Agama di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Daftar kepribadian agama: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Data baru tentang referensi. doi: 10.1080/09596410.2013.864191.
 
(393 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{Pie chart
{{refimprove|date=Maret 2018}}
|thumb = right
[[Berkas:Indonesia Religion Percentage.png|450px|ka|jmpl|Peta penyebaran agama di Indonesia berdasarkan hasil sensus 2010.]]
|caption = Agama di Indonesia (2021)<ref name="RELIGION"/>
'''Agama di Indonesia''' memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, [[Pancasila]]: “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di [[Indonesia]] berpengaruh secara kolektif terhadap [[politik]], [[ekonomi]] dan [[budaya]].<ref>{{cite web|title = Instant Indonesia: Religion of Indonesia | work = Swipa | url = http://home.swipnet.se/~w-15266/indons/instant/religion.htm | accessdate = 2006-10-02 }}</ref> Menurut hasil sensus tahun 2010, 87,18% dari 237.641.326 penduduk Indonesia adalah pemeluk [[Islam]], 6,96% [[Protestan]], 2,9% [[Katolik]], 1,69% [[Hindu]], 0,72% [[Buddha]], 0,05% [[Kong Hu Cu]], 0,13% agama lainnya, dan 0,38% tidak terjawab atau tidak ditanyakan.<ref name="sp2010">{{cite web |url=http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=0 |title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut |date=15 May 2010 |work=Sensus Penduduk 2010 |publisher=Badan Pusat Statistik |location=Jakarta, Indonesia |at= |language=}} Islam 207176162 (87,18%), Kristen 16528513 (6,96), Katolik 6907873 (2,91), Hindu 4012116 (1,69), Buddha 1703254 (0,72), Kong Hu Cu 117091 (0,05), lainnya 299617 (0,13), tidak terjawab 139582 (0,06), tidak ditanyakan 757118 (0,32), total 237641326</ref>
|label1 = <small>[[Islam]]</small>
|value1 = 86.93
|color1 = Green
|label2 = <small>[[Kristen Protestan]]</small>
|value2 = 7.47
|color2 = DodgerBlue
|label3 = <small>[[Gereja Katolik Roma|Kristen Katolik]]</small>
|value3 = 3.08
|color3 = DarkOrchid
|label4 = <small>[[Agama Hindu|Hindu]]</small>
|value4 = 1.71
|color4 = Orange
|label5 = <small>[[Agama Buddha|Buddha]]</small>
|value5 = 0.74
|color5 = Yellow
|label6 = <small>[[Agama Konghucu|Konghucu]]</small>
|value6 = 0.05
|color6 = Red
|label7 = <small>Agama lainnya</small>
|value7 = 0.03
|color7 = LightGreen
}}
[[Berkas:Religious affiliation by district (kecamatan) in Indonesia (2022).svg|410x410px|jmpl|Peta persebaran agama di Indonesia berdasarkan data kependudukan pada tahun 2022]]
'''Agama di Indonesia''' terdiri atas berbagai macam agama. Dalam sensus resmi yang dilirik oleh Kementerian Dalam Negeri tahun 2021, penduduk Indonesia berjumlah 273,32 juta jiwa dengan 86,93% beragama [[Islam]], 10,55% [[Kristen]] (7,47% [[Kristen Protestan]], 3,08% [[Kristen Katolik]]), 1,71% [[Agama Hindu|Hindu]], 0,74% [[Agama Buddha|Buddha]], 0,05% [[Agama Konghucu|Konghucu]], dan 0,03% agama lainnya.
 
Ideologi [[Indonesia]] adalah [[Pancasila]], pada sila pertama berbunyi, “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Indonesia secara resmi adalah republik presidensial dan negara kesatuan tanpa [[agama negara]] yang mapan.{{sfnm|1a1=Intan|1y=2006|1p=40|2a1=Lindsey|2a2=Pausacker|2y=1995|2p=|3a1=Hosen|3y=2005|3pp=419–40|4a1=Seo|4y=2013|4p=44|5a1=Ropi|5y=2017|5p=61 dll}} [[Undang-Undang Dasar 1945]] menyatakan bahwa "negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu".<ref>{{cite web|last=|first=|date=|title=Undang-Undang Dasar 1945|url=https://www.dpr.go.id/jdih/uu1945|website=JDIH DPR RI|access-date=11 Januari 2021|archive-date=2021-08-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20210828053139/https://www.dpr.go.id/jdih/uu1945|dead-url=yes}}</ref> Dalam Penjelasan Pasal 1 Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama, pemerintah Republik Indonesia hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.{{sfnm|1a1=Hosen|1y=2005|1pp=419–440|2a1=Shah|2y=2017|2p=|3a1=Marshall|3y=2018|3pp=85–96}} Belakangan, [[Agama asli Nusantara]] juga telah diakui melalui Putusan [[Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia]] tanggal 7 November 2017.<ref name="Trisno_S_Sutanto">{{cite web|url=https://crcs.ugm.ac.id/id/perspective-id/12692/dekolonisasi-masyarakat-adat-catatan-dari-seminar-pgi.html|author=Sutanto, Trisno S.|title=Dekolonisasi Masyarakat Adat: Catatan dari Seminar PGI|publisher=''Program study agama dan lintas budaya Sekolah Pascasarjana [[Universitas Gadjah Mada]]''|date=26 April 2018|access-date=28-02-2019|archive-date=2019-03-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20190301074806/https://crcs.ugm.ac.id/id/perspective-id/12692/dekolonisasi-masyarakat-adat-catatan-dari-seminar-pgi.html|dead-url=yes}}</ref><ref name="Siregar">{{cite conference |surname=Siregar |given=Rospita Adelina |editor1=Dr. Lamhot Naibaho, S.Pd, M.Hum |editor2=Dr. Demsy Jura, M.Th |title=Kebijakan Publik bila Mencantumkan Aliran Kepercayaan dalam Admininistrasi Kependudukan sebagai Bentuk Revitalisasi Pancasila |book-title=Seminar Nasional "Revitalisasi Indonesia melalui Identitas Kemajemukan Berdasarkan Pancasila", diselenggarakan oleh Pusat Sudi Lintas Agama dan Budaya — Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia. Jakarta, 22 November 2018 |place=Jakarta |publisher=[[Universitas Kristen Indonesia|UKI Press]] |date=2018 |pages=173–77 |url=http://repository.uki.ac.id/842/1/Rospita.pdf |isbn=978-979-8148-96-5 |ref=harv}}</ref>{{sfn|Marshall|2018|pp=85–96}} Dalam sejarahnya, konflik antaragama juga telah terjadi di Indonesia. [[Transmigrasi|Program transmigrasi]] secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia.<ref name="transcon">{{cite web |title=Transmigration |work=Prevent Conflict |date=April 2002 |url=http://www.preventconflict.org/portal/main/background_transmigration.php | access-date=13-10-2006}}</ref>
Dalam [[UUD 1945]] dinyatakan bahwa "tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya" dan "menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya".<ref>{{cite web | title = Undang-undang Dasar 1945 | url = http://www.us-asean.org/Indonesia/constitution.htm | accessdate = 2006-10-02 }}</ref> Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan [[Khonghucu]].<ref name="Yang">{{cite journal | last = Yang | first = Heriyanto | title = The History and Legal Position of Confucianism in Post Independence Indonesia | journal = Religion | volume = 10 | issue = 1 | date = 2005 | url = http://web.uni-marburg.de/religionswissenschaft/journal/mjr/pdf/2005/yang2005.pdf | accessdate = 2006-10-02}}</ref><ref>{{cite journal | last = Hosen | first = Nadirsyah | authorlink = | coauthors =
| title = Religion and the Indonesian Constitution: A Recent Debate
| journal = Journal of Southeast Asian Studies | volume = | issue = | pages = | publisher = Cambridge University Press | date = 2005-09-08 | url = http://eprint.uq.edu.au/archive/00002795/01/hosen-JSEAS.pdf | doi = 10.1017/S0022463405000238
| id = | accessdate = 2006-10-26 }}</ref>
 
Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. [[Transmigrasi|Program transmigrasi]] secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia.<ref name="transcon">{{cite web | title = Transmigration | work = Prevent Conflict| date = April 2002 | url = http://www.preventconflict.org/portal/main/background_transmigration.php | accessdate = 2006-10-13 }}</ref>
 
== Sejarah ==
{{utama|Penyebaran agama Buddha di sepanjang Jalur Sutra|Ajaran Siwa-Buddha|Penyebaran Islam di Nusantara}}
[[Berkas:Transasia trade routes 1stC CE gr2.png|250px|jmpl|ka|[[Jalur Sutra]], yang menghubungkan antara India dan Indonesia.]]
[[Berkas:Transasia trade routes 1stC CE gr2.png|250px|jmpl|kiri|[[Jalur Sutra]], yang menghubungkan antara India dan Indonesia.]]{{multiple image|align=right|direction=|footer=Kiri: Prosesi kremasi ''mapui'' dalam upacara ''ijam'me''' [[suku Maanyan|Maanyan]]. Kanan: [[Sedekah laut]] di [[Kabupaten Situbondo|Situbondo]].|image1=Ijam'me' - Mapui 170723003.JPG|image2=Petik laut.jpg}}
Berdasar sejarah, kelompok [[migrasi|pendatang]] telah menjadi pendorong utama keanekaragaman agama dan [[Budaya Indonesia|budaya]] di dalam negeri dengan pendatang dari [[India]], [[Tiongkok]], [[Portugal]], [[Bangsa Arab|Arab]], dan [[Belanda]].<ref name="indency">{{cite web | title = Indonesian Religions | work = Encyclopedia of Philosophy, Theology and Religion (PHILTAR) | publisher = St. Martin's College | url = http://philtar.ucsm.ac.uk/encyclopedia/indon/geness.html | accessdate = 2006-10-02 }}</ref> Bagaimanapun, hal ini sudah berubah sejak beberapa perubahan telah dibuat untuk menyesuaikan budaya di [[Indonesia]]
Sampai awal era Masehi, orang-orang Nusantara ([[suku bangsa Austronesia]] serta [[Daftar suku bangsa di Papua|bangsa Papua]]) menganut agama dan [[Agama asli Nusantara|kepercayaan]] serta budaya sendiri.{{sfnm|1a1=Subagya|1y=1969|1p=|2a1=Schefold|2y=1980|2p=|3a1=Popov|3y=2017|3p=96}} Kelompok pendatang—dari [[subbenua India]], [[Tiongkok]], [[Portugal]], [[Bangsa Arab|Arab]], dan [[Belanda]]—menjadi faktor utama persebaran agama lain di Indonesia.<ref name="indency">{{cite web |url=http://www.philtar.ac.uk/encyclopedia/indon/geness.html |author=Shaw, Elliott, ed.|title=Indonesian Religions |publisher=PHILTAR|
date=28 November 2016 |access-date=02-03-2019}}</ref> Meskipun demikian, agama beserta juga budaya yang dibawa ini diubah akibat beberapa modifikasi untuk menyesuaikan dengan karakteristik Indonesia.<ref>{{Cite web|title=Sejarah Agama dan Keyakinan di Indonesia|url=https://nu.or.id/fragmen/sejarah-agama-dan-keyakinan-di-indonesia-BVFiR|website=NU Online|language=id-id|access-date=2024-01-13}}</ref>
 
Agama Hindu dan Buddha telah dibawa ke Indonesia sekitar [[abad ke-2]] dan abad ke-4 Masehi ketika pedagang dari India datang ke [[Sumatra]], [[Jawa]], dan [[Sulawesi]] dengan membawa agama mereka. Hindu mulai berkembang di pulau Jawa pada abad kelima Masehi dengan kasta Brahmana yang memuja [[Siva]]. Pedagang juga mengembangkan ajaran Buddha pada abad berikut lebih lanjut dan sejumlah ajaran Buddha dan Hindu telah memengaruhi kerajaan-kerajaan kaya, seperti [[Kerajaan Kutai Martapura|Kutai]], [[Sriwijaya]], [[Majapahit]], dan [[Sailendra]]. Sebuah candi Buddha terbesar di dunia, [[Borobudur]], dibangun oleh Kerajaan Sailendra pada waktu yang sama, begitu pula dengan candi Hindu, [[Prambanan]] juga dibangun. Puncak kejayaan Hindu-Jawa, Kerajaan Majapahit, terjadi pada abad ke-14 M, yang juga menjadi zaman keemasan dalam sejarah Indonesia.{{sfnm|1a1=Mantra|1y=1958|1p=|2a1=Gonda|2y=1975|2pp=1–54|3a1=Kinney|3a2=Klokke|3a3=Kieven|3y=2003|3p=|4a1=Levenda|4y=2011|4p=|5a1=Acri|5a2=Griffiths|5y=2011|6a1=Domenig|6y=2014|6p=|7a1=Sukamto|7y=2018|7p=}} Hinduisme memiliki pengaruh yang menentukan pada ideologi pemerintahan satu orang [[Raja (gelar)|raja]].<ref>
{{cite book|surname=Heine-Geldern|given=Robert |year=1956 |title=Conceptions of State and Kingship in Southeast Asia |place=Ithaca, NY |publisher=Southeast Asia Program Publications of [[Universitas Cornell|Cornell University]]}}</ref>
 
Teori Makkah, teori ini dikemukakan oleh Sir Thomas Arnold bersama Crawfurd, Niemann, dan de Hollander. Menurut Arnold, Coromandel dan Malabar bukan satu-satunya tempat Islam berasal, tetapi juga dari Arab. Dalam pandangan Arnold, para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka dominan dalam perdagangan Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijriah atau abad ke-7 dan ke-8 Masehi.
 
Pengaruh Islam telah masuk ke nusantara sekitar abad 7, dibawa langsung oleh para pedagang Arab. Buktinya adalah adanya permukiman Islam pada tahun 674 di Baros. Uraian tersebut merupakan proses masuknya Islam dalam Teori Arab atau Makkah. Teori ini juga disetujui oleh beberapa ahli Indonesia, salah satunya adalah Hamka. Selain alasan kesamaan mazhab, Hamka melihat bahwa gelar raja-raja Pasai adalah al-Malik, bukan Shah atau Khan seperti yang terjadi di Persia dan India. Di samping itu, pada abad ke-13 Masehi, ada ulama-ulama Jawi yang mengajarkan tasawuf di Makkah.
 
Mengutip jurnal ''Portugis dan Misi Kristenisasi di Ternate'' oleh Usman Nomay (204), Kristen mulai memasuki wilayah Nusantara setelah penjajah Portugis berhasil merebut Malaka, pusat perdagangan di Asia Tenggara. Dari Malaka, mereka berlayar ke wilayah penghasil rempah-rempah yaitu Maluku.
 
Saat tiba di Maluku mereka disambut dengan baik oleh Sultan Ternate, bahkan diberi kesempatan untuk membangun benteng, sebagai bukti toleransi tinggi Sultan Ternate kepada tamunya.
 
Oleh sebab itu mereka mulai melaksanakan berbagai macam metode untuk mengajak orang-orang Ternate yang beragama Islam atau yang masih menganut dinamisme dan animisme untuk mengimani Kristen Katolik. Laki-laki Portugis mengawini budak-budak dan perempuan pribumi, kemudian menjadikan mereka penganut Katolik.
 
Melalui politik ''devide et impera'' dan kerjasama dengan penguasa lokal dalam bidang perdagangan, Portugis mulai melakukan misi Jesuitnya. Kepada orang awam, Portugis memberikan pengetahuan bahwa agama Kristen memberi kedamaian dan keselamatan.
 
Seorang misionaris, Franciscus Xaverius bahkan berhasil membaptis beribu-ribu orang. Selain Maluku, misi Katolik juga menyebar ke daerah-daerah lain seperti Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur, sebelum Portugis diusir dari Kepulauan Nusantara pada 1575.
 
Mengutip jurnal ''Misi Kristen di Indonesia: Kesaksian Kristen Protestan'' oleh Benyamin F. Intan (2015), mulanya dalam kontrak antara VOC dan Belanda tidak terdapat pasal tentang kekristenan. Namun pada 1623 VOC juga diharuskan menyebarkan misi Kristen.
 
Karena motif utama VOC adalah perdagangan, maka dukungan terhadap penyebaran misi Protestan dilakukan selama hal tersebut mendatangkan keuntungan.
 
Setelah kekuatan Portugis di Nusantara hancur, pejabat VOC beranggapan pengkonversian agama penduduk dari Katolik ke Protestan sangat penting agar loyalitas mereka berpindah dari Portugis ke Belanda.
 
Oleh sebab itu selama kurun waktu 1602-1800, VOC mengirimkan 254 pendeta dan 800 konselor Kristen. Mereka memang berhasil mengkristenkan banyak orang, namun karena VOC berorientasi pada keuntungan politik dan ekonomi, banyak ditemukan warga yang identitasnya saja Kristen, namun pada praktiknya tidak sesuai dengan apa yang diajarkan. Orientasi pada jumlah ini malah menghasilkan sinkretisme.
 
Mengutip ''Kolonialisme dan Misi Kristen di Jawa'' karya Muhammad Isa Anshory (2011), dibandingkan VOC, pemerintah Hindia Belanda memberikan lebih banyak perhatian terhadap perkembangan Kristen di wilayah koloninya. Pemerintah bahkan memberikan gaji kepada para pendeta yang berkarya di Hindia Belanda.
 
Namun untuk menjaga ketertiban dan keamanan, beberapa daerah yang berpenduduk mayoritas Muslim dinyatakan tertutup bagi kegiatan misi. Misionaris yang akan menyebarkan agama harus mengantongi izin terlebih dahulu dari pemerintah.
 
