Rama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
M. Adiputra (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 182.253.89.1 (bicara) ke revisi terakhir oleh M. Adiputra
Tag: Pengembalian
 
(31 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Hindu Dewa Infobox
| Image = RamaThe purusothamaGreat Human ShriRam.jpg
| Caption =
| Gelar_sebagai = Awatara Wisnu sebagai putra Dasarata, pembunuh Rahwana
Baris 10:
| Tempat = [[Ayodhya]], [[Kerajaan Kosala]]
| Alias = Ramacandra; Ragawa; Rama Wijaya; Ramabhadra; Bhatara Rama
| Senjata = [[Busur Kokanda]]
| Pasangan = [[SitaSinta]]
|Wahana=[[Gajah]]|Mantra=[[Jai Shri Ram]]}}
}}
Dalam [[agama Hindu]], '''Rama''' ([[Sanskerta]]: राम; ''Rāma'') atau '''Ramacandra''' ([[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: रामचन्द्र; ''Rāmacandra'') adalah seorang raja legendaris yang terkenal dari [[India]] yang konon hidup pada zaman [[Tretayuga]], keturunan [[Dinasti Surya]] atau [[Suryawangsa]]. Ia berasal dari [[Kerajaan Kosala]] yang beribukotaberibu kota [[Ayodhya]]. Menurut pandangan [[Hindu]], ia merupakan [[awatara]] Dewa [[Wisnu]] yang ketujuh yang turun ke bumi pada zaman [[Tretayuga]]. Sosok dan kisah kepahlawanannya yang terkenal dituturkan dalam sebuah [[Sastra Hindu|sastra Hindu Kuno]] yang disebut ''[[Ramayana]]'', tersebar dari [[Asia Selatan]] sampai [[Asia Tenggara]]. Terlahir sebagai putera sulung dari pasangan Raja [[Dasarata]] dengan [[Kosalya]], ia dipandang sebagai ''Maryada Purushottama'', yang artinya "Manusia Sempurna". Setelah dewasa, Rama memenangkan [[sayembara]] dan beristerikan [[Sita|Dewi Sita]], inkarnasi dari Dewi [[Laksmi]]. Rama memiliki anak kembar, yaitu [[Kusa]] dan [[Lawa]].
 
== Asal usul nama "Rama" ==
Baris 20:
 
# Rāma-candra ("Rama-rembulan"), putra [[Dasarata]], keturunan [[Raghu]] dari [[Dinasti Surya]].
# [[Parasurama|Parashu-rāma]] ("Rama besenjata kapak"), [[awatara]] [[Wisnu]] yang keenam, kadangkalakadang kala dianggap sebagai Jāmadagnya, atau sebagai Bhārgawa Rāma (keturunan [[Bregu]]), seorang "[[Chiranjiwin]]" atau makhluk abadi.
# [[Baladewa|Bala-rāma]] ("Rama yang kuat"), juga disebut Halāyudha (bersenjata bajak saat bertempur), kakak sekaligus teman dekat [[Kresna]], [[awatara]] [[Wisnu]] yang kedelapan.
 
Baris 43:
=== Kelahiran dan keluarga ===
[[Berkas:Rama sita lakshmana.jpg|ka|300px|jmpl|Sebuah lukisan dari [[Himachal Pradesh]]. Dari kiri ke kanan: [[Sita]], Rama, dan [[Laksmana]].]]
Ayah Rama adalah Raja [[Dasarata]] dari [[Ayodhya]], sedangkan ibunya adalah [[Kosalya]]. Dalam [[Ramayana]] iceritakandiceritakan bahwa Raja Dasarata yang merindukan putera mengadakan upacara bagi para [[Dewa (Hindu)|dewa]], upacara yang disebut ''Putrakama Yadnya''. Upacaranya diterima oleh para Dewa dan utusan mereka memberikan sebuah air suci agar diminum oleh setiap permaisurinya. Atas anugerah tersebut, ketiga permaisuri Raja Dasarata melahirkan putera. Yang tertua bernama Rama, lahir dari [[Kosalya]]. Yang kedua adalah [[Bharata (Ramayana)|Bharata]], lahir dari [[Kekayi]], dan yang terakhir adalah [[Laksmana]] dan [[Satrugna]], lahir dari [[Sumitra]]. Keempat pangeran tersebut tumbuh menjadi putera yang gagah-gagah dan terampil memainkan senjata di bawah bimbingan Resi [[Wasista]].
 
