Tanjung Priok, Jakarta Utara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Sunting kesalahan penulisan "Hirtdia Belanda" (paragraf 4 subjudul "Sejarah") menjadi "Hindia Belanda" |
Soemardani (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(52 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{hatnote|Nama tempat ini juga dieja "Tanjung Priuk" sebagai ganti "Tanjung Priok".}}{{other uses|Tanjung Priok (disambiguasi)}}
{{Kecamatan
|nama = Tanjung Priok
|peta = [[Berkas:Jakarta Tanjung Priok.PNG|pus|250px]]
|nama dati2=Jakarta Utara▼
|caption = [[Pelabuhan Tanjung Priok]] tahun 1940-an, di bagian belakang terlihat [[Stasiun Tanjung Priok]]
|coordinates = {{coor|-6.115154|106.874329}}
|provinsi = Daerah Khusus Ibukota Jakarta{{!}}DKI Jakarta
|luas=25,1255 km²▼
|dati2 = Kota Administrasi
▲|nama dati2 = Jakarta Utara
|nama camat = Syamsul Huda, A.P, M.Si<ref>{{cite web|url=https://utara.jakarta.go.id/halaman/detail/daftar-kecamatan-dan-kelurahan-sejakarta-utara|title=Daftar Kecamatan dan Kelurahan Se Jakarta Utara|website=utara.jakarta.go.id|date=28 Mei 2021|accessdate=8 Januari 2022}}</ref>
|nama sekcam =
|kode pos = 14310-14370
▲|luas = 25,1255 km²
|penduduk = 418014
|penduduktahun = [[2020]]
|kepadatan = 16641
|kelurahan = 7 [[kelurahan]]
|website =
}}
▲[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De haven van Tandjoengpriok op de achtergrond het station Batavia Java TMnr 10008011.jpg|jmpl|250px|ka|Pelabuhan Tanjung Priok sekitar tahun 1940-an, di bagian belakang terlihat [[Stasiun Tanjung Priok|stasiun kereta api.]]]]
== Etimologi ==
▲Kecamatan '''Tanjung Priok''' terletak di [[Kota Administrasi Jakarta Utara|Jakarta Utara]]. Di daerah ini terdapat [[Pelabuhan Tanjung Priok]] yang merupakan pelabuhan terpadat di Indonesia. Sejak dahulu kawasan ini merupakan pelabuhan prasejarah sejak zaman penyebaran agama [[Hindu]], dan kemudian oleh pemerintah [[kolonial Belanda]] Tanjung Priok benar-benar dikembangkan menjadi kawasan pelabuhan komersial pada akhir abad ke-18.
==
{{Tambah referensi bagian|date=Mei 2024}}
=== Awal ===
▲Anggapan nama Tanjung Priok berasal dari tokoh penyebar [[Islam]] Mbah Priuk (Al Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad Husain) menurut pendapat budayawan [[Betawi]] [[Ridwan Saidi]] dan sejarawan Alwi Shahab adalah salah, karena kawasan ini sudah bernama Tanjung Priok jauh sebelum kedatangan Mbah Priuk pada tahun [[1756]].<ref>Rangkuman wawancara Ridwan Saidi dan Alwi Shahab di acara "Metro Pagi Weekend" tanggal 18 April 2010 pukul 06.30 WIB di [[Metro TV]], dimuat di situs [http://www.indonesiamedia.com/2010/05/03/sejarah-mbah-priok-ternyata-hoax/ IndonesiaMedia.com]. Diakses 24 September 2010.</ref>
Pemerintah [[Hindia Belanda]] mengembangkan kawasan Tanjung Priok sebagai pelabuhan baru [[Batavia]] pada akhir abad kesembilan belas untuk menggantikan pelabuhan [[Sunda Kelapa]] yang berada di sebelah baratnya karena telah menjadi terlalu kecil untuk menampung peningkatan lalu lintas perdagangan yang terjadi akibat pembukaan [[Terusan Suez]]. Pembangunan pelabuhan baru dimulai pada tahun 1877 oleh [[Gubernur Jenderal]] [[Johan Wilhelm van Lansberge]] (1875-1881). Beberapa fasilitas dibangun untuk mendukung fungsi pelabuhan baru, antara lain [[Stasiun Tanjung Priok]] (1914).<ref>Cobban, James L. 1985. ''The ephemeral historic district in Jakarta''. ''Geographical Review'' 75(3):300-318.</ref>
Baris 31 ⟶ 38:
