Kabupaten Majalengka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Raja Sunan Talaga Manggung: Perbaikan kesalahan ketik Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(185 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kotak info Dati II Indonesia
| settlement_type = Kabupaten
| nama = Kabupaten Majalengka
| julukan = ''Kabupaten/Kota Angin''
| propinsi = [[Jawa Barat]]
| ibukota = [[Majalengka, Majalengka|Kota Majalengka]]
| luas = 1204,24
| penduduk = 1340617
| penduduktahun = [[2023]]
| pendudukref = <ref name="MAJALENGKA">{{cite web|url=https://majalengkakab.bps.go.id/publication/2020/04/27/614dbdc2d9a288e2f221f5ba/kabupaten-majalengka-dalam-angka-2020.html|title=Kabupaten Majalengka Dalam Angka 2020|website=www.majalengkakab.bps.go.id|accessdate=4 Januari 2021|fprmat=pdf|archive-date=2022-01-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20220126150533/https://majalengkakab.bps.go.id/publication/2020/04/27/614dbdc2d9a288e2f221f5ba/kabupaten-majalengka-dalam-angka-2020.html|dead-url=no}}</ref>
| kepadatan =
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|99,66% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 0,31% [[Kekristenan]]
** 0,26% [[Protestan]]
** 0,05% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,01% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,01% [[Hindu]] |0,01% Lainnya<ref name="DUKCAPIL"/>}}
| IPM = {{increase}} 70,76 <br>{{fontcolor|hijau|tinggi}} ([[2023]])<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021|website=www.bps.go.id|accessdate=5 Maret 2022|archive-date=2021-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20211201065917/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|dead-url=no}}</ref>
| kecamatan = 26 kecamatan
| kelurahan = 13 kelurahan
| desa = 330 desa
| kodearea = +62 233
| nomor_polisi = E ''xxxx'' U*/V*/W*/X*
| dau = Rp995.993.633.000,00 (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15|archive-date=2013-02-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20130214064515/http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873|dead-url=yes}}</ref>
| lambang = Lambang Kabupaten Majalengka.svg
| peta = [[File:Map of West Java highlighting Majalengka Regency.svg|200px]]
| koordinat = <!---- gunakan [[templat:coord]]. biasanya diisi dengan koordinat alun-alun, katedral, pelabuhan, bandara, kantor polisi, kantor bupati, ataupun gedung DPRD ----> {{coord|-6.8352731|108.2276548|display=title,inline}}
| pushpin_map = Indonesia Jawa Barat#Indonesia Java#Indonesia
| pushpin_label = Majalengka
| pushpin_label_position = top
| dasar hukum =
| tanggal =
| hari jadi = {{tanggal lahir dan umur|1490|06|7}}
| bahasa = [[Bahasa Sunda Majalengka|Sunda Majalengka]]<br>[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
| motto = Sindangkasih sugih mukti<br>{{small|{{su icon}} Sikap mengayomi dan mengasihi untuk mewujudkan kesejahteraan<br>(1412 Masehi)}}
| kepala daerah = [[Bupati]]
| nama kepala daerah = [[Dedi Supandi]] (Pj.)
| wakil kepala daerah = [[Bupati|Wakil Bupati]]
| nama wakil kepala daerah = ''lowong''
| sekretaris daerah = Aeron Randi
| ketua DPRD = Drs. H. Edy Anas Djunaedi, M.M.
