Hadisoebeno Sosrowerdojo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
(59 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kotak info Gubernur
|honorific-prefix=
|honorific-suffix=
|name = Hadisubeno Sosrowerdojo
|image = Hadisubeno Sosrowerdojo (restored).jpg
|alt =
|caption =
|office1= Gubernur Jawa Tengah
|order1= ke-4
|term_start1= 4 Januari 1958
|term_end1= 15 Januari 1960
|lieutenant1=
|predecessor1= [[R. M. T. Soekardji Mangoen Koesoemo]]
|successor1= [[Mochtar]]
|office2= Wali Kota Semarang
|order2= ke-3
|term_start2= 1951
|term_end2= 1958
|lieutenant2=
|predecessor2= [[Mr. Koesbiyono Tjondrowibowo]]
|successor2= [[Abdulmadjid Djojoadiningrat]]
|birth_name =
|birth_date = {{Birth date|1912|02|11}}
|birth_place = [[Pacitan]], [[Keresidenan Madiun]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1971|04|24|1912|02|11}}
|death_place = [[Semarang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
|resting_place = [[Cilacap]], [[Jawa Tengah]]
|nationality= [[Indonesia]]
|other_names = Hadisubeno
|known_for = Anggota [[Konstituante|Konstituante RI]] <br/> Walikota [[Semarang]] <br/> Gubernur [[Jawa Tengah]] <br/> Pejuang Angkatan '45 <br/> Ketua [[Partai Nasional Indonesia]] awal [[Orde Baru]]
|religion = [[Islam]]
|children=
|spouse =
|relatives= [[Soerjadi (politikus)|Soerjadi]] (menantu)
|occupation = Gubernur [[Jawa Tengah]] <br/> Walikota [[Semarang]] <br/> [[Politikus]]
|party= [[Partai Nasional Indonesia]]
|profession= [[Politikus]]
|alma_mater=
|footnotes=
}}
[[Berkas:Becak Tugu Muda Semarang Central Java.jpg|jmpl|Tugu Muda yang diresmikan pada era pemerintahan Wali Kota Semarang Hadisoebeno Sosrowerdojo]]
'''Hadisubeno Sosrowerdojo '''({{lahirmati|[[Kabupaten Pacitan|Pacitan, Jawa Timur]]|11|2|1912|[[Kota Semarang]]|24|4|1971}}) adalah politikus [[Partai Nasional Indonesia|Partai Nasional Indonesia (PNI)]] yang pernah menjabat sebagai [[Daftar Wali Kota Semarang|Walikota Semarang]] pada 1951 hingga 1955 dan [[Daftar Gubernur Jawa Tengah|Gubernur Jawa Tengah]] pada tahun 1960. Ia juga pernah menduduki jabatan sebagai anggota [[Konstituante|Konstituante RI]] hasil [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|Pemilihan Umum 1955]].<ref name=":0" /> Selain itu, ia merupakan mertua dari mantan Ketua Umum [[Partai Demokrasi Indonesia|PDI]] era [[Orde Baru]], [[Soerjadi (politisi)|Soerjadi]].
Ia dikenal dengan kalimat "Sepuluh [[Soeharto]], sepuluh [[Abdul Haris Nasution|Nasution]] dan segerobak Jenderal, tidak dapat menyamai satu [[Soekarno]]"
== Riwayat hidup ==
Ia pernah menempuh pendidikan [[SMP Negeri 1 Cirebon|MULO di Cirebon]], [[Algemeene Middelbare School|AMS]] [[SMA Negeri 3 Semarang|di Semarang]] dan [[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren|MOSVIA]] di [[Kota Magelang|Magelang]].<ref name=":1" />
Ketika [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|zaman penjajahan Jepang]], ia pernah bekerja sebagai [[Pegawai Negeri Sipil|Pegawai Negeri]] di beberapa Keresidenan seperti di [[Keresidenan Pati|Jepara-Rembang (Muria)]], [[Kabupaten Pekalongan|Pekalongan]], [[Kabupaten Kendal|Kendal]], [[Kota Semarang|Semarang]], [[Kabupaten Kudus|Kudus]].<ref name=":0" /><ref>{{Cite book|date=1943|url=https://books.google.co.id/books?id=ZksnAAAAMAAJ&dq=Hadisoebeno+Sosrowerdojo&hl=id&source=gbs_navlinks_s|title=Kan po|publisher=Ryukei Shyosha|language=id}}</ref>
=== Karier Politik ===
==== Walikota Semarang dan Gubernur Jawa Tengah ====
