Tafsir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Skigehtut (bicara | kontrib)
k Menghapus Kategori:Al Qur'an; Menambah Kategori:Al-Qur'an menggunakan HotCat
Akhsan Bae (bicara | kontrib)
k Menambahkan kata yang kurang
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit
 
(19 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
{{for|artikel tentang ilmu tafsir Alquran dalam Islam|Tafsir Alquran}}
{{merge|Tafsir Al-Qur'an}}
{{rapikan}}
{{cakupan}}
'''Tafsir''' menurut bahasa adalah penjelasan atau keterangan, seperti yang bisa dipahami dari Quran SQs. Al-Furqan: 33. ucapanUcapan yang telah ditafsirkan berarti ucapan yang tegas dan jelas.
 
== Cara penafsiranPenafsiran ==
Dalam menafsirkan Al-Quran, ada cara [[Ibnu Taimiyyah]] memberikan beberapa tahap yang dikutip Buya Hamka dalam ''Tafsir al-Azhar''-nya. Pertama ayat dengan ayat, kalau meragu akan makna suatu ayat, sambungkan dengan ayat lainnya. [[Buya Hamka]] mengambil contoh [[Surat Thaha]] ayat 67, dan merincikannya dengan [[Surat al-A'raf]] ayat 116. Sehinggasehingga, ayat yang ''mujmal'' (atau umum) dirincikan dengan ayat lain yang ''mufashshal'' (atau merinci).<ref name=hamka31>Hamka (1967), hlm.30{{spaced ndash}}32.</ref> DilanjutkanSetelah olehitu, ayat tersebut ditafsirkan dengan [[Sunnah]]., Kemudianlalu kepadadengan tafsirantafsir para sahabat. Rasulullah,Jika kemudiantidak kalauditemukan tidakdalam ada,keduanya kepadamaka digunakan pendapat tabiin —itupun harus dengan disaring dulu, dicari mana yang paling dekat dengan Al-Quran dan Sunnah.<ref name=hamka31/>
 
Menurut [[Buya Hamka]] dalam ''Tafsir al-Azhar'', dalam menafsirkan alAl-Quran, maka yang utama adalah berdasar kepada [[Sunnah]], yakni segala perkataan (''aqwal'') maupun perbuatan (''af'al'') Rasulullah dan perbuatan orang lain —yakni sahabat-sahabatnya RA— yang disetujui oleh beliau. Karena itulah seseorang tidak boleh menafsirkan Al-Quran dengan berlawanan kepada Sunnah.<ref name=H2122>Hamka (1967), hlm.21{{spaced ndash}}22.</ref> Karena itu pula, orang yang menafsir Al-Quran dengan ayat-ayat hukum tak berpedoman kepada Sunnah Rasul, maka dia tidak berpedoman kepada syariat. Tidak bisa berdasar kepada kehendaknya sendiri. Menurutnya, ini dikecualikan untuk nash Al-Quran yang tak perlu tafsiran, karena sudah sangat jelas, tapi bertemu hadits ahad yang bukan [[hadits masyhur]], sedang isinya berlawanan dengan nash yang jelas dari Al-Quran.<ref name=H2122/>
 
Di luar itu, ada pula penafsiran dengan akal, yang menurut ulama [[Zamakhsyari]] tidaklah mengapa menafsir dengan akal yang sehat. Menafsir dengan begini juga diikuti oleh [[Al-Ghazali]], yang menurutnya adanya penafsiran yang berlain-lainan antara tabiin dan sahabat juga menjadi indikasi adanya penafsiran dengan ra'yi atau pemikiran. Karena itu menurutnya, menafsirkan alAl-Quran tidak boleh semata akal, dan tidak bisa pula hanya mengandalkan naqal atau dalil saja.<ref name=hamka35>Hamka (1967), hlm.34{{spaced ndash}}35.</ref>
 
Karena itulah, [[al-Qashthalani]], ulama pensyarah [[Shahih Bukhari]] menyatakan boleh saja menafsir Al-Quran dengan pendapat yang baru dengab syarat sesuai ketentuan [[bahasa Arab]], dan tidak melawan pokok-pokok dasar ajaran agama.<ref name=hamka35/> Karena itu, ia menyebut 4 syarat supaya tafsir dengan akal diterima:<ref name=hamka35/>
* mengerti bahasa Arab
* tidak menyalahi dasar dari Sunnah Nabi Muhammad
Baris 19 ⟶ 20:
 
== Makna ==
Tafsir secara akar kata berasal dari kata ف-س-ر (fa-sa-ra) atau فَسَّرَ (fassara) yang bermakna بَيَنَ ''bayana'' (menjelaskan), dan وضَّحَ ''waddhaha'' (menerangkan). Dari sisi istilah, ada dua definisi:<ref name="ahmad">{{aut|Fath, Amir Faishol}} "Pemikiran Moderat dalam Tafsir al-Qur'an" hlm. 42{{spaced ndash}}70 <u>dalam</u> {{aut|[[Ahmad Satori Ismail|Ismail, Ahmad Satori]] [et al.]}} (2012). ''Islam Moderat: Menebar Islam Rahmatan lil-'Alamin''. [[Jakarta]]:Pustaka IKADI. ISBN 978-979-15486-1-6.''<nowiki/>''</ref>
* menurut [[Az-Zarkasyi]] dalam ''Burhan fi 'Ulum al-Qur'an'', maksudnya adalah, "Tafsir adalah ilmu untuk memahami kitab Allah yang diturunkan kepada [[Muhammad|Nabi Muhammad {{saw}}]] yang menerangkan maknanya, menyingkap hukum dan hikmahnya, dengan merujuk pada ilmu bahasa Arab, seperti [[ilmu Nahwu]], [[ilmu tashrif|tashrif]], [[ilmu bayan|bayan]], [[ushul fiqih]], [[qiraat]], [[asbabun nuzul]], dan [[nasikh mansukh]].
* Adapun menurut [[Az-Zarqani]], "Tafsir adalah ilmu yang membahas kandungan al-Qur'an dengan menyingkap maknanya (dilalah), dengan maksud yang diinginkan Allah SWT, sebatas kemampuan manusia." Definisi ini lebih ringkas daripada definisi di atas.
 
Baris 26 ⟶ 27:
 
== Pembagian Tafsir ==
Tafsir dapat dibagi menjadi tigadua jenis:
 
=== Tafsir riwayat ===
Baris 46 ⟶ 47:
Dengan demikian, tafsir dirayah ialah tafsir yang sesuai dengan tujuan syara', jauh dari kejahilan dan kesesatan, sejalan dengan kaidah-kaidah bahasa Arab serta berpegang pada uslub-uslubnya dalam memahami teks al-Quran.
 
== '''Mufassir''' ==
Seorang mufassir adalah seorang yang mengartikan sebuah ayat dalam arti yang lain/arti yang mirip. Para mufassir di Indonesia di antaranya adalah : [[Hamka]] dengan karyanya Tafsir Al-Azhar sebanyak 9 jilid, [[Muhammad Quraish Shihab]] dengan karyanya Tafsir Al-Misbah sebanyak 15 jilid dan Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan <ref>{{Cite web|last=Internasional|first=Asyraf|title=Tentang Profil Shohibul Faroji|url=https://p2k.unkris.ac.id/id1/2-3065-2962/Shohibul-Faroji_51731_p2k-unkris.html}}</ref> dengan karyanya Tafsir Midadurrahman sebanyak 115 jilid dan menjadi mufassir yang mendapatkan penghargaan [[MURI]] sebagai Penulis tafsir terpanjang dan tertebal di seluruh dunia.<ref>{{Cite web|last=MURI|first=Tafsir Midadurrahman|title=Tentang Tafsir Midadurrahman |url=https://penasantri.id/blog/2018/12/02/midadurahman-kitab-tafsir-tertebal-di-dunia/}}</ref>
 
Seorang mufassir adalah seorang yang mengartikan sebuah ayat dalam arti yang lain/arti yang mirip.
 
== Haluan-haluan penafsiran ==
Di antara penafsir Al-Quran, ada Imam az-Zamakhsyari, dia punya "Tafsir al-Kasysyaf" yang bercorak [[Mu'tazilah]].<ref name=hamka36>Hamka (1967), hlm.35{{spaced ndash}}36</ref> Imam ar-Razi juga punya tafsir Quran yang mempertahankan [[mazhab Syafii]].<ref name=hamka36/> Al-Alusi, pengarang ''[[Ruhul Ma'ani]]'' membawa mazhab Hanafi.<ref name=hamka36/>
 
== Referensi ==
Baris 60:
 
== Pranala luar ==
* [http://quran.cc/ Tafsir ibn Katsir Tafsir Jalalayn, Tafhim al Quran, Maariful Quran -- English] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131022182111/http://quran.cc/ |date=2013-10-22 }}
* [http://www.wdl.org/en/item/6803 al-Baydawi's "Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta'wil" with Frontispiece] is a tafsir from the 13th-century
 
[[Kategori:Tafsir Al-Qur'an| ]]