| web = {{url|majalengkakab.go.id}}
| foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|perrow = 2/2
|image1=Gedung Juang Majalengka.jpg
|caption1=Gedung Juang Majalengka
|image2=Panyaweuyan, Argapura, Kabupaten Majalengka.jpg
|caption2=Terasering Panyaweuyan
}}
| translit_lang1_type = [[Aksara Sunda]]
| translit_lang1_info = {{Sund|ᮙᮏᮜᮦᮀᮊ}}}}
'''Kabupaten Majalengka''' ([[
== Sejarah ==
Pada zaman kerajaan [[Ajaran Siwa-Buddha|Hindu-Buddha]] sampai dengan [[Abad ke 15|abad ke-15]], di wilayah Kabupaten Majalengka terbagi menjadi
# [[Kerajaan Talaga Manggung]] dipimpin oleh Sunan Corenda atau lebih dikenal dengan sebutan Sunan Parung
# [[Kerajaan Rajagaluh]] dipimpin oleh Prabu Cakraningrat
# [[Kerajaan Sindangkasih]], dipimpin oleh seorang puteri bernama Nyi Rambut Kasih
# Kerajaan Wanayasa, dipimipin oleh Prabu Wirapati
#
Terdapat banyak cerita rakyat tentang ke-3 kerajaan tersebut yang sampai dengan saat ini masih hidup di kalangan masyarakat Majalengka. Selain cerita rakyat yang masih diyakini juga terdapat situs, makam-makam dan benda-benda purbakala, yang kesemuanya itu selain menjadi kekayaan daerah juga dapat digunakan sebagai sumber sejarah.<ref name="daerah.sindonews.com">{{Cite news|url=https://daerah.sindonews.com/read/1033199/29/nyai-rambut-kasih-ratu-majalengka-nan-sakti-dan-cantik-1439564268|title=Nyai Rambut Kasih, Ratu Majalengka nan Sakti dan Cantik|work=[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2018-04-04|archive-date=2018-03-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20180320043804/https://daerah.sindonews.com/read/1033199/29/nyai-rambut-kasih-ratu-majalengka-nan-sakti-dan-cantik-1439564268|dead-url=no}}</ref>
=== Kerajaan Talaga Manggung ===
==== Raja Batara Gunung Picung ====
Kerajaan Hindu di Talaga berdiri pada abad XIII Masehi, Raja tersebut masih keturunan Ratu Galuh bertahta di Ciamis, dia adalah putera V, juga ada hubungan darah dengan raja-raja di Pajajaran atau dikenal dengan Raja Siliwangi. [[Sunan Talaga manggung]] putra Pandita [[Prabu Darmasuci]] putra [[Batara Gunung Picung]] putera [[Suryadewata]] putera bungsu dari Maharaja [[Sunda]] [[Galuh]] Prabu [[Ajiguna Linggawisesa]] (1333-1340) di [[Galuh]] [[Kawali]], [[Ciamis]]. Penguasa [[Kerajaan Sunda Galuh]] biasanya digelari '''Siliwangi'''. Daerah kekuasaannya meliputi Talaga, Cikijing, Bantarujeg, Lemahsugih, Maja dan sebagian Selatan Majalengka.Pemerintahan Batara Gunung Picung sangat baik, agam yang dipeluk rakyat kerajaan ini adalah agama Hindu.Pada masa pemerintahaannya pembangunan prasarana jalan perekonomian telah dibuat sepanjang lebih 25 Km tepatnya
==== Raja Prabu Darma Suci ====
Disebut juga Pandita Perabu Darma Suci. Dalam pemerintahan raja ini Agama Hindu berkembang dengan pesat (abad ke-XIII), nama dia dikenal di [[Pakuan Pajajaran|Kerajaan Pajajaran]], Jawa Tengah, Jayakarta sampai daerah
==== Raja Sunan Talaga Manggung ====
==== Raja Sunan Talaga Manggung ====
Sunan Talaga Manggung merupakan raja yang terkenal sampai sekarang karena sikap dia yang adil dan bijaksana serta perhatian dia terhadap agama Hindu, pertanian, pengairan, kerajinan serta kesenian rakyat.Hubungan baik terjalin dengan kerajaan-kerajaan tetangga maupun kerajaan yang jauh, seperti misalnya dengan [[Majapahit|Kerajaan Majapahit]], [[Pakuan Pajajaran|Kerajaan Pajajaran]], [[Kesultanan Cirebon|Kerajaan Cirebon]] maupun [[Sriwijaya|Kerajaan Sriwijaya]].Dia berputera dua, yaitu :- Raden
==== Raja Ratu Simbarkencana ====
Sekitar awal [[Abad ke-11 hingga 20|abad XIV]] Masehi, dalam tampuk pemerintahannya Agama Islam menyebar ke daerah-daerah kekuasaannya dibawa oleh para Santri dari Cirebon.juga diketahui bahwa
==== Raja Sunan Parung ====
Baris 58 ⟶ 85:
=== Kerajaan Islam Talaga (Pengaruh Kasultanan Cirebon) ===
==== Raja Ratu Sunyalarang ====
Sebagai puteri tunggal dia naik
==== Raja Rangga Mantri atau Prabu Pucuk Umum ====