Semasa menjadi wali kota Semarang, ia pernah dikenal berhasil membangun [[Tugu Muda|Monumen Tugu Muda]] yang terletak di Lapangan Wilhelmina yang berada di kawasan [[Lawang Sewu]] yang diresmikan pada tanggal 20 Mei 1953.<ref>{{Cite news|url=https://majalahkreatif.wordpress.com/suara-umum/semarang-sepanjang-sejarah-2/|title=Semarang Sepanjang Sejarah|date=2016-06-06|newspaper=majalah kreatif|language=id-ID|access-date=2018-10-07|archive-date=2022-06-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20220624002846/https://majalahkreatif.wordpress.com/suara-umum/semarang-sepanjang-sejarah-2/|dead-url=no}}</ref> Ia juga pernah mengajak kelompok Ngesti Pandowo untuk menetap di Semarang serta menyediakan tempat tinggal untuk kelompok tersebut setelah terpukau dengan pertunjukan kelompok tersebut (Gedung GRIS/ Gedung Rakyat) pada tahun 1953.<ref>{{Cite journal|last=Puguh|first=Dhanang Respati|last2=Puguh|first2=Rabith Jihan Amar respati|date=2017-11-15|title=TEATER KITSCH NGESTI PANDOWO DI KOTA SEMARANG TAHUN 1950an – 1970an|url=https://e-journal.unair.ac.id/MOZAIK/article/view/6588|journal=MOZAIK HUMANIORA|language=en|volume=17|issue=1|pages=1|doi=10.20473/mozaik.v17i1.6588|issn=2442-935X|access-date=2020-11-27|archive-date=2022-06-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20220623033900/https://e-journal.unair.ac.id/MOZAIK/article/view/6588|dead-url=no}}</ref><ref name=":3">{{Cite web|last=Wirya|first=Bambang Iss|date=2020-03-10|title=Jalan Sunyi WO Ngesti Pandawa, Cerita dari GRIS, Gedung Yang Mengakhiri Masa Pementasan Tobong Ngesti Pandawa #2|url=https://joss.co.id/2020/03/cerita-dari-gris-gedung-yang-mengakhiri-masa-pementasan-tobong-ngesti-pandawa-2/|website=JoSS.co.id|language=id-ID|access-date=2020-11-27|archive-date=2022-06-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20220623142721/https://joss.co.id/2020/03/cerita-dari-gris-gedung-yang-mengakhiri-masa-pementasan-tobong-ngesti-pandawa-2/|dead-url=no}}</ref>
Terkait Gedung GRIS/Gedung Rakyat, ia termasuk sosok yang mengetahui pembentukan kepanitiaan untuk renovasi gedung tersebut serta menjadi Ketua Yayasan Gedung Rakyat dan juga Ketua Kesejahteraan Kota Semarang. Hal ini dilakukan demi memperindah gedung tersebut untuk fungsi yang lebih besar.<ref name=":3" />
Selain Gedung GRIS/Gedung Rakyat, ia juga berperan dalam pembangunan [[Panti Marhaen]] yang menjadi kantor pusat PNI Jawa Tengah (kini menjadi Kantor Pusat DPD [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI Perjuangan]] Jawa Tengah) pada tahun 1960.<ref name=":4">{{Cite web|last=Anaf|first=Safri Abdul|date=2019-03-23|title=Panti Marhaen BerbenahDERAP JUANG {{!}} DERAP JUANG|url=https://derapjuang.id/panti-marhaen/panti-marhaen-berbenah/|language=en-US|access-date=2020-11-27|archive-date=2022-08-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20220811124758/https://derapjuang.id/panti-marhaen/panti-marhaen-berbenah/|dead-url=no}}</ref> Pembangunan gedung tersebut sama seperti pembangunan Gedung GRIS/Gedung Rakyat, yaitu dilakukan secara gotong royong.<ref name=":4" />
Selain itu, ia juga ikut menghadiri peresmian Asrama Tentara di kawasan [[Mugassari, Semarang Selatan, Semarang|Gergaji, Kota Semarang]] yang dimiliki oleh [[Komando Daerah Militer IV/Diponegoro]] pada tanggal 21 Februari 1958. Acara tersebut juga dihadiri oleh [[Soeharto|Kolonel Inf. Soeharto]] yang saat itu menjabat Panglima Daerah Militer IV/Diponegoro serta [[Siti Hartinah]].<ref>{{Cite book|date=1957-02|url=https://books.google.co.id/books?id=xjYBzhtX6toC&dq=Hadisoebeno&hl=id&source=gbs_navlinks_s|title=Madjalah Angkatan Darat|language=id}}</ref>
[[Berkas:TDKGM 01.226 (70 6) Telegram dari Hadisoebeno Sosrowerdojo berisi ucapan selamat ulang tahun ke-72 untuk Ki Hadjar Dewantara.pdf|jmpl|Telegram per tanggal 14 Maret 1959 berisi ucapan Selamat Ulang Tahun yang ke-72 untuk [[Ki Hadjar Dewantara]] dari Gubernur Jawa Tengah a/n Hadisoebeno Sosrowerdojo]]