Di era politik etis, persebaran Kristen semakin meluas. Para misionaris dengan bantuan subsidi pemerintah mendirikan sekolah-sekolah, rumah sakit dan balai-balai kesehatan.
Hindu dan Buddha telah dibawa ke Indonesia sekitar abad kedua dan abad keempat Masehi ketika pedagang dari India datang ke [[Sumatera]], [[Jawa]] dan [[Sulawesi]], membawa agama mereka. Hindu mulai berkembang di pulau Jawa pada abad kelima Masehi dengan kasta Brahmana yang memuja [[Siva]]. Pedagang juga mengembangkan ajaran Buddha pada abad berikut lebih lanjut dan sejumlah ajaran Buddha dan Hindu telah memengaruhi kerajaan-kerajaan kaya, seperti [[Kutai]], [[Sriwijaya]], [[Majapahit]] dan [[Sailendra]].<ref>{{cite web | title = The Period of Hindu Kingdoms | publisher = Embassy of Republic of Indonesia at Bangkok, Thailand | date = 2006 | url = http://www.kbri-bangkok.com/about_indonesia/history_02.html | accessdate = 2006-10-17 }}</ref> Sebuah candi Buddha terbesar di dunia, [[Borobudur]], telah dibangun oleh Kerajaan Sailendra pada waktu yang sama, begitu pula dengan candi Hindu, [[Prambanan]] juga dibangun. Puncak kejayaan Hindu-Jawa, Kerajaan Majapahit, terjadi pada abad ke-14 M, yang juga menjadi zaman keemasan dalam sejarah Indonesia.<ref>{{cite journal
| last = Pariwono
| first = John I.
| authorlink =
| coauthors = Abdul Gani Ilahude and Malikusworo Hutomo
| title =Progress in Oceanography of the Indonesian Seas: A Historical Perspective
| journal = Oceanography
| volume = 18
| issue = 4
| page = 8
| publisher = The Oceanography Society
| month = December | year = 2005
| url = http://www.tos.org/oceanography/issues/issue_archive/issue_pdfs/18_4/18.4_pariwono_et_al.pdf
|format=PDF| doi =10.5670/oceanog.2005.04
| id =
| accessdate = 2006-10-27 }}</ref>
 
Pada Periode [[Orde Lama]] [[Sukarno]] (dari tahun 1945 hingga 1965) terjadi gangguan antara agama dan negara.{{sfn|Intan|2006|pp=44–50}}{{Explain}} Perubahan penting terhadap agama-agama juga terjadi sepanjang era [[Orde Baru]]. Antara tahun 1964 dan 1965, ketegangan antara [[Partai Komunis Indonesia|PKI]] dan pemerintah Indonesia, bersama dengan beberapa organisasi mengakibatkan terjadinya konflik dan pembunuhan terburuk pada abad ke-20. Atas dasar peristiwa itu, pemerintahan Orde Baru mencoba untuk menindak para pendukung PKI, dengan menerapkan suatu kebijakan yang mengharuskan semua untuk memilih suatu agama, karena kebanyakan pendukung PKI adalah [[ateisme|ateis]].{{sfnm|1a1=Geertz|1y=1972|1pp=62–84|2a1=Bertrand|2y=2004|2pp=34–104}} Sebagai hasilnya, tiap-tiap warga negara Indonesia diharuskan untuk membawa kartu identitas pribadi yang menandakan agama mereka. Kebijakan ini mengakibatkan suatu perpindahan agama secara massal, dengan sebagian besar berpindah agama ke Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Karena Konghucu bukanlah salah satu dari status pengenal agama, banyak orang [[Tionghoa]] juga berpindah ke Kristen atau Buddha.{{sfn|Bertrand|2004|pp=34–104}}
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-14 melalui pedagang di [[Gujarat]], [[India]].<ref name="indency"/> Islam menyebar sampai pantai barat Sumatera dan kemudian berkembang ke timur pulau Jawa. Pada periode ini terdapat beberapa kerajaan Islam, yaitu kerajaan [[Demak]], [[Pajang]], [[Mataram]] dan [[Banten]]. Pada akhir abad ke-15 M, 20 kerajaan Islam telah dibentuk, mencerminkan dominasi Islam di Indonesia.
 
== Enam agama utama ==
Kristen [[Katolik]] dibawa masuk ke Indonesia oleh bangsa Portugis, khususnya di pulau [[Flores]] dan [[Timor]].<ref name="portcath">{{cite journal
Berdasarkan ''[[:s:Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1965#Penjelasan|Penjelasan Pasal 1 Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama]]'':
| last =
<blockquote>Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, Kristen [Protestan], Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu Ciu (Confusius).{{sfnm|1a1=Hosen|1y=2005|1pp=419–440|2a1=Shah|2y=2017|2p=|3a1=Marshall|3y=2018|3pp=85–96}}
| first =
| authorlink =
| coauthors =
| title = East Asia
| journal =
| volume =
| issue =
| pages =
| publisher = OMF International
| date = September 2003
| url = http://www.serveasia.nl/document/pdfs/East%20Asia.PDF
| doi =
| id =
| accessdate = 2006-10-27 }}</ref>
 
Hal ini dapat dibuktikan dalam sejarah perkembangan Agama-agama di Indonesia. Karena 6 macam Agama ini adalah agama-agama yang dipeluk hampir seluruh penduduk Indonesia, maka kecuali mereka mendapat jaminan seperti yang diberikan oleh pasal 29 ayat 2 Undang-undang Dasar, juga mereka mendapat bantuan-bantuan dan perlindungan seperti yang diberikan oleh pasal ini.
Kristen [[Protestan]] pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda pada abad ke-16 M dengan pengaruh ajaran [[Calvinis]] dan [[Lutheran]]. Wilayah penganut animisme di wilayah Indonesia bagian Timur, dan bagian lain, merupakan tujuan utama orang-orang Belanda, termasuk [[Maluku]], [[Nusa Tenggara]], [[Papua]] dan [[Kalimantan]]. Kemudian, Kristen menyebar melalui pelabuhan pantai [[Borneo]], kaum [[misionaris]]pun tiba di [[Toraja]], [[Sulawesi]]. Wilayah Sumatera juga menjadi target para misionaris ketika itu, khususnya adalah orang-orang [[Batak]], dimana banyak saat ini yang menjadi pemeluk Protestan.<ref>{{cite book
|last = Goh
|first = Robbie B.H.
|authorlink =
|coauthors =
|title = Christianity in Southeast Asia
|publisher = Institute of Southeast Asian Studies
|date =
|location =
|pages = 80
|url =
|doi =
|id = 9812302972 }}</ref>
 
Ini tidak berarti bahwa agama-agama lain, misalnya: Yahudi, Zarasustrian [''[[sic]]''], Shinto, Taoism dilarang di Indonesia. Mereka mendapat jaminan penuh seperti yang diberikan oleh pasal 29 ayat 2 dan mereka dibiarkan adanya, asal tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam peraturan ini atau peraturan perundangan lain.
Perubahan penting terhadap agama-agama juga terjadi sepanjang era [[Orde Baru]].<ref name="necid">{{cite book|last = Bertrand|first = Jaques|title = Nationalism and Ethnic Conflict in Indonesia|publisher = Cambridge University Press|date = 2004|id = ISBN 0-521-52441-5 }}</ref> Antara tahun [[1964]] dan [[1965]], ketegangan antara [[Partai Komunis Indonesia|PKI]] dan pemerintah Indonesia, bersama dengan beberapa organisasi, mengakibatkan terjadinya konflik dan pembunuhan terburuk pada abad ke-20.<ref name="pki1965">Kahin, George McT. and Kahin, Audrey R. Subversion as Foreign Policy: The Secret Eisenhower and Dulles Debacle in Indonesia. New York: The New Press, 1995.</ref> Atas dasar peristiwa itu, pemerintahan Orde Baru mencoba untuk menindak para pendukung PKI, dengan menerapkan suatu kebijakan yang mengharuskan semua untuk memilih suatu agama, karena kebanyakan pendukung PKI adalah [[ateisme|ateis]].<ref name="necid"/> Sebagai hasilnya, tiap-tiap warganegara Indonesia diharuskan untuk membawa kartu identitas pribadi yang menandakan agama mereka. Kebijakan ini mengakibatkan suatu perpindahan agama secara massal, dengan sebagian besar berpindah agama ke Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Karena [[Konghucu]] bukanlah salah satu dari status pengenal agama, banyak orang [[Tionghoa]] juga berpindah ke Kristen atau Buddha.<ref name="necid"/>
 
Terhadap badan/aliran kebatinan, Pemerintah berusaha menyalurkannya ke arah pandangan yang sehat dan ke arah Ke-Tuhanan Yang Maha Esa. Hal ini sesuai dengan ketetapan M.P.R.S. No. II/MPRS/1960 [tentang Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama 1961–1969], lampiran A. Bidang I, angka 6.
== Enam agama utama di Indonesia ==
</blockquote>
Berdasarkan ''Penjelasan Atas Penetapan Presiden No 1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama'' pasal 1, "Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, Kristen (Protestan), Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu (Confusius)".<ref name="penpres">{{cite web | title = Penetapan Presiden No 1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama | url=http://www.djpp.depkumham.go.id/inc/buka.php?d=1900+65&f=pnps1-1965.htm | accessdate=2008-4-8 }}</ref>
 
=== Islam ===
{{utama|Islam di Indonesia}}
[[Berkas:Banda Aceh's Grand Mosque, Indonesia.jpg|250px|kiri|jmpl|[[Masjid Raya Baiturrahman]] di Banda Aceh, Indonesia.]]
[[Berkas:Islam Indonesia Percentage Sensus2010.svg|ka|jmpl|400px|Peta persebaran umat Islam di Indonesia berdasarkan sensus tahun 2010.]]
{{utama|Islam di Indonesia|Islam Nusantara}}
Indonesia merupakan negara dengan penduduk [[Muslim]] terbanyak di dunia, dengan 87,18% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran [[Islam]].<ref>{{cite news|last = Suryodiningrat|first = Meidyatama|title = Who Are Indonesians?|publisher = The Jakarta Post|date = 2006-10-02|url = http://www.thejakartapost.com/community/ina3.asp|accessdate = 2006-10-02 }}</ref> Mayoritas Muslim dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia (seperti di [[Jawa]] dan [[Sumatera]]) hingga wilayah pesisir [[Pulau Kalimantan]]. Sedangkan di wilayah timur Indonesia, persentase penganutnya tidak sebesar di kawasan barat.<ref name="csi">cf. Bunge (1983), chapter [http://countrystudies.us/indonesia/37.htm Islam].</ref> Sekitar 98% Muslim di Indonesia adalah penganut aliran [[Sunni]].<ref name="imamreza">{{cite web | last=Reza | first=Imam | title=Shia Muslims Around the World | url=http://www.imamreza.net/eng/imamreza.php?id=3591 | accessdate=2006-10-04 }}</ref> Sisanya, sekitar dua juta pengikut adalah [[Syiah]] (di atas satu persen), berada di Jawa
[[Berkas:Masjid Istiqlal - Panoramio.jpg|thumb|[[Masjid Istiqlal]] di [[Jakarta]] ]] 86,7% dari jumlah penduduk Indonesia adalah beragama Muslim.<ref name="sp2010">{{citation|last=Badan Pusat Statistik|date=Oktober 2011|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2010|url=http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|location=Jakarta|publisher=Badan Pusat Statistik|archive-url=https://web.archive.org/web/20170712140438/http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf |archive-date=12 Juli 2017}}</ref> Mayoritas muslim dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia (seperti di Jawa dan Sumatra) hingga wilayah pesisir [[Pulau Kalimantan]]. Sedangkan di wilayah timur Indonesia, persentase penganutnya tidak sebesar di kawasan barat.{{sfn|Azra|2006|pp=31–42}}{{sfn|Husain|2017|p=}}
<ref name="imamreza"/>
 
Sejarah Islam di Indonesia sangatlah kompleks dan mencerminkan keanekaragaman dan kesempurnaan tersebut kedalamke dalam kultur.<ref name="csi"/> Pada [[abad ke-1213]], sebagian besar pedagang orang Islam dari [[IndiaGujarat]], India tiba di pulau SumateraSumatra, Jawa dan Kalimantan (misalnya, sekitar tahun 1297 telah ada jemaah di [[Peureulak, Aceh Timur]]). Hindu yang dominan beserta kerajaan Buddha, seperti [[Majapahit]] dan [[Sriwijaya]], mengalami kemunduran, dimana banyak pengikutnya berpindah agama ke Islam.{{sfnm|1a1=Amrullah|1y=1982|1p=|2a1=Atjeh|2y=1971|2p=|3a1=Hasymi|3y=1981|3p=|4a1=Husain|4y=2017|4p=|5a1=Laffan|5y=2015|5p=|6a1=Ricklefs|6y=2006|6p=|7a1=Ricklefs|7y=2007|7p=|8a1=Ricklefs|8y=2013|8p=|9a1=Saifullah|9y=2010|9p=}} Dalam jumlah yang lebih kecil, banyak penganut Hindu yang berpindah ke [[Bali]] karena perang saudara akibat pemberontakan Suro, Nambi dan Kuti, sebagian Jawa dan SumateraSumatra.<ref name="csi"/> Dalam beberapa kasus, ajaran Islam di Indonesia dipraktikkan dalam bentuk yang berbeda jika dibandingkan dengan Islam daerah [[Timur Tengah]].<!--<ref name="CUIBTI">{{cite web sfnm| title 1a1= Indonesia - Bhineka Tunggal Ika Geerts| publisher 1y= Centre Universitaire d'Informatique 1982| url1p=http://cui.unige.ch/~luthi/download/indo.html | accessdate2a1=Mufid|2y=2006-10-20 |2p=}}</ref>-->
<!-- Politically, parties based on moderate and tolerant Islamic interpretations have had significant, but not dominating success in the national parliamentary elections in 1999 and 2004. Hardline [[Islamist]] parties, however, have had little electoral success and their support base remains weak in numbers. One form of Islam, known as neofundamentalist,<ref name="abi">{{cite web
| last = Bubalo
| first = Anthony
| authorlink =
| coauthors = Greg Fealy
| title = Between the Global and the Local: Islamism, the Middle East, and Indonesia
| work = Lowy Institute for International Policy and Australian National University
| publisher = Global Politics
| date = 2005-10-5A
| url = http://www.brook.edu/fp/saban/analysis/20051101bubalo_fealy.htm
| format =
| doi =
| accessdate = 2006-10-04 }}</ref> adapted for new ways of thinking about the relationship between Islam, [[politics]] and [[society]]. Nonetheless, a number of [[fundamentalist]] groups have been established, including the Majelis Mujahiden (MMI) and their alleged associates [[Jamaah Islamiyah]] (JI).<ref name="abi"/> The Islamist Prosperous and Welfare Party (''Partai Keadilan Sejahtera'' or PKS) has a different point of view from the neofundamentalists, notably the anti-Semitic views and anti-Western conspiracy theories of some of its members.<ref name="abi"/> -->
 
Pada abad ke 15 dan 16, penyebaran Islam dipercepat oleh pekerjaan pendakwah [[Maulana Malik Ibrahim]] di Sumatra dan di Jawa oleh Wali Songo, serta kampanye yang dipimpin oleh sultan yang menargetkan kerajaan Hindu-Budha dengan masing-masing mencoba mengukir wilayah atau pulau untuk dikendalikan. Empat kesultanan yang beraneka ragam dan berkesinambungan muncul di Sumatera bagian utara dan selatan, Jawa barat dan tengah, serta Kalimantan bagian selatan. Para sultan menyatakan Islam sebagai agama negara dan mengajarkan kesetaraan antara penduduk dengan mengecam perbudakan yang membuat ketertarikan penduduk saat itu. Juga cara pengajaran yang lembut dan memberikan pengetahuan seperti pertanian, peternakan dan kesenian yang menjadikan Islam agama yang paling diterima.
Ada pula sekelompok pemeluk '''[[Ahmadiyah]]''' yang kehadirannya belakangan ini sering dipertanyakan. Aliran ini telah hadir di Indonesia sejak [[1925]]. Pada [[9 Juni]] [[2008]], pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah surat keputusan yang praktis melarang Ahmadiyah melakukan aktivitasnya ke luar. Dalam surat keputusan itu dinyatakan bahwa Ahmadiyah dilarang menyebarkan ajarannya.<ref>{{cite web|url=http://www.indonesiamatters.com/search/Ahmadiyah|accessdate=2008-12-03}}</ref>
 
; Sunni
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Moslimmannen tijdens het gebed op vrijdag in de moskee Tulehu TMnr 20017952.jpg|jmpl|250px|Pria muslim Indonesia mengenakan [[songkok]] dan [[sarung]] tengah mengerjakan [[Shalat Berjama'ah|shalat]].]]
[[Berkas:Tradisi Unggahan Bonokeling.jpg|thumb|right|300px|Adat [[Perlon Unggahan]] kepada leluhur oleh orang Muslim Jawa di [[Pekuncen, Jatilawang, Banyumas|Pekuncen, Banyumas]], pada hari Jumat terakhir menjelang bulan Ramadan.]]
Sekitar 98% umat Muslim di Indonesia adalah penganut aliran [[Sunni]] dari [[mazhab Syafi'i]] dan sebagian mazhab-mazhab Sunni lainnya{{sfnm|1a1=Mehden|1y=1995|1p=|2a1=Husain|2y=2017|2p=|3a1=Burhanudin|3a2=Dijk|3y=2013|3p=}} serta gerakan [[Salafiyah]].{{sfnm|1a1=Hasan|1y=2007|1p=|2a1=Solahudin|2y=2011|2p=|3a1=Hauser-Schäublin|3a2=Harnish|3y=2014|3pp=144–61|4a1=Krismono|4y=2017|4p=|5a1=Baskara|5y=2017|5p=}} Dua jurusan Sunni yang utama ialah [[Islam Tradisionalis]] (misalnya ormas [[Nahdlatul 'Ulama]]) dan [[Modernisme Islam]] ([[Muhammadiyah]] dan lain-lain).{{sfn|Mehden|1995|p=}} Terdapat sejumlah [[tarekat]] dari [[Sufisme]] (Tasawuf).{{sfnm|1a1=Bruinessen|1y=1992|1p=|2a1=Kraus|2y=1997|2pp=169–89|3a1=Howell|3y=2001|3pp=701–29|4a1=Mufid|4y=2006|4p=|5a1=Sidel|5y=2006|5p=|6a1=Mulyati|6y=2010|6p=|7a1=Laffan|7y=2015|7p=}} Di beberapa daerah, orang melanjutkan kepercayaan lama mereka dan mengadopsi versi sinkretik Islam, misalnya kaum [[Abangan]] di Jawa.{{sfnm|1a1=Geertz|1y=1982|1p=|2a1=Headley|2y=2004|2p=|3a1=Hefner|3y=1989|3p=|4a1=Hurmain|4y=1991|4p=|5a1=Mufid|5y=2006|5p=|6a1=Muhaimin|6y=2006|6p=|7a1=Picard|7a2=Madinier|7y=2011|7pp=71–93|8a1=Rasjidi|8y=1967|8p=|9a1=Ricklefs|9y=2006|9p=|10a1=Romdon|10y=1993|10p=}}{{sfnm|1a1=Simuh|1y=1995|1p=|2a1=Woodward|2y=1989|2p=|3a1=Woodward|3y=2011|3p=}}
 