=== Rama dan Wiswamitra ===
 
Pada suatu hari, Resi [[Wiswamitra]] datang menghadap Raja Dasarata. [[Dasarata]] tahu benar watak [[resi]] tersebut dan berjanji akan mengabulkan permohonannya sebisa mungkin. Akhirnya Sang Resi mengutarakan permohonannya, yaitu meminta bantuan Rama untuk mengusir para [[rakshasa]] yang mengganggu ketenangan para resi di hutan. Mendengar permohonan tersebut, Raja [[Dasarata]] sangat terkejut karena merasa tidak sanggup untuk mengabulkannya, namuntetapi ia juga takut terhadap kutukan Resi [[Wiswamitra]]. Dasarata merasa anaknya masih terlalu muda untuk menghadapi para rakshasa, namuntetapi Resi Wiswamitra menjamin keselamatan Rama. Setelah melalui perdebatan dan pergolakan dalam batin, Dasarata mengabulkan permohonan Resi Wiswamitra dan mengizinkan puteranya untuk membantu para resi.
 
Di tengah hutan, Rama dan [[Laksmana]] memperoleh mantra sakti dari Resi [[Wiswamitra]], yaitu ''bala'' dan ''atibala''. Setelah itu, mereka menempuh perjalanan menuju kediaman para resi di Sidhasrama. Sebelum tiba di Sidhasrama, Rama, [[Laksmana]], dan Resi [[Wiswamitra]] melewati [[hutan Dandaka]]. Di hutan tersebut, Rama mengalahkan [[rakshasi]] [[Tataka]] dan membunuhnya. Setelah melewati hutan Dandaka, Rama sampai di Sidhasrama bersama Laksmana dan Resi Wiswamitra. Di sana, Rama dan Laksmana melindungi para [[resi]] dan berjanji akan mengalahkan rakshasa yang ingin mengotori pelaksanaan [[yadnya]] yang dilakukan oleh para resi. Saat rakshasa [[Marica]] dan [[Subahu]] datang untuk megotorimengotori sesajen dengan darah dan daging mentah, Rama dan Laksmana tidak tinggal diam. Atas permohonan Rama, nyawa [[Marica]] diampuni oleh [[Laksmana]], sedangkan untuk [[Subahu]], Rama tidak memberi ampun. Dengan senjata ''Agneyastra'' atau Panah Api, Rama membakar tubuh Subahu sampai menjadi abu. Setelah Rama membunuh Subahu, pelaksanaan [[yadnya]] berlangsung dengan lancar dan aman.
 
=== Mendapatkan Dewi SitaSinta ===
[[Berkas:Ravi Varma-Rama-breaking-bow.jpg|ka|jmpl|200px|Adegan Rama mematahkan busur Dewa Siwa saat sayembara memperebutkan Dewi [[Sita]], dalam lukisan India karya [[Raja Ravi Varma]].]]
[[Wiswamitra]] mendengar adanya sebuah [[sayembara]] di [[Mithila]] demi memperebutkan Dewi [[Sita]]. Ia mengajak Rama dan [[Laksmana]] untuk mengikuti sayembara tersebut. Mereka menyanggupinya. Setibanya di sana, Rama melihat bahwa tidak ada orang yang mampu memenuhi persyaratan untuk menikahi Sita, yaitu mengangkat serta membengkokkan busur [[Siwa]]. Namun saat Rama tampil ke muka, ia tidak hanya mampu mengangkat serta membengkokkan busur Siwa, namuntetapi juga mematahkannya menjadi tiga. Saat busur itu dipatahkan, suaranya besar dan menggelegar seperti guruh. Melihat kemampuan istimewa tersebut, ayah SitaSinta yaitu Raja [[Janaka]], memutuskan agar Rama menjadi menantunya. SitaSinta pun senang mendapatkan suami seperti Rama.
 