Setelah tidak menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, ia tetap aktif di kepartaian. Salah satu momen terpenting adalah kemelut di dalam PNI yang melibatkan dirinya dan [[Hardi (menteri)|Hardi]] melawan [[Ali Sastroamidjojo]]-Surachman.<ref>{{Cite book|last=Setiono, Benny G. 1943-|date=[2003]|url=https://www.worldcat.org/oclc/52593566|title=Tionghoa dalam pusaran politik|location=Jakarta|publisher=Elkasa|isbn=979-96887-4-4|oclc=52593566|access-date=2020-11-27|archive-date=2023-08-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20230812214758/https://www.worldcat.org/title/52593566|dead-url=no}}</ref>
=== Peristiwa 30 September 1965 ===
Sebelum Peristiwa 30 September 1965 terjadi, ia termasuk beberapa tokoh dari PNI yang dipecat oleh Ali Sastroamidjojo pada tanggal 5 Agustus 1965 selain [[Hardi (menteri)|Hardi]], [[Mohammad Isnaeni]], [[Osa Maliki Wangsadinata|Osamaliki]], R.M. Karim Durjat, [[Sabilal Rasjad]], dan Achmad.<ref name=":5">{{Cite book|last=Pour, Julius, 1945-|date=2010|url=https://www.worldcat.org/oclc/670222918|title=Gerakan 30 September : pelaku, pahlawan & petualang|location=Jakarta|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-524-6|oclc=670222918|access-date=2020-11-27|archive-date=2023-08-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20230812214805/https://www.worldcat.org/title/670222918|dead-url=no}}</ref>
Ketika terjadi kericuhan terkait Peristiwa 30 September, oleh beberapa kalangan ia termasuk ke dalam "Marhaen Gadungan" (atau PNI non PNI A-Su) bersama dengan Hardi (ahli hukum dan mantan Wakil Perdana Menteri 1957 dan 1959) karena dianggap menentang keputusan Presiden Soekarno pada saat itu.<ref name=":2" /> Meskipun demikian, ia pernah dituduh menjadi calon [[Daftar Menteri Dalam Negeri Indonesia|Menteri Dalam Negeri]] dalam susunan kabinet [[Dewan Jenderal]] yang keluar sebelum [[Gerakan 30 September|Peristiwa 30 September]].<ref name=":5" />
Meskipun dianggap berseberangan dengan PNI [[Ali Sastroamidjojo]]-Surachman, Ia menunjukkan kekagumannya pada Soekarno secara frontal. Hal ini bisa dilacak dalam pidatonya pada saat Apel Siaga PNI di [[Kridosono|Stadion Kridosono, Yogyakarta]] pada bulan Juni 1966. Hadisubeno mengatakan bahwa apapun yang terjadi, Presiden sukarno masih dicintai rakyatnya.<ref name=":2" />
=== Pasca 30 September 1965 (Ketua umum PNI) ===
Meskipun demikian, ia menjadi salah satu pihak yang terjebak oleh permainan politik Soeharto melalui [[Ali Moertopo]]. Dalam Kongres Persatuan, April 1966, [[Hardi (menteri)|Hardi]] dan Hadisubeno berhasil menguasai partai. Menurut [[Harold Crouch]] dalam ''Militer dan Politik di Indonesia'', Soeharto bermaksud untuk mempertahankan PNI supaya berada di bawah kepemimpinannya. Ia pun menunjuk [[Osa Maliki Wangsadinata|Osamaliki]] sebagai pemimpin PNI. Sayang, Osamaliki wafat pada tahun 1971 sehingga pemerintah saat itu mengawasi betul PNI dalam pemilihan pemimpin baru.<ref name=":2" />
Dua kandidat kuat dalam pemilihan ketua umum PNI adalah Hardi dan Hadisoebeno. Pihak pemerintah mencurigai Hardi akan bekerjasama dengan partai-partai lain untuk menentang tentara. Oleh karena itu, pemerintah menginginkan Hadisubeno menjadi ketua umum. Dalam kongres partai yang diadakan di Semarang pada April 1970, Ali Murtopo selaku asisten pribadi presiden menugaskan asisten pribadinya untuk memastikan kemenangan Hadisubeno. Asisten Ali itulah yang menyebarkan desas-desus kalau Hadisubeno tidak dimenangkan dalam kongres tersebut, siap-siap saja PNI akan dibubarkan. Pada akhirnya, Hadisubeno terpilih sebagai ketua umum PNI.<ref name=":2" /> Seorang pendukung Hardi kemudian menulis dalam harian partai, ''Suluh Marhaen,'' bahwa dalam kongres terdapat campur tangan pihak [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|Angkatan Darat]]. Mereka menekan anggota kongres untuk menuruti keinginan pemerintah memenangkan Hadisubeno.