Tongkonan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(29 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{italic title}}
[[Berkas:Tongkonan
'''''Tongkonan''''' ('''ᨈᨚᨃᨚᨊ''') adalah [[rumah adat]] masyarakat [[suku Toraja]] yang berada di Provinsi [[Sulawesi Selatan]], [[Indonesia]].{{Sfn|Pakan, Pratiknjo, dan Mamosey|2018|p=2}} [[Arsitektur]] tongkonan dikenal dengan bentuknya yang khas melalui struktur bawah, tengah dan atas yang memiliki keindahan [[estetika]] struktur dan konstruksinya. Mekanika sistem [[struktur]] membentuk suatu sistem estetika arsitektural.{{Sfn|Sir|2015|p=1-2}} Tongkonan tidak lagi dijadikan rumah tempat tinggal tetapi sudah tidak dihuni lagi dikarenakan setiap [[keluarga]] yang mendiami Tongkonan pada umumnya telah membangun rumah tinggal sendiri.{{Sfn|Pakan, Pratiknjo, dan Mamosey|2018|p=3}} Rumah [[adat]] Tongkonan yang sarat dengan [[ukiran]] mengandung makna yaitu melambangkan status [[sosial]] pemilik Tongkonan menempati lapisan atas.{{Sfn|Pakan, Pratiknjo, dan Mamosey|2018|p=10}}
== Pembahasan ==
Tongkonan dalam [[bahasa]] Toraja diartikan sebagai tempat [[duduk]] (tongkon= duduk). Tongkonan merupakan [[rumah panggung]] tradisional Masyarakat Toraja berbentuk persegi empat panjang. Dibuat sebagai rumah panggung, agar penghuni tidak mudah diganggu oleh [[binatang]] buas.<ref>{{Cite web|title=Warisan Budaya Takbenda {{!}} Beranda|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=691|website=warisanbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=2020-09-29}}</ref>
Kata tongkonan berasal dari [[kata]] tongkon yang berarti 'duduk', mendapat akhiran 'an' maka menjadi tongkonan yang artinya [[tempat]] duduk dan ongan berarti bernaung. Duduk dan bernaung merupakan perpaduan pengertian kata Tongkonan. Arti kata tongkon dapat digunakan dalan [[sistem]] konstruksi dengan padanan kata meletakkan bagian satu dengan lainnya dalam istilah struktur disebut dengan menyusun bagian satu dengan lainnya.{{Sfn|Sir|2018|p=103}}
Tongkonan adalah rumah adat orang Toraja, yang merupakan [[tempat tinggal]], [[kekuasaan]] adat, dan perkembangan kehidupan [[sosial]] budaya orang Toraja. Tongkonan tidak bisa dimiliki oleh perseorangan, melainkan dimiliki secara komunal dan turun temurun oleh keluarga atau [[marga]] Suku Tana Toraja.{{Sfn|Pakan, Pratiknjo, dan Mamosey|2018|p=2}}
Tongkonan biasanya dijaga dan dipelihara oleh seseorang yang dipercayakan mengelolanya (to ma’kampai tongkonan), dan biasanya orang yang sekaligus membayar [[pajak bumi dan bangunan]] (PBB) serta menjaga, memelihara, dan mengorganisir upacara-upacara yang dilaksanakan oleh anggota keluarga tongkonan tersebut.{{Sfn|Idrus|2016|p=15}} Menggadaikan atau menjual [[harta]] tongkonan, khususnya Rumah Tongkonan dan/atau lahan dimana ia didirikan, dipercaya akan membawa [[bencana]].{{Sfn|Idrus|2016|p=17}} Beberapa wilayah di Toraja, seperti di Kecamatan Saluputti [[Kabupaten Tana Toraja]], menyebut Tongkonan dengan "Tokkonan".
