hallo, perkenalkan nama saya adalah saki, S. Pd. Saya merupakan peserta proyekkompetisi Proyek Ganesha. Saya lulusan S1 jurusan PBSD (Bahasa Jawa) di Universitas Veteran Bangun Nusantara. dan S1 PGSD Di Universitas Terbuka, sekarang saya bekerja sbgai pengajar di SDIU Al Khoir ganesaSurakarta.
{{pesertaPeserta kompetisi proyekProyek GanesaGanesha}}
asal mula desa Tlogotunggal
ASAL MULA DESA TLOGOTUNGGAL
Pada masa lampau ada seorang Wali yang ingin membuat gunung dan lautan. Pada waktu itu suasananya belum ada orang atau manusia. Kemudian ada seorang wali yang mengembara sampailah kesebuha desa. Disitulah wali tersebut ingin membuat sebuah gunung dan lautan. Sebelum dia melaksanakan dia bersemedi di desa tersebut, dalam semedinya Ia mendapatkan wangsit jika pada waktu pelaksanaan pembuatan gunung dan lautan tersebut kalau ada suara yang mengganggu , maka pembuatannya akan gagal.
Kemudian setelah bersemedi ia berfikir apakah benar wasiat tersebut. Lalu tidak panjang l;ebar dia tidak menghiraukan wasiat yang didapat itu. Kemudian wali tersebut dibantu teman-temannya dari barang jin memulai pembuatan gunung dan lautan tersebut.
Pada waktu ditengah pengerjaan wasiat itu betul-betul terjadi. Yaitu ada seorang perawan yang bernama Sunti menggedhokkan tampah ( memukulkan tempat untuk membersihkan beras yang akan dimasak ). Pada waktu itulah seketika pembuatan gunung dan lautan tersebut tidak jadi alias gagal, karena teman-teman wali tersebut adalah barang jin, karena barang jin tersebut kalau pada waktu bekerja ada yang mengganggu dia tidak bisa. Akhirnya tempat yang akan dijadikan gunung sekarang berupa tebing dipinggir sungai dukuh Kanung desa Tlogotunggal ( sekarang menjadi tempat pemakaman orang dukuh Kanung Dan Dukuh Ngandu ) sedangkan yang akan dibuat lautan sekarang menjadi telaga yang ada pohon mindek besar.
Setelah itu pada beberapa tahun kemudian ada seorang kakak beradik yang datang ke desa ini. Tuijuan kedua orang tersebut akan bertapa. Nggobono ( adiknya ) bertapa di telaganya, sedangkan Nalakerti ( kakaknya ) bertapa di tebing tersebut. Kedua orang tersebut mempunyai perbedaan yaitu kalau Si Nalakerti tersebut dalam masa bertapa tidur dan tidak makan terus, sedangkan Si Nggobono tidak tidur ( Melek ) dan makan terus. Pada suatu saat Si Nalakerti tidak sengaja ndupak ( menendang ) kendilnya Si Nggobono. Kendil tersebut adalah temapt untuk menanak nasi sehari-hari Si Nggobono dalam masa bertapanya. Seketika Si Nggobono marah besar kepada kakaknya tersebut. Lalu Si Nggobono menyuruh kakaknya untuk memperbaiki kendil yang sudah pecah menjadi utuh kembali, tetapi Si Nalakerti tidak bisa atau tidak sanggup untuk mengembalikan kendil yang sudah pecah tersebut. Kemudian Si Nalakerti malah menggeletik Si Nggobono, “ Masa orang bertapa kok melik ( tidak tidur ) terus”. Setelah Si Nggobono mendengar perkataan kakaknya tersebut\ dia jadi geram, lalu dia membalas berkata, “Masa yang bertapa dengan tidur dan tidak makan kok tidak bisa mengembalikan kendil yang pecah menjadi utuh kembali, sedangkan yang bertapa dengan makan dan melek ( tidak tidur ) terus kok malah bisa mengembalikan kendil pecah menjadi utuh kembali”. Kemudian Si Nalakerti merasa kalah lalu dia kembali bertapa. Dan Si Nggobono juga melanjutkan bertapa lagi.
Akhirnya yang dikeramatkan oleh orang Desa Tlogotunggal adalah telaganya. Dan akhirnya desa tersebut dinamakan Tlogotunggal yang berarti satu telaga untuk menjadikan rakyat didesa ini menjadi makmur, karena telaga tersebut sampai sekarang digunakan warga untuk mengairi sawah. Dan sampai sekarang telaga tersebut digunakan sebagai temapat sedekah bumi warga yang bermaksud menghormati jasa Si Nggobono yang dianggap mempunyai andil terjadinya desa ini.
|