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah, PNI bermaksud untuk memberikan timbal balik dengan menunjukkan bahwa pendukung PNI masih banyak. Salah satu harapannya, setelah [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1971|Pemilihan Umum 1971]] Soeharto menunjuk seorang pemimpin dari PNI untuk menjadi wakil presiden. Namun demikian, kampanye yang dilakukan PNI menimbulkan ketegangan antara PNI dan pemerintah. Hadisubeno yang sebelumnya dianggap penurut, mengundang kewaspadaan penguasa ketika dengan bersemangat melancarkan kampanye anti-[[Partai Golongan Karya|Golkar]] dan menyatakan kedekatan hubungan antara PNI dengan Sukarno. Manuver Hadisubeno terbilang nekat karena kala itu terdapat larangan [[Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban|Kopkamtib]] tentang penyebaran ide-ide Sukarno. Hadisubeno menantang pemerintah untuk membubarkan PNI kalau larangan tersebut diberlakukan. Bahkan ia mengucapkan salah satu kalimat legendaris “Sepuluh Soeharto, sepuluh Nasution, dan segerobak penuh jenderal tidak akan dapat menyamai satu Sukarno,”<ref name=":2" /><ref>{{Cite web|last=SHNet|first=Redaksi|date=2018-01-19|title=Yang Berbentuk Haluan Negara Dilarang|url=https://sinarharapan.net/2018/01/yang-berbentuk-haluan-negara-dilarang/|website=SHNet|language=en-US|access-date=2020-11-27|archive-date=2018-01-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20180122080713/http://sinarharapan.net/2018/01/yang-berbentuk-haluan-negara-dilarang/|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite book|last=Lubis, Mochtar, 1922-2004.|date=1997-|url=https://www.worldcat.org/oclc/37688726|title=Tajuk-tajuk Mochtar Lubis di harian Indonesia Raya|location=Jakarta|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=979-461-255-3|edition=Ed. 1|others=Atmakusumah, 1938-, Atmakusumah, Sri Rumiati.|oclc=37688726|access-date=2020-11-27|archive-date=2023-08-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20230812214755/https://www.worldcat.org/title/37688726|dead-url=no}}</ref>
Usaha Hadisubeno untuk mendapatkan kembali suara rakyat terputus karena ia meninggal sebelum pemilu dilaksanakan. Harian ''[[Sinar Harapan]]'' edisi Sabtu, 24 April 1971 menyebutkan Hadisubeno meninggal pada Sabtu pukul 7 di [[Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi|RSUP dr. Kariadi, Semarang]] akibat komplikasi pascaoperasi.<ref name=":2" />
== Kehidupan pribadi ==
[[Berkas:Suryadi and Sri Hartati Wulandari.jpg|jmpl|Soerjadi dan Sri Hartati Wulandari Hadisoebeno]]
Ia memiliki seorang anak perempuan yang aktif di [[Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia|GMNI]] bernama Sri Hartati Wulandari yang merupakan istri dari [[Soerjadi (politikus)|(alm). Soerjadi]].
== Referensi ==
<references />
{{reflist}}
{{s-start}}
{{s-off}}
{{Succession box|jabatan=[[Daftar Gubernur Jawa Tengah|Gubernur Jawa Tengah]]|tahun= 1958—1960|pendahulu=[[R. M. T. Soekardji Mangoen Koesoemo]]|pengganti=[[Mochtar]]}}
{{Succession box|jabatan=[[Daftar Wali Kota Semarang|Wali Kota Semarang]]|tahun= 1951—1958|pendahulu=[[Mr. Koesoebiyono Tjondrowibowo]]|pengganti=[[Abdulmadjid Djojoadiningrat]]}}
{{End}}{{Gubernur Jawa Tengah}}
[[Kategori:Alumni SMA Negeri 3 Semarang]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Pacitan]]
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Nasional Indonesia]]
[[Kategori:Anggota Konstituante Republik Indonesia]]
[[Kategori:Gubernur Jawa Tengah]]
[[Kategori:Wali Kota Semarang]]
[[Kategori:Tokoh Orde Lama]]
[[Kategori:Gerakan 30 September]]
[[Kategori:Dewan Jenderal]]
|