== Struktur bangunan ==
[[Arsitektur]] tongkonan dikenal dengan bentuknya yang khas melalui struktur bawah, tengah dan atas yang memiliki [[keindahan]] estetika struktur dan konstruksinya.{{Sfn|Sir|2018|p=103}} Sistem struktur dan konstruksi [[arsitektur]] Tongkonan merupakan sistem struktur yang terpisah antara bagian bawah (sulluk banua), bagian tengah (kale banua), dan bagian atap (rantiang banua). Setiap bagian memiliki sistem struktur dan konstruksi yang berbeda.{{Sfn|Sir|2018|p=103}}
[[Mekanika]] sistem struktur membentuk suatu sistem estetika arsitektural.{{Sfn|Sir|2015|p=1-2}} Sistem struktur dan [[konstruksi]] pada Tongkonan adalah struktur [[jamak]], gaya reaksi dari sebuah bagian struktur menjadi beban aksi pada bagian struktur yang menahannya. Sistem struktur utama [[bangunan]] rumah Tongkonan adalah sistem kerangka. [[Kerangka]] bagian atas lantai merupakan bagian dari [[dinding]] yang sekaligus berfungsi untuk memikul beban atap. Beban dinding badan bangunan diteruskan ke [[kolom]] rangka kaki, dan sebagian besar beban disalurkan melalui umpak ke muka tanah.{{Sfn|Sir|2015|p=7}}
Konstruksi susun tumpang tindih dan ikat dari [[material]] bambu dan ditopang oleh tiang memberikan kekuatan struktur sehingga bagian ini juga dapat berdiri sendiri dan terpisah dengan bagian konstruksi Tongkonan lainnya.{{Sfn|Sir|2018|p=104}} Konstruksi rumah adat Tongkonan terbuat dari [[kayu]] tanpa menggunakan unsur [[logam]] seperti [[paku]]. Tongkonan atau rumah adat Toraja, selalu berbentuk [[segi empat]], ukuran panjang dan lebar telah disebut di atas. [[Ragam]] hias atau ukiran pada Tongkonan merupakan simbol pengharapan agar penghuni rumah dapat hidup dengan baik.{{Sfn|Sultan dan Mayasari|2014|p=43}}
== Fungsi ==
Tongkonan saat ini telah kehilangan fungsinya sebagai hunian utama. Keluarga Toraja masa kini umumnya membangun rumah tinggal pribadi dengan [[gaya arsitektur]] yang tidak berbeda dengan rumah modern di perkotaan Indonesia pada umumnya. Jika masih tersedia lahan di dekat tongkonan, biasanya anak keturunan empunya tongkonan akan mendirikan rumah di sebelah barat.{{Sfn|Pakan, Pratiknjo, dan Mamosey|2018|p=3}}
Tongkonan merupakan ‘[[kursi]]’ dari [[nenek moyang]] yang dihormati yang menemukan rumah tersebut. Salah satu keturunan dari sang penemu (the founders), kepala kelompok keluarga, memimpin ‘Rumah’ dan segala isinya. Dia bertanggungjawab untuk mengamati semua [[upacara]], tak peduli apakah upacara tersebut besar atau kecil, dimana ‘Rumah’ (tongkonan) adalah pusat sosial dan [[religius]] bagi kelompok keluarga. Tongkonan merupakan representasi mikrokosmik dari makrokosmik. Tongkonan dapat berupa [[rumah tradisional]] (banua) dan [[lumbung padi]] (alang atau korang).{{Sfn|Idrus|2016|p=14}}
{{portal|Indonesia}}▼
Dengan sifatnya yang demikian, Tongkonan dapat diartikan beberapa [[fungsi]], antara lain pusat [[budaya]], pusat pembinaan keluarga, pembinaan peraturan keluarga dan kegotongroyongan, pusat dinamisator, [[motivator]] dan stabilisator [[sosial]], sehingga fungsi Tongkonan tidaklah sekedar sebagi [[tempat]] untuk duduk bersama, lebih luas lagi meliputi segala [[aspek]] kehidupan. Apabila mempelajari letak dan upacara-upacara yang dilaksanakan, melalui simbol-simbolnya akan diketahui bahwa Tongkonan adalah [[simbol]] sosial dan simbol [[alam]] raya. Oleh karena itu, orang Toraja sangat men"sakral"kan Tongkonan.{{Sfn|Stephany|2009|p=30}}