; Syiah
{{utama|Islam Syiah di Indonesia}}
Aliran [[Syiah]] memainkan peran penting dalam periode awal penyebaran Islam di Sumatera Utara ([[Aceh]]).{{sfn|Atjeh|1971|pp=32}} Kini, sisanya di atas 1% pengikut, yakni 1–3 juta orang, adalah penganut Syiah mazhab [[Dua Belas Imam]], yang berada di Sumatra, Jawa, [[Pulau Madura|Madura]], dan [[Sulawesi]], dan juga mazhab [[Ismailiyah]] di Bali.{{sfnm|1a1=Ali|1y=1994–95|1pp=67–93|2a1=Atjeh|2y=1977|2p=|3a1=Hasymi|3y=1983|3p=|4a1=Ida|4y=2016|4pp=194–215|5a1=Zulkifli|5y=2011|5p=}} Semisal di antara subsuku [[Hadhrami]] [[Arab-Indonesia]].<ref>{{cite book|author=Jacobsen, Frode |year=2009 |title=Hadrami Arabs in Present-day Indonesia |url= |publisher=Taylor & Francis |isbn=978-0-415-48092-5 |pages=19–}}</ref> Perkumpulan utamanya adalah Ikatan Jemaah Ahlulbait Indonesia (IJABI).{{sfn|Zulkifli|2011|p=197}}
 
; Ahmadiyyah
{{utama|Ahmadiyyah di Indonesia}}
Terdapat sekitar 400 ribu (0,2%) pemeluk aliran [[Ahmadiyyah]] (“Jemaah Muslim Ahmadiyah Indonesia”, JMAI) yang kehadirannya belakangan ini sering dipertanyakan. [[Ahmadiyyah di Indonesia]] telah hadir sejak tahun 1925.{{sfn|Burhani|2014|pp=143–44}} Pada tanggal 9 Juni 2008, pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah surat keputusan yang praktis melarang Ahmadiyah melakukan aktivitasnya ke luar. Dalam surat keputusan itu dinyatakan bahwa Ahmadiyah dilarang menyebarkan ajarannya.{{sfn|Rahman|2014|pp=418–20}} Dari Ahmadiyyah utama memisahkan diri “[[Gerakan Ahmadiyah Lahore|Gerakan Ahmadiyah-Lahore Indonesia]]” (GAI) lebih kecil yang di Jawa sejak tahun 1924.{{sfn|Burhani|2014|pp=143–44}}
 
=== Kekristenan ===
{{utama|Kekristenan di Indonesia|Gereja di Indonesia}}
 
==== Kristen Protestan ====
{{utama|Kristen Protestan di Indonesia}}
[[Berkas:Protestant Indonesia Percentage Sensus2010.svg|jmpl|kiri|400px|Peta persebaran umat Kristen Protestan di Indonesia berdasarkan sensus tahun 2010.]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Lijkbaar met het stoffelijk overschot van het overleden christelijke dorpshoofd versierd met een afbeelding van da Vinci's Het Laatste Avondmaal tijdens een dodenfeest van de Toraja TMnr 20018485.jpg|jmpl|Pemakaman seorang kepala suku Kristen di [[Kabupaten Tana Toraja]], [[Sulawesi]] (1971). Rumah didekorasi dengan salinan lukisan [[Perjamuan Terakhir]] oleh [[Leonardo da Vinci]]. ]]
Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonial [[Belanda]] (VOC), pada sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mereformasi Katolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia.<ref name="rbhgoh">{{cite book
|last = Goh
|first = Robbie B.H.
|authorlink =
|coauthors =
|title = Christianity in Southeast Asia
|publisher = Institute of Southeast Asian Studies
|date =
|location =
|pages = p.80
|url =
|doi =
|id = 9812302972 }}</ref> Agama ini berkembang dengan sangat pesat pada abad ke-20, yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari [[Eropa]] ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat [[Papua]] dan lebih sedikit di kepulauan [[Sunda]].<ref name="infocathuslib"/> Pada 1965, ketika terjadi perebutan kekuasaan, orang-orang tidak beragama dianggap sebagai orang-orang yang tidak ber-Tuhan, dan karenanya tidak mendapatkan hak-haknya yang penuh sebagai warganegara.<ref name="infocathuslib"/> Sebagai hasilnya, gereja Protestan mengalami suatu pertumbuhan anggota.
 
Kristen Protestan disebarkan di Indonesia selama masa kolonial Belanda ([[VOC]]) pada sekitar abad ke-17. Kebijakan VOC yang mereformasi Katolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia. Agama ini berkembang dengan sangat pesat pada abad ke-20 yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari [[Eropa]] ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat [[Papua]] dan lebih sedikit di [[Kepulauan Sunda Kecil|Kepulauan Sunda]]. Pada 1965, ketika terjadi perebutan kekuasaan, orang-orang tidak beragama dianggap sebagai orang-orang yang tidak ber-Tuhan, dan karenanya tidak mendapatkan hak-haknya yang penuh sebagai warga negara. Sebagai hasilnya, gereja Protestan mengalami suatu pertumbuhan anggota.{{sfnm|1a1=Aritonang|1y=1995|1p=|2a1=Aritonang|2a2=Steenbrink|2y=2008|2p=|3a1=Cooley|3y=1968|3p=|4a1=Goh|4y=2005|4p=80|5a1=Schröter|5y=2010|5p=}}<ref name="infocathuslib">Frederick; Worden. (1993). Chapter [http://countrystudies.us/indonesia/38.htm Christianity].</ref>
[[Protestan]] membentuk suatu perkumpulan minoritas penting di beberapa wilayah. Sebagai contoh, di pulau [[Sulawesi]], 17% penduduknya adalah Protestan, terutama di [[Tana Toraja]] dan [[Sulawesi Utara]]. Sekitar 80% penduduk di Tana Toraja adalah Protestan. Di beberapa wilayah, keseluruhan [[desa]] atau [[kampung]] memiliki sebutan berbeda terhadap aliran Protestan ini, tergantung pada keberhasilan aktivitas para misionaris.<ref>{{cite web
 
| last =
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Lijkbaar met het stoffelijk overschot van het overleden christelijke dorpshoofd versierd met een afbeelding van da Vinci's Het Laatste Avondmaal tijdens een dodenfeest van de Toraja TMnr 20018485.jpg|jmpl|Pemakaman seorang kepala suku Kristen di [[Kabupaten Tana Toraja]], [[Sulawesi]] (1971). Rumah didekorasi dengan salinan lukisan [[Perjamuan Terakhir]] oleh [[Leonardo da Vinci]].]]
| first =
[[Berkas:Church at Bukit Doa Getsemane Sanggam 01.JPG|jmpl|300px|Gereja Protestan di Bukit Doa Getsemane Sanggam, [[Unjur, Simanindo, Samosir|Unjur]], [[Simanindo, Samosir|Simanindo]], [[Kabupaten Samosir|Samosir]], [[Sumatera Utara]].]]
| authorlink =
 
| coauthors =
Protestan membentuk suatu perkumpulan minoritas penting di beberapa wilayah. Sebagai contoh, di pulau [[Sulawesi]], 17% penduduknya adalah Protestan, terutama di [[Tana Toraja]], [[Toraja Utara]], [[Mamasa]], [[Poso]] dan [[Sulawesi Utara]] (Kecuali Kabupaten [[Bolaang Mongondow]], [[Bolaang Mongondow Selatan]], [[Bolaang Mongondow Timur]], [[Bolaang Mongondow Utara]] dan Kota [[Kotamobagu]]) . Sekitar 80% penduduk di Tana Toraja adalah Protestan. Di beberapa wilayah, keseluruhan [[desa]] atau [[kampung]] memiliki sebutan berbeda terhadap aliran Protestan ini, tergantung pada keberhasilan aktivitas para misionaris.<ref name="Reformed">{{cite web |title=Indonesia — (Asia) |work=Reformed Online |date= |url=http://www.reformiert-online.net/weltweit/64_eng.php |access-date=07-10-2006}}</ref>
| title = Indonesia - (Asia)
| work = Reformed Online
| publisher = Reformed Online
| date =
| url = http://www.reformiert-online.net/weltweit/64_eng.php
| format =
| doi =
| accessdate = 2006-10-07 }}</ref>
 
Di Indonesia, terdapat tiga provinsi yang mayoritas penduduknya adalah Protestan, yaitu [[Papua]], [[Sulawesi Utara]], dan [[Papua Barat]], dengan persentase berurutan 6570,48%, 63,60%, dan 53,77% dari jumlah penduduk.<ref name="Sensussp2010" Penduduk/> 2010Di Papua, ajaran Protestan telah dipraktikkan secara baik oleh BPS">penduduk asli. Di Ambon, ajaran Protestan mengalami perkembangan yang sangat besar beriringan dengan agama Islam. Di Sulawesi Utara, kaum [[Minahasa]], berpindah agama ke Protestan pada sekitar abad ke-18. Saat ini, kebanyakan dari penduduk [[Suku Batak]] ([[Toba]], [[Karo]], [[Simalungun]], [[Pakpak]] dan sebagian [[Angkola]]) dan [[Nias]] di [[Sumatera Utara]] menjalankan beberapa aliran Protestan. Selain itu, para transmigran dari pulau [[Jawa]] dan [[Pulau Madura|Madura]] yang beragama Islam juga mulai berdatangan.{{citesfnm|1a1=Cooley|1y=1968|1p=|2a1=Aritonang|2a2=Steenbrink|2y=2008|2p=|3a1=Rodgers|3y=1981|3p=}}<ref bookname="Reformed" /> Saat ini, 7,6% dari jumlah penduduk Indonesia adalah penganut Protestan.<ref name="RELIGION"/>
[[Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia]] (PGI) merupakan wadah tunggal payung bagi kebanyakan gereja Protestan Nusantara.{{sfn|Popov|2017|p=23}}
|last =
|first =
|publisher=Badan Pusat Statistik
|title =Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010
|date =
|year =2011
|url =
|accessdate =
|isbn = 9789790644175
|url = http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html}}</ref>. Di Papua, ajaran Protestan telah dipraktikkan secara baik oleh penduduk asli. Di Ambon, ajaran Protestan mengalami perkembangan yang sangat besar beriringan dengan agama Islam. Di Sulawesi Utara, kaum [[Minahasa]], berpindah agama ke Protestan pada sekitar abad ke-18.<ref>{{cite web
| last =
| first =
| authorlink =
| coauthors =
| title = History - Colonialism & Independence
| work =
| publisher = North Sulawesi Tourism
| date =
| url = http://www.north-sulawesi.org/colonialism.html
| format =
| doi =
| accessdate = 2006-10-02 }}</ref> Saat ini, kebanyakan dari penduduk [[Suku Batak]] di [[Sumatera Utara]] menjalankan beberapa aliran Protestan. Selain itu, para transmigran dari pulau [[Jawa]] dan [[Pulau Madura|Madura]] yang beragama Islam juga mulai berdatangan. Saat ini, 6,69% dari jumlah penduduk Indonesia adalah penganut Kristen Protestan<ref name="Sensus Penduduk 2010 oleh BPS" />.
 
==== Kristen Katolik ====
{{utama|Gereja Katolik di Indonesia}}
[[Berkas:Catholic Indonesia Percentage Sensus2010.svg|jmpl|ka|400px|Peta persebaran umat Kristen Katolik di Indonesia berdasarkan sensus tahun 2010.]]
[[Berkas:Jakarta Cathedral Afternoon.jpgJPG|200px|jmpl|kiri|[[Gereja Katedral di Jakarta]].]]
Pada abad ke-14 dan ke-15 entah sebagai kelanjutan umat di Barus atau bukan ternyata ada kesaksian bahwa abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat Kristen Katolik Roma di Sumatera Selatan. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah.{{sfnm|1a1=Boelaars|1y=2005|1p=|2a1=Aritonang|2a2=Steenbrink|2y=2008|2p=|3a1=Steenbrink|3y=2003|3p=}}
===== Perintis: 645 - 1500 =====
Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ketujuh di Sumatera Utara. Fakta ini ditegaskan kembali oleh (Alm) Prof. Dr. Sucipto Wirjosuprapto. Untuk mengerti fakta ini perlulah penelitian dan rentetan berita dan kesaksian yang tersebar dalam jangka waktu dan tempat yang lebih luas. Berita tersebut dapat dibaca dalam sejarah kuno karangan seorang ahli sejarah Shaykh Abu Salih al-Armini yang menulis buku "Daftar berita-berita tentang Gereja-gereja dan pertapaan dari provinsi Mesir dan tanah-tanah di luarnya". yang memuat berita tentang 707 gereja dan 181 pertapaan Serani yang tersebar di Mesir, Nubia, Abbessinia, Afrika Barat, Spanyol, Arabia, India dan Indonesia.
 
Banyak orang Portugis yang memiliki tujuan untuk menyebarkan agama Katolik Roma di Indonesia, dimulai dari kepulauan [[Maluku]] pada tahun [[1534]]. Antara tahun 1546 dan 1547, pelopor misionaris Kristen, [[Fransiskus Xaverius]], mengunjungi pulau itu dan membaptiskan beberapa ribu penduduk setempat.<ref>{{cite web|last=Vermander|first=Benoit|title=Francis Xavier and Asia: the road to cultural inventiveness|work=Academic director of Taipei Ricci Institute|publisher=International Study Commission|date=|url=http://www.iscmrc.org/english/SFXfeer.html|access-date=07-10-2006|archive-date=2010-06-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20100604034958/http://www.iscmrc.org/english/SFXfeer.html|dead-url=yes}}</ref>
Dengan terus dilakukan penyelidikan berita dari Abu Salih al-Armini kita dapat mengambil kesimpulan kota Barus yang dahulu disebut Pancur dan saat ini terletak di dalam Keuskupan Sibolga di Sumatera Utara adalah tempat kediaman umat Katolik tertua di Indonesia. Di Barus juga telah berdiri sebuah Gereja dengan nama Gereja Bunda Perawan Murni Maria (''Gereja Katolik di Indonesia seri 1,diterbitkan oleh KWI)''
 
Pada abad ke-16, Portugis dan Spanyol mulai memperluas pengaruhnya di Manado dan kawasan Minahasa, serta mencapai Flores dan Timor. Portugis dan Spanyol berperan menyebarkan agama Kristen Katolik, namun hal tersebut tidak bertahan lama sejak VOC berhasil mengusir Spanyol dan Portugis dari Sulawesi Utara dan Maluku. VOC pun mulai menguasai Sulawesi Utara, untuk melindungi kedudukannya di Maluku. Selama masa VOC, banyak penyebar dan penganut agama Katolik Roma yang ditangkap. Belanda adalah negara basis Protestan, dan penganut Katolik dianggap sebagai kaki-tangan Spanyol dan Portugis, musuh politik dan ekonomi VOC. Karena alasan itulah VOC mulai menerapkan kebijakan yang membatasi dan melarang penyebaran agama Katolik. Yang paling terdampak adalah umat Katolik di [[Sulawesi Utara]], [[Flores]] dan [[Timor]]. Di Sulawesi Utara kini mayoritas adalah penganut Protestan. Meskipun demikian umat Katolik masih bertahan menjadi mayoritas di Flores, hingga kini Katolik adalah agama mayoritas di [[Nusa Tenggara Timur]]. Diskriminasi terhadap umat Katolik berakhir ketika Belanda dikalahkan oleh Prancis dalam era [[perang Napoleon]]. Pada tahun 1806, Louis Bonaparte, adik [[Napoleon I]] yang penganut Katolik diangkat menjadi Raja Belanda, atas perintahnya agama Katolik bebas berkembang di [[Hindia Belanda]].{{sfn|Steenbrink|2003|p=}}<ref name="infocathuslib" />
===== Awal mula: abad ke-14 - abad ke-18 =====
Dan selanjutnya abad ke-14 dan ke-15 entah sebagai kelanjutan umat di Barus atau bukan ternyata ada kesaksian bahwa abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat Katolik di Sumatera Selatan.
 
Agama Katolik mulai berkembang di [[Jawa Tengah]] ketika [[Franciscus Georgius Josephus van Lith|Frans van Lith]] menetap di [[Muntilan]] pada 1896 dan menyebarkan iman Katolik kepada rakyat setempat. Mulanya usahanya tidak membawa hasil yang memuaskan, hingga tahun 1904 ketika empat kepala desa dari daerah Kalibawang memintanya menjelaskan mengenai Katolik. Pada 15 Desember 1904, sebanyak 178 orang Jawa dibaptis di Semagung, Muntilan, Magelang.{{sfn|Steenbrink|2007|p=}}
Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah.<ref name="infocathuslib">{{cite web
| author = Bunge
| authorlink =
| coauthors =
| title = Indonesia - Christianity
| work = U.S. Library of Congress
| publisher = U.S. Library of Congress
| date = 1983
| url = http://countrystudies.us/indonesia/38.htm
| format =
| doi =
| accessdate = 2006-10-07 }}</ref>
 
Pada tahun 2018, 3,12% dari penduduk Indonesia adalah Katolik, lebih kecil dibandingkan para penganut [[Protestan]]. Mereka kebanyakan tinggal di Papua dan Flores. Selain di Flores, kantung Katolik yang cukup signifikan adalah di Jawa Tengah, yakni kawasan sekitar Muntilan, Magelang, Klaten, serta Yogyakarta. Selain masyarakat Jawa, iman Katolik juga menyebar di kalangan warga [[Tionghoa-Indonesia]].{{sfn|Steenbrink|2015|p=}}
Banyak orang Portugis yang memiliki tujuan untuk menyebarkan agama Katolik Roma di Indonesia, dimulai dari kepulauan [[Maluku]] pada tahun [[1534]]. Antara tahun [[1546]] dan [[1547]], pelopor misionaris Kristen, [[Fransiskus Xaverius]], mengunjungi pulau itu dan membaptiskan beberapa ribu penduduk setempat.<ref>{{cite web
| last = Vermander
| first = Benoit
| authorlink =
| coauthors =
| title = Francis Xavier and Asia: the road to cultural inventiveness
| work = Academic director of Taipei Ricci Institute
| publisher = International Study Commission
| date =
| url = http://www.iscmrc.org/english/SFXfeer.html
| format =
| doi =
| accessdate = 2006-10-07 }}</ref>
 
Di Indonesia, terdapat satu provinsi yang mayoritas penduduknya adalah penganut Katolik, yaitu [[Nusa Tenggara Timur]] dengan persentase 54,14% dari populasi penduduk provinsi tersebut.<ref name="sp2010" />
Pada abad ke-16, Portugis dan Spanyol mulai memperluas pengaruhnya di Manado dan kawasan Minahasa, serta mencapai Flores dan Timor. Portugis dan Spanyol berperan menyebarkan agama Kristen Katolik, namun hal tersebut tidak bertahan lama sejak [[VOC]] berhasil mengusir Spanyol dan Portugis dari Sulawesi Utara dan Maluku. VOC pun mulai menguasai Sulawesi Utara, untuk melindungi kedudukannya di Maluku.
 