Pengerjaan Pelabuhan Tanjung Priok dimulai pada bulan Mei 1877 dan selesai pada tahun 1886. Dimulai dengan pembangunan Pelabuhan I setelah adanya ketentuan bahwa kegiatan Pelabuhan Sunda Kelapa dipindahkan ke Tanjung Priok. Perencana pelabuhan ini adalah Ir.J.A.A. Waldrop, seorang insinyur yang berasal dari Belanda sedangkan pelaksananya adalah Jr. J.A. de Gelder dari Departement B.O.W., seorang Insinyur Perairan. Dengan diresmikannya Pelabuhan Tanjung Priok 1886, maka kegiatan pelabuhan utama Batavia yang semula berada di Kali Ciliwung sekitar kasteel Batavia dialihkan ke Pelabuhan Tanjung Priok, dan Pelabuhan Kali Ciliwung tersebut, kemudian dikenal dengan nama Pelabuhan Pasar Ikan. Selain membangun Pelabuhan Tanjung Priok, KPM juga membangun Pelabuhan Teluk Bayur-Padang (''Port Van der ''Capellen'') pada tahun 1886 dan Pelabuhan Belawan Deli tahun 1891. Pada awal peresmiannya, hanya beberapa kapal bermesin uap dan mayoritas adalah kapal-kapal layar. Memasuki abad ke-20 jumlah kapal bermesin uap meningkat menggantikan kapal-kapal layar. Pada tahun 1912 sejalan dengan perkembangan ekonomi yang pesat pelabuhan itu dirasakan terlalu kecil maka dilakukan perluasan.''
=== Pelabuhan II ===
Pada tahun 1914 dimulai pembangunan Pelabuhan II. Pemborong bangunannya adalah Volker. Tahun 1917 pembangunan selesai dengan panjang kade pelabuhan 100 meter dan kedalaman air 9,5 meter LWS, sedangkan bendungan bagian luar diubah dan diperpanjang sedang lebar kade 15 meter untuk ''double spoor'' kereta api dan kran-kran listrik. Tahun 1917 dibangun juga tempat penyimpanan batubara oleh NISHM serta tempat penyediaan bahan bakar oleh BPM dan Shell.
Pelabuhan III mulai dibangun tahun 1921, tetapi terhenti akibat Malaise. Kemudian dilanjutkan kembali tahun 1929 dan selesai tahun 1932 dengan panjang kade 550 meter di sebelah barat. Pada masa pendudukan Jepang, Pelabuhan Tanjung Priok dikuasai oleh ''Djawa Unko Kaisya'' yang berada di bawah ''Kaigun'' (Angkatan Laut Jepang). Kondisi pelabuhan sebagian rusak, khususnya sengaja dirusak oleh Belanda yang menyerah kepada Jepang (7 Maret 1942). Agar pelabuhan dapat dioperasikan, Jepang mengerahkan tenaga [[Romusa|Romusha]] untuk memperbaiki pelabuhan. Seperti pengerukan alur, pembersihan alur dari ranjau-ranjau yang sengaja ditebarkan oleh Belanda. Selain alur pelabuhan, banyak fasilitas lainnya yang rusak dan harus diperbaiki, seperti gudang-gudang, dok, dermaga dan jalan.
=== Selepas kemerdekaan RI ===
Setelah kemerdekaan RI (17 Agustus 1945), Pelabuhan Tanjung Priok diambil alih oleh bangsa Indonesia/pemerintah RI melalui Badan Keamanan Rakyat Laut Tanjung Priok bersama pejuang Indonesia lainnya yang umumnya merupakan pekerja pada Pelabuhan Tanjung Priok pada masa Kolonial Belanda maupun masa Kolonial Jepang. Pada pertengahan September 1945 Pelabuhan Tanjung Priok dikuasai oleh pemerintah RI, namun beberapa minggu kemudian dikendalikan oleh NICA yang membonceng pada Sekutu 29 September 1945. Pengendalian oleh NICA berlangsung sampai tanggal 27 Desember 1949.
Setelah pengakuan kedaulatan RI (27 Desember 1949), berdasarkan pasal perjanjian KMB ([[Konferensi Meja Bundar]]) Pelabuhan Tanjung Priok harus dikembalikan kepada ''Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) yang masih memiliki hak pengelolaan berdasarkan konsesi selama 75 tahun sejak tahun 1877, yang berarti KPM masih memiliki hak pengelolaan sampai tahun 1952. Pada tahun 1952 pemerintah RI melakukan "Nasionalisasi" atas Pelabuhan Tanjung Priok, pengelolaannya diserahkan kepada Kementerian Perhubungan, Djawatan Perhubungan Laut, sedangkan pelaksananya adalah Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP).''