Dari pernikahan Raden Rangga Mantri dengan Ratu Parung (Ratu Sunyalarang putri ''Sunan Parung'', saudara sebapak ''Ratu Pucuk Umun'' suami Pangeran Santri ) melahirkan 6 orang putera yaitu :- Prabu Haurkuning - Sunan Wanaperih - [[Dalem Lumaju Agung]]- Dalem
==== Raja Sunan Wanaperih ====
Terkenal [[Sunan Wanaperih]], di Talaga sebagai seorang Raja yang memeluk Agama Islam pun juga seluruh rakyat di negeri ini semua telah memeluk Agama Islam. Dia berputera 6 orang, yaitu :- Dalem
=== Kerajaan Sindangkasih ===
==== Mandala Sindangkasih dan Kerajaan Sindangkasih ====
Kerajaan dan wilayah Jawa Barat tidak dapat dipisahkan dari kata Sunda. Pada mulanya kata ''“Sunda”'' atau ''“Suddha”'' dalam bahasa Sanskerta diterapkan pada nama sebuah gunung yang menjulang tinggi di bagian barat Pulau Jawa yang dari jauh tampak putih karena tertutup abu asal gunung tersebut.<ref name="Auroux">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=JqxnjTKaQvQC&pg=PA188&lpg=PA188&dq=Gonda,+1973&source=bl&ots=WGuh2A2UFt&sig=mo650Aid1ZEBV6k1Dudf0w7NKkI&hl=ban&sa=X&ved=0ahUKEwiP0O_u95_aAhVIlpQKHdJYBvcQ6AEILDAC#v=onepage&q=Sunda&f=false|title=History of the Language Sciences / Geschichte der Sprachwissenschaften / Histoire des sciences du langage. 1. Teilband|last=Auroux|first=Sylvain|last2=Koerner|first2=E. F. K.|last3=Niederehe|first3=Hans-Josef|last4=Versteegh|first4=Kees|date=2008-07-14|publisher=Walter de Gruyter|isbn=9783110194005|language=en|access-date=2018-04-04|archive-date=2023-03-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230305180258/https://books.google.co.id/books?id=JqxnjTKaQvQC&pg=PA188&lpg=PA188&dq=Gonda,+1973&source=bl&ots=WGuh2A2UFt&sig=mo650Aid1ZEBV6k1Dudf0w7NKkI&hl=ban&sa=X&ved=0ahUKEwiP0O_u95_aAhVIlpQKHdJYBvcQ6AEILDAC#v=onepage&q=Sunda&f=false|dead-url=no}}</ref>
Keberadaan kerajaan Sindangkasih pada tahun [[1480]] atau pertengahan abad ke-15.<ref name="
Kesulitan pengertian dalam historiografi modern Barat, struktur kerajaan adalah sebuah struktur badan, wilayah dan administratif. Pandangan ini berbeda bagi masyarakat [[Nusantara]]. Bisa kita cermati bahwa [[Sriwijaya|Kerajaan Sriwijaya]], [[Majapahit]] dan [[Tarumanagara]] juga disebut [[Mandala]].
Dalam pengertian historis, sosial dan politik, istilah "[[mandala]]" juga digunakan untuk menunjukkan formasi politik tradisional Asia Tenggara (seperti federasi kerajaan atau negara-negara atau kerajaan kecil). Ini diadopsi oleh para sejarawan Barat abad ke-20 dari wacana politik [[India]] kuno sebagai sarana untuk menghindari istilah 'negara' dalam pengertian konvensional. Tidak hanya negara-negara [[Asia Tenggara]] yang tidak sesuai dengan pandangan Cina dan [[Eropa]] tentang negara yang ditetapkan secara teritorial dengan perbatasan tetap dan aparatur birokrasi, tetapi mereka berbeda jauh dalam arah yang berlawanan: pemerintahan didefinisikan oleh pusatnya daripada batas-batasnya, dan itu bisa tersusun dari banyak pemerintahan jajahan lainnya tanpa mengalami integrasi administratif. Kerajaan seperti Bagan, [[Ayutthaya]], [[Kerajaan Champa|Champa]], [[Kerajaan Khmer|Khmer]], [[Sriwijaya]] dan [[Majapahit]] dikenal sebagai "mandala" dalam pengertian ini.<ref name="chinabuddhismencyclopedia.com">{{Cite web|url=http://www.chinabuddhismencyclopedia.com/en/index.php?title=Mandala|title=Mandala - Chinese Buddhist Encyclopedia|website=www.chinabuddhismencyclopedia.com|language=en|access-date=2018-04-04|archive-date=2018-04-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20180402101433/http://www.chinabuddhismencyclopedia.com/en/index.php?title=Mandala|dead-url=no}}</ref>
Beberapa Mandala atau kemandalaan di tatar Sunda ada yang berkembang menjadi kerajaan. Misalnya [[Mandala Indraprahasta]] menjadi Kerajaan Indraprahasta; [[Mandala Wanagiri]] menjadi Kerajaan Wanagiri; [[Mandala Kendan]] menjadi Kerajaan Kendan dengan rajanya yang termashur Gururesi atau Rajaresi Manik Maya berlokasi di Rancaekek Bandung sekarang. [[Mandala Bitung Giri]] menjadi [[Kerajaan Talaga Manggung]] Dan banyak lagi contoh lainnya.