==== Kristen Ortodoks ====
Selama masa VOC, banyak penyebar dan penganut agama Katolik Roma yang ditangkap. Belanda adalah negara basis Protestan, dan penganut Katolik dianggap sebagai kaki-tangan Spanyol dan Portugis, musuh politik dan ekonomi VOC. Karena alasan itulah VOC mulai menerapkan kebijakan yang membatasi dan melarang penyebaran agama Katolik. Yang paling terdampak adalah umat Katolik di [[Sulawesi Utara]], [[Flores]] dan [[Timor]]. Di Sulawesi Utara kini mayoritas adalah penganut Protestan. Meskipun demikian umat Katolik masih bertahan menjadi mayoritas di Flores, hingga kini Katolik adalah agama mayoritas di [[Nusa Tenggara Timur]]. Diskriminasi terhadap umat Katolik berakhir ketika Belanda dikalahkan oleh Prancis dalam era [[perang Napoleon]]. Pada tahun 1806, Louis Bonaparte, adik [[Napoleon I]] yang penganut Katolik diangkat menjadi Raja Belanda, atas perintahnya agama Katolik bebas berkembang di [[Hindia Belanda]].
{{lihat pula|Gereja Ortodoks Timur|Gereja Ortodoks Oriental}}
Pada abad ke-20 [[Gereja Ortodoks Timur]] hadir secara resmi dengan nama [[Gereja Ortodoks Indonesia]] (GOI), dimana para [[imam]] Ortodoks di Indonesia berasal dari dua kewilayahan, yaitu awalnya [[Gereja Ortodoks Yunani]] Kepatriarkan Konstantinopel dan kemudian [[Gereja Ortodoks Rusia di Luar Rusia]] Kepatriarkan Moskow. Ketua umum Gereja Ortodoks Indonesia adalah Arkimandrit Rama [[Daniel Bambang Dwi Byantoro]], Ph.D. yang adalah imam Indonesia pertama Gereja Ortodoks di Indonesia. Selain itu di Indonesia ada [[Gereja Ortodoks Oriental]], yakni kelompok [[Gereja Ortodoks Suryani]] dan [[Gereja Ortodoks Koptik]].{{sfn|Popov|2017|pp=42–45}}
 
=== Hindu ===
Agama Katolik mulai berkembang di [[Jawa Tengah]] ketika [[Franciscus Georgius Josephus van Lith|Frans van Lith]] menetap di [[Muntilan]] pada 1896 dan menyebarkan iman Katolik kepada rakyat setempat. Mulanya usahanya tidak membawa hasil yang memuaskan, hingga tahun 1904 ketika empat kepala desa dari daerah Kalibawang memintanya menjelaskan mengenai Katolik. Pada 15 Desember 1904, sebanyak 178 orang Jawa dibaptis di Semagung, Muntilan, Magelang.
[[Berkas:Hindu Indonesia Percentage Sensus2010.svg|400px|jmpl|ka|Peta persebaran umat Hindu di Indonesia berdasarkan sensus th. 2010.]]
{{utama|Hindu di Indonesia}}
{{lihatpula|Agama Hindu Bali|Agama Hindu Jawa}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De drie pedanda's (priesters) van Singaraja Bali TMnr 10001215.jpg|200px|jmpl|Para pedanda Hindu Bali.]]
 
Kebudayaan dan [[agama Hindu]] tiba di Indonesia pada [[Abad ke-1|abad pertama Masehi]], bersamaan waktunya dengan kedatangan [[agama Buddha]], yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha seperti [[Kerajaan Kutai|Kutai]], [[Kerajaan Medang|Mataram]], dan [[Majapahit]]. [[Candi Prambanan]] adalah kuil Hindu yang dibangun semasa kerajaan Majapahit, semasa dinasti Sanjaya. Kerajaan ini hidup hingga abad ke 16 M, ketika kerajaan Islam mulai berkembang. Periode ini, dikenal sebagai [[Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha|zaman Hindu-Buddha Nusantara]], bertahan selama 16 abad penuh.{{sfnm|1a1=Mantra|1y=1958|1p=|2a1=Gonda|2y=1975|2pp=1–54|3a1=Kinney|3a2=Klokke|3a3=Kieven|3y=2003|3pp=17–20|4a1=Levenda|4y=2011|4p=|5a1=Domenig|5y=2014|5p=|6a1=Sukamto|6y=2018|6p=}}
Pada tahun 2006, 3% dari penduduk Indonesia adalah Katolik, lebih kecil dibandingkan para penganut [[Protestan]]. Mereka kebanyakan tinggal di Papua dan Flores. Selain di Flores, kantung Katolik yang cukup signifikan adalah di Jawa Tengah, yakni kawasan sekitar Muntilan, Magelang, Klaten, serta Yogyakarta. Selain masyarakat Jawa, iman Katolik juga menyebar di kalangan warga [[Tionghoa-Indonesia]].
 
[[Berkas:UBUD SHRINE1.jpg|200px|jmpl|Seorang perempuan Hindu Bali sedang menempatkan sesajian di tempat suci keluarganya.]]
Di Indonesia, terdapat satu provinsi yang mayoritas penduduknya adalah penganut [[Katolik]], yaitu [[Nusa Tenggara Timur]] dengan persentase 54,14% dari populasi penduduk provinsi tersebut.<ref name="Sensus Penduduk 2010 oleh BPS" />
 
[[Agama Hindu di Indonesia]] berbeda dengan Hindu lainnya di dunia.<ref name="HinUSLC">Frederick; Worden. (1993). Chapter [http://countrystudies.us/indonesia/39.htm Hinduism].</ref>{{sfn|Lansing|1987|pp=45–49}} Sebagai contoh, Hindu di Indonesia, secara formal ditunjuk sebagai agama [[Hindu Dharma]], tidak pernah menerapkan sistem kasta. Contoh lain adalah, bahwa [[epos]] keagamaan Hindu [[Mahabharata]] (Pertempuran Besar Keturunan Bharata) dan [[Ramayana]] (Perjalanan Rama), menjadi tradisi penting para pengikut Hindu di Indonesia, yang dinyatakan dalam bentuk [[wayang]] dan pertunjukan tari. Semua praktisi agama Hindu Dharma berbagi kepercayaan dengan banyak orang umum, kebanyakan adalah Lima Keyakinan [[Sradha|Panca Srada]]. Ini meliputi kepercayaan satu Yang Maha Kuasa [[Tuhan]], kepercayaan di dalam jiwa dan semangat, serta ''[[karma]]'' atau kepercayaan akan hukuman tindakan timbal balik. Dibanding kepercayaan atas siklus kelahiran kembali dan [[reinkarnasi]], Hindu di Indonesia lebih terkait dengan banyak sekali yang berasal dari nenek moyang [[roh]]. Sebagai tambahan, agama Hindu di sini lebih memusatkan pada seni dan upacara agama dibanding kitab, hukum dan kepercayaan.<ref name="HinUSLC" />{{sfnm|1a1=Belo|1y=1960|1p=|2a1=Geertz|2y=1973|2p=|3a1=[[Roelof Goris|Goris]]|3y=1974|3p=|4a1=Hooykaas|4y=1974|4p=|5a1=Howe|5y=2001|5p=|6a1=Lansing|6y=1987|6pp=45–49|7a1=Ramstedt|7y=2004|7p=|8a1=Stuart-Fox|8y=2010|8p=|9a1=Swellengrebel|9y=1960|9p=|10a1=Swellengrebel|10y=1969|10p=}}
==== Kristen Ortodoks ====
Meskipun Kristen Ortodoks sudah hadir di Indonesia pada [[abad ke-7]].{{cn}} Baru pada abad ke-20 [[Ortodoks Timur]] hadir secara resmi dengan nama [[Gereja Ortodoks Indonesia]] (GOI), dimana para [[imam]] Gereja Ortodoks di Indonesia berasal dari dua kewilayahan, yaitu awalnya [[Gereja Ortodoks Yunani]] Kepatriarkan Konstantinopel dan kemudian [[Gereja Ortodoks Rusia di Luar Rusia]] Kepatriarkan Moskow. Ketua umum Gereja Ortodoks Indonesia adalah Arkimandrit Romo [[Daniel Bambang Dwi Byantoro]], Ph.D. yang adalah imam Indonesia pertama Gereja Ortodoks di Indonesia. Selain itu di Indonesia ada [[Gereja Ortodoks Oriental]],
yakni kelompok [[Gereja Ortodoks Suryani]] dan [[Gereja Ortodoks Koptik]].<ref>{{cite book
|last = Popov
|first = Igor.
|authorlink =
|coauthors =
|title = Buku rujukan semua aliran dan perkumpulan agama di Indonesia
|publisher = Toko Buku Indra Jaya
|date = 2017
|location = Singaraja
|pages = 42-45
|url =
|doi =
|id = }}</ref>
 
Menurut catatan, jumlah penganut Hindu di Indonesia pada tahun 2018 adalah 4,6 juta orang, 1,74% dari jumlah penduduk Indonesia , merupakan nomor empat terbesar didunia.<ref name="sp20182">{{cite web|date=15 Mei 2018|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut|url=http://sp2018.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=0|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|location=Jakarta|access-date=20-10-2011}}{{Pranala mati|date=Februari 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref> Namun jumlah ini diperdebatkan oleh perwakilan Hindu Indonesia yang memberi suatu perkiraan bahwa ada 10 juta orang Hindu.<ref name="Report2008">{{cite web |url=https://www.state.gov/j/drl/rls/irf/2008/108407.htm |title=International Religious Freedom Report 2008. Indonesia|publisher=[[Departemen Luar Negeri Amerika Serikat|US Department of State]]|access-date=31-03-2014}}</ref> Kebanyakan mutlak penganut Hindu berada di [[Bali]] dan bersatu dalam [[Parisada Hindu Dharma Indonesia]] (PHDI). Selain Bali juga terdapat di Sumatra, Jawa (teristimewa kawasan [[Jabodetabek]]), [[Lombok]], [[Kalimantan]], dan [[Sulawesi]]. yang juga memiliki populasi pendatang [[suku Bali]] cukup besar. Orang Hindu [[Suku Tamil|Tamil]] dari suku [[India-Indonesia]] di [[Medan]] mewakili konsentrasi Hindu penting lain.<ref name="Report2008" />
=== Hindu ===
{{utama|Agama Hindu di Indonesia}}
[[Berkas:Hindu Indonesia Percentage Sensus2010.svg|400px|jmpl|ka|Peta persebaran umat Hindu di Indonesia berdasarkan sensus tahun 2010]]
[[Berkas:UBUD SHRINE1.jpg|200px|jmpl|kiri|Seorang perempuan Hindu Bali sedang menempatkan sesajian di tempat suci keluarganya]]
 
Kebudayaan dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad pertama Masehi, bersamaan waktunya dengan kedatangan agama [[Buddha]],<ref>{{cite web
| last =
| first =
| authorlink =
| coauthors =
| title = Hinduism
| work = OMF International UK
| publisher = OMF International UK
| date =
| url = http://www.omf.org.uk/content.asp?id=8531
| format =
| doi =
| accessdate = 2006-10-03 }}</ref> yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha seperti [[Kutai]], [[Mataram]] dan [[Majapahit]]. Candi [[Prambanan]] adalah kuil Hindu yang dibangun semasa kerajaan Majapahit, semasa dinasti Sanjaya. Kerajaan ini hidup hingga abad ke 16 M, ketika kerajaan Islam mulai berkembang. Periode ini, dikenal sebagai periode Hindu-Indonesia, bertahan selama 16 abad penuh.<ref>{{cite web
| last =
| first =
| authorlink =
| coauthors =
| title = History on Indonesia
| publisher = Indonesian Consulate General, Los Angeles, USA
| date =
| url = http://www.kjri-la.net/history.html
| format =
| doi =
| accessdate = 2006-10-03 }}</ref>
 
Di [[Kalimantan Tengah]] berada umat Hindu [[Kaharingan]], agama asli [[suku Dayak]] yang digabungkan ke dalam agama Hindu (tidak semua penganutnya setuju),{{sfnm|1a1=Metcalf|1y=1987|1p=|2a1=Rousseau|2y=1998|2p=|3a1=Schärer|3y=1963|3p=|4a1=Winzeler|4y=1993|4p=}}, pula ada [[Agama Hindu Jawa]] [[suku Tengger]],{{sfn|Hefner|1989|p=}} Hindu [[Tolotang]] [[suku Bugis]],{{sfnm|1a1=Matthes|1y=1872|1p=|2a1=Pelras|2y=1987|2pp=560–61}}, dan [[Aluk Todolo]] [[suku Toraja]]{{sfnm|1a1=Budiman|1y=2013|1p=|2a1=Nooy-Palm|2y=1979|2p=|3a1=Nooy-Palm|3y=1986|3p=|4a1=Nooy-Palm|4y=1987|4pp=565–67}}.
Hindu di Indonesia berbeda dengan Hindu lainnya di dunia.<ref name="HinUSLC">cf. Bunge (1983), chapter [http://countrystudies.us/indonesia/39.htm Hinduism].</ref> Sebagai contoh, Hindu di Indonesia, secara formal ditunjuk sebagai agama [[Hindu Dharma]], tidak pernah menerapkan sistem kasta. Contoh lain adalah, bahwa [[Epos]] keagamaan Hindu [[Mahabharata]] (Pertempuran Besar Keturunan Bharata) dan [[Ramayana]] (Perjalanan Rama), menjadi tradisi penting para pengikut Hindu di Indonesia, yang dinyatakan dalam bentuk [[wayang]] dan pertunjukan tari. Aliran Hindu juga telah terbentuk dengan cara yang berbeda di daerah pulau [[Jawa]], yang jadilah lebih dipengaruhi oleh versi Islam mereka sendiri, yang dikenal sebagai [[Islam Abangan]] atau Islam Kejawen.<ref>{{cite journal
| last = Lidde
| first = R. William
| authorlink =
| coauthors =
| title = The Islamic Turn in Indonesia: A Political Explanation
| journal = Journal of Asian Studies
| volume = 55
| issue = 3
| pages = 613-634
| publisher =
| date = August 1996
| url = http://links.jstor.org/sici?sici=0021-9118(199608)55%3A3%3C613%3ATITIIA%3E2.0.CO%3B2-R
| doi = 10.2307/2646448
| id =
| accessdate = 2006-10-27 }}</ref>
 
Agama Hindu Jawa telah terbentuk dengan cara yang berbeda sehingga lebih dipengaruhi oleh versi Islam mereka sendiri, yang dikenal sebagai Islam [[Abangan]] atau Islam [[Kejawen]].{{sfnm|1a1=Geertz|1y=1982|1p=|2a1=Headley|2y=2004|2p=|3a1=Hefner|3y=1989|3p=|4a1=Mufid|4y=2006|4p=|5a1=Muhaimin|5y=2006|5p=|6a1=Picard|6a2=Madinier|6y=2011|6pp=71–93|7a1=Rasjidi|7y=1967|7p=|8a1=Ricklefs|8y=2006|8p=}}
Semua praktisi agama Hindu Dharma berbagi kepercayaan dengan banyak orang umum, kebanyakan adalah Lima Filosofi: [[Sradha|Panca Srada]].<ref>{{cite journal
| last = Suryani
| first = Luh Ketut
| authorlink =
| coauthors =
| title = Balinese Women in a Changing Society
| journal = Journal of the American Academy of Psychoanalysis and Dynamic Psychiatry
| volume = 32
| issue = 1: Special issue Women and Society
| pages =
| publisher =
| date = 2004
| url = http://www.atypon-link.com/GPI/doi/abs/10.1521/jaap.32.1.213.28335?cookieSet=1&journalCode=jaap
| doi = 10.1521/jaap.32.1.213.28335
| id = 1546-0371
| accessdate = 2006-10-27 }}</ref> Ini meliputi kepercayaan satu Yang Maha Kuasa [[Tuhan]], kepercayaan di dalam jiwa dan semangat, serta ''[[karma]]'' atau kepercayaan akan hukuman tindakan timbal balik. Dibanding kepercayaan atas siklus kelahiran kembali dan [[reinkarnasi]], Hindu di Indonesia lebih terkait dengan banyak sekali yang berasal dari nenek moyang [[roh]]. Sebagai tambahan, agama Hindu di sini lebih memusatkan pada [[seni]] dan [[upacara agama]] dibanding [[kitab]], [[hukum]] dan kepercayaan.<ref name="HinUSLC"/>
 
Telah pula disajikan beberapa gerakan [[Neo-Vedanta]]/Neohindu antarabangsa, seperti misalnya, [[Masyarakat Internasional Kesadaran Kresna]] dan organisasi dari [[Sathya Sai Baba]],<ref name="Report2008" /> [[Chinmaya Mission]], [[Brahma Kumaris]], [[Ananda Marga]], [[Sahaja Yoga]], dan [[Haidakhandi Samaj]].{{sfn|Popov|2017|pp=78–82}}
Menurut catatan, jumlah penganut Hindu di Indonesia pada tahun 2006 adalah 6,5 juta orang),<ref>[http://www.state.gov/g/drl/rls/irf/2005/51512.htm Indonesia International Religious Freedom Report 2005] - US State Department</ref> sekitar 1,8% dari jumlah penduduk Indonesia, merupakan nomor empat terbesar. Namun jumlah ini diperdebatkan oleh perwakilan Hindu Indonesia, [[Parisada Hindu Dharma Indonesia]] (PHDI). PHDI memberi suatu perkiraan bahwa ada 18 juta orang penganut Hindu di Indonesia.<ref>[http://www.unhcr.org/cgi-bin/texis/vtx/rsd/rsddocview.html?tbl=RSDCOI&id=450fb0aa34 U.S. Department of State Annual Report on International Religious Freedom for 2006 - Indonesia - September 2006] US State Department</ref> Sekitar 93 % penganut Hindu berada di [[Bali]]. Selain Bali juga terdapat di [[Sumatera]], [[Jawa]], [[Lombok]], dan pulau [[Kalimantan]] yang juga memiliki populasi Hindu cukup besar, yaitu di [[Kalimantan Tengah]], sekitar 15,8 % (sebagian besarnya adalah Hindu [[Kaharingan]], agama lokal [[Kalimantan]] yang digabungkan ke dalam agama Hindu).
 