Sebuah Tongkonan tidak hanya sebagai tempat hunian semata tapi juga mengandung fungsi dan [[makna]] yang bersumber dari [[Filsafat|filosofi]] orang Toraja, fungsi Tongkonan bagi orang Toraja sebagai tempat rumpun keluarga dalam melaksanakan upacara-upacara yang berkaitan dengan sistem kepercayaan, sistem [[kekerabatan]], sistem kemasyarakatan dan lainnya selain itu Tongkonan juga berfungsi sebagai tempat membicarakan dan memutuskan aturan-aturan dalam [[masyarakat]] yang mengatur hubungan [[interaksi sosial]], juga pusat pembinaan tentang [[gotong royong]], tolong menolong dan lainnya.{{Sfn|Pakan, Pratiknjo, dan Mamosey|2018|p=4}}
== Makna ==
Rumah adat Tongkonan yang sarat dengan [[ukiran]] mengandung makna yaitu melambangkan [[status sosial]] pemilik Tongkonan menempati lapisan atas, seperti untuk mengenal latar belakang atau status sosial serta nama [[marga]] seseorang hanya dengan menanyakan Tongkonan asalnya Selanjutnya dikemukakan bahwa seseorang dalam pola hidup yang artinya pola pikir diwujudkan dalam perilaku harus di tempatkan di dalam [[kerangka]] dan struktur yang sudah melembaga di dalam adat, sebab orang adalah bagian dalam persekutuan [[komunitas]] yang berakar dalam Tongkonan.{{Sfn|Pakan, Pratiknjo, dan Mamosey|2018|p=10}}
Secara [[filosofis]] Tongkonan selalu bertolak pada [[falsafah]] kehidupan yang diambil dari ajaran [[Aluk Todolo]], dimana bangunan rumah adat mempunyai makna dan arti dalam semua proses kehidupan masyarakat Toraja.{{Sfn|Pakan, Pratiknjo, dan Mamosey|2018|p=6}} Tongkonan adalah simbol keluarga dan [[martabat]] orang Toraja. Jika tongkonan digadaikan, apalagi dijual, ini ibarat menggadaikan atau menjual martabat keluarga dan [[nenek moyang]] kami, dan ini menimbulkan malu bagi anggota keluarga tongkonan. [[Harta]] tongkonan dapat ditambah, tapi tidak dikurangi untuk keberlangsungan hidup generasi tongkonan.{{Sfn|Idrus|2016|p=17}}
== Bagian ==
Ruang pada bagian [[badan]] Tongkonan terbagi atas tiga bagian, yaitu:
- [[Ruang]] bagian depan (Tangdo') disebut kale banua menghadap bagian [[utara]]. Tempat penyajian kurban pada upacara persembahan dan pemujaan kepada Puang Matua.
- Ruang tengah (Sali) lebih [[luas]] dan agak rendah dari ruang lainnya. Terbagi atas bagian kiri (barat) tempat sajian kurban [[hewan]] dalam upacara Aluk Rambu Solo' dan bagian kanan (timur) tempat sajian kurban persembahan dalam upacara Aluk Rambu Tuka'.
- Ruang belakang (Sumbung) disebut pollo banua ([[ekor]] rumah) berada dibagian [[selatan]], tempat masuknya [[penyakit]].{{Sfn|Stephany|2009|p=31}}
Rumah Tongkonan merupakan tatanan simbol keberadaan keluarga penghuni dan sebagai tempat (pusat) berkumpulnya rumpun keluarga. Selain berfungsi sebagai rumah adat dan simbol [[status sosial]], Tongkonan juga berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan upacara adat yang [[religius]].{{Sfn|Sultan dan Mayasari|2014|p=40}}
[[Rumah tradisional]] atau rumah adat yang disebut Tongkonan harus menghadap ke utara, letak [[pintu]] di bagian depan rumah, dengan keyakinan [[bumi]] dan [[langit]] merupakan satu kesatuan dan bumi dibagi dalam 4 penjuru, yaitu :
1. Bagian [[utara]] disebut ulunna langi, yang paling mulia;
2. Bagian timur disebut mataallo, tempat [[matahari]] terbit, tempat asalnya kebahagiaan atau kehidupan;
3. Bagian barat disebut matampu, tempat matahari terbenam, lawan dari kebahagiaan atau [[kehidupan]], yaitu kesusahan atau kematian; dan
4. Bagian [[selatan]] disebut pollo’na langi, sebagai lawan bagian yang mulia, tempat melepas segala sesuatu yang tidak baik.{{Sfn|Sultan dan Mayasari|2014|p=41-42}}
