Drestadyumna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sastrosiswa (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
 
(11 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{TM Infobox
{{TM Infobox||Image=Drishtadyumna as Commander in chief of Pandava's Army.jpg|Caption=Drestadyumna sebagai panglima pasukan [[Pandawa]], menaiki [[kereta perang]] dengan panji bergambar singa. Ilustrasi dari ''Mahabharata'', Geeta Press.|Nama=Drestadyumna|Tokoh=''Mahabharata''|Kitab=''[[Mahabharata]]''|Ayah=[[Drupada]]|Tempat=[[Kampilya]]|Kasta=kesatria|Devanagari=धृष्टद्युम्न|Ejaan_Sanskerta=Dhṛṣṭadyumna|Nama_lain=Drestajumena; Trusthajumena|Asal=[[Kerajaan Panchala]]}}
|Image=BILAL HABSI yaja upayaja performs yagna and emerges of dhristadhyumna.jpg
'''Drestadyumna''' {{Sanskerta|धृष्टद्युम्न|Dhṛṣṭadyumna}} adalah seorang tokoh dari [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Dia merupakan kakak bagi [[Dropadi]] dan [[Srikandi]], keturunan Raja [[Drupada]] yang berasal dari [[Kerajaan Panchala]]. Ia berada di pihak [[Pandawa]] saat [[perang di Kurukshetra]].
|Caption=Lukisan Drestadyumna muncul dari api [[yadnya]], karya Bilal Habsi, untuk ilustrasi naskah ''[[Razmnama]]'', atau ''Mahabharata'' versi Persia.
|Nama=Drestadyumna
|Tokoh=''Mahabharata''
|Kitab=''[[Mahabharata]]''
|Ayah=[[Drupada]]
|Tempat=[[Kampilya]]
|Kasta=kesatria
|Devanagari=धृष्टद्युम्न
|Ejaan_Sanskerta=Dhṛṣṭadyumna
|Nama_lain=Drestajumena; Trusthajumena
|Asal=[[Kerajaan Panchala]]
| Saudara = [[Satyajit]], [[Srikandi]], [[Dropadi]]
| Anak = Kesatrawarma, Kesatradarma, Kesatranjaya, Drestaketu
}}
'''Drestadyumna''' {{Sanskerta|धृष्टद्युम्न|Dhṛṣṭadyumna}} adalah seorang tokoh dari [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Dia merupakan adik Srikandi dan kakak bagi [[Dropadi]] dan [[Srikandi]], keturunan Raja [[Drupada]] yang berasal dari [[Kerajaan Panchala]]. Ia berada di pihak [[Pandawa]] saat [[perang di Kurukshetra]].
 
Tokoh ini dikenal sebagai pembunuh Resi [[Drona]]. Dalam [[perang di Kurukshetra]], saat sang resi tertunduk lemas dan kehilangan seluruh daya kekuataannya untuk bertarung—sebagai akibat dari kabar bohong tentang meninggalnya sang putra, [[Aswatama]]—Drestadyumena maju dan memenggal leher Sang Resi. Pada akhirnya, tokoh ini dikisahkan tewas secara tragis, yaitu terbunuh saat beristirahat di kemahnya.
 
Dalam [[bahasa Sanskerta]], nama ''Dhristadyumna'' secara [[harfiah]] berarti "diagungkan karena keberaniannya".
Baris 9 ⟶ 24:
 
Dalam ''[[Mahabharata]]'' dikisahkan tentang perselisihan antara [[Drona]] (guru para [[Pandawa]] dan [[Korawa]]) dengan [[Drupada]], raja di Panchala. Setelah Drona berhasil merebut separuh [[Kerajaan Panchala]] dari tangan [[Drupada]], kebencian Drona terhadap Drupada lenyap. Sebaliknya, Drupada membenci Drona untuk selama-lamanya dan berambisi untuk membalas dendam. Ia tahu bahwa Drona sulit dikalahkan sebab Drona merupakan murid [[Parasurama|Bhargawa]] dan memiliki senjata ilahi. Akhirnya Drupada memutuskan untuk menyelenggarakan upacara [[yadnya]] yang disebut ''Putrakama'' supaya memperoleh putra yang bisa membunuh Drona. Dengan dibantu oleh para [[resi]], upacara tersebut terselenggara dengan baik. Dari dalam api upacara, munculah seorang pemuda gagah, lengkap dengan [[baju zirah]] dan [[senjata]]. Atas sabda dari langit, anak tersebut diberi nama Drestadyumna.
 
== Keluarga ==
Drestadyumna memiliki beberapa saudara yang disebutkan dalam ''Mahabharata'', yaitu: [[Srikandi]], [[Satyajit]], dan [[Dropadi]] (terlahir dengan cara yang sama seperti Drestadyumna). ''Mahabharata'' menyebutkan bahwa Drestadyumna memiliki sejumlah istri (disebutkan dalam kitab ''[[Sauptikaparwa]]'') tetapi nama-namanya tidak tercatat secara khusus.<ref name="Ganguli">{{Cite web|url=https://www.sacred-texts.com/hin/m10/m10008.htm|title=The Mahabharata, Book 10: Sauptika Parva: Section 8|website=www.sacred-texts.com}}</ref> Menurut ''Mahabharata'', ia memiliki 4 putra: Kesatradarma,<ref>{{Cite web|url=https://www.sacred-texts.com/hin/m07/m07023.htm|title=The Mahabharata, Book 7: Drona Parva: Dronabhisheka Parva: Section XXIII|website=www.sacred-texts.com}}</ref> Kesatrawarma,<ref>{{Cite web|url=https://www.wisdomlib.org/definition/kshatravarman|title=Kshatravarman, Kṣatravarman, Kshatra-varman: 1 definition|date=9 March 2019|website=www.wisdomlib.org}}</ref> Kesatranjaya<ref>{{Cite web|url=https://www.wisdomlib.org/definition/kshatranjaya|title=Kshatranjaya, Kṣatrañjaya: 1 definition|date=13 March 2019|website=www.wisdomlib.org}}</ref> dan Drestaketu.<ref>{{Cite web|url=https://www.wisdomlib.org/definition/dhrishtaketu|title=Dhrishtaketu, Dhrishta-ketu, Dhṛṣṭaketu: 9 definitions|date=29 June 2012|website=www.wisdomlib.org}}</ref> Tiga nama pertama gugur dalam [[perang Kurukshetra]] setelah bertarung melawan [[Drona]], sedangkan [[Drestaketu]] gugur di tangan [[Karna]].
 
== Sayembara Dropadi ==
[[Berkas:Drustadyumnya telling aboy ruls of Swayamavara.jpg|ka|270px|jmpl|Drestadyumna menerangkan peraturan [[sayembara]] memperebutkan [[Dropadi]] kepada hadirin di balairung istana [[Kampilya]], [[Kerajaan Panchala]].]]
Drestadyumna menjadi pembawa acara [[sayembara]] adiknya, [[Dropadi]]. Demi melangsungkan acara tersebut, ia dan ayahnya mengundang seluruh raja dan pangeran di seluruh [[Bharatawarsha]] (India Kuno), termasuk kaum [[brahmana]] di Panchala. Sayembara tersebut mensyaratkan para pelamar untuk menembak sasaran secara tepat dengan menggunakan panah. Tiada [[kesatria]] yang berhasil melakukannya, kecuali [[Karna]], namun akhirnya ditolak Dropadi. Kemudian sayembara diulang kembali, dan seorang brahmana memenangkan sayembara tersebut sehingga berhak mempersunting adik Drestadyumna. Sebagaimana adat di [[India]], brahmana adalah kaum yang bergelut dalam kerohanian dan upacara, dan bukan pemegang senjata sebagaimana kaum kesatria. Maka dari itu, Drestadyumna merasa penasaran dan menyelidiki brahmana tersebut, lalu akhirnya mendapati bahwa ia adalah [[Arjuna]] yang sedang menyamar.<ref name="Positive thinking: Dhrishtadyumna"/>
 
Drestadyumna menjadi pembawa acara [[sayembara]] adiknya, [[Dropadi]]. Demi melangsungkan acara tersebut, ia dan ayahnya mengundang seluruh raja dan pangeran di seluruh [[Bharatawarsha]] (India Kuno), termasuk kaum [[brahmana]] di Panchala. Sayembara tersebut mensyaratkan para pelamar untuk menembak sasaran secara tepat dengan menggunakan panah. Tiada [[kesatria]] yang berhasil melakukannya, kecuali [[Karna]], namuntetapi akhirnya ditolak Dropadi. Kemudian sayembara diulang kembali, dan seorang brahmana memenangkan sayembara tersebut sehingga berhak mempersunting adik Drestadyumna. Sebagaimana adat di [[India]], brahmana adalah kaum yang bergelut dalam kerohanian dan upacara, dan bukan pemegang senjata sebagaimana kaum kesatria. Maka dari itu, Drestadyumna merasa penasaran dan menyelidiki brahmana tersebut, lalu akhirnya mendapati bahwa ia adalah [[Arjuna]] yang sedang menyamar.<ref name="Positive thinking: Dhrishtadyumna"/>
== Perang di Kurukshetra ==
 