Untuk pelaksanaan aktivitas pelabuhan, seluruh kapal KPM diambil-alih lalu diserahkan kepada PN.Dok Tanjung Priok. Fasilitas gudang, fasilitas dermaga, dan fasilitas lainnya dikelola BPP yang melibatkan berbagai instansi terkait seperti Djawatan Bea dan Cukai, Djawatan Pengerukan, Djawatan Imigrasi, Komandan Militer Kota, KPPP, KPLP dan lainnya. Untuk meningkatkan jasa pelayanan pelabuhan, pemerintah RI melakukan perbaikan atas fasilitas yang rusak akibat perang kemerdekaan (1945-1949), juga melakukan pembangunan fasilitas/ sarana/prasarana infrastruktur dalam rangka menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan utama Indonesia. Pada tahun 1955 diresmikan fasilitas Pelabuhan Nusantara I dalam areal pelabuhan Tanjung Priok.
Pelabuhan Tanjung Priok ditetapkan sebagai Perusahaan Negara. Sistem organisasi kepelabuhan diubah dengan penguasa tunggal di pelabuhan adalah "Komandan Penguasa Pelabuhan" yang di dalamnya tergabung Kesyahbandaran sebagai staf Operasi dan P.N. Pelabuhan sebagai staf jasa. Tahun 1969 organisai P.N. Pelabuhan lebih diarahkan pada segi Ekonomi dan Perdagangan, sedang Penguasa Pelabuhan diubah menjadi administrator pelabuhan selaku
== Pemerintahan ==
Kecamatan Tanjung Priok memiliki 6 kelurahan, yakni :▼
=== Pembagian Administratif ===
# Kelurahan [[Tanjung Priok, Tanjung Priok|Tanjung Priok]], dengan kode pos 14310
# Kelurahan [[Kebon Bawang, Tanjung Priok|Kebon Bawang]], dengan kode pos 14320
Baris 57 ⟶ 68:
# Kelurahan [[Sunter Agung, Tanjung Priok|Sunter Agung]], dengan kode pos 14350
# Kelurahan [[Sunter Jaya, Tanjung Priok|Sunter Jaya]], dengan kode pos 14350
== Demografi ==
Pada tahun [[2020]], penduduk kecamatan ini berjumlah 418.014 jiwa, [[laki-laki]] sebanyak 210.987 jiwa dan [[perempuan]] sebanyak 207.127 jiwa, dengan kepadatan penduduk 16.641 jiwa/km².<ref name="JAKARTAUTARA">{{cite web|url=https://jakutkota.bps.go.id/publication/2020/04/27/6d129017ecd189cc4e38e9fe/kota-jakarta-utara-dalam-angka-2020.html|title= Kota Jakarta Utara Dalam Angka 2020|publisher=Badan Pusat Statistik Indonesia|year=2020 |language=id |access-date=5 Oktober 2020|format=pdf}}</ref>
Kota Jakarta Utara, termasuk di kecamatan ini, warganya berasal dari beragam Suku, Agama, Ras dan Adat istiadat (SARA). Berdasarkan data Sensus penduduk 2010, warga Jakarta Utara didominasi oleh warga dari suku [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Betawi|Betawi]], [[Suku Batak|Batak]], [[Suku Sunda|Sunda]] dan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], serta sebagian merupakan suku [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Bugis|Bugis]], [[Minahasa|Manado (Minahasa)]], [[Kota Ambon|Ambon]], dan suku lainnya.<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia|website=www.bps.go.id|accessdate=5 Oktober 2020|format=pdf}}</ref>
Kemudian dalam hal keagamaan, penduduk kecamatan ini juga cukup beragam. Berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] kota Jakarta Utara tahun [[2020]] mencatat jumlah pemeluk agama, dimana [[Islam]] sebanyak 78,19%, kemudian [[Kekristenan|Kristen]] 17,01% ([[Protestan]] 11,88% dan [[Katolik]] 5,13%), [[Budha]] 4,16%, [[Hindu]] 0,62% dan lainnya 0,02% ([[Konghucu]] dan kepercayaan).<ref name="JAKARTAUTARA"/>
== Referensi ==
Baris 62 ⟶ 80:
== Pranala luar ==
* {{id}} [https://jakutkota.bps.go.id BPS Kota Jakarta Utara]
* {{id}} [http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ Prodeskel Binapemdes Kemendagri] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220401173302/http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ |date=2022-04-01 }}
{{Kota Jakarta Utara|state=show}}▼
{{Tanjung Priok, Jakarta Utara}}
{{Batavia}}
{{Authority control}}
|