=== Buddha ===
Baris 286 ⟶ 162:
[[Berkas:Buddha Indonesia Percentage Sensus2010.svg|jmpl|kiri|400px|Peta persebaran umat Buddha di Indonesia berdasarkan sensus tahun 2010.]]
[[Berkas:Borobudur monks 1.jpg|250px|jmpl|ka|Bhikku Buddha melaksanakan puja bakti di [[Borobudur]]]]
[[Buddha]] merupakan agama tertua kedua di Indonesia, tiba telah pada sekitar [[abad ke-5]] masehi atau sebelumnya dengan aktivitas perdagangan yang mulai pada awal abad pertama melalui [[Jalur Sutra]] antara India dan Nusantara. Sejarah Buddha di Indonesia berhubungan erat dengan sejarah Hindu, sejumlah kerajaan Buddha telah dibangun sekitar periode yang sama: kerajaan [[Sailendra]], [[Sriwijaya]] dan [[Kerajaan Medang|Mataram]]. Sejumlah warisan dapat ditemukan di Indonesia, mencakup [[Borobudur|candi Borobudur]] dan patung atau prasasti dari sejarah Kerajaan Buddha yang lebih awal.{{sfnm|1a1=Mantra|1y=1958|1p=|2a1=Kinney|2a2=Klokke|2a3=Kieven|2y=2003|2pp=17–20|3a1=Levenda|3y=2011|3p=|4a1=Domenig|4y=2014|4p=|5a1=Sukamto|5y=2018|5p=}}
[[Buddha]] merupakan agama tertua kedua di [[Indonesia]], tiba pada sekitar abad keenam masehi.<ref name="bdea">{{cite web
| last =
| first =
| authorlink =
| coauthors =
| title = Buddhism in Indonesia
| work = Buddha Dharma Education Association
| publisher = Buddha Dharma Education Association
| date = 2005
| url = http://www.buddhanet.net/e-learning/buddhistworld/indo-txt.htm
| format =
| doi =
| accessdate = 2006-10-03 }}</ref> Sejarah Buddha di Indonesia berhubungan erat dengan sejarah Hindu, sejumlah kerajaan Buddha telah dibangun sekitar periode yang sama. Seperti kerajaan [[Sailendra]], [[Sriwijaya]] dan [[Mataram]]. Kedatangan agama Buddha telah dimulai dengan aktivitas perdagangan yang mulai pada awal abad pertama melalui [[Jalur Sutra]] antara [[India]] dan Indonesia.<ref>{{cite web
| last = Flanagan
| first = Anthony
| authorlink =
| coauthors =
| title = Buddhist Art: Indonesia
| work =
| publisher = About
| date = 2006
| url = http://buddhism.about.com/cs/art/a/ArtIndonesia.htm
| format =
| doi =
| accessdate = 2006-10-03 }}</ref> Sejumlah warisan dapat ditemukan di Indonesia, mencakup [[Borobudur|candi Borobudur]] di [[Magelang]] dan patung atau prasasti dari sejarah Kerajaan Buddha yang lebih awal.
 
Mengikuti kejatuhan Soekarno padaPada pertengahan tahun 1960-an, dalam [[Pancasila]] ditekankan lagi pengakuan akan satu Tuhan ([[monoteisme]]).<ref>cf. Bunge (1983), chapter [http://countrystudies.us/indonesia/40.htm Buddhism].</ref> Sebagai hasilnya, pendiri Perbuddhi (Persatuan Buddha Indonesia), Bhikku [[Ashin Jinarakkhita]], mengusulkan bahwa ada satu [[dewata tertinggi]], [[Sanghyang Adi Buddha|Sang]] Hyangdan Adisatu Buddhaaliran bersatu [[Buddhayana]]. Hal ini didukung dengan sejarah di belakang versi Buddha Indonesia pada masa lampau menurut teksnaskah [[Jawa]] kuno dan bentuk candi Borobudur.{{sfn|Kimura|2003|pp=53–72}}<ref>Frederick; Worden. (1993). Chapter [http://countrystudies.us/indonesia/40.htm Buddhism].</ref>
 
Di antara umat Buddhis Indonesia berada semua aliran Buddha utama: [[Mahayana|Mahāyāna]], [[Wajrayana|Vajrayāna]], dan [[Therawada|Theravāda]]. Kebanyakan orang [[Tionghoa-Indonesia]] mengikuti aliran yang [[Sinkretisme|sinkretis]] dengan kepercayaan Tiongkok, yaini [[Tridharma]] dan juga [[Ikuanisme]] (Maytreya).{{sfnm|1a1=Brown|1y=1987|1pp=108–17|2a1=Brown|2y=1990|2p=|3a1=Cheu|3y=1999|3p=|4a1=Hauser-Schäublin|4a2=Harnish|4y=2014|4pp=84–112|5a1=Kimura|5y=2003|5pp=53–72|6a1=Syryadinata|6y=2005|6pp=77–94|7a1=Syukur|7y=2010|7pp=105–38}}
Menurut sensus nasional tahun 2000, kurang lebih dari 2% dari total penduduk Indonesia beragama Buddha, sekitar 4 juta orang.<ref name="bdea"/> Kebanyakan penganut agama Buddha berada di [[Jakarta]], walaupun ada juga di lain provinsi seperti [[Riau]], [[Sumatera Utara]] dan [[Kalimantan Barat]]. Namun, jumlah ini mungkin terlalu tinggi, mengingat agama [[Konghucu]] (hingga th 1998) dan [[Taoisme]] tidak dianggap sebagai agama resmi di Indonesia, sehingga dalam sensus diri mereka dianggap sebagai penganut agama Buddha.<ref name="bdea"/>
 
Menurut sensus nasional tahun 2000, kurang lebih dari 2% dari total penduduk Indonesia beragama Buddha, sekitar 4 juta orang. Kebanyakan penganut agama Buddha berada di [[Jakarta]], walaupun ada juga di lain provinsi seperti [[Riau]], [[Sumatera Utara]] dan [[Kalimantan Barat]]. Namun, jumlah ini mungkin terlalu tinggi, mengingat agama [[Konghucu]] (hingga tahun 1998) dan [[Taoisme]] tidak dianggap sebagai agama resmi di Indonesia, sehingga dalam sensus diri mereka dianggap sebagai penganut agama Buddha.{{sfnm|1a1=Syukur|1y=2010|1pp=105–38|2a1=Syryadinata|2y=2005|2pp=77–94}}
 
=== Konghucu ===
{{utama|Konfusianisme di Indonesia}}
[[Berkas:Konghucu Indonesia Percentage Sensus2010.svg|jmpl|ka|400px|Peta persebaran umat Khonghucu di Indonesia berdasarkan sensus tahun 2010.]]
Agama [[Agama Konghucu]] berasal dari [[CinaTiongkok]] daratan dan yang dibawa oleh para pedagang Tionghoa dan imigran. Diperkirakan pada abad ketiga Masehi, orangdiperkirakan Tionghoa tiba di kepulauansedari [[Nusantaraabad ke-3]] Masehi.<ref name="Yang"/> Berbeda dengan agama yang lain, Konghucu lebih menitikberatkan pada kepercayaan dan praktik yang individual, lepas daripada kode etik melakukannya, bukannya suatu agama masyarakat yang terorganisir dengan baik, atau jalan hidup atau pergerakan sosial.{{sfn|Cheu|1999|p=}} DiPada eratahun 1900-an1883 di [[Surabaya]] didirikan tempat ibadah Khonghucu — Boen Tjhiang Soe, dan kemudian menjadi Boen Bio (Wen Miao). Pada tahun 1900 pemeluk Konghucu membentuk suatulembaga organisasi, disebutKonghucu ''Khong Tiong HoaKauw Hwee Koan''. Dan [[Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia]] (THHKMATAKIN) dimenjadi Bataviapada (sekarangtahun 1955 di [[JakartaSurakarta]]).{{sfn|Syryadinata|2005|pp=77–94}}{{sfn|Chambert-Loir|2015|pp=67–107}}
 
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, umat Konghucu di Indonesia terikut oleh beberapa huru-hara politis dan telah digunakan untuk beberapa kepentingan politis. Pada 1965, [[Soekarno]] mengeluarkan sebuah keputusan presiden No. 1/Pn.Ps/1965 1/Pn.Ps/1965, di mana agama resmi di Indonesia menjadi enam, termasuklah Konghucu.<ref name="Yang"/> Pada awal tahun 1961, Asosiasi Khung Chiao Hui Indonesia (PKTHI), suatu organisasi Konghucu, mengumumkan bahwa aliran Konghucu merupakan suatu agama dan [[ConfuciusKonfusius]] adalah [[nabi]] mereka.{{sfn|Syukur|2010|pp=105–38}}{{sfn|Yang|2005|p=}}{{sfn|Chambert-Loir|2015|pp=67–107}}
 
Tahun 1967, Soekarno digantikan oleh [[Soeharto]], menandai era [[Orde Baru]]. Di bawah pemerintahan Soeharto, perundang-undangan anti Tiongkok telah diberlakukan demi keuntungan dukungan politik dari orang-orang, terutama setelah kejatuhan [[Partai Komunis Indonesia|PKI]], yang diklaim telah didukung oleh Tiongkok.<ref name="Yang"/> Soeharto mengeluarkan instruksi presiden No. 14/1967, mengenai kultur Tionghoa, peribadatan, perayaan Tionghoa, serta menghimbaumengimbau orang Tionghoa untuk mengubah nama asli mereka. Bagaimanapun, Soeharto mengetahui bagaimana cara mengendalikan [[Tionghoa -Indonesia]], masyarakat yang hanya 3% dari populasi penduduk Indonesia, tetapi memiliki pengaruh dominan di sektor perekonomian Indonesia.<ref>{{cite news|publisher=International Herarld Tribune|title=Native Groups Seek Wealth Shift - Voluntary or Not : Indonesia Pressures Chinese|author=Michael Richardson|url=http://www.iht.com/articles/1991/09/03/chin.php|accessdate=2006-10-02|archiveurl=http://web.archive.org/web/20051025111935/http://www.iht.com/articles/1991/09/03/chin.php|archivedate=2005-10-25}}</ref> Pada tahun yang sama, Soeharto menyatakan bahwa “Konghucu berhak mendapatkan suatu tempat pantas di dalam negeri” di depan konferensi PKTHI.<ref name="{{sfn|Yang"/>|2005|p=}}{{sfn|Chambert-Loir|2015|pp=67–107}}
 
Pada tahun 1969, UU No. 5/1969 dikeluarkan, menggantikandikeluarkan—menggantikan keputusan presiden tahun 1967 mengenai1967—mengenai enam agama resmi. Namun, hal ini berbeda dalam praktiknya. Pada 1978, Menteri Dalam Negeri mengeluarkan keputusan bahwa hanya ada lima agama resmi, tidak termasuk Konghucu.<ref name="{{sfn|Yang"/>|2005|p=}}{{sfn|Chambert-Loir|2015|pp=67–107}} Pada tanggal 27 Januari 1979, dalam suatu pertemuan kabinet, dengan kuat memutuskan bahwa Konghucu bukanlah suatu agama. Keputusan Menteri Dalam Negeri telah dikeluarkan pada tahun 1990 yang menegaskan bahwa hanya ada lima agama resmi di Indonesia.{{sfn|Syukur|2010|pp=105–38}}
 
Karenanya, status Konghucu di Indonesia pada era Orde Baru tidak pernah jelas. ''[[De jure]]'', berlawanan hukum, di lain pihak hukum yang lebih tinggi mengizinkan Konghucu, tetapi hukum yang lebih rendah tidak mengakuinya. ''[[De facto]]'', Konghucu tidak diakui oleh pemerintah dan pengikutnya wajib menjadi agama lain (biasanya [[Kristen]] atau [[Buddha]]) untuk menjaga kewarganegaraan mereka. Praktik ini telah diterapkan di banyak sektor, termasuk dalam kartu tanda penduduk, pendaftaran perkawinan, dan bahkan dalam pendidikan kewarga negaraan di Indonesia yang hanya mengenalkan lima agama resmi.<ref name="{{sfn|Yang"/>|2005|p=}}{{sfn|Chambert-Loir|2015|pp=67–107}}
 
Setelah [[reformasi]] Indonesia tahun 1998, ketika kejatuhan Soeharto, [[Abdurrahman Wahid]] dipilih menjadi presiden yang keempat. Wahid mencabut instruksi presiden No. 14/1967 dan keputusan Menteri Dalam Negeri tahun 1978. Agama Konghucu kini secara resmi dianggap sebagai agama di Indonesia. Kultur Tionghoa dan semua yang terkait dengan aktivitas Tionghoa kini diizinkan untuk dipraktikkan. Warga Tionghoa Indonesia dan pemeluk Konghucu kini dibebaskan untuk melaksanakan ajaran dan tradisi mereka. Seperti agama lainnya di Indonesia yang secara resmi diakui oleh negara, maka [[Tahun Baru Imlek]] telah menjadi hari libur keagamaan resmi.{{sfnm|1a1=Syryadinata|1y=2005|1pp=77–94|2a1=Syukur|2y=2010|2pp=105–38|3a1=Sai|3a2=Hoon|3y=2013|3p=|4a1=Sandkühler|4y=2014|4pp=157–84}}
 
== Agama-agama dan kepercayaan lainnyaasli ==
{{utama|Agama asli Nusantara}}
{{lihat pula|Daftar organisasi penghayat kepercayaan Indonesia|Mitologi Indonesia}}
{{Aliran kepercayaan di Indonesia}}
[[Berkas:Aliran kepercayaan by district (kecamatan) in Indonesia (2022).svg|410x410px|jmpl|Peta persebaran umat "aliran kepercayaan" di Indonesia berdasarkan data kependudukan pada tahun 2022]]
{{lihat pula|Agama asli Nusantara}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een knielende man zit bij een stenen beeldje met een kris op de rug TMnr 10000889.jpg|jmpl|Sembahyang, Sumatera Utara.]]
 
Sejumlah [[agama asli Nusantara|agama nenek moyang]] [[suku bangsa Austronesia]] dan [[Daftar suku bangsa di Papua|Papua]] yang berdominasi di seluruh Nusantara sebelum masuk [[agama impor|agama-agama asing]]. Beberapa dari mereka masih hidup sebagai kepercayaan adat yang murni atau telah [[Sinkretisme|sinkretis]], yaitu agama:
Beberapa agama dan kepercayaan lainnya yang ada di [[Indonesia]], yaitu: [[Sunda Wiwitan]]; [[Parmalim]]; [[Saminisme]]; [[Kejawen]]; [[Taoisme]]; [[Jainisme]]; [[Sikhisme]]; [[Yahudi]]; [[Baha'i]]; [[Teosofi]], dll.<ref>{{cite book
* [[Adat Musi]] ([[suku Talaud]]);
|last = Popov
* [[Adat Papua|Adat]] [[daftar suku bangsa di Papua|Papua]] ([[suku Asmat]], dll);
|first = Igor.
* [[Aluk Todolo]] ([[suku Toraja]]);
|authorlink =
* [[Arat Sabulungan]] ([[suku Mentawai]], teristimewa subsuku [[Sakuddei]]);
|coauthors =
* [[Jingi Tiu]] ([[suku Sabu]]);
|title = Buku rujukan semua aliran dan perkumpulan agama di Indonesia
* [[Kaharingan]] ([[suku Dayak]]);
|publisher = Toko Buku Indra Jaya
* [[Kejawen]] ([[suku Jawa]]);
|date = 2017
* [[Marapu]] ([[suku Sumba]]);
|location = Singaraja
* [[Islam Tua|Masade]] ([[suku Sangir]]);
|pages =
* [[Naurus]] ([[suku Manusela]]);
|url =
* [[Parmalim]] ([[suku Batak]]);
|doi =
* [[Pelebegu]] ([[suku Nias]]);
|id = }}</ref>
* [[Pemena]] ([[suku Karo]]);
* [[Sunda Wiwitan]] ([[suku Sunda]], teristimewa subsuku [[Suku Badui|Sunda Badui]]);
* [[Tolotang]] ([[suku Bugis]]);
* [[Tonaas Walian]] ([[suku Minahasa]]);
* [[Wetu Telu]] ([[suku Sasak]]);
* [[Tradisi Wor|Wor]] ([[suku Biak]]).{{sfnm|1a1=Budiman|1y=2013|1p=|2a1=Endraswana|2y=2011|2p=|3a1=Ensiklopedi Kepercayaan|3y=2010|3p=|4a1=Geertz|4y=1960|4p=|5a1=Ilyas|5a2=Imam|5y=1988|5p=|6a1=Imam|6y=2005|6p=|7a1=Kartapradja|7y=1985|7p=|8a1=Koentjaraningrat|8y=1987|8pp=559–63|9a1=Maria|9a2=Limbeng|9y=2007|9p=|10a1=Matthes|10y=1872|10p=}}{{sfnm|1a1=Metcalf|1y=1987|1pp=290–92|2a1=Mulder|2y=1980|2p=|3a1=Nooy-Palm|3y=1979|3p=|4a1=Nooy-Palm|4y=1986|4p=|5a1=Nooy-Palm|5y=1987|5pp=565–67|6a1=Pelras|6y=1987|6pp=560–61|7a1=Popov|7y=2017|7pp=96–104|8a1=Rodgers|8y=1981|8p=|9a1=Rodgers|9y=1987|9pp=81–83|10a1=Rousseau|10y=1998|10p=}}{{sfnm|1a1=Schärer|1y=1963|1p=|2a1=Schefold|2y=1988|2p=5–22|3a1=Stange|3y=2009|3p=|4a1=Subagya|4y=1969|4p=|5a1=Sucipto|5a2=Limbeng|5y=2007|5p=|6a1=Volkman|6y=1985|6p=|7a1=Weinstock|7y=1983|7p=|8a1=Winzeler|8y=1993|8p=}}
 
