disinonimkan sebagai promotor kebencian terhadap wanita dalam bentuk terburuk. Meskipun tidak ada cara untuk membela apa yang disebut "besar" tradisi Islam sebagai libertarian dan egaliter yang berkaitan dengan perempuan, kita bisa menarik garis antara teks Al-Quran dan korpus penulisan yang terus terang misoginis dan kata-kata yang diucapkan oleh mullah memiliki sangat sedikit atau tidak ada relevansinya dengan Quran<ref>Hashmi, Taj. ''[http://www.mukto-mona.com/Articles/taj_hashmi/Popular_Islam_and_Misogyn1.pdf Popular Islam and Misogyny: A Case Study of Bangladesh]''. Retrieved August 11, 2008.</ref>}}
Dalam bukunya ''No god but God'', profesor University of Southern California Reza Aslan menulis bahwa "penafsiran misoginis" telah terus-menerus melekat pada An-Nisa, 34 karena komentar pada Quran "telah menjadi domain eksklusif laki-laki Muslim".<ref name=issue>{{cite news|url=http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/10/20/AR2006102001261.html|publisher=Washington Post|title=Clothes Aren't the Issue|date=October 22, 2006|first=Asra Q.|last=Nomani}}</ref>
 
== Filsafat (abad ke-17 sampai ke-20) ==
Sejumlah filsuf barat berpengaruh telah dituduh bersikap misoginis, termasuk [[René Descartes]], [[Thomas Hobbes]], [[John Locke]], [[David Hume]], [[Immanuel Kant]], [[Jean-Jacques Rousseau]], [[Georg Wilhelm Friedrich Hegel|G. W. F. Hegel]], [[Arthur Schopenhauer]], [[Friedrich Nietzsche]], [[Sigmund Freud]], [[Otto Weininger]], [[Oswald Spengler]], dan [[John Lucas (philosopher)|John Lucas]].<ref name=Clack1999>{{cite book|last1=Clack|first1=Beverley|title=Misogyny in the Western Philosophical Tradition: A Reader|date=1999|publisher=Routledge|location=New York|isbn=0415921821|pages=95–241}}</ref>
 
Karena pengaruh para pemikir ini, cendekiawan feminis melacak misogini dalam budaya Barat karena terpengaruh ide-ide para filsuf di atas.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Witt|first=Charlotte|last2=Shapiro|first2=Lisa|date=2000-11-03|title=Feminist History of Philosophy|url=https://plato.stanford.edu/archives/spr2017/entries/feminism-femhist/}}</ref>
 
=== Aristotles ===
[[Berkas:Aristotle transparent.png|jmpl|Aristotles]]
[[Aristoteles]] percaya perempuan lebih rendah dari laki-laki dan menggambarkannya sebagai "laki-laki cacat".<ref name=":0" /><ref>{{Cite journal|last=Smith|first=Nicholas D|date=1983|title=Plato and Aristotle on the Nature of Women|url=https://www.researchgate.net/publication/236725862_Plato_and_Aristotle_on_the_Nature_of_Women|journal=Journal of the History of Philosophy|pages=467–478}}</ref>
 
Aristoteles mengatakan bahwa keberanian seorang laki-laki terletak pada memerintah, sementara perempuan terletak pada kepatuhan; bahwa perempuan memiliki gigi lebih sedikit daripada laki-laki, bahwa perempuan adalah laki-laki yang tidak lengkap atau 'seolah-olah, cacat'.<ref name=":0" />
 
Aristoteles percaya bahwa laki-laki dan perempuan secara alami berbeda baik secara fisik maupun mental. Perempuan dianggap lebih penyayang, lebih mudah meneteskan air mata, lebih pencemburu, lebih cerewet, lebih cenderung memarahi dan menyerang, lebih cenderung putus asa dan kurang harapan, lebih tidak punya rasa malu atau harga diri, lebih banyak ucapan salah, lebih menipu, ingatan lebih kuat (dan) juga lebih terjaga; lebih menyusut (dan) lebih sulit untuk bangkit untuk bertindak" daripada laki-laki.<ref>{{Cite book|title=History of Animals|pages=1-14|url-status=live}}</ref>
 