Baris 83 ⟶ 110:
==== Mitos Nyi Rambut Kasih ====
Kerajaan Sindangkasih dipimpin oleh seorang ratu, yaitu Ratu Nyi Rambut Kasih.<ref name=":0" />
Inilah yang menyulitkan menelusuri sejarah Sunda di wilayah pedalaman (tengah pulau) termasuk Sindangkasih. Sumber-sumber luar seperti dari Catatan Musafir [[Republik Rakyat Tiongkok|China]], [[Portugal|Portugis]] dan [[Arab Saudi|Arab]] bisa menjadi sumber sejarah ([[Protosejarah|Proto-Sejarah]]). Catatan [[Belanda]] bisa menjadi sumber sejarah, karena dianggap bersumber dari dalam negeri. Keberadaan Sindangkasih merujuk wilayah [[Majalengka, Majalengka|Kota Majalengka]] Sekarang ada dalam tulisan catatan Belanda mengenai perjalan selama masa perkebunan kopi: Namun tdak menyebutkan secara jelas bahwa Sindangkasih adalah kerajaan, tetapi Sindangkasih adalah Kota Majalengka sekarang.
Kembali ke [[Mandala]] atau [[kabuyutan]]. Sepertinya, Sindangkasih hanya berupa Kamandalaan atau Kabuyutan yang Bercorak Agama [[Hyang]] (Darma), Budha atau Hindu. Meskipun dalam berbagai legenda diceritakan bahwa Nyi Rambut Kasih bergamana Hindu. Berawal dari rencana mengunjungi Kerajaan Talaga,
==== Sindangkasih dalam Wilayah Tatar Ukur ====
Baris 101 ⟶ 128:
Berdasarkan data yang dikirimkan Rangga Gempol III pada masa VOC, maka kekuasaan [[Prabu Geusan Ulun]] meliputi [[Kabupaten Sumedang|Sumedang]], [[Kabupaten Garut|Garut]], [[Kota Tasikmalaya|Tasikmalaya]], dan [[Kota Bandung|Bandung]], sebagai berikut:
* Batas di sebelah Timur adalah Garis
* Di sebelah Barat garis
* Batas di sebelah Selatan laut.
* Namun di sebelah Utara diperkirakan tidak meliputi wilayahnya karena telah dikuasai oleh Cirebon.
Berdasarkan data surat dari Rangga Gempol III di atas, menunjukan data bahwa wilayah Sindangkasih (Majalengka kota sekarang) adalah bagian dari [[Kerajaan Sumedang Larang]].
Meskipun awalnya Mandala merupakan sebuah tempat suci keagamaan,
Mengingat cara hidup di lingkungan Mandala lebih berat
Mandala dianggap oleh Nagara sebagai pusat kesaktian, pusat kekuatan gaib, yang dapat memancarkan pengaruhnya terhadap nagara. Baik atau buruk tergantung hubungan antara Mandala dan Nagara.<ref name="unpad.ac.id">{{Cite news|url=http://www.unpad.ac.id/profil/dr-drs-undang-ahmad-darsa-m-hum-local-wisdom-tidak-begitu-bermanfaat-tanpa-local-genius/|title=Dr. Drs. Undang Ahmad Darsa, M.Hum., “Local Wisdom Tidak Begitu Bermanfaat Tanpa Local Genius” - Universitas Padjadjaran|newspaper=Universitas Padjadjaran|language=id-ID|access-date=2018-04-04|archive-date=2018-03-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20180323172050/http://www.unpad.ac.id/profil/dr-drs-undang-ahmad-darsa-m-hum-local-wisdom-tidak-begitu-bermanfaat-tanpa-local-genius/|dead-url=no}}</ref>
=== Kerajaan Rajagaluh ===
Kerajaan Rajagaluh berada di [[Rajagaluh, Majalengka|Kecamatan Rajagaluh]], kurang lebih 35
Pada tahun 1482 Masehi, Syeh Syarif Hidayatulloh ([[Sunan Gunung Jati]]) mengembangkan [[Islam]] di [[Jawa Barat]] dengan secara damai. Namun dari sekian banyak Kerajaan di tatar Pasundan hanya Kerajaan Rajagaluh yang sulit ditundukan.