Jumlah tak resmi penghayat kepercayaan di Indonesia adalah hingga 20 juta orang.{{sfn|Marshall|2018|pp=85–96}}
=== Yahudi ===
Terdapat komunitas kecil [[Yahudi]] yang tidak diakui di [[Jakarta]] dan [[Surabaya]]. Pendirian Yahudi awal di kepulauan ini berasal dari Yahudi Belanda yang datang untuk berdagang rempah. Pada tahun [[1850-an]], sekitar 20 keluarga Yahudi dari [[Belanda]] dan [[Jerman]] tinggal di [[Jakarta]] (waktu itu disebut Batavia). Beberapa tinggal di [[Semarang]] dan Surabaya. Beberapa [[Yahudi Baghdadi]] juga tinggal di pulau ini. Pada tahun [[1945]], terdapat sekitar 2.000 Yahudi Belanda di [[Indonesia]]. Pada tahun [[1957]], dilaporkan masih ada sekitar 450 orang Yahudi, terutama [[Ashkenazim]] di Jakarta dan [[Sephardim]] di Surabaya. Komunitas ini berkurang menjadi 50 pada tahun 1963. Pada tahun 1997, hanya terdapat 20 orang Yahudi, beberapa berada di Jakarta dan sedikit keluarga Baghdadi di Surabaya.<ref>{{cite web|url=http://www.bh.org.il/communities/Archive/indonesia.asp|accessdate=2006-12-15|title=The Jewish Community of Indonesia|work=The Databases of Jewish Communities|publisher=Museum of the Jewish People}}</ref>
 
[[Berkas:Shaman. Dayak Tunjung village.jpg|jmpl|[[Dukun]] Dayak.]]
Yahudi di Surabaya pernah memiliki [[sinagoge]]. Mereka hanya melakukan sedikit hubungan dengan Yahudi di luar Indonesia. Tidak ada pelayanan yang diberikan pada sinagoge.<ref>{{cite web|url=http://eamusic.dartmouth.edu/~larry/misc_writings/jew_indonesia/surabaya.html|title=The Surabaya, Indonesia Jewish Community|author=Larry Polansky|accessdate=2006-12-15}}</ref> Sinagoge ini telah ditutup oleh umat Muslim yang menentang [[Perang Gaza]] 2008–2009.<ref name="sinagoge">{{cite web|url=http://www.nytimes.com/2010/11/23/world/asia/23indo.html?_r=1&hpw|title=In Sliver of Indonesia, Public Embrace of Judaism|author=Norimitsu Onishi|accessdate=2010-11-23}}</ref> Satu-satunya sinagoge yang masih tersisa terletak di luar kota [[Manado]], yang dihadiri oleh sekitar 10 orang.<ref name="sinagoge"/>
 
Agama asli Nusantara telah diakui sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi RI tertanggal 7 November 2017 dengan No. 97/PUU-XIV/2016, ditegaskan bahwa putusan perintah tentang Administrasi Kependudukan untuk mengosongkan kolom KTP dan dokumen kependudukan lain bagi penduduk yang “agamanya belum diakui sebagai agama” maupun kelompok "Kepercayaan", bertentangan dengan Konstitusi, yakni kelompok-kelompok penghayat kepercayaan kini dapat mencantumkan nama “penghayat kepercayaan” dalam dokumen kependudukan mereka.<ref name="Trisno_S_Sutanto" />
Di Indonesia saat ini telah dibentuk The United Indonesian Jewish Community (UIJC) oleh komunitas Keturunan Yahudi Indonesia. Organisasi ini sudah dibentuk sejak tahun 2009, tetapi baru diresmikan pada Oktober 2010. UIJC ini dipimpin oleh keluarga Verbrugge.
<ref name="Siregar" />{{sfn|Marshall|2018|pp=85–96}}
Menurut sumber dari UIJC saat ini keturunan Yahudi di Indonesia yang sudah diketahui hampir mendekati 2.000-an orang. Yang sudah terdeteksi 500-an. tersebar hampir merata di seluruh Indonesia, bahkan ada di Aceh, Sumatra Utara & Sumatra Barat. Di Sulawesi Utara mempunyai potensi sampai 800-an orang, di Jakarta diperkirakan lebih dari 200-an orang dan di Surabaya mempunyai keturunan Yahudi yang juga cukup banyak jumlah-nya. Selain itu anggota UIJC juga ada yang berasal dari daerah lain, diantaranya Lampung, Tangerang, Bekasi, Cirebon, Bandung, Semarang, Solo, Cilacap, Yogyakarta, & Bali. Umumnya mereka adalah keturunan campuran antara Indonesia dengan Yahudi Belanda, Jerman, Belgia, Irak, dan Portugis. Meski demikian, bukan berarti anggota UIJC harus beragama Yahudi,karena organisasi ini hanyalah sebagai paguyuban warga keturunan Yahudi di Indonesia. Anggota UIJC perawakannya kebanyakan sudah sangat Indonesia karena telah bercampur ras dengan pribumi.
 
[[Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia]] (MLKI) ialah wadah tunggal sebagai payung bagi kumpulan-kumpulan kepercayaan.<ref>{{cite web |url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/pembukaan-sarasehan-nasional-penghayat-kepercayaan-terhadap-tuhan-yang-maha-esa/|title=Pembukaan Sarasehan Nasional Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa |date=13-10-2014|publisher=Direktorat Jendral Kebudayaan|access-date=14-03-2020}}</ref>
=== Baha'i ===
Di Indonesia hadir sejumlah pemeluk agama [[Baha'i]]. Berapa jumlah mereka sebenarnya tidak diketahui dengan pasti karena seringkali mereka mengalami tekanan dan penolakan dari masyarakat sekitarnya.<ref>http://www.kapanlagi.com/h/0000198260.html Rudi Soraya: Agama Baha'i Bukan Sekte Dalam Islam</ref> Salah satu penganut agama [[Baha'i]] yang diketahui secara terbatas adalah belasan penganut di sebuah wilayah di [[Kota Samarinda]], [[Kalimantan Timur]].
 
== Agama dan kepercayaan lainnya ==
=== Animisme ===
Beberapa agama dan kepercayaan lainnya yang ada di Indonesia, yaitu: [[Sikhisme|Sikh]]; [[Jainisme]]; [[Agama Yahudi|Yahudi]]; [[Baha'i]]; [[Taoisme]] serta [[kepercayaan tradisional Tionghoa]]; dan yang [[gerakan agama baru]], seumpama [[Teosofi]].{{sfn|Popov|2017|pp=105–13}}
Kepercayaan terhadap benda mati ([[animisme]]) di Indonesia sama dengan penyembah benda mati di dunia lainnya, yang mana, suatu kepercayaan terhadap objek tertentu, seperti pohon, batu atau orang-orang. Kepercayaan ini telah ada dalam sejarah Indonesia yang paling awal, di sekitar pada abad pertama, tepat sebelum Hindu tiba Indonesia.<ref name="philanim">{{cite web
| last =
| first =
| authorlink =
| coauthors =
| title = Animism
| work = PHILTAR
| publisher = PHILTAR
| date =
| url = http://philtar.ucsm.ac.uk/encyclopedia/seasia/animism.html
| format =
| doi =
| accessdate = 2006-10-04 }}</ref> Lagipula, dua ribu tahun kemudian, dengan keberadaan Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu dan agama lainnya, penyembah benda mati masih tersisa di beberapa wilayah di Indonesia. Bagaimanapun, kepercayaan ini tidak diterima sebagai agama resmi di Indonesia, sebagaimana dinyatakan di dalam [[Pancasila]] bahwa kepercayaan itu pada Ketuhanan Yang Maha Esa atau monoteisme.<ref name="philanim"/> Penyembah benda mati, pada sisi lain tidak percaya akan dewa tertentu.
 
=== Hubungan antar agamaYahudi ===
{{utama|Yahudi di Indonesia}}
Walaupun pemerintah [[Indonesia]] mengenali sejumlah agama berbeda, konflik antar agama kadang-kadang tidak terelakkan. Pada masa Orde Baru, [[Soeharto]] mengeluarkan perundang-undangan yang oleh beberapa kalangan dirasa sebagai anti Tionghoa. Presiden Soeharto mencoba membatasi apapun yang berhubungan dengan budaya Tionghoa, mencakup nama dan agama.<ref>{{cite web
Pendirian [[Yahudi]] awal di Nusantara berasal dari Portugal dan Spanyol (subsuku [[Sefardim]]) pada abad ke-17. Di abad ke-19 orang Yahudi dari Belanda, German dan India datang untuk berdagang rempah dan tinggal di Jakarta, [[Semarang]] (subsuku [[Yahudi Ashkenazi]]), dan Surabaya (Sefardim dan [[Yahudi Mizrahi|Mizrakhi Baghdadi]]). Pada tahun 1945, terdapat sekitar 2 ribu Yahudi Belanda di Indonesia. Pada tahun 1957, dilaporkan masih ada sekitar 450 orang Yahudi, terutama Ashkenazi di Jakarta dan Sefardim di Surabaya. Komunitas ini berkurang menjadi 50 pada tahun 1963. Pada tahun 1997, hanya terdapat 20 orang Yahudi, beberapa berada di Jakarta dan sedikit keluarga Baghdadi di Surabaya.<ref>{{cite web|url=http://www.bh.org.il/communities/Archive/indonesia/|author=Klemperer-Markman, Ayala|title=The Jewish Community of Indonesia|publisher=Museum of the Jewish People at Beit Hatfutsot|access-date=15-12-2006}}{{Pranala mati|date=Januari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>{{sfn|Popov|2017|p=109}}
| last = Effendi
| first = Wahyu
| authorlink =
| coauthors =
| title = Pembaruan Hukum Catatan Sipil dan Penghapusan Diskriminasi di Indonesia
| work =
| publisher =
| date = 2004-06-28
| url = http://hukumonline.com/detail.asp?id=10607&cl=Kolom
| format =
| doi =
| accessdate = 2006-10-13 }}{{id icon}}</ref> Sebagai hasilnya, [[Buddha]] dan [[Khonghucu]] telah diasingkan.{{cn}}
 
[[File:Surabaya Synagogue 2007.jpg|jmpl|250px|[[Sinagoge]] di Surabaya pada 2007.]]
Antara 1966 dan 1998, Soeharto berikhtiar untuk de-Islamisasi pemerintahan, dengan memberikan proporsi lebih besar terhadap orang-orang Kristen di dalam kabinet.<ref name="prevconrelg">{{cite web
| last =
| first =
| authorlink =
| coauthors =
| title = Intergroup Relations
| work = Prevent Conflict
| publisher =
| date = May 2002
| url = http://www.preventconflict.org/portal/main/background_intergroup_relations.php#Religion
| format =
| doi =
| accessdate = 2006-10-13 }}</ref> Namun pada awal [[1990-an]], isu [[Islamisasi]] yang muncul, dan militer terbelah menjadi dua kelompok, nasionalis dan Islam.<ref name="prevconrelg"/> Golongan Islam, yang dipimpin oleh Jenderal Prabowo, berpihak pada Islamisasi, sedangkan Jenderal Wiranto dari golongan nasionalis, berpegang pada negara sekuler.{{cn}}
 
Yahudi di Surabaya pernah memiliki [[sinagoge]] (tempat ibadat). Mereka hanya melakukan sedikit hubungan dengan Yahudi di luar Indonesia. Tidak ada pelayanan yang diberikan pada sinagoge. Sinagoge ini telah ditutup oleh umat Muslim yang menentang [[Perang Gaza]] 2008–2009.<ref name="sinagoge">{{cite news |last=Onishi |first=Norimitsu|title=In Sliver of Indonesia, Public Embrace of Judaism |url=http://www.nytimes.com/2010/11/23/world/asia/23indo.html?_r=1&hpw |work=[[The New York Times]]|date=22 November 2010|access-date=23-11-2010}}</ref> Satu-satunya sinagoge yang masih tersisa terletak di kota [[Tondano (kota)|Tondano]], [[Sulawesi Utara]], yang dihadiri oleh sekitar 10 orang beraliran [[Yahudi Ortodoks]] (kelompok [[Yudaisme Hasidut]] dari Chabad-Labavitch).<ref name="sinagoge"/>{{sfn|Popov|2017|p=109}}
Semasa era [[Soeharto]], program [[transmigrasi]] di [[Indonesia]] dilanjutkan, setelah diaktifkan oleh pemerintahan [[Hindia Belanda]] pada awal abad ke-19. Maksud program ini adalah untuk memindahkan penduduk dari daerah padat seperti pulau [[Jawa]], [[Bali]] dan [[Pulau Madura|Madura]] ke daerah yang lebih sedikit penduduknya, seperti [[Pulau Ambon|Ambon]], kepulauan [[Sunda]] dan [[Papua]]. Kebijakan ini mendapatkan banyak kritik, dianggap sebagai kolonisasi oleh orang-orang [[Jawa]] dan [[Suku Madura|Madura]], yang membawa agama [[Islam]] ke daerah non-[[Muslim]].<ref name="transcon"/> Penduduk di wilayah barat Indonesia kebanyakan adalah orang Islam dengan [[Kristen]] merupakan minoritas kecil, sedangkan daerah timur, populasi Kristen adalah sama atau bahkan lebih besar dibanding populasi orang Islam. Hal ini bahkan telah menjadi pendorong utama{{cn}} terjadinya konflik antar [[agama]] dan [[ras]] di wilayah timur [[Indonesia]], seperti kasus [[Poso]] pada tahun 2005.
 
Di Indonesia saat ini telah dibentuk "''The United Indonesian Jewish Community–Gabungan Masyarakat Yahudi dan Turunan Ibrani Indonesia''" (UIJC) oleh komunitas keturunan Yahudi Indonesia semua aliran. Organisasi ini sudah dibentuk sejak tahun 2009, tetapi baru diresmikan pada Oktober 2010. UIJC ini dipimpin oleh keluarga Verbrugge. Menurut sumber dari UIJC saat ini keturunan Yahudi di Indonesia yang sudah diketahui hampir mendekati 2 ribuan orang. Yang sudah terdeteksi 500-an, tersebar hampir merata di seluruh Indonesia.{{sfn|Popov|2017|p=109}}. Dan pada 2015, pusat resmi Yahudi pertama oleh [[rabi]] [[Tovia Singer]], "''Beit Torat Chaim''" di Jakarta, diresmikan oleh Kementerian Agama.<ref>{{cite news |last=Serebryanski |first=Yossi |title=Jews of Indonesia and Papua New Guinea |url=http://www.jewishpress.com/sections/features/features-on-jewish-world/jews-of-indonesia-and-papua-new-guinea/2015/08/28/0/ |work=The Jewish Press|date=28 August 2015|access-date=19-06-2016}}</ref>
Pemerintah telah berniat untuk mengurangi konflik atau ketegangan tersebut dengan pengusulan kerjasama antar agama.<ref name="kbriconf">{{cite press release | title = Transcript of Joint Press Conference Indonesian Foreign Minister, Hassan Wirajuda, with Australian Foreign Minister, Alexander Downer| publisher = Embassy of Republic of Indonesia at Canberra, Australia | date = 2004-12-06
| url = http://www.kbri-canberra.org.au/speeches/2004/041206interfaith.htm
| accessdate = 2006-10-14 }}</ref> Kementerian Luar Negeri, bersama dengan organisasi Islam terbesar di Indonesia, [[Nahdlatul Ulama]], yang dipegang oleh Sarjana Islam Internasional, memperkenalkan ajaran Islam moderat, yang mana dipercaya akan mengurangi ketegangan tersebut.<ref name="kbriconf"/> Pada [[6 Desember]] [[2004]], dibuka konferensi antar agama yang bertema “Dialog Kooperasi Antar Agama: Masyarakat Yang Membangun dan Keselarasan”. Negara-negara yang hadir di dalam konferensi itu ialah negara-negara anggota [[ASEAN]], [[Australia]], [[Timor Timur]], [[Selandia Baru]] dan [[Papua Nugini]], yang dimaksudkan untuk mendiskusikan kemungkinan kerjasama antar kelompok agama berbeda di dalam meminimalkan konflik antar agama di Indonesia.<ref name="kbriconf"/> Pemerintah Australia, yang diwakili oleh menteri luar negerinya, [[Alexander Downer]], sangat mendukung konferensi tersebut.{{cn}}
 