Kemudian utusan dikirim ke [[Ayodhya]] untuk memberitahu kabar baik tersebut. Raja [[Dasarata]] girang mendengar puteranya sudah mendapatkan istri di [[Mithila]], kemudian ia segera berangkat ke sana. Setelah menyaksikan upacara pernikahan Rama dan [[Sita]], [[Wiswamitra]] mohon pamit untuk melanjutkan tapa di Gunung [[Himalaya]], sementara [[Dasarata]] pulang ke [[Ayodhya]] diikuti oleh Resi [[Wasistha]] serta pengiring-pengiringnya. Di tengah jalan, mereka berjumpa dengan Resi [[Parasurama]], yaitu [[brahmana]] sakti yang ditakuti para ksatria. Parasurama memegang sebuah busur di bahunya yang konon merupakan busur [[Wisnu]]. Ia sudah mendengar kabar bahwa Rama telah mematahkan busur [[Siwa]]. Dengan wajah yang sangar, ia menantang Rama untuk membengkokkan busur Wisnu. Rama menerima tantangan tersebut dan membengkokkan busur Wisnu dengan mudah. Melihat busur itu dibengkokkan dengan mudah, seketika raut wajah Parasurama menjadi lemah lembut. Rama berkata, "Panah [[Waisnawa]] ini harus mendapatkan mangsa. Apakah panah ini harus menghancurkan kekuatan Tuan atau hasil tapa Tuan?". Parasurama menjawab agar panah itu menghancurkan hasil tapanya, karena ia hendak merintis hasil tapanya dari awal kembali. Setelah itu, [[Parasurama]] mohon pamit dan pergi ke Gunung Mahendra.
 
=== Rama diusir ke hutan ===
[[Berkas:SitaSinta Ram.jpg|ka|200px|jmpl|Lukisan India modern yang menggambarkan SitaSinta dan Rama saat tinggal di hutan.]]
[[Dasarata]] yang sudah tua ingin mengangkat Rama sebagai raja. Dengan segera ia melakukan persiapan untuk upacara penobatan Rama, sementara [[Bharata (Ramayana)|Bharata]] menginap di rumah pamannya yang jauh dari [[Ayodhya]]. Mendengar Rama akan dinobatkan sebagai raja, [[Mantara]] menghasut [[Kekayi]] agar menobatkan [[Bharata (Ramayana)|Bharata]] sebagai raja. Kekayi yang semula hanya diam, tiba-tiba menjadi ambisius untuk mengangkat anaknya sebagai raja. Kemudian ia meminta agar [[Dasarata]] menobatkan Bharata sebagai raja. Ia juga meminta agar Rama dibuang ke tengah hutan selama 9914 tahun. Dasarata pun terkejut dan menjadi sedih, namuntetapi ia tidak bisa menolak karena terikat dengan janji [[Kekayi]]. Dengan berat hati, Dasarata menobatkan Bharata sebagai raja dan menyuruh Rama agar meninggalkan [[Ayodhya]]. [[Sita]] dan [[Laksmana]] yang setia turut mendampingi Rama. Tak berapa lama kemudian, Dasarata wafat dalam kesedihan.
 
Sementara Rama pergi, [[Bharata (Ramayana)|Bharata]] baru saja pulang dari rumah pamannya dan tiba di [[Ayodhya]]. Ia mendapati bahwa ayahnya telah wafat serta Rama tidak ada di istana. [[Kekayi]] menjelaskan bahwa Bharata-lah yang kini menjadi raja, sementara Rama mengasingkan diri ke hutan. Bharata menjadi sedih mendengarnya, kemudian menyusul Rama. Harapan [[Kekayi]] untuk melihat puteranya senang menjadi raja ternyata sia-sia. Di dalam hutan, Bharata mencari Rama dan memberi berita duka karena Prabu [[Dasarata]] telah wafat. Ia membujuk Rama agar kembali ke [[Ayodhya]] untuk menjadi raja. Rakyat juga mendesak demikian, namuntetapi Rama menolak karena ia terikat oleh perintah ayahnya. Untuk menunjukkan jalan yang benar, Rama menguraikan ajaran-ajaran agama kepada Bharata. Akhirnya Bharata membawa sandal milik Rama dan meletakkannya di singasana. Dengan lambang tersebut, ia memerintah [[Ayodhya]] atas nama Rama.
 
=== Peristiwa di Pancawati ===
 
Saat menjalani masa pengasingan di hutan, Rama dan [[Laksmana]] didatangi seorang [[rakshasi]] bernama [[Surpanaka]]. Ia mengubah wujudnya menjadi seorang wanita cantik dan menggoda Rama dan [[Laksmana]]. Rama menolak untuk menikahinya dengan alasan bahwa ia sudah beristri, maka ia menyuruh agar Surpanaka membujuk Laksmana, namuntetapi Laksmana pun menolak. Surpanaka iri melihat kecantikan [[Sita]] dan hendak membunuhnya. Dengan sigap Rama melindungi [[Sita]] dan Laksmana mengarahkan pedangnya kepada [[Surpanaka]] yang hendak menyergapnya. Hal itu membuat hidung Surpanaka terluka. Surpanaka mengadukan peristiwa tersebut kepada kakaknya yang bernama [[Kara (Ramayana)|Kara]]. Kara marah terhadap Rama yang telah melukai adiknya dan hendak membalas dendam. Dengan angkatan perang yang luar biasa, Kara dan sekutunya menggempur Rama, namuntetapi mereka semua gugur. Akhirnya Surpanaka melaporkan keluhannya kepada [[Rahwana]] di [[Kerajaan Alengka]]. Rahwana marah dan hendak membalas perbuatan Rama. Ia mengajak patihnya yang bernama [[Marica]] untuk melaksanakan rencana liciknya.
 
[[Berkas:Rama chases deer.jpg|kiri|jmpl|240px|Lukisan India dari abad ke-18, yang menggambarkan adegan Rama sedang memburu kijang siluman.]]
 
[[Berkas:Ravi Varma-Ravana SitaSinta Jathayu.jpg|jmpl|ka|[[Rahwana]] menculik SitaSinta dan membunuh [[Jatayu]] - oleh [[Raja Ravi Varma]].]]
 
Pada suatu hari, [[Sita]] melihat seekor [[kijang]] yang sangat lucu sedang melompat-lompat di halaman pondoknya. Rama dan [[Laksmana]] merasa bahwa kijang tersebut bukan kijang biasa, namuntetapi atas desakan Sita, Rama memburu kijang tersebut sementara Laksmana ditugaskan untuk menjaga [[Sita]]. Kijang yang diburu Rama terus mengantarkannya ke tengah hutan. Karena Rama merasa bahwa kijang tersebut bukan kijang biasa, ia memanahnya. Seketika hewan tersebut berubah menjadi [[Marica]], patih Sang [[Rahwana]]. Saat Marica sekarat, ia mengerang dengan keras sambil menirukan suara Rama. Merasa bahwa ada sesuatu yang buruk telah menimpa suaminya, [[Sita]] menyuruh [[Laksmana]] agar menyusul Rama ke hutan. Pada mulanya Laksamana menolak, namuntetapi karena SitaSinta bersikeras, Laksmana meninggalkan Sita. Sebelumnya ia sudah membuat lingkaran pelindung agar tidak ada orang jahat yang mampu menculik Sita. [[Rahwana]] yang menyamar sebagai [[brahmana]], menipu SitaSinta sehingga SitaSinta keluar dari lingkaran pelindung dan diculik oleh Rahwana. Saat [[Laksmana]] menyusul Rama ke hutan, Rama terkejut karena SitaSinta ditinggal sendirian. Ketika mereka berdua pulang, SitaSinta sudah tidak ada.
{{clear}}
 
=== Petualangan menyelamatkan SitaSinta ===
 
Setelah mendapati bahwa SitaSinta sudah menghilang, perasaan Rama terguncang. [[Laksmana]] mencoba menghibur Rama dan memberi harapan. Mereka berdua menyusuri pelosok gunung, hutan, dan sungai-sungai. Akhirnya mereka menemukan darah tercecer dan pecahan-pecahan kereta, seolah-olah pertempuran telah terjadi. Rama berpikir bahwa itu adalah pertempuran raksasa yang memperebutkan [[Sita]], namuntetapi tak lama kemudian mereka menemukan seekor burung tua sedang sekarat. Burung tersebut bernama [[Jatayu]], sahabat Raja [[Dasarata]]. Rama mengenal burung tersebut dengan baik dan dari penjelasan Jatayu, Rama tahu bahwa SitaSinta diculik Rahwana. Setelah memberitahu Rama, Jatayu menghembuskan napas terakhirnya. Sesuai aturan agama, Rama mengadakan upacara pembakaran jenazah yang layak bagi [[Jatayu]].
 
Dalam perjalanan menyelamatkan [[Sita]], Rama dan [[Laksmana]] bertemu raksasa aneh yang bertangan panjang. Atas instruksi Rama, mereka berdua memotong lengan raksasa tersebut dan tubuhnya dibakar sesuai upacara. Setelah dibakar, raksasa tersebut berubah wujud menjadi seorang [[Dewa (Hindu)|dewa]] bernama Kabanda. Atas petunjuk Sang Dewa, Rama dan Laksamana pergi ke tepi sungai [[Pampa]] dan mencari [[Sugriwa]] di bukit Resyamuka karena Sugriwa-lah yang mampu menolong Rama. Dalam perjalanan mereka beristirahat di asrama [[Sabari]], seorang wanita tua yang dengan setia menantikan kedatangan mereka berdua. Sabari menyuguhkan buah-buahan kepada Rama dan [[Laksmana]]. Setelah menyaksikan wajah kedua pangeran tersebut dan menjamu mereka, [[Sabari]] meninggal dengan tenang dan mencapai [[surga]].
Baris 84:
[[Berkas:Ramayanbdg.jpg|ka|jmpl|Reruntuhan jembatan kuno antara [[India]] dan [[Sri Lanka]], yang konon dibangun oleh Rama, seperti yang diceritakan dalam wiracarita [[Ramayana]]. Kini berada di dasar laut.]]
 
Dalam misi menyelamatkan Sita, Rama dan [[Laksmana]] melanjutkan perjalanannya sampai ke sebuah daerah yang dihuni para kera dengan rajanya bernama [[Sugriwa]]. Sebelum berjumpa dengan Sugriwa, Rama bertemu dengan [[Hanoman]] yang menyamar menjadi [[brahmana]]. Setelah bercakap-cakap agak lama, Hanoman menampakkan wujud aslinya dan mengantar Rama menuju [[Sugriwa]]. Sugriwa menyambut kedatangan Rama di istananya. Tak berapa lama kemudian mereka saling menceritakan masalah masing-masing. Akhirnya Rama dan Sugriwa mengadakan perjanjian bahwa mereka akan saling tolong menolong. Rama berjanji akan merebut kembali [[Kerajaan Kiskenda]] dari [[Subali]] sedangkan Sugriwa berjanji akan membantu Rama mencari [[Sita]]. Kemudian Sugriwa dan Rama beserta rombongannya pergi menuju kediaman Subali di [[Kiskenda]]. Di sana Subali dan Sugriwa bertarung. Setelah pertarungan sengit berlangsung agak lama, Rama mengakhiri riwayat Subali. Sesuai dengan janjinya, Sugriwa bersedia membantu Rama mencari Sita. Ia mengirim [[Hanoman]] sebagai utusan Sang Rama. Setelah Hanoman menemukan SitaSinta di Alengka, ia mengumumkan kabar gembira kepada Rama. Atas petunjuk Hanoman, bala tentara [[wanara]] berangkat menuju [[Kerajaan Alengka]].
 
=== Membangun jembatan Ramasetu ===
Baris 96:
 
== Pemujaan dan festival untuk Rama ==
[[Berkas:SitaSinta rama lakshmana hanuman BVManor.JPG|ka|240px|jmpl|Arca Rama (tengah), bersama [[Laksmana]] (kiri), [[Sita]] (kanan) dan [[Hanuman]] (berlutut) - dari Kuil Bhaktivedanta Manor [[Hare Krishna]], [[Watford]], [[Inggris]].]]
 
Hari kelahiran Rama, dan juga pernikahannya dengan [[Sita]], diperingati oleh umat [[Hindu]] di [[India]] sebagai ''[[Rama Navami]]''. Perayaan itu jatuh pada hari kesembilan dalam kalender lunar Hindu, atau ''Chaitra Masa Suklapaksha Nawami''. Perayaan itu dipandang sebagai hari pernikahan Rama dengan Sita, dan juga hari ulang tahun Rama. Orang-orang biasanya melakukan ''Kalyanotsawam'' (peringatan hari pernikahan) terhadap patung Rama dan SitaSinta di rumah masing-masing, dan di sore hari patung-patung itu diarak ke jalan. Hari itu disebut juga akhir dari sembilan hari ''utsawam'' yang disebut ''Wasanthothsawam'' (festival [[musim semi]]), yang dimulai dengan ''Ugadi''. Beberapa hal menarik dari festival ini yaitu:
 
* ''Kalyanam'' (upacara pernikahan yang dipimpin pendeta kuil) di [[Bhadrachalam]], di tepi [[sungai Godawari]] di distrik [[Khammam]], [[Andhra Pradesh]].
Baris 120:
== Pranala luar ==
{{commons|Category:Rama|Rama}}
* {{en}} [http://srimadbhagavatam.com/9/10/en1 Masa pemerintahan Prabu Ramachandra] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070926235103/http://srimadbhagavatam.com/9/10/en1 |date=2007-09-26 }}
* {{en}} [http://moralstories.wordpress.com/list-of-great-people/ Kisah-kisah tentang perjuangan Sri Rama]