Suhita: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
paragraf |
k Suhita tidak pernah menikah dengan Pangeran Kelantan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(122 revisi perantara oleh 38 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{no footnotes}}
{{Infobox royalty
| name = Suhita<br/>{{smaller|ꦯꦸꦲꦶꦡ}}
|
| image = Berkas:Illustration of Dyah Suhita.jpg
| image_size =200px
| caption =
| succession =
| reign = [[Berkas:
| predecessor = [[Wikramawardhana]]
| successor = [[Kertawijaya]]
| house = [[Wangsa Rajasa]]
| house-type = Dinasti
| birth_name = Suhita
| birth_date =
| birth_place =
| death_date = 1447
| death_place =[[Berkas:Majapahit fictitious flag.svg|22x20px]] [[Majapahit]] | place of burial = Singhajaya<br>(Situs Reco Guru/Reco Manten)?
|
| full name = Prabu Sri Suhita▼
▲| full name =
| father = [[Wikramawardhana]]
| mother =
| issue =
| religion = [[Siwa-Buddha]]
}}
{{Keluarga kerajaan Majapahit}}
'''Prabu
[[File:061 Queen Suhita, Jebuk, East Java, 15th c (22861784244).jpg|thumb|200px||''Arca Suhita permaisuri Majapahit'' (memerintah 1429-1447 M) dari Jebuk, Kalangbret, [[Tulungagung]]. Kini koleksi [[Museum Nasional Republik Indonesia|Museum Nasional.]]]]
▲'''Prabu Stri Suhita''' atau ejaan China '''Su King Ta'''<ref name="Muljana">{{id}} {{cite book|pages=61|url=http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20oriental&pg=PA61#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara|first=Slamet|last=Muljana|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|year=2005|isbn=9798451163}}ISBN 9789798451164</ref> adalah ratu [[Majapahit]] yang memerintah tahun 1427-1447, bersama suaminya yang bernama '''Bhra Hyang Parameswara Ratnapangkaja'''.
== Silsilah
[[Berkas:Rajasa Dynasty.svg|jmpl|ka|280px|Diagram silsilah [[Wangsa Rajasa]], keluarga kerajaan [[Singhasari]] dan [[Majapahit]]]]
Menurut ''[[Pararaton]]'', nama asli Parameswara adalah '''Aji Ratnapangkaja'''. Ibunya bernama Surawardhani alias [[Bhre]] Kahuripan, adik [[Wikramawardhana]]. Ayahnya bernama Raden Sumirat yang menjadi [[Bhre Pandansalas]], bergelar Ranamanggala.▼
''Kitab [[Pararaton]]'' tidak menyebut secara jelas nama ibu Suhita. Silsilah Suhita muncul sebelum pemberitaan [[Perang
Dalam ''[[Nagarakretagama]]'' (ditulis 1365), Surawardhani masih menjabat Bhre Pawanuhan dan belum menikah. Gelar Bhre Kahuripan saat itu masih dijabat neneknya, yaitu [[Tribhuwana Tunggadewi]]. Menurut ''[[Pararaton]]'', sepeninggal [[Tribhuwana Tunggadewi]] dan Surawardhani, jabatan Bhre Kahuripan kemudian diwarisi Ratnapangkaja.▼
Ratnapangkaja memiliki tiga saudara perempuan, yaitu Bhre Mataram, Bhre Lasem, dan Bhre Matahun. Ketiganya masing-masing secara unik dinikahi oleh ayah, anak, dan cucu, yaitu [[Wikramawardhana]], Bhre Tumapel, dan Bhre Wengker.▼
Bhre Wengker dari istri lain, memiliki putri Bhre Jagaraga dan Bhre Pajang, yang keduanya dinikahi Ratnapangkaja. Silsilah ini semakin rumit ketika Ratnapangkaja menikahi Suhita, putri [[Wikramawardhana]].▼
== Hubungan Suhita dengan Bhre Daha ==▼
▲''Kitab [[Pararaton]]'' tidak menyebut secara jelas nama ibu Suhita. Silsilah Suhita muncul sebelum pemberitaan [[Perang Paregreg]]. Hal ini menimbulkan kesan, seolah-olah Suhita sudah lahir dan menikah dengan Ratnapangkaja sebelum perang terjadi.
Menurut ''[[Pararaton]]'', Ratnapangkaja bingung harus berpihak pada siapa ketika perang meletus. Apabila ia sudah menikahi Suhita tentu ia akan langsung memihak [[Wikramawardhana]], mengingat ''[[Pararaton]]'' tidak secara tegas menyebutkan kalau ibu Suhita adalah putri [[Bhre Wirabhumi]].
Baris 42 ⟶ 38:
Penulis ''[[Pararaton]]'' memang sering mengabaikan urutan peristiwa secara kronologis. Misalnya, pemberontakan [[Ranggalawe]] disebut terjadi tahun 1295, tetapi baru diberitakan setelah [[Jayanagara]] naik takhta (1309).