=== Baha'i ===
== Daftar kepribadian agama ==
{{utama|Baha'i di Indonesia}}
{| class="wikitable"
Di Indonesia hadir 22 ribu 115 orang pemeluk agama baru [[Baha'i]] pada tahun 2005.<ref>{{cite web |title=Most Baha'i Nations (2005) |url=http://www.thearda.com/QuickLists/QuickList_40.asp |publisher=The ARDA Association of Religion Data Archives |access-date=12-02-2019 |archive-date=2015-12-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20151209035957/http://www.thearda.com/QuickLists/QuickList_40.asp |dead-url=yes }}</ref> Berapa jumlah mereka sebenarnya tidak diketahui dengan pasti karena sering kali mereka mengalami tekanan dan penolakan dari masyarakat sekitarnya.<ref>{{Cite news|date=6 November 2007|title=Agama Baha`i Bukan Sekte Dalam Islam |url=https://otomotif.antaranews.com/berita/82740/agama-bahai-bukan-sekte-dalam-islam |work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]] |location= |access-date=28-02-2019|editor-last=Bambang}}</ref>
|-
! Agama
! Pemimpin Umat
! Kitab Suci
! Tempat Ibadah
! Hari Libur Nasional
! Hari Agama Nasional
! Pelaksanaan Ibadah
|-
| [[Islam]]
| [[Ulama]] {{br}} [[Ustaz|Ustadz]] {{br}} [[Kyai]] {{br}} [[Habib]] {{br}} [[Syekh]]
| [[Al Quran]]
| [[Masjid]] {{br}} [[Musholla]] {{br}} [[Langgar]]
| [[Idul Fitri]] {{br}} [[Idul Adha]] {{br}} [[Tahun Baru Hijriyah]] {{br}} {{nowrap|[[Maulid Nabi Muhammad SAW]]}} {{br}} [[Isra dan Mi'raj]] {{br}}
| [[Nuzulul Qur'an]]{{br}} [[Ramadan]] {{br}} [[Shalat Jum'at]] {{br}} [[Nisfu Sya'ban]] {{br}} [[Idul Fitri]] {{br}} [[Idul Adha]] {{br}} [[Tahun Baru Hijriyah]]
| Satu hari lima kali
|-
| [[Kristen Protestan]]
| [[Pendeta]]
| rowspan=2| [[Alkitab]]
Protestan ([[Protokanonika]] [[Perjanjian Lama]] + [[Perjanjian Baru]])
 
Sejak 2014, keadaannya telah membaik dalam rencana Pemerintah untuk kemungkinan pengakuan agama ini (ada pendapat yang salah tentang sudah diadakan pengakuan resmi Baha'i pada tahun 2014).<ref>{{Cite web|last=Muhammad Hafil|date=2014-08-08|title=Setelah Diakui Agama, Baha'i Ucapkan Terima Kasih ke Menteri Agama|url=https://republika.co.id/berita/nasional/umum/14/08/08/n9ytl1-setelah-diakui-agama-bahai-ucapkan-terima-kasih-ke-menteri-agama|website=Republika Online|language=id|access-date=}}</ref><ref>{{cite news|last=Nurish|first=Amanah|date=8 August 2014|title=Welcoming Baha'i: New official religion in Indonesia|url=https://www.thejakartapost.com/news/2014/08/08/welcoming-baha-i-new-official-religion-indonesia.html |work=[[The Jakarta Post]]|access-date=21-02-2014}}</ref><ref>{{cite journal |last=Pedersen |first=Lene|date=2016|title=Religious Pluralism in Indonesia |url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14442213.2016.1218534 |journal=The Asia Pacific Journal of Anthropology |publisher= |volume=17|issue=5: Special Issue: Communal Peace and Conflict in Indonesia: Navigating Inter-religious Boundaries|pages=387–98}}</ref>
Katolik (Protokanonika dan [[Deuterokanonika]] [[Perjanjian Lama]] + [[Perjanjian Baru]])
| rowspan=2| [[Gereja (gedung)|Gereja]] {{br}} [[Kapel]]
| rowspan=2| [[Natal|Kelahiran Yesus Kristus]] {{br}} [[Wafatnya Yesus Kristus]] {{br}} [[Paskah|Kebangkitan Yesus Kristus]] {{br}} [[Kenaikan Yesus Kristus]]
| [[Natal]]
[[Epifani]]
 
=== Sikh ===
[[Transfigurasi Kristus]]
{{utama|Sikhisme di Indonesia}}
[[Berkas:SikhTempleBinjai.jpg|jmpl|230px|Gurdwara Shree Guru Gobind Singh Sahib Ji di [[Kota Binjai]], Sumatera Utara.]]
Migrasi kaum [[Sikhisme|Sikh]] ke Indonesia mulai sejak th 1870-an (kaum menjaga serta pedagang). Ada beberapa [[gurdwara]] (tempat ibadah) dan sekolahnya di Sumatra dan Jawa, semisal gurdwara di [[Medan]] yang dibangun pada tahun 1911. Pada tahun 2005 didirikan “Majelis Tinggi Agama Sikh Indonesia” (Matasi).{{sfn|Popov|2017|pp=110–11}}
Berjumlah sekira 7 ribu orang (atau 10–15 ribu<ref name="Report2008" />), Sikh tidak termasuk dalam enam agama yang diakui di Indonesia, para penganut Sikh mengisi kolom agama pada KTP mereka dengan kata “Hindu”.{{sfn|Kahlon|2016|p=}}
 
=== Jainisme ===
[[Rabu Abu]] (Calvinis, Lutheran)
[[Jainisme]] adalah satu-satunya agama India kuno yang tidak diketahui hadir pada zaman lalu di Nusantara. Masa sekarang di Jakarta sudah ada kelompok kecil Jain — “Jain Social Group Indonesia (JSG Indonesia)” di antara kaum [[India-Indonesia]].{{sfn|Popov|2017|p=108}}
 
=== Gerakan agama baru ===
[[Minggu Palma]]
{{Lihat pula|Daftar gerakan agama baru}}
Tidak serupa gerakan dan sekte Islam atau Hindu baru, [[gerakan agama baru]] tidak dapat dikaitkan dengan agama tradisional mana pun. Gerakan-gerakan keagamaan baru yang paling terkenal di Indonesia adalah: [[Perhimpunan Teosofi]],{{sfnm|1a1=Ensiklopedi Kepercayaan|1y=2010|1pp=325–27|2a1=Popov|2y=2017|2pp=112–13}} [[Meditasi Transcendental]],{{sfn|Popov|2017|p=81}} [[Falun Gong]],<ref name="Report2008" /> [[Radha Soami Satsang Beas]] (RSSB),{{sfn|Popov|2017|pp=110–11}} dan berasal dari Indonesia [[Sedulur Sikep]] (Saminisme),{{sfnm|1a1=Benda|1a2=Castles|1y=1969|1pp=207-40|2a1=Sastroatmodjo|2y=1952|2p=|3a1=Shiraishi|3y=1990|3pp=95-122}} [[Subud]]<ref>{{cite encyclopedia |editor-surname=Clarke |editor-given=Peter B. |editor-link=:en:Peter B. Clarke |encyclopedia=Encyclopedia of New Religious Movements |year=2006 |place=London; New York |publisher=[[Routledge]] |pages=607–608 |isbn=9-78-0-415-26707-6}}</ref> serta [[Komunitas Eden]]<ref name="Report2008" />{{sfn|Popov|2017|p=103–104}}.
 
== Hubungan antar agama ==
[[Kamis Putih]] (Calvinis, Lutheran, [[Methodist]])
Walaupun [[Pemerintah Indonesia]] mengenali sejumlah agama berbeda, konflik antar agama kadang-kadang tidak terelakkan. Pada masa Orde Baru, [[Soeharto]] mengeluarkan perundang-undangan yang oleh beberapa kalangan dirasa sebagai anti Tionghoa. Presiden Soeharto mencoba membatasi apapun yang berhubungan dengan budaya Tionghoa, mencakup nama dan agama.{{sfn|Syukur|2010|pp=105–38}}<ref>{{cite web|last=Effendi|first=Wahyu|title=Pembaruan Hukum Catatan Sipil dan Penghapusan Diskriminasi di Indonesia|work=|publisher=|date=28 Juni 2004|url=http://hukumonline.com/detail.asp?id=10607&cl=Kolom|access-date=13-10-2006|archive-date=2007-09-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20070928015852/http://hukumonline.com/detail.asp?id=10607&cl=Kolom|dead-url=yes}}</ref> Antara 1966 dan 1998, Soeharto berikhtiar untuk de-Islamisasi pemerintahan, dengan memberikan proporsi lebih besar terhadap orang-orang Kristen di dalam kabinet. Namun pada awal 1990-an, isu [[Islamisasi]] yang muncul, dan militer terbelah menjadi dua kelompok, nasionalis dan Islam. Yang terakhir, dipimpin oleh Jenderal [[Prabowo Subianto]], mendukung Islamisasi, sementara Jenderal [[Wiranto]] mendukung negara sekuler.{{sfnm|1a1=Lindsey|1a2=Pausacker|1y=1995|1p=|2a1=Lidde|2y=1996|2pp=613–34|3a1=Bertrand|3y=2004|3pp=34–104}}
 
[[Jumat Agung]]
 
Semasa era Soeharto, program [[transmigrasi]] di Indonesia dilanjutkan, setelah diaktifkan oleh pemerintahan [[Hindia Belanda]] pada awal abad ke-19. Maksud program ini adalah untuk memindahkan penduduk dari daerah padat seperti pulau Jawa, Bali dan Madura ke daerah yang lebih sedikit penduduknya, seperti [[Pulau Ambon|Ambon]], kepulauan [[Sunda]] dan [[Papua]]. Kebijakan ini mendapatkan banyak kritik, dianggap sebagai kolonisasi oleh orang-orang Jawa dan [[Suku Madura|Madura]], yang membawa agama Islam ke daerah non-Muslim. Penduduk di wilayah barat Indonesia kebanyakan adalah orang Islam dengan Kristen merupakan minoritas kecil, sedangkan daerah timur, populasi Kristen adalah sama atau bahkan lebih besar dibanding populasi orang Islam, terjadinya konflik antar agama dan [[Ras manusia|ras]] di wilayah timur Indonesia, seperti kasus [[kerusuhan Kepulauan Maluku]] dan [[kerusuhan Poso]].{{sfnm|1a1=Lindsey|1a2=Pausacker|1y=1995|1p=|2a1=Bertrand|2y=2004|2pp=34–104|3a1=Pringle|3y=2010|3pp=143–57|4a1=Crouch|4y=2013|4p=|5a1=Duncan|5y=2013|5p=}}
[[Sabtu Suci]]
 
Pada tahun 2007–2012 ada serangan dari kaum Sunni terhadap masjid dan rumah-rumah Syiah dan Ahmadiyyah.{{sfnm|1a1=Zulkifli|1y=2011|1p=|2a1=Rahman|2y=2014|2pp=418–20|3a1=Ida|3y=2016|3pp=194–215}} Untuk mencegah hal ini terjadi di masa depan, pada tahun 2011, khususnya, didirikan Mejlis Sunni dan Syiah (MUHSIN).<ref>{{cite news|date=21 May 2011|title=RI Sunni-Shia Council established|url=https://www.thejakartapost.com/news/2011/05/21/ri-sunni-shia-council-established.html |work=[[The Jakarta Post]]|access-date=31-03-2019}}</ref>
[[Minggu Paskah]]
 
Pemerintah telah berniat untuk mengurangi konflik atau ketegangan tersebut dengan pengusulan kerjasama antar agama. Kementerian Luar Negeri, bersama dengan organisasi Islam terbesar di Indonesia, [[Nahdlatul Ulama]], yang dipegang oleh Sarjana Islam Internasional, memperkenalkan ajaran Islam moderat, yang mana dipercaya akan mengurangi ketegangan tersebut.<ref name="kbriconf">{{cite press release |title=Transcript of Joint Press Conference Indonesian Foreign Minister, Hassan Wirajuda, with Australian Foreign Minister, Alexander Downer |publisher=Embassy of Republic of Indonesia at Canberra, Australia |date=6 Desember 2004 |url=http://www.kbri-canberra.org.au/speeches/2004/041206interfaith.htm |access-date=14-10-2006 }} {{Cite web |url=http://www.kbri-canberra.org.au/speeches/2004/041206interfaith.htm |title=Salinan arsip |access-date=2007-02-27 |archive-date=2006-08-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20060824024330/http://www.kbri-canberra.org.au/speeches/2004/041206interfaith.htm |dead-url=yes }}</ref> Pada 6 Desember 2004, dibuka konferensi antar agama yang bertema “Dialog Kooperasi Antar Agama: Masyarakat Yang Membangun dan Keselarasan”. Negara-negara yang hadir di dalam konferensi itu ialah negara-negara anggota [[ASEAN]], [[Australia]], [[Timor Timur]], [[Selandia Baru]] dan [[Papua Nugini]], yang dimaksudkan untuk mendiskusikan kemungkinan kerjasama antar kelompok agama berbeda di dalam meminimalkan konflik antar agama di Indonesia.<ref name="kbriconf"/>
[[Kenaikan Yesus Kristus]]
 
[[Pentakosta]]
 
[[Tritunggal Maha Kudus]]
| Minggu (Sabtu bagi [[Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh|Adventist]])
|-
| [[Gereja Katolik Roma|Kristen Katolik]]
| [[Romo]] {{br}} [[Pastor]] {{br}} [[Uskup]] {{br}} [[Kardinal]] {{br}} [[Paus (Katolik Roma)|Paus]]
| Lih. [[Hari raya wajib (Katolik)]]
| Perayaan [[Ekaristi]] harian dan mingguan (wajib dihadiri)
|-
| [[Hindu]]
| [[Sulinggih]] {{br}} [[Pedanda]] {{br}} [[Pandita]]
| [[Weda]]
| [[Pura]]
| [[Nyepi]]
| [[Deepavali]] {{br}} [[Galungan]] {{br}} [[Kuningan]] {{br}} [[Saraswati]] {{br}} [[Siwaratri]] {{br}} [[Pagerwesi]] {{br}} [[Thaipusam]] {{br}} [[Holi]]
| Tiga kali sehari
|-
| [[Buddha]]
| [[Bhiksu]] {{br}} [[Dhammaduta]] {{br}} [[Pandita]] {{br}} [[Bhante]] {{br}} [[Rinpoche]] {{br}} [[Lama]]
| [[Tripitaka]]
| [[Vihara]]
| [[Waisak]]
| [[Waisak]] {{br}} [[Kathina puja]] {{br}} [[Asadha puja]] {{br}} [[Magha Puja]]
| Setiap hari & setiap tanggal 1, 8, 15, dan 23 penanggalan Chandra Sengkala
|-
| [[Khonghucu]]
| [[Xueshi]] {{br}} [[Wenshi]] {{br}} [[Jiaosheng]]
| [[Sishu]]{{br}} [[Wujing]] {{br}} [[Xiao Jing]]
| [[Klenteng]]{{br}} [[Kong Miao]] {{br}} [[Wen Miao]] {{br}} [[Litang]]
| [[Tahun Baru Imlek|Imlek]]
| [[Cap Go Meh]]{{br}}[[Jing Tian Gong]] (Khing Thi Kong) {{br}} [[Harlah Khonghucu]] {{br}} [[Hari Wafat Khonghucu]] {{br}} [[Sembahyang Kubur|Qing Ming]] {{br}} [[Duan Wu]] {{br}} [[Dong Zhi]]
| Tanggal 1 dan 15 Yinli /Imlek, Minggu
|}
 
== Lihat pula ==
{{PortalAgama}}
* [[Indonesia]]
* [[Kebudayaan Indonesia]]
* [[Islam di Indonesia]]
* [[Kekristenan di Indonesia]]
* [[Agama Hindu di Indonesia]]
* [[Agama Buddha di Indonesia]]
* [[Konfusianisme di Indonesia]]
* [[Agama asli Nusantara]]
 