Setelah Kerajaan Cirebon memisahkan diri dari wilayah Kerajaan Pajajaran maka pembayaran upeti dan pajak untuk Kerajaan Cirebon dibebeaskan,
Syeh Syarif Hidayatulloh mengutus anaknya Arya Kemuning yang dikenal sebagai Syeh Zainl Akbar alias Bratakalana untuk membantu Adipati Awangga dalam menghadapi Adipati Arya Kiban. Dengan bantuan Arya Kemuning akhirnya adipati Arya Kiban dapat dikalahkan. Adipati Arya Kiban melarikan diri dan menghilang didaerah Pasawahan disekitar Telaga Remis, sebagian prajuritnya ditahan dan sebagian lagi dapat meloloskan diri ke Rajagaluh. Semenjak kejadian tersebut Kerajaan Rajagaluh segera menghimpun kekuatannya kembali untuk memperkokoh pertahanan menakala ada serangan dari Kerajaan Cirebon.
Sebagai pengganti Adipati Arya Kiban ditunjuk Arya mangkubumi, Demang Jaga Patih, Demang Raksa Pura, dan dibantu oleh Patih Loa dan [[Dempu Awang]] keduanya berasal dari dataran Cina. Syeh Syarif Hidayatulloh melihat Kerajaan Rajagaluh berkesimpulan bahwa prajurit Cirebon tidak akan mampu menaklukan Rajagaluh kecuali dengan taktik yang halus. Hal ini mengingat akan kesaktian Prabu Cakraningrat. Akhirnya Syeh Sarif Hidayatulloh mengutus 3 (tiga) orang utusan yakni Syeh Magelung Sakti, Pangeran Santri, Pangeran Dogol serta diikut sertakan ratusan Prajurit. Pengiriman utusan dari Cirebon dengan segera dapat diketahui oleh Prabu Cakra Ningrat, beliaupun segera menugaskan patih Loa dan Dempu Awang untuk menghadangnya. Saat itupun terjadilah pertempuran sengit,
Prajurit Cirebon terus menerus berupaya menyerbu kota Rajagaluh. Pertahanan Rajagaluh semakin lemah sehingga Rajagaluh mengalami kekalahan. Prabu Cakra Ningrat sendiri melarikan diri. Sementara anaknya Nyi Putri Indangsari tidak ikut serta dengan ayahnya, Ia pergi kesebelah utara sekarang di kenal dengan Desa Cidenok. Di Cidenok Nyi Putri tidak lama, ia teringat akan ayahnya. Nyi Putri sadar apapun kesalahan yang dilakukan oleh Sang Prabu Cakra Ningrat, sang Prabu adalah ayah kandungnya yang sangat ia cintai, iapun berniat menyusul ayahnya, tetapi ditengah perjalanan Nyi Putri dihadang oleh prajurit Cirebon yang dipimpin oleh Pangeran Birawa. Nyi Putri dan pengawalnya ditangkap kemudian diadili.
Pengadilan akan membebaskan hukuman bagi Nyi Putri dengan syarat mau masuk islam. Akhirnya semua pengawalnya masuk islam tapi Nyi Putri sendiri menolaknya, maka Nyi Putri Indangsari ditahan disebuah gua. Alkisah menghilangnya Adipati Arya Kiban yang cukup lama akibat kekalahannya oleh Adipati Awangga saat perang tanding, ia timbul kesadarannya untuk kembali ke Rajagaluh untuk menemui Prabu Cakra Ningrat untuk meminta maaf atas kesalahannya. Namun yang ia dapatkan hanyalah puing-puing kerajaan yang sudah hancur luluh. Ia menangis sedih penuh penyesalan. Ia menrenungkan nasibnya dipinggiran kota Rajagaluh. Tempat tersebut sekarang dikenal dengan Batu Jangkung (batu tinggi). Ditempat itu pula akhirnya Adipati Arya Kiban ditangkap oleh prajurit Cirebon, kemudian ditahan/dipenjarakan bersama Nyi Putri Indangsari disebuah gua yang dikenal dengan Gua Dalem yang berada di daerah Kedung Bunder, Palimanan. Dikisahkan bahwa Nyi Putri Indangsari dan Adiapti Arya Kiban meninggal di gua tempat ia dipenjarakan (Gua Dalem), kisah lain keduanya mengilang.<ref name="kknm.unpad.ac.id">{{Cite web|url=http://kknm.unpad.ac.id/singawada/2013/02/12/sejarah-desa-rajagaluh/|title=sejarah desa rajagaluh : : Blog Desa Singawada|website=kknm.unpad.ac.id|access-date=2018-04-04|archive-date=2018-04-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20180404200952/http://kknm.unpad.ac.id/singawada/2013/02/12/sejarah-desa-rajagaluh/|dead-url=yes}}</ref>