Seputar pemberitaan [[Bhre Wirabhumi]] dijumpai adanya tiga tokoh yang menjabat Bhre Daha. Tokoh pertama adalah ibu angkat [[Bhre Wirabhumi]] yang wafat sebelum perang meletus. Bhre Daha yang kedua adalah yang diboyong [[Wikramawardhana]] setelah [[perang Paregreg]] dan meninggal sebelum peristiwa bencana kelaparan terjadi tahun 1426. Sedangkan Bhre Daha
Bhre Daha yang pertama dipastikan adalah [[Rajadewi]] putri bungsu [[Raden Wijaya]]. Menurut ''[[Nagarakretagama]]'', [[Bhre Wirabhumi]] dinikahkan dengan Nagarawardhani cucu [[Rajadewi]].
Dari perkawinan tersebut lahir seorang putri yang kemudian menjabat sebagai Bhre Daha sepeninggal [[Rajadewi]]. Bhre Daha yang kedua inilah yang diboyong [[Wikramawardhana]] sebagai selir setelah kekalahan [[Bhre Wirabhumi]] tahun 1406.
Dari perkawinan tersebut, lahir Suhita sebagai Bhre Daha ketiga, menggantikan ibunya yang wafat menjelang bencana kelaparan 1426. Sepeninggal [[Wikramawardhana]], Bhre Daha ketiga alias Suhita naik takhta tahun
== Silsilah Aji Ratnapangkaja ==
== Pemerintahan Suhita ==▼
▲
Suhita memerintah berdampingan dengan Ratnapangkaja bergelar Bhatara Parameswara. Pada tahun 1433 Suhita membalas kematian [[Bhre Wirabhumi]] dengan cara menghukum mati '''[[Damar Wulan|Raden Gajah]]''' alias '''Bhra Narapati'''. Dari berita ini terasa masuk akal kalau hubungan [[Bhre Wirabhumi]] dan Suhita adalah kakek dan cucu, meskipun tidak disebut secara tegas dalam ''[[Pararaton]]''.▼
▲Dalam ''[[Nagarakretagama]]'' (ditulis 1365), Surawardhani masih menjabat Bhre Pawanuhan dan belum menikah. Gelar Bhre Kahuripan saat itu masih dijabat neneknya, yaitu [[Tribhuwana Tunggadewi]]. Menurut ''[[Pararaton]]'', sepeninggal [[Tribhuwana Tunggadewi]] dan Surawardhani, jabatan Bhre Kahuripan kemudian diwarisi Ratnapangkaja.
▲Ratnapangkaja memiliki tiga saudara perempuan, yaitu Bhre Mataram, Bhre Lasem, dan Bhre Matahun. Ketiganya masing-masing secara unik dinikahi oleh ayah, anak, dan cucu, yaitu [[Wikramawardhana]], Bhre Tumapel, dan Bhre Wengker.
▲Bhre Wengker dari istri lain, memiliki putri Bhre Jagaraga dan Bhre Pajang, yang keduanya dinikahi Ratnapangkaja. Silsilah ini semakin rumit ketika Ratnapangkaja menikahi Suhita, putri [[Wikramawardhana]].
▲== Masa Pemerintahan Suhita dan Ratnapangkaja ==
▲Suhita memerintah berdampingan dengan suaminya, Ratnapangkaja, yang bergelar ''Bhatara Parameswara Ratnapangkaja''. Pada tahun 1433 Suhita membalas kematian [[Bhre Wirabhumi]] dengan cara menghukum mati '''[[Damar Wulan|Raden Gajah]]''' alias '''Bhra Narapati''' penguasa Djinggan. Dari berita ini terasa masuk akal kalau hubungan [[Bhre Wirabhumi]] dan Suhita adalah kakek dan cucu, meskipun tidak disebut secara tegas dalam ''[[Pararaton]]''.
Nama Suhita juga muncul dalam [[kronik Tiongkok]] dari [[Kuil Sam Po Kong]] sebagai '''Su-king-ta''', yaitu raja [[Majapahit]] yang mengangkat Gan Eng Cu sebagai pemimpin masyarakat [[Tionghoa]] di [[Tuban]] dengan pangkat A-lu-ya. Tokoh Gan Eng Cu ini identik dengan Arya Teja, kakek [[Sunan Kalijaga]].
Di dalam sumber tertulis mengenai sejarah Majapahit yakni Negarakertagama dan Pararaton ataupun prasasti tidak pernah menuliskan mengenai pernikahan Ratu Suhita dengan seseorang dari Kelantan, sehingga diragukan kebenarannya.
== Akhir Hayat ==
Pada tahun 1437 Bhatara Parameswara Ratnapangkaja meninggal dunia. Sepuluh tahun kemudian, yaitu tahun 1447 Suhita meninggal pula. Pasangan suami istri itu dicandikan bersama di '''Singhajaya'''.
Baris 68 ⟶ 77:
{{kotak mulai}}
{{kotak suksesi|jabatan=Ratu Majapahit|tahun=
{{kotak selesai}}
Baris 76 ⟶ 85:
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Dinasti Rajasa]]
[[Kategori:Wanita Indonesia abad ke-15]]
|