== Catatan kaki ==
{{reflist|2}}
 
== ReferensiKepustakaan ==
{{refbegin|2}}
<div class="references-small" style="-moz-column-count:1; column-count:1;">
; dalam bahasa Indonesia
* Bertrand J, ''Nationalism and Ethnic Conflict in Indonesia'', Cambridge : Cambridge University Press, 2004, 278 pages, ISBN 0-521-81889-3. Retrieved October 22, 2006
* {{cite journal |last=Ali |first=Wan Zailan Kamaruddin Wan |date=1994–95 |title=Aliran Syi'ah di Nusantara: perkembangan. Pengaruh dan Kesan |pages=67–93 |url=https://ejournal.um.edu.my/index.php/SEJARAH/article/view/9020/6369 |journal=Sejarah: Jurnal Jabatan Sejarah Universiti Malaya |volume=3 |issue=3 |issn=1985-0611 |doi=10.22452/sejarah.vol3no3.4 |ref=harv}}
* International Coalition for Religious Freedom. (2004). [http://www.religiousfreedom.com/wrpt/asiapac/indonesia.htm "Indonesia"]. "Religious Freedom World Report". Retrieved September 6, 2006
* {{cite book |surname=Amrulla. |given=Abdul Malik Karim |authorlink=Abdul Malik Karim Amrullah |year=1982 |orig-year=1963|title=Dari Perbendaharaan Lama: Menyingkap Sejarah Islam di Indonesia |place=Jakarta |publisher=Pustaka Panjimas|isbn= |ref=harv}}
* Llyod G and Smith S, ''Indonesia Today'', Lanham, Maryland : Rowman & Littlefield Publishers, 2001, 343 pages, ISBN 0-7425-1761-6
* {{cite book |surname=Anwa. |given=Rosihan |authorlink=Rosihan Anwar|year=1971|title=Jatuh Bangun Pergerakan Islam di Indonesia|place=Jakarta |publisher=Kartika Tama|isbn= |ref=harv}}
* Shaw, E. [http://philtar.ucsm.ac.uk/encyclopedia/indon/geness.html "Indonesian Religions"]. "Overview of World Religions". Retrieved September 8, 2006
* {{cite book |surname=Aritonan. |given=Jan S. (Pdt. Dr. Jan S. Aritonang)|year=1995|title=Berbagai aliran di dalam dan di sekitar gereja|place=Singapore|publisher=BPK Gunung Mulia|url={{Google books|id=iTvXDeVZchEC|plainurl=y|page=|keywords=|text=}} |isbn=978-979-415-796-1 |ref=harv}}
* {{cite book|last=Bunge|first=F.M. (ed.)|title=Indonesia: A Country Study|publisher=U.S. Library of Congress|date=1983|url=http://countrystudies.us/indonesia/|accessdate=2006-10-02}}
* {{cite book |surname=Atjeh |given=Aboebakar (Prof. Dr. KH. Aboebakar Atjeh) |authorlink=Aboebakar Atjeh |year=1971 |title=Sekitar Masuknya Islam di Indonesia |place=[[Semarang]] |publisher=Ramadhani |isbn= |url=https://www.academia.edu/27918415/SEKITAR_MASUKNYA_ISLAM_KE_INDONESIA_by_Abu_Bakar_Aceh_ |ref=harv }}
</div>
* {{cite book|surname=Atjeh|given=Aboebakar (Prof. Dr. KH. Aboebakar Atjeh)|authorlink=Aboebakar Atjeh |year=1977|title=Aliran Syiah di Nusantara |place=Jakarta|publisher=Islamic Research Institute |url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite book|surname1=Ayatrohaedi|given1= |surname2=Saadah|given2=Sri |title=Jatiniskala: Kehidupan Kerohanian Masyarakat Sunda Sebelum Islam |place=Jakarta |publisher=[[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]] |year=1995 |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Boelaars|given=Huub J. W. M. (Dr. Huub J. W. M. Boelaars, OFM Cap.)|year=2005|orig-year=1991|title=Indonesianisasi, dari Gereja Katolik di Indonesia menjadi Gereja Katolik Indonesia|trans-title=Indonesianisasi, Het omvormingsproces van de katholieke kerk in Indonesiё tot de Indonesische katholieke kerk|place=Yogyakarta|publisher=[[Kanisius]]|url=https://books.google.co.id/books?id=KrmWgQ18-pYC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=979-21-0844-0|ref=harv|access-date=2019-03-02|archive-date=2019-03-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20190306042705/https://books.google.co.id/books?id=KrmWgQ18-pYC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|dead-url=yes}}
* {{cite book|surname=Bruinessen|given=Martin van|year=1992|title=Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia: survei historis, geografis, dan sosiologis|place=[[Bandung]]|publisher=Mizan|url=https://www.academia.edu/707648/Tarekat_Naqsyabandiyah_di_Indonesia_survei_historis_geografis_dan_sosiologis|isbn=|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Endraswana |given=Suwardi |year=2011 |title=Kebatinan Jawa dan jagad mistik Kejawen |place=Yogyakarta |publisher=Lembu Jawa |url=https://books.google.co.id/books/about/Kebatinan_Jawa_dan_jagad_mistik_kejawen.html?id=nCr9ZwEACAAJ&redir_esc=y |isbn=978-9791650250 |ref=harv }}
* {{cite encyclopedia |encyclopedia=Ensiklopedi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa |format=Cet. ke-4, PDF |place=Jakarta |publisher=Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film; Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa |year=2010 |orig-year=2003 |isbn=978-979-16071-1-7 |ref=Ensiklopedi Kepercayaan |url=http://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=7335&keywords= }}
* {{cite book|surname=Geertz|given=Clifford |authorlink=Clifford Geertz|year=1982|orig-year=1960 |title=Abangan, santri, priyayi: dalam masyarakat Jawa |trans-title=Religion of Java |place=Jakarta |isbn= |publisher=Pustaka Jaya |url= |oclc=23574765|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Goris|given=Roelof |year=1974|title=Sekte-sekte di Bali |place=Jakarta |publisher=Bhratara |url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Hafidy|given=H.M. As'ad El|year=1977|title=Aliran-aliran Kepercayaan dan Kebatinan di Indonesia |place=Jakarta |publisher=Ghalia Indonesia |url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Hasymi|given=Ali|year=1981 |title=Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia |place=[[Bandung]] |publisher=Al Ma’arif’ |url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Hasymi|given=Ali|year=1983 |title=Syi’ah dan Ahlussunnah: Saling Rebut Pengaruh dan Kekuasaan Sejak Awal Sejarah Islam di Kepulauan Nusantara|place=[[Surabaya]]|publisher=Bina Ilmu|url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite encyclopedia|surname=Heuken|given=Adolf (Adolf Heuken, S.J.)|authorlink=Adolf Heuken|year=2004–2006 |encyclopedia=Ensiklopedi gereja|place=Jakarta |publisher=Yayasan Cipta Loka Caraka|volume=9 jld |url= |isbn=9799722950|ref=harv}}
* {{cite book |author=Hurmain |year=1991 |title=Aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan mistikisme dalam Islam |place= |publisher=Bumi Pustaka |url=https://books.google.co.id/books?id=3ysXAAAAIAAJ&hl=ru&source=gbs_book_similarbooks |isbn= |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Husain|given=Sarkawi B. (Dr. Sarkawi B. Husain, M.Hum)|year=2017|title=Sejarah Masyarakat Islam Indonesia|place=Surabaya|publisher=[[Universitas Airlangga|Airlangga University press]]|pages=|url=https://books.google.co.id/books?id=QsOCDwAAQBAJ&lpg=PP1&dq=isbn%3A6026606475&hl=ru&pg=PR4#v=onepage&q&f=false|isbn=978-602-6606-47-1|ref=harv}}
* {{cite book |surname1=Ilyas |given1=Abd. Mutholib (Drs.) |surname2=Imam |given2=Abd. Ghofur (Drs.) |year=1988 |title=Aliran kepercayaan & kebatinan di Indonesia |place=Jakarta |publisher=Amin |url=https://books.google.co.id/books?id=byoeAAAAMAAJ&hl=ru&source=gbs_book_similarbooks |isbn= |ref=harv }}
* {{cite book |surname=Imam |given=Suwarno S. |year=2005 |title=Konsep Tuhan, manusia, mistik dalam berbagai Kebatinan Jawa |place=Jakarta |publisher=RajaGrafindo Persada |url=https://books.google.co.id/books?id=3BfYAAAAMAAJ&hl=ru&source=gbs_book_similarbooks |isbn=9789797690106 |ref=harv }}
* {{cite book |surname=Kartapradja |given=Kamil |year=1985 |title=Aliran kebatinan dan kepercayaan di Indonesia |place=Jakarta |publisher=Yayasan Masagung |url=https://books.google.co.id/books?id=RtgXAAAAIAAJ&hl=ru&source=gbs_similarbooks |isbn= |ref=harv }}
* {{cite journal |author=Krismono |date=2017 |title=Salafisme di Indonesia: Ideologi, Politik Negara, dan Fragmentasi |issue=2 |pages=173–202 |issn= |url=https://journal.uii.ac.id/Millah/article/view/8407/7322 |format=PDF |journal=Millah: Jurnal Studi Agama |publisher=[[Universitas Islam Indonesia]] |volume=16 |doi=10.20885/millah.vol16.iss2.art2 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Laffan|given=Michael (Prof.)|year=2015|orig-year=2011|title=Sejarah Islam di Indonesia|trans-title=The Makins of Indonesian Islam: orientalism and the narration of a Sufi past|place=Yogyakarta|publisher=Bentang|url=https://books.google.co.id/books?id=GPdUCwAAQBAJ&lpg=PP1&dq=Islam%20di%20Indonesia&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q=Islam%20di%20Indonesia&f=false|isbn=978-602-291-058-9|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Mantra|given=Ida Bagus|year=1958 |title=Pengertian Siva–Buddha Dalam Sejarah Indonesia |place=[[Malang]]|publisher=t.p. |url= |ref=harv}}
* {{cite book |surname1=Maria |given1=Siti (Dra.) |surname2=Limbeng |given2=Julianus (S.Sn., M.Si.) |year=2007 |title=Marapu di Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur |place=Jakarta |publisher=Departemen Kebudayaan dan Pariwisata; Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film; Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa |series=Seri pengungkapan nilai-nilai kepercayaan komunitas adat |format=PDF |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/13205/ |isbn= |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Mufid|given=Ahmad Syafi'i|year=2006|title=Tangklukan, abangan, dan tarekat: kebangkitan agama di Jawa|place=Jakarta|publisher=Yayasan Obor Indonesia|url=https://books.google.co.id/books?id=lBWsPc8y22wC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=979-461-593-5|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Mulder|given=Niels |authorlink=Niels Mulder |year=1980 |orig-year=1978 |title=Kebatinan dan Hidup Sehari-hari Orang Jawa: Kelangsungan dan Perubahan Kulturil |trans-title=Mysticism and Everyday Life in Contemporery Java: cultural persistence and change |place=Jakarta |publisher=[[Gramedia Pustaka Utama|Gramedia]] |url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Mulyati|given=Sri (Dr. Hj. Sri Mulyati, MA)|year=2010|title=Peran Edukasi Tarekat Qadariyyah Naqsabandiyyah Dengan Referensi Utama Suryalaya|place=Jakarta|publisher=Kencana|url=https://books.google.co.id/books?id=jNYvDwAAQBAJ&lpg=PP1&dq=isbn%3A9791486735&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=978-979-1486-73-6|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Popov |given=Igor (Dr. Igor Popov, LLM) |year=2017 |title=Buku rujukan semua aliran dan perkumpulan agama di Indonesia |url=http://indonesiafaiths.blogspot.com/p/book-index.html |place=[[Singaraja (kota)|Singaraja]] |publisher=Toko Buku Indra Jaya |isbn= |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Rasjidi|given=Mohammad (Prof. Dr. H. Mohammad Rasjidi) |authorlink=Mohammad Rasjidi |year=1967|title=Islam dan Kebatinan |isbn= |place=Jakarta|publisher=Bulan Bintang |url=|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Ricklefs|given=Merle Calvin|authorlink=Merle Ricklefs|year=2013|orig-year=2012 |title=Mengislamkan Jawa: Sejarah Islamisasi di Jawa dan penentangnya dari 1930 sampai sekarang |trans-title=Islamisation and its opponents in Java: A political, social, cultural and religious history, c. 1930 to the present |place=Jakarta |publisher=Serambi Ilmu Semesta |url= |isbn=978-9790244085 |ref=harv}}
* {{cite book |author=Romdon |year=1993 |title=Tashawwuf dan aliran kebatinan: perbandingan antara aspek-aspek mistikisme Islam dengan aspek-aspek mistikisme Jawa |place=Yogyakarta |publisher=Lembaga Studi Filsafat Islam |url=https://books.google.co.id/books?id=517YAAAAMAAJ&hl=ru&source=gbs_book_similarbooks |isbn=9789795670018 |ref=harv }}
* {{cite book|author=Saifullah|author-mask=Saifullah (Dr. H. Saifullah, SA, MA)|year=2010|title=Sejarah & Kebudayaan Islam di Asia Tenggara |place=Yogyakarta |publisher=Pustaka Pelajar |isbn=978-602-8764-68-1 |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Saksono|given=Ign. Gatut |year=2007|title=Paranormal. Peran dan Tanggung Jawab Moralnya|place=Yogyakarta|publisher=Yayasan Pustaka Nusantara |url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Sastroatmodjo |given=Suryanto |year=1952|title=Masyarakat Samin Blora |place=Jakarta |publisher=Penerbit Central Jawa|url= |isbn=|ref=harv}}
* {{cite book |author=Simuh |authorlink=Simuh |author-mask=Simuh (Dr.) |year=1995 |title=Sufisme Jawa: transformasi tasawuf Islam ke mistik Jawa |place=Yogyakarta |publisher=[[Yayasan Bentang Budaya]] |url=https://books.google.co.id/books?id=5C3GDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=ru&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false |isbn= |ref=harv }}
* {{cite book|author=Solahudin|year=2011|title=NII Sampai JI: Salafy Jihadisme di Indonesia |place=[[Depok]] |publisher=Komunitas Bambu |url= |isbn=979-373-195-8 |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Stange |given=Paul (Dr.) |year=2009 |title=Kejawen Modern: Hakikat dalam Penghayatan Sumaroh |translator=Chandra Utama |place=Yogyakarta |publisher=[[Yayasan LKiS|LKiS]] |url=https://paulstange.net/politikperhatian.pdf |format=PDF |isbn=978-979-978-53-8-1 |ref=harv }}
* {{cite book |surname=Stange |given=Paul (Dr.) |year=2007 |orig-year=1998 |title=Politik Perhatian: Rasa dalam Kebudayaan Jawa |place=Yogyakarta |publisher=[[Yayasan LKiS|LKiS]] |edition=2 |format=PDF |url=https://paulstange.net/politikperhatian.pdf |isbn=978-979-1283-08-3 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Stuart-Fox|given=David J. |year=2010|orig-year=2002|title=Pura Besakih: Pura, agama, dan masyarakat Bali|trans-title=Pura Besakih: Temple, religion and society in Bali |place=[[Denpasar]]; Jakarta |publisher=Pustaka Larasan; [[Universitas Udayana|Udayana University Press]]; KITLV-Jakarta |url= |isbn=978-979-3790-36-7|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Subagiasta|given=I Ketut |year=2009|title=Reformasi Agama Hindu Dalam Perubahan Sisial Di Bali 1950-1959|place=[[Surabaya]] |publisher=Pāramita |url= |isbn=978-979-722-805-7 |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Subagya|given=Rakhmat |year=1969 |title=Agama asli Indonesia: penelahan dan penilaian theologis |place=[[Medan]] |publisher=Pro Manuscripto |url= |series=Seri Puskat, jld. 95 |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Subagya|given=Rahmat |year=1973 |title=Kepercayaan: Kebatinan–Kerohanian–Kejiwaan dan agama |place=Yogyakarta |publisher=[[Kanisius]] |url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite book |surname1=Sucipto |given1=Toto (Drs.) |surname2=Limbeng |given2=Julianus, S.Sn., M.Si. |editor=Dra. Siti Maria |year=2007 |title=Studi Tentang Religi Masyarakat Baduy di Desa Kanekes Provinsi Banten |place=Jakarta |publisher=Departemen Kebudayaan dan Pariwisata; Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film; Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa |url=https://books.google.co.id/books?id=qgLFCgAAQBAJ&dq=bibliogroup%3A |series=Seri pengungkapan nilai-nilai kepercayaan komunitas adat |isbn= |ref=harv }}
* {{cite book|author=Sukamto|year=2018|title=Perjumpaan Antarpemeluk Agama di Nusantara: Masa Hindu-Buddha Sampai Sebelum Masuknya Portugis|place=Yogyakarta|publisher=Deepublish|url=https://books.google.co.id/books?id=B1BmDwAAQBAJ&lpg=PR1&hl=ru&pg=PR1#v=onepage&q&f=false|isbn=978-602-475-476-1|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Suparyanto |given=Petrus |year=2019 |title=Bhīma's Mistical Quest: As a Model of Javanese Spiritual Growth |place=[[Wien]] |publisher=Lit |url=https://books.google.co.id/books?id=k1atDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=inauthor |isbn=978-3-643-90883-4 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Syukur|given=Abdul|year=2010|chapter=Keterlibatan etnis Tionghoa dan agama Buddha: Sebelub dan Sesudah Reformasi 1998|editor-surname1=Wibowi|editor-given1=I.|editor-surname2=Lan|editor-given2=Thung Ju|title=Setelah air mata kering: masyarakat Tionghoa pasca-peristiwa Mei 1998|place=Jakarta|publisher=[[Kompas Gramedia|Kompas]]|pages=105–38|url=https://books.google.co.id/books?id=ac-xhxQXfpoC&lpg=PP1&dq=isbn%3A9797094723&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=978-979-709-472-0|ref=harv}}
 
; dalam bahasa Inggris
* {{cite book |surname=Abuza |given=Zachary |year=2007 |title=Political Islam and Violence in Indonesia |place=London; New York |publisher=[[Routledge]] |url={{Google books|id=GcnJBWtR8okC|plainurl=y|page=|keywords=|text=}} |isbn=978-0-415-39401-7 |ref=harv}}
* {{cite book|editor-surname1=Acri|editor-given1=Andrea |editor-surname2=Creese |editor-given2=Helen |editor-surname3=Griffiths |editor-given3=Arlo |year=2011 |title=From Lanka Eastwards: The Ramayaṇa in the Literature and Visual Arts of Indonesia |place=[[Leiden]] |publisher=KITLV Press|url=|isbn=|ref=harv}}
* {{cite book |year=2008 |editor-surname1=Aritonang |editor-given1=Jan Sihar |editor-surname2=Steenbrink |editor-given2=Karel |title=A History of Christianity in Indonesia |place=[[Leiden]]; [[Boston]] |publisher=[[Brill Publishers|Brill]] |url=https://books.google.co.id/books?id=cUoGJSs9yOUC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false |isbn=978-90-04-17026-1 |ref=harv }}
* {{cite book |surname=Azra |given=Azyumardi |year=2006 |title=Islam in the Indonesian World: An Account of Institutional Formation |place=[[Bandung]] |publisher=Mizan Pustaka |isbn=979-433-430-8 |ref=harv |url=https://books.google.co.id/books?id=ePSkf-DHu5YC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP2#v=onepage&q&f=false }}
* {{cite book|surname=Bakker|given=Frederik Lambertus |year=1993|title=The Struggle of the Hindu Balinese Intellectuals: Developments in Modern Hindu Thinking in Independent Indonesia|place=[[Amsterdam]] |publisher=VU University Press |url= |isbn=978-9053832219 |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Beatty |given=Andrew |year=1999 |title=Varieties of Javanese Religion: An Anthropological Account |place=Cambridge |publisher=[[Cambridge University Press]] |url=https://books.google.com.au/books?id=5iRLUvvzbz4C&lpg=PP1&hl=ru&pg=PR6#v=onepage&q&f=false |isbn=0-521-62444-4 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Belo|given=Jane|year=1960|title=Trance in Bali|place=New York|publisher=[[Columbia University Press]]|url=https://archive.org/details/tranceinbali0000belo|isbn=|ref=harv}}
* {{cite journal|last1=Benda|first1=Harry J.|last2=Castles|first2=Lance|title=The Samin Movement|date=1969|url=https://brill.com/view/journals/bki/125/2/article-p207_2.xml|journal=Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia|volume=125|issue=2|pages=207-40|issn=2213-4379|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Bertrand|given=Jaques|year=2004|title=Nationalism and Ethnic Conflict in Indonesia|place=Cambridge|publisher=[[Cambridge University Press]]|url=https://books.google.co.id/books?id=2oZQRuT78JIC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PR5#v=onepage&q&f=false|isbn=0-521-52441-5|oclc=237830260|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Brown|first=Iem |title=Contemporary Indonesian Buddhism and Monotheism |date=1987|url= |journal=Journal of Southeast Asian Studies|volume=18|issue=1|pages=108-17|doi= |ref=harv}}
* {{cite journal|last=Brown|first=Iem|date=1990 |title=Agama Buddha Maitreya: A Modern Buddhist Sect in Indonesia |url= |journal=Southeast Asian Anthropology |volume= |issue=9 |pages= |doi= |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Budiman |given=Michaela |year=2013 |title=Contemporary Funeral Rituals of Sa'dan Toraