Pendidikan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 3 perubahan teks terakhir (oleh William7142) dan mengembalikan revisi 14495111 oleh Mimihitam |
Templat kutipan - menambahkan parameter (doi: 10.2139/ssrn.244582) |
||
(138 revisi perantara oleh 72 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
[[Berkas:Hk protest against implementation of national education 6.jpg|jmpl|Indoktrinasi di dalam kelas, penggabungan konten politik dalam materi pembelajaran atau guru yang menyalahgunakan perannya untuk mengindoktrinasi siswa bertentangan dengan tujuan pendidikan yang mencari kebebasan berpikir dan berpikir kritis.]]
'''Pendidikan''' atau '''edukasi''' adalah usaha dasar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, ilmu hidup, pengetahuan umum serta keterampilan yang diperlukan dirinya untuk masyarakat berlandaskan Undang-Undang<ref>https://pgsd.upy.ac.id/index.php/8-artikel-pendidikan/11-pengertian-pendidikan</ref>. Pembelajaran [[pengetahuan]], [[keterampilan]], dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui [[pengajaran]], pelatihan, atau [[penelitian]]. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan kedua orang tua kandung dan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.<ref name=":0">{{cite book
|last = Dewey
|first = John
|title = Democracy and Education
|url = https://archive.org/details/democracyeducati00dewe
|publisher = The Free Press
|date = 1916/1944
|pages = [https://archive.org/details/democracyeducati00dewe/page/1 1]–4
|isbn = 0-684-83631-9}}</ref> [[Etimologi]] kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ''ducare,'' berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan ''e'', berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan.<ref>{{Cite journal|last=Nasution|first=Hanifah Nur|last2=Nasution|first2=Sari Wahyuni Rozi|last3=Fauzi|first3=Rahmad|last4=Lubis|first4=Ilham Sahdi|date=2021-12-20|title=PELATIHAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI BORLAND DELPHI7 SMK NEGERI 1 ANGKOLA TIMUR|url=https://jurnal.unar.ac.id/index.php/jamunar/article/view/580|journal=Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA)|language=en|volume=3|issue=3|pages=144–147|issn=2715-0178|access-date=2023-01-30|archive-date=2023-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230130054832/https://jurnal.unar.ac.id/index.php/jamunar/article/view/580|dead-url=no}}</ref> Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.<ref name=":0" />
Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada tingkat global, Pasal 13 Kovenan Internasional tentang
== Filosofi pendidikan ==
Pendidikan biasanya berawal saat seorang [[bayi]] itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan [[musik]] dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.<ref>{{Cite book|last=Subadi|first=Tjipto|date=2007|url=https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/9295/Pendidikan%20Kewarganegaraan.pdf?sequence=1|title=Pendidikan Kewarganegaraan|location=Surakarta|publisher=Badan Penerbit FKIP-UMS|isbn=978-602-8649-68-1|url-status=live|access-date=2023-01-30|archive-date=2023-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230130054817/https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/9295/Pendidikan%20Kewarganegaraan.pdf?sequence=1|dead-url=no}}</ref>
Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada [[pendidikan formal]]. Seperti kata [[Mark Twain]], "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."<ref>{{
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota [[keluarga]] berjalan secara tidak resmi.<ref>{{Cite journal|last=Alfiani|first=Dwi Anita|last2=Rusman|first2=Maman|date=2017-10-27|title=Implementasi Pendidikan Agama Islam Pada Keluarga (Studi Kasus Pengembangan Karakter Kepribadian Anak di MI Al-Wasliyah Sumber Kabupaten Cirebon)|url=https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/ibtida/article/view/1677|journal=Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI|language=en|volume=4|issue=2|pages=217–226|doi=10.24235/al.ibtida.snj.v4i2.1677|issn=2527-7227|access-date=2023-01-30|archive-date=2023-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230130054825/https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/ibtida/article/view/1677|dead-url=no}}</ref>
== Fungsi pendidikan ==
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut:<ref name=":1">{{Cite journal|last=Sazali|first=Hasan|last2=Sukriah|first2=Ainun|date=2021-11-18|title=PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL (INSTAGRAM) OLEH HUMAS SMAU CT FOUNDATION SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PUBLIKASI DALAM MENINGKATKAN CITRA LEMBAGA PENDIDIKAN|url=https://jkms.ejournal.unri.ac.id/index.php/JKMS/article/view/7471|journal=Jurnal Ilmu Komunikasi (JKMS)|language=en-US|volume=10|issue=2|pages=147–160|issn=2716-1889|access-date=2023-01-30|archive-date=2022-08-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20220814041421/https://jkms.ejournal.unri.ac.id/index.php/JKMS/article/view/7471|dead-url=no}}</ref>
* Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
* Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
* Melestarikan kebudayaan.
* Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
Fungsi
* Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
* Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
Baris 31 ⟶ 33:
* Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
Menurut [[David Popenoe]], ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:<ref>{{Cite journal|last=Latif|first=Muhammad Abdul|date=2016-06|title=IMPLEMENTASI WEBSITE SEKOLAH SMA PGRI TAKOKAK|url=http://eprints.ummi.ac.id/297/|journal=SANTIKA (Jurnal Ilmiah Sains dan teknologi)|language=en|volume=6|issue=1|pages=465–468|issn=2088-5407|access-date=2023-01-30|archive-date=2023-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230130054832/http://eprints.ummi.ac.id/297/|dead-url=no}}</ref>
* Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
* Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
Baris 39 ⟶ 41:
== Ekonomi ==
Telah dikemukakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi sangat penting bagi negara-negara untuk dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.<ref>{{Cite book|author=Eric A. Hanushek|title=Economic outcomes and school quality|url=http://books.google.com/books?id=na7rAAAACAAJ|accessdate=21 October 2011|year=2005|publisher=International Institute for Educational Planning|isbn=978-92-803-1279-9|archive-date=2023-04-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230419160308/https://books.google.com/books?id=na7rAAAACAAJ&hl=en|dead-url=no}}</ref> Analisis empiris cenderung mendukung prediksi teoretis bahwa negara-negara miskin harus tumbuh lebih cepat dari negara-negara kaya karena mereka dapat mengadopsi teknologi yang sudah dicoba dan diuji oleh negara-negara kaya. Namun, transfer teknologi memerlukan manajer berpengetahuan dan insinyur yang mampu mengoperasikan mesin-mesin baru atau praktik produksi yang dipinjam dari pemimpin dalam rangka untuk menutup kesenjangan melalui peniruan. Oleh karena itu, kemampuan suatu negara untuk belajar dari pemimpin adalah fungsi dari efek "human capital". Studi terbaru dari faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi agregat telah menekankan pentingnya lembaga ekonomi fundamental<ref>{{Cite journal|author=Daron Acemoglu, Simon Johnson, and James A. Robinson|title=The Colonial Origins of Comparative Development: An Empirical Investigation|url=http://economics.mit.edu/files/4123|jstor=2677930
Pada tingkat individu, ada banyak literatur, umumnya terkait dengan karya Jacob Mincer,<ref>{{Cite journal|author=Jacob Mincer|title=The distribution of labor incomes: a survey with special reference to the human capital approach|jstor=2720384|journal=Journal of Economic Literature|volume= 8|issue=1|year=1970|pages=1–26}}</ref> tentang bagaimana laba berkaitan dengan pendidikan dan modal manusia lainnya. Karya ini telah memotivasi sejumlah besar studi, tetapi juga kontroversial. Kontroversi utama berkisar bagaimana menafsirkan dampak sekolah.<ref>David Card, "Causal effect of education on earnings," in ''Handbook of labor economics'', Orley Ashenfelter and David Card (Eds). Amsterdam: North-Holland, 1999: pp. 1801–1863</ref><ref>James J. Heckman, Lance J. Lochner, and Petra E. Todd., "Earnings functions, rates of return and treatment effects: The Mincer equation and beyond," in ''Handbook of the Economics of Education'', Eric A. Hanushek and Finis Welch (Eds). Amsterdam: North Holland, 2006: pp. 307–458.</ref> Beberapa siswa yang telah menunjukkan potensi yang tinggi untuk belajar, dengan menguji dengan ''intelligence quotient (IQ)'' yang tinggi, mungkin tidak mencapai potensi penuh akademis mereka, karena kesulitan keuangan.{{cn|reason-actually some students at the low end get better treatment than those in the middle with grants, etc. needs RS|date=December 2013}}
Ekonom Samuel Bowles dan Herbert Gintis berpendapat pada tahun 1976 bahwa ada konflik mendasar dalam pendidikan Amerika antara tujuan egaliter partisipasi demokratis dan ketidaksetaraan tersirat oleh profitabilitas terus dari produksi kapitalis di sisi lain.<ref>{{Cite book|author1=Samuel Bowles|author2=Herbert Gintis|title=Schooling In Capitalist America: Educational Reform and the Contradictions of Economic Life|url=http://books.google.com/books?id=LcpLPKOL6XYC|accessdate=21 October 2011|date=18 October 2011|publisher=Haymarket Books|isbn=978-1-60846-131-8|archive-date=2023-04-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230419160405/https://books.google.com/books?id=LcpLPKOL6XYC&hl=en|dead-url=no}}</ref>
== Referensi ==
Baris 53 ⟶ 55:
== Pranala luar ==
* {{Dmoz|Reference/Education/|Education}}
* {{en}} [http://ucblibraries.colorado.edu/govpubs/us/edresour.htm Educational Resources] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050410045753/http://ucblibraries.colorado.edu/govpubs/us/edresour.htm |date=2005-04-10 }} from ''UCB Libraries GovPubs''
* {{en}} [http://stats.uis.unesco.org/ReportFolders/ReportFolders.aspx?CS_referer=&CS_ChosenLang=en UNESCO Institute for Statistics: International comparable statistics on education systems] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070515133052/http://stats.uis.unesco.org/ReportFolders/ReportFolders.aspx?CS_referer=&CS_ChosenLang=en |date=2007-05-15 }}
* {{en}} [http://stats.oecd.org/Index.aspx?DataSetCode=RPERS OECD education statistics]
* {{en}} [http://www.kireetjoshiarchives.com/education/ Child and Teacher Educational] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130503223823/http://kireetjoshiarchives.com/education/ |date=2013-05-03 }} from ''Kireet Joshi''
* {{en}} [http://planipolis.iiep.unesco.org/basic_search.php Planipolis: a portal on education plans and policies] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100704083226/http://planipolis.iiep.unesco.org/basic_search.php |date=2010-07-04 }}
* {{en}} [http://www.iiep.unesco.org/information-services/publications/search-iiep-publications.html IIEP Publications on Education Systems]
{{cabang ilmu sosial}}
|