Rumah Tongkonan yang di [[renovasi]] tetap mengikuti bentuk asli, namun ada beberapa bagian yang sudah mengalami perubahan. Atapnya tidak lagi dibuat dari [[bambu]] tetapi sudah diganti dengan atap [[seng]]. Begitu pula dengan [[dinding]] rumah tetap terbuat dari [[kayu]] namun ukirannya sudah tampak penuh demikian juga tiang utama, depan dan belakang pun sudah diukir. Di dalam [[ruang]] tengah yang dulunya ada dapur untuk [[memasak]] sekarang sudah ditiadakan. [[Biaya]] untuk merenovasi rumah Tongkonan keseluruhannya membutuhkan [[uang]] yang jumlahnya sangat banyak kurang lebih Rp 1 [[Miliar]]. Keadaan sekarang sekalipun Tongkonan sudah di renovasi atau dibangun kembali tetap tidak digunakan sebagai rumah tinggal oleh keluarga memiliki Tongkonan. Namun hanya sekarang digunakan untuk menerima [[tamu]].{{Sfn|Pakan, Pratiknjo, dan Mamosey|2018|p=3}}
== Referensi ==
Baris 42 ⟶ 60:
=== Sumber ===
* {{cite book|last=Adams|first=Kathleen M.|title=Art as Politics: Re-crafting Identities, Tourism and Power in Tana Toraja, Indonesia|url=https://archive.org/details/artaspoliticsrec0000adam|location=Honolulu|publisher=University of Hawaii Press|year=2006|isbn= 978-0-8248-3072-4}}
* {{cite book| last =Parinding|first=Samban C.|authorlink=|author2=Achjadi, Judi |title=Toraja: Indonesia's Mountain Eden|publisher=Time Edition|year=1988|location=Singapore|pages=|url=|doi=|isbn=981-204-016-1}}
* Dawson, B., Gillow, J., ''The Traditional Architecture of Indonesia'', 1994 Thames and Hudson Ltd, London, {{ISBN|0-500-34132-X}}
Baris 48 ⟶ 66:
{{indo-stub}}
== Daftar pustaka ==
* {{cite journal|last=Idrus|first=N.I.|date=2016|title=Mana’ dan Éanan: Tongkonan, Harta Tongkonan, Harta Warisan, dan Kontribusi Ritual di Masyarakat Toraja|url=https://journal.unhas.ac.id/index.php/etnosia/article/view/1612/911|journal=Etnografy Indonesia|volume=1|issue=2|pages=12–26|doi=10.31947/etnosia.v1i2.1612|issn=2548-9747|ref={{sfnref|Idrus|2016}}|url-status=live}}
* {{cite journal|last=Pakan, Pratiknjo, dan Mamosey|first=|date=2018|title=Rumah Adat “Tongkonan” Orang Toraja Kabupaten Tana Toraja Propinsi Sulawesi Selatan|url=https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/download/21043/20754|journal=HOLISTIK, Journal Of Social and Culture|volume=|issue=|pages=1–16|doi=|issn=|ref={{sfnref|Pakan, Pratiknjo, dan Mamosey|2018}}|url-status=live}}
* {{cite journal|last=Stephany|first=S|date=2009|title=Transformasi Tatanan Ruang Dan Bentuk Pada Interior Tongkonan Di Tana Toraja Sulawesi Selatan|url=http://dimensiinterior.petra.ac.id/index.php/int/article/download/18179/18066|journal=Dimensi Interior|volume=7|issue=1|pages=28–39|doi=|issn=2541-416X|ref={{sfnref|Stephany|2009}}|url-status=live}}
* {{cite journal|last=Sultan dan Mayasari|first=|date=2014|title=Teknologi Dan Konstruksi Rumah Tradisional Toraja (Tongkonan)|url=https://docplayer.info/storage/63/49759202/1601422814/WE_MmJ3x6PpWXf2DIajVnA/49759202.pdf|journal=DOCPLAYER|volume=49|issue=1|pages=40–45|doi=|issn=|ref={{sfnref|Sultan dan Mayasari|2014}}|url-status=live}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{cite journal|last=Sir|first=M.M.|date=2018|title=Karakteristik Konstruksi “tongkon” pada Arsitektur Tongkonan Toraja|url=https://seminar.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2018/03/IPLBI-2018-B101-105-Karakteristik-Konstruksi-%E2%80%9Ctongkon%E2%80%9D-pada-Arsitektur-Tongkonan-Toraja.pdf|journal=Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia|volume=|issue=|pages=101–105|doi=10.32315/sem.2.b101|issn=|ref={{sfnref|Sir|2018}}|url-status=live}}{{Pranala mati|date=Oktober 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
[[Kategori:Rumah adat di Indonesia]]
[[Kategori:Suku Toraja]]
|