=== Jean-Jacques Rousseau ===
[[Berkas:Jean-Jacques Rousseau (painted portrait).jpg|jmpl|Jean-Jacques Rousseau]]
Jean-Jacques Rousseau terkenal dengan pandangannya yang menentang persamaan hak bagi perempuan. Misalnya dalam bukunya yang berjudul Emile, or On Education, dia menulis: "Selalu membenarkan beban yang Anda bebankan pada anak perempuan... . Mereka harus digagalkan sejak usia dini .... Mereka harus dilatih untuk membatasi... Jean juga menulis kutipan lainnya seperti, " (perempuan harus) terkurung di rumah mereka", "harus menerima keputusan ayah dan suami seperti keputusan gereja".<ref>{{Cite web|first=Blum, C.|date=2010|title=Rousseau and Feminist Revision". Eighteenth-Century Life|url=https://read.dukeupress.edu/eighteenth-century-life/article-abstract/34/3/51/721/Rousseau-and-Feminist-Revision?redirectedFrom=fulltext|website=read.dukeupress.edu}}</ref>
 
=== Arthur Schopenhauer ===
Berdasarkan esainya "On Women" (Über die Weiber), [[Arthur Schopenhauer]] telah dicatat sebagai misoginis oleh banyak orang seperti filsuf, kritikus, dan penulis Tom Grimwood.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Grimwood|first=Thomas|date=2008|title=The Limits of Misogyny: Schopenhauer, "on Women"|url=https://philpapers.org/rec/GRITLO|journal=Kritike|volume=2|issue=2|pages=131–145|doi=10.3860/krit.v2i2.854}}</ref> Dalam sebuah artikel tahun 2008 yang diterbitkan dalam jurnal filosofis Kritique, Grimwood berpendapat bahwa karya misogini Schopenhauer sebagian besar telah luput dari perhatian meskipun lebih terlihat daripada karya filsuf lain seperti Nietzsche. Karya lain yang dia catat terdiri dari argumen Schopenhauer bahwa satu-satunya peran perempuan di alam adalah memajukan spesies melalui persalinan dan karenanya dilengkapi dengan kekuatan untuk merayu dan "menangkap" laki-laki.
[[Berkas:Arthur Schopenhauer Portrait by Ludwig Sigismund Ruhl 1815.jpeg|jmpl|Arthur Schopenhauer oleh Ludwig Sigismund Ruhl 1815]]
Dia melanjutkan dengan menyatakan bahwa keceriaan wanita itu kacau dan mengganggu. Schopenhauer juga menganggap keceriaan perempuan adalah ekspresi dari kurangnya moralitas dan ketidakmampuannya untuk memahami makna abstrak atau objektif seperti seni.<ref name=":1" /> Ini diikuti dengan kutipannya, "(perempuan) tidak pernah mampu menghasilkan satu pun prestasi seni rupa yang benar-benar hebat, asli dan orisinal, atau membawa ke dunia mana pun sebuah karya yang bernilai permanen".<ref name=":1" />
 
Schopenhauer mengutuk apa yang disebutnya "kebodohan Teutonico-Kristen" dalam urusan perempuan. Dia berargumen bahwa wanita "pada dasarnya dimaksudkan untuk patuh" karena mereka "kekanak-kanakan, sembrono, dan berpandangan pendek".<ref name="Clack1999" /> Dia juga berpendapat bahwa wanita tidak memiliki kecantikan sejati.<ref>{{Cite book|last=Durant|first=Will|date=1961|url=http://archive.org/details/storyofphilosophdura00dura|title=The story of philosophy : the lives and opinions of the great philosophers of the western world|publisher=New York : Simon and Schuster|isbn=978-0-671-69500-2|others=Internet Archive}}</ref>
 
=== Friedrich Wilhelm Nietzsche ===
 
Dalam buku “Beyond Good and Evil”, Friedrich Nietzsche menyatakan bahwa kontrol yang lebih ketat terhadap perempuan adalah syarat dari "setiap peningkatan budaya".<ref>{{Cite web|title=Beyond Good and Evil, by Friedrich Nietzsche|url=https://www.gutenberg.org/files/4363/4363-h/4363-h.htm|website=www.gutenberg.org|access-date=2023-05-09}}</ref> Pada buku “Thus Spoke Zarathustra”, dia mengatakan "Kamu pergi ke wanita? Jangan lupakan cambuk!"<ref>{{Cite web|last=C. Holub|first=Robert|date=2006-09-07|title=Nietzsche and The Women's Question (BGE 231-238)|url=http://www-learning.berkeley.edu/robertholub/teaching/syllabi/Lecture_Nietzsche_Women.pdf|website=web.archive.org|access-date=2023-05-09|archive-date=2006-09-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20060907092224/http://www-learning.berkeley.edu/robertholub/teaching/syllabi/Lecture_Nietzsche_Women.pdf|dead-url=unfit}}</ref>
 