=== Masa Penjajahan Belanda ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Aloon-aloon te Madjalengka West-Java TMnr 10008032.jpg|jmpl|300px|Alun-alun Maja di masa [[Hindia Belanda]]]]
==== Pembentukan Kabupaten Maja. ====
Tahun [[1819]] dibentuk Karesidenan Cirebon yang terdiri atas ''Keregenaan'' (Kabupaten) [[Kabupaten Cirebon|Cirebon]], [[Kuningan]], [[Kabupaten Indramayu|Bengawan Wetan]], [[Kabupaten Ciamis|Galuh (Ciamis Sekarang)]] dan [[Maja, Majalengka|Maja]]. Kabupaten Maja adalah cikal bakal Kabupaten Majalengka. Pembentukan Kabupaten Maja berdasarkan ''Besluit'' (Surat Keputusan) Komisaris Gubernur Jendral [[Hindia Belanda]] No.23 Tanggal [[5 Januari]] [[1819]]. Kabupaten Maja adalah gabungan dari tiga distrik yaitu. Distrik Sindangkasih, Distrik Talaga, dan Distrik Rajagaluh. Kabupaten Maja
==== Perubahan Nama Kabupaten Maja menjadi Kabupaten Majalengka. ====
Tanggal [[11 Februari]] [[1840]], keluar surat ''Staatsblad'' No.7 dan ''Besluit '''<nowiki/>'''''Gubernur Jendral Hindia Belanda No.2 yang menjelasakan perpindahan
=== Masa Penjajahan Jepang ===
Baris 139 ⟶ 168:
== Geografis ==
Secara geografis Kabupaten Majalengka terletak di bagian timur [[Jawa Barat|
=== Batas Wilayah ===
Bagian Utara wilayah kabupaten ini merupakan dataran rendah, sementara wilayah tengah berbukit-bukit dan wilayah selatan merupakan wilayah pegunungan dengan puncaknya [[Gunung Ceremai]] yang berbatasan dengan [[Kabupaten Kuningan]] serta Gunung [[Cakrabuana]] yang berbatasan dengan [[Kabupaten Tasikmalaya]] dan [[Kabupaten Sumedang]].
Secara administratif berbatasan dengan:
{{Batas_USBT
|utara = [[Kabupaten Indramayu]]
|selatan = [[Kabupaten Garut]], [[Kabupaten Tasikmalaya]], dan [[Kabupaten Ciamis]]
|barat = [[Kabupaten Sumedang]]
|timur = [[Kabupaten Cirebon]] dan [[Kabupaten Kuningan]]
}}
=== Topografi dan geografi ===
Bagian utara wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah, sedang di bagian selatan berupa pegunungan. [[Gunung Ciremai]] (3.076 m) berada di bagian timur, yakni di perbatasan dengan [[Kabupaten Kuningan]]. Gunung ini adalah gunung tertinggi di [[Jawa Barat|Provinsi Jawa Barat]], dan merupakan taman nasional, dengan nama [[Taman Nasional Gunung Ciremai]]
Keadaan geografi khususnya [[Morfologi tanah|morfologi]] dan [[fisiografi]] wilayah Kabupaten Majalengka sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh perbedaan ketinggian suatu daerah dengan daerah lainnya, dengan distribusi sebagai berikut
Morfologi dataran rendah yang meliputi [[Kadipaten, Majalengka|Kecamatan Kadipaten]], [[Kasokandel, Majalengka|Kasokandel]], [[Panyingkiran, Majalengka|Panyingkiran]], [[Dawuan, Majalengka|Dawuan]], [[Jatiwangi, Majalengka|Jatiwangi]], [[Sumberjaya, Majalengka|Sumberjaya]], [[Ligung, Majalengka|Ligung]], [[Jatitujuh, Majalengka|Jatitujuh]], [[Kertajati, Majalengka|Kertajati]], [[Cigasong, Majalengka|Cigasong]], [[Majalengka, Majalengka|Majalengka]], [[Leuwimunding, Majalengka|Leuwimunding]] dan [[Palasah, Majalengka|Palasah]]. Kemiringan tanah di daerah ini antara 5%-8% dengan ketinggian antara 20–100 m di atas permukaan laut (dpl), kecuali di [[Kecamatan Majalengka]] tersebar beberapa perbukitan rendah dengan kemiringan antara 15%-25%.
Baris 177 ⟶ 210:
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Majalengka}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Majalengka}}
=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Majalengka}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Majalengka}}
== Demografi ==
Jumlah Penduduk Kabupaten Majalengka Berdasarkan [http://majalengkakab.bps.go.id/ BPS Kabupaten Majalengka] Tahun 2013 adalah 1.180.774 Jiwa terdiri dari 590.038 jiwa penduduk laki-laki dan 590.736 jiwa penduduk perempuan. Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Majalengka pada tahun 2013 adalah 981 jiwa/km². Kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Jatiwangi dengan kepadatan 2.087 jiwa/km². Wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak adalah:
# [[Jatiwangi, Majalengka|Kecamatan Jatiwangi]]
# [[Majalengka, Majalengka|Kecamatan Majalengka]]
# [[Cikijing, Majalengka|Kecamatan Cikijing]]
# [[Lemahsugih, Majalengka|Kecamatan Lemahsugih]]
# [[Sumberjaya, Majalengka|Kecamatan Sumberjaya]]
Mayoritas Masyarakat Majalengka berasal dari etnis [[suku Sunda|Sunda]]. Bahasa yang digunakan [[Bahasa Sunda]], akan tetapi memiliki perbedaan beberapa arti dan kosakata dengan Bahasa Sunda di Kawasan Priangan. Bahasa Sunda di Majalengka merupakan bahasa Sunda dialek Tengah Timur. Dibeberapa wilayah Majalengka masyarakatnya merupakan
==
Sebagai wilayah yang
* [[Kesenian Sampyong Majalengka|Sampyong]]
* [[Wayang golek|Wayang Golek]]
Baris 240 ⟶ 248:
* Tari [[Kedempling]]
== Kuliner ==
* [[Kecap
* [[Mangga
* [[Opak singkong|Opak]]
* [[
* [[Sega lengko|Nasi Lengko]]
* [[Jalakotek]]
* [[Emping]]
* [[Kripik
* [[Dodol
* [[Keripik pisang
* [[Gula
* Jambu
== Transportasi ==
=== Transportasi Darat ===
==== Angkutan Jalan Raya ====
Wilayah Kabupaten Majalengka merupakan daerah penghubung antara kawasan [[Parahyangan|Priangan]] dengan [[Kota Cirebon|Cirebon]], dilewati [[Jalan
Berikut sarana dan prasarana angkutan darat di Majalengka: ===== Prasarana Angkutan Jalan Raya =====
Baris 269 ⟶ 279:
===== Angkutan Dalam Kota =====
* Angkot 1A
* Angkot 1B
* Angkot IC
* Angkot ID
===== Angkutan Perkotaan =====
* Angkot [[Cigasong, Majalengka|Cigasong]]
* Angkot [[Cigasong, Majalengka|Cigasong]]
* Angkot [[Cigasong, Majalengka|Cigasong]]
* Angkot [[Talaga, Majalengka|Talaga]]
* Angkot [[Talaga, Majalengka|Talaga]]
* Angkot [[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]]- [[Perapatan, sumberjaya|Prapatan]]
* Angkot [[Kadipaten, Majalengka|Kadipaten]]
* Angkot [[Kadipaten, Majalengka|Kadipaten]]
* Angkot [[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]]
* Angkot [[Sumberjaya, Majalengka|Sumberjaya]]
* Angdes [[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]]–[[Pajajar, Rajagaluh, Majalengka|Pajajar]]-[[Garawastu, Sindang, Majalengka|Garawastu]]
=====
* [[Cikijing, Majalengka|Cikijing]]
* [[Cikijing, Majalengka|Cikijing]]
* [[Cikijing, Majalengka|Cikijing]]
* [[Bantarujeg, Majalengka|Bantarujeg]]
* [[Kadipaten, Majalengka|Kadipaten]]
* [[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]]
===== Bus Antarkota =====
* [[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]]
* [[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]]
* [[Bantarujeg, Majalengka|Bantarujeg]]
* [[Bantarujeg, Majalengka|Bantarujeg]]
* [[Bantarujeg, Majalengka|Bantarujeg]]
* [[Cikijing, Majalengka|Cikijing]]
* [[Sumber, Cirebon|Sumber]]–[[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]]–[[Terminal Cikarang|Cikarang]]: Cahaya Bakti Utama (CBU).
==== Kereta Api ====
Kabupaten Majalengka dahulu memiliki jalur kereta api yang menghubungkan Cirebon-Kadipaten. Dibangun oleh perusahan swasta Belanda ''[[Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij|Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij]]'' [[Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij|(SCS]]) pada tahun 1901. Jalur ini kemudian ditutup pada tahun 1978 akibat kalah bersaing dengan moda angkutan darat lainnya.