Saat konflik antara [[Pandawa]] dan [[Korawa]] memuncak, [[perang di Kurukshetra|perang besar]] tidak bisa dielakkan lagi. Kedua pihak memutuskan untuk mengadakan perang di lapangan [[Kurukshetra]], [[India Utara]]. Karena ikatan kekerabatan, maka kerajaan Panchala memihak Pandawa. Atas pertimbangan dari [[Kresna]], penasihat kubu Pandawa, maka Drestadyumna dipilih sebagai panglima. Pangkat tersebut tidak tergantikan oleh siapa pun sampai peperangan berakhir. Sementara itu, kubu Korawa memilih [[Bisma]] sebagai panglima, yang kemudian tergantikan oleh [[Drona]] setelah kekalahan Bisma pada pertempuran pada hari ke-10.
== Perang di Kurukshetra ==
Saat konflik antara [[Pandawa]] dan [[Korawa]] memuncak, [[perang di Kurukshetra|perang besar]] tidak bisa dielakkan lagi. Kedua pihak memutuskan untuk mengadakan perang di lapangan [[Kurukshetra]], [[India Utara]]. Karena ikatan kekerabatan, maka kerajaan Panchala memihak Pandawa. Atas pertimbangan dari [[Kresna]], penasihat kubu Pandawa, maka Drestadyumna dipilih sebagai panglima. Pangkat tersebut tidak tergantikan oleh siapa pun sampai peperangan berakhir. Sementara itu, kubu Korawa memilih [[Bisma]] sebagai panglima, yang kemudian tergantikan oleh [[Drona]] setelah kekalahan Bisma pada pertempuran pada hari ke-10.
 
Pada pertempuran pada hari ke-15, [[Kresna]] mengatur siasat untuk mengalahkan Drona. Ia tahu bahwa Drona tidak akan terkalahkan selama semangat bertarungnya masih ada. Maka dari itu, ia menyuruh [[Bhima|Bima]] untuk membunuh seekor [[gajah perang]] bernama Aswatama, yang bernama sama dengan putra kesayangan Drona. Setelah Aswatama terbunuh, Bima berkoar-koar kepada pihak musuh tentang keberhasilannya. Setelah Drona mendengarnya, ia pun memastikannya kepada [[Yudistira]], muridnya sendiri yang dikenal sebagai orang paling jujur di dunia. Yudistira membenarkan bahwa Aswatama mati, namuntetapi bukan Aswatama putra sang guru. Karena suara tabuh kemenangan yang bertalu-talu, penjelasan Yudistira tidak terdengar sepenuhnya oleh Drona. Merasa ditinggalkan oleh putra kesayangannya, ia pun lunglai dan enggan melanjutkan pertempuran. Ketika Drona yang kehilangan semangat, Drestadyumna memanfaatkan kesempatan itu untuk menebas leher Drona.<ref name="Positive thinking: Dhrishtadyumna">{{cite news|title=Positive thinking: Dhrishtadyumna|url=http://www.dnaindia.com/analysis/comment_positive-thinking-dhrishtadyumna_1774478|newspaper=DNA|date=December 7, 2012}}</ref>
 
== Kematian ==
Tiga hari setelah gugurnya Drona, [[Perang di Kurukshetra|perang besar]] berakhir, ditandai dengan kekalahan [[Duryodana]]. Sebelum meninggal, Duryodana mengangkat Aswatama sebagai panglima dan menitipkan pesan terakhirnya. Bersama dua kesatria [[:wikt:sintas|sintas]] dari kubu [[Korawa]], yaitu [[Krepa]] dan [[Kertawarma]], Aswatama melakukan pembalasan dendam dengan cara menyusup ke perkemahan Pandawa pada malam hari, ketika pasukan Pandawa sedang tertidur lelap. Ia membantai hampir semua kesatria yang sedang tidur, termasuk yang menjadi korban adalah Drestadyumna sendiri. Sebelum dibunuh, Drestadyumna terbangun dan memohon untuk bertarung secara jantan agar dapat gugur sebagai kesatria. Namun, Aswatama tidak memedulikannya, dan memilih untuk mencekiknya sampai mati.<ref>K M Ganguly(1883-1896). [http:name="Ganguli"//sacred-texts.com/hin/m10/m10007.htm The Mahabharatha Book 10: Sauptika Parva section 8] Ashwatthama killing Dhrishtadyumna, October 2003</ref> Kisah tersebut terdapat dalam kitab ''[[Sauptikaparwa]]''.
 
== Pewayangan Jawa ==