=== Hegel ===
[[Berkas:1831 Schlesinger Philosoph Georg Friedrich Wilhelm Hegel anagoria.JPG|jmpl|Georg Friedrich Wilhelm Hegel]]
Pandangan Hegel tentang perempuan dapat dicirikan sebagai misogini.<ref>{{Cite book|last=Gallagher|first=Shaun|date=1997-01-01|url=https://books.google.co.id/books?id=OdlvNHnC6KMC&q=Hegel+misogyny+misogynistic&pg=PA235&redir_esc=y#v=snippet&q=Hegel%20misogyny%20misogynistic&f=false|title=Hegel, History, and Interpretation|publisher=SUNY Press|isbn=978-0-7914-3381-2|language=en}}</ref> Bagian-bagian dari buku Elements of the Philosophy of Right memuat misogini:<ref>{{Cite book|last=Alanen|first=Lilli|last2=Witt|first2=Charlotte|date=2004-09|url=https://books.google.co.id/books?id=rJqm5iQcsqoC&q=Hegel+misogyny+misogynistic&pg=PA3&redir_esc=y#v=snippet&q=Hegel%20misogyny%20misogynistic&f=false|title=Feminist Reflections on the History of Philosophy|publisher=Springer Science & Business Media|isbn=978-1-4020-2488-7|language=en}}</ref>
 
{{quote|"Wanita mampu mengenyam pendidikan, tetapi mereka tidak diciptakan untuk kegiatan yang menuntut fakultas universal seperti ilmu pengetahuan yang lebih maju, filsafat dan bentuk produksi artistik tertentu... Wanita mengatur tindakan mereka bukan dengan tuntutan universalitas, tetapi dengan kecenderungan sewenang-wenang..."}}
 
=== Misogini online ===
Wacana misogini menyebar secara online dan semakin agresif dari waktu ke waktu.<ref>{{Cite web|last=Paling|first=Emma|date=2015-10-21|title=Wikipedia's Hostility to Women|url=https://www.theatlantic.com/technology/archive/2015/10/how-wikipedia-is-hostile-to-women/411619/|website=The Atlantic|language=en|access-date=2023-05-09}}</ref>Misogini online mencakup upaya individu untuk mengintimidasi dan merendahkan perempuan, penyangkalan terhadap ketidaksetaraan gender (neosexisme).<ref>{{Cite book|first=Tougas, Francine; Brown, Rupert; Beaton, Ann M.; Joly, Stéphane . 842–849. doi:10.1177/0146167295218007. S2CID 144458314.|date=1995|title=Neosexism: Plus Ca Change, Plus C'est Pareil". Personality and Social Psychology Bulletin|pages=21|url-status=live}}</ref> Dalam sebuah makalah yang ditulis untuk Journal of International Affairs, Kim Barker dan Olga Jurasz membahas bagaimana misogini online dapat menyebabkan perempuan menghadapi hambatan ketika mencoba untuk terlibat dalam ranah publik dan politik di internet. Perempuan juga kerap menerima sikap kasar dari platform online.
 
Andrew Tate, seorang influencer dan atlet kick-boxer yang terkenal dengan sikap misogininya, mengatakan dalam video bahwa wanita seharusnya berada di dapur, tidak boleh mengemudi, dan merupakan properti milik pria.<ref name=":2">{{Cite news|last=Das|first=Shanti|date=2022-08-06|title=Inside the violent, misogynistic world of TikTok’s new star, Andrew Tate|url=https://www.theguardian.com/technology/2022/aug/06/andrew-tate-violent-misogynistic-world-of-tiktok-new-star|newspaper=The Observer|language=en-GB|issn=0029-7712|access-date=2023-05-09}}</ref><ref>{{Cite web|title=The internet can’t stop talking about Andrew Tate|url=https://www.nbcnews.com/pop-culture/viral/internet-cant-stop-talking-andrew-tate-tiktok-rcna42744|website=NBC News|language=en|access-date=2023-05-09}}</ref> Unggahannya di media sosial sering menyerang wanita dan mengatakan bahwa dia lebih unggul dari wanita. Dia juga menyalahkan perempuan ketika mendapat serangan termasuk pemerkosaan.<ref name=":2" />
 
Lalu ada sosok Andrew Anglin, editor situs web supremasi kulit putih The Daily Stormer, sebuah platform untuk mempromosikan teori konspirasi misoginis. Pada Juli 2018, Anglin meringkas pandangan misoginisnya, dan menulis: "Lihat, saya benci wanita. Saya pikir mereka pantas dipukuli, diperkosa, dan dikurung."<ref>{{Cite web|last=Reaves|first=Jessica|date=2018-07-31|title=Mapping the Male Supremacy Movement: The Alt-Right’s Woman Problem|url=https://msmagazine.com/2018/07/31/the-alt-rights-woman-problem/|website=Ms. Magazine|language=en-US|access-date=2023-05-26}}</ref> Ia juga membenci wanita kulit hitam.
 
== Teori feminis ==
 
=== Wanita "baik" versus "buruk" ===
Banyak feminis telah menulis bahwa istilah perempuan "baik" dan perempuan "buruk" diciptakan untuk mengendalikan wanita itu sendiri. Wanita yang mudah dikendalikan dikotakkan sebagai wanita baik. Selain itu, kategori buruk dan baik juga menimbulkan pertengkaran di kalangan wanita; Helen Lewis menyebutkan, "tradisi panjang mengatur perilaku perempuan dengan mendefinisikan perempuan bertentangan satu sama lain" sebagai arsitektur misogini.<ref>{{Cite web|last=Lewis|first=Helen|date=2020-01-16|title=Meghan, Kate, and the Architecture of Misogyny|url=https://www.theatlantic.com/international/archive/2020/01/meghan-markle-kate-middleton-royals-culture-war/604981/|website=The Atlantic|language=en|access-date=2023-06-20}}</ref>
[[Berkas:Dworkin on After Dark.JPG|jmpl|Andrea Dworkin tampil di program televisi After Dark pada 21 Mei 1988]]
Dalam bukunya tahun 1974 yang berjudul Woman Hating, [[Andrea Dworkin]] menggunakan dongeng tradisional untuk mengilustrasikan misogini. Dongeng membentuk wanita tertentu sebagai "baik", misalnya [[Putri Tidur]] dan [[Putih Salju|Putri Salju]], yang merupakan karakter pasif dan tidak tangkas. Dworkin menilai bahwa karakter ini tidak pernah berpikir, bertindak, berinisiatif, menghadapi, melawan, menantang, atau bertanya. Terkadang mereka juga dipaksa melakukan pekerjaan rumah. Sebaliknya, wanita "jahat" yang mengisi dongeng adalah ratu, penyihir, dan wanita lain yang memiliki kekuatan. Selanjutnya, laki-laki dalam dongeng seperti raja dan sosok suami senantiasa digambarkan baik terlepas dari tindakan mereka. Bagi Dworkin, ini menggambarkan bahwa dalam misogini hanya wanita yang tidak berdaya yang boleh dianggap baik. Tidak ada penilaian serupa yang diterapkan pada pria.<ref>{{Cite book|last=Dworkin|first=Andrew|date=1974|url=https://www.feministes-radicales.org/wp-content/uploads/2010/11/Andrea-DWORKIN-Woman-Hating-A-Radical-Look-at-Sexuality-1974.pdf|title=Woman Hating|location=New York|publisher=Penguin Group|isbn=9780525474234|url-status=live}}</ref>
 
Adapun Filsuf Kate Manne berpendapat bahwa kata "misogini" menurut feminis modern tidak menunjukkan kebencian umum terhadap wanita, melainkan sistem untuk membedakan wanita baik dari wanita jahat. Misogini seperti kepolisian yang memberi penghargaan atau menghukum perempuan berdasarkan penilaian ini.<ref>{{Cite book|last=Manne|first=Kate|date=2018|title=Down girl: the logic of misogyny|url=https://archive.org/details/downgirllogicofm0000mann|location=New York, NY|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-060498-1}}</ref>
 
=== Tawar-menawar patriarki ===
Pada akhir abad ke-20, ahli teori feminis gelombang kedua berpendapat bahwa misogini adalah sebab dan akibat dari struktur sosial patriarki.<ref>Kate Millet's ''Sexual Politics'', diadaptasi dari disertasi doktoralnya.</ref>
 
Ekonom Deniz Kandiyoti telah menulis bahwa penjajah di [[Timur Tengah]], [[Afrika]], dan [[Asia]] terus mengendalikan tentara pria pribumi dengan menawarkan kekuasaan penuh atas wanita. Dia menyebutnya "tawar-menawar patriarki". Laki-laki yang tertarik untuk menerima tawar-menawar dipromosikan menjadi pemimpin oleh kekuatan kolonial dan menyebabkan masyarakat terjajah menjadi lebih misoginis.<ref>{{Cite web|last=Fisher|first=Max|date=2012-04-25|title=The Real Roots of Sexism in the Middle East (It's Not Islam, Race, or 'Hate')|url=https://www.theatlantic.com/international/archive/2012/04/the-real-roots-of-sexism-in-the-middle-east-its-not-islam-race-or-hate/256362/|website=The Atlantic|language=en|access-date=2023-07-30}}</ref>
 
=== Penghinaan terhadap feminin ===
[[Julia Serano]] mendefinisikan misogini tidak hanya sebagai kebencian terhadap wanita, tetapi juga "kecenderungan untuk mengabaikan dan mencemooh keperempuanan dan feminitas". Dalam pandangan ini, misogini juga menimbulkan [[homofobia]] terhadap laki-laki gay karena laki-laki gay distereotipkan sebagai feminin dan lemah.<ref>{{Cite web|last=Berlatsky|first=Noah|date=2014-06-05|title=Can Men Really Be Feminists?|url=https://www.theatlantic.com/national/archive/2014/06/men-can-be-feminists-too/372234/|website=The Atlantic|language=en|access-date=2023-07-30}}</ref>
 
Menurut Tracy M. Hallstead di Universitas Quinnipiac misogini juga ditandai pada budaya menghargai sifat-sifat yang dianggap maskulin dan meremehkan sifat-sifat yang tampak feminin. Sejak kecil, anak laki-laki disuruh "jantan" untuk tampil tangguh dengan menjauhkan diri dari hal-hal feminin. Anak laki-laki belajar bahwa dipandang sebagai orang yang emosional dan bergantung adalah hal yang memalukan. Pria yang dibesarkan dengan cara ini mungkin tidak mengakui feminitas dan bahkan mungkin belajar untuk membencinya.<ref name=":3">{{Cite book|last=Hallstead|first=Tracy M.|date=2013-05-20|url=https://books.google.co.id/books?id=iMgwBwAAQBAJ&pg=PA16&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false|title=Pygmalion’s Chisel: For Women Who Are “Never Good Enough”|publisher=Cambridge Scholars Publishing|isbn=978-1-4438-4884-8|language=en}}</ref>
[[Berkas:Jean-Léon Gérôme, Pygmalion and Galatea, ca. 1890.jpg|jmpl|Pygmalion dan Galatea. 1890]]
Hallstead juga menyebutkan penghinaan terhadap feminin menyebabkan pria merasa bahwa mereka harus menegaskan dominasi mereka atas wanita dengan mengendalikan mereka. Dia mengilustrasikan hal ini dengan kisah kuno Pygmalion, seorang pematung yang membenci "kesalahan tak terkira yang diberikan alam kepada wanita."<ref>Hamilton, Edith (June 1953). ''[https://4.files.edl.io/2de7/05/18/18/235210-d49a73bb-318a-4250-81b6-cf80f1741ada.pdf Mythology]'' (PDF). Calcutta: Tridibesh Basu. p. 108.</ref> Pygmalion menciptakan patung wanita yang secara ajaib menjadi hidup. Pygmalion sangat bersyukur karena ia memiliki kendali penuh atas wanita yang bernama Galatea itu. Kendali tersebut telah memperkuat kejantanannya. Dia menganggap Galatea sebagai wanita yang sempurna, terlepas dari penghinaannya terhadap wanita, karena kekuasaan mutlaknya atas dirinya.<ref name=":3" />
 
=== Kritik terhadap konsep ===
[[Camille Paglia]], yang menggambarkan dirinya sendir sering berselisih dengan feminis akademis lainnya, berpendapat bahwa ada kelemahan serius dalam interpretasi misogini yang diilhami oleh Marxisme dalam feminisme gelombang kedua.<ref>"Marxist feminists reduced the historical cult of woman's virginity to her property value, her worth on the male marriage market.", Paglia, 1991, ''Sexual Persona'', p. 27.</ref> Sebaliknya, Paglia berpendapat bahwa pembacaan teks sejarah yang cermat mengungkapkan bahwa pria tidak membenci wanita tetapi takut pada mereka.<ref>Paglia, Camille (1991). ''Sexual Personae'', NY: Vintage, Chapter 1 and passim.</ref>
 
== Referensi ==
Baris 74 ⟶ 153:
[[Kategori:Diskriminasi]]
[[Kategori:Feminisme]]
[[Kategori:Istilah feminis]]