Berikut Daftar Eks Stasiun Kereta Api di wilayah Majalengka: * [[Prapatan]]
* [[Bongas]]
Baris 315 ⟶ 329:
=== Transportasi Udara ===
Sejak Tahun 2013 mulai dibangun Proyek [[Bandar Udara Internasional Kertajati|Bandara Internasional Jawa Barat]] di
==
=== Wisata Air Terjun ===
#Curug Muara Jaya # Curug Sawer
# Curug Sempong
# Curug Tonjong
# Curug Baligo
# Curug Cipeuteuy
# Curug Leles
# Curug Emas/Cilutung
# Curug Santang: Desa [[Argalingga, Argapura, Majalengka|Argalingga]] Kecamatan [[Argapura, Majalengka|Argapura]].
=== Wisata Danau ===
# Situ Sangiang
# Situ Cipadung
# Situ Cipanten
# Situ Cikuda
# Situ Cibulakan
# Talaga Herang
# Talaga Nila
=== Wisata Panorama Alam ===
#Taman Buana Marga # Perkebunan Teh Cipasung
# Panorama Cikebo
# Panorama Panyaweuyan
# Panorama Ciinjuk
# Panorama Jahim
# Bendungan Rentang
# Wana Wisata Gunung Panten
# Teras Sawah Payung: Desa Payung, Kecamatan [[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]].<ref name="besoksenin.co">{{Cite news|url=http://besoksenin.co/disandingkan-dengan-ubud-payung-rajagaluh-mulai-dikenal-dunia-internasional/|title=Disandingkan dengan Ubud, Payung Rajagaluh Mulai Dikenal Dunia Internasional!|date=2018-02-04|newspaper=besoksenin|language=id-ID|access-date=2018-02-08|archive-date=2018-02-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20180208182758/http://besoksenin.co/disandingkan-dengan-ubud-payung-rajagaluh-mulai-dikenal-dunia-internasional/|dead-url=yes}}</ref>
=== Wisata Sejarah dan Budaya ===
<!-- [[Berkas:Rumah Adat Panjalin IX (foto dokumen Disparbud Jawa Barat).jpg|ka|260px|jmpl|Detail Rumah Adat Panjalin]] -->
# Museum Talaga Manggung
# Rumah Adat Panjalin
# Patilasan Prabu Siliwangi
# Situs Sanghyang Lingga
# Situs Gunung Ageung
# Makam Pangeran Muhammad
# Patilasan Nyi Rambutkasih
# Makam Siti Armilah
# Makam Sunan Parung
# Makan Sunan Wanaperih: Desa [[Kagok, Banjaran, Majalengka|Kagok]] Kecamatan [[Banjaran, Majalengka|Banjaran]].
=== Wisata Minat Khusus ===
# Wisata Paralayang Gunung Panten: Kelurahan [[Munjul, Majalengka, Majalengka|Munjul]] Kecamatan [[Majalengka, Majalengka|Majalengka]].
# Sirkuit Grasstrack Buahlega
# Sirkuit Motorcross Gagaraji
# Pendakian [[Gunung Ceremai|Gunung Ciremai]]
# Bumi Perkemahan Cipanten
# Bumi Perkemahan Awilega
# Bumi Perkemahan Leles
# Kolam Renang Rajawali
# Kolam Renang Tirta Indah: Desa [[Lengkongkulon, Sindangwangi, Majalengka|Lengkong Kulon]] Kecamatan [[Sindangwangi, Majalengka|Sindangwangi]].
# Kolam Renang Jembar Waterpark
# Jatiwangi Art Factory, Desa Wisata Jatisura
# Waterboom Tohaga Indah
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
{{commonscat|Majalengka Regency}}
* {{id}} {{resmi|www.majalengkakab.go.id/|Pemerintah Kabupaten Majalengka}}
* {{id}} [http://bappeda.majalengkakab.go.id/ Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Majalengka] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130510225303/http://bappeda.majalengkakab.go.id/ |date=2013-05-10 }}
* {{id}} [http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1110 Sejarah] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130121022307/http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1110 |date=2013-01-21 }}
* {{id}} [http://www.iannnews.com/ensiklopedia.php?page=tempat&prov=2&kota=82 IANN News]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
{{Kabupaten Majalengka}}
{{Jawa Barat}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Kabupaten Majalengka|Kabupaten Majalengka]]
[[Kategori:Kabupaten di Jawa Barat|Majalengka]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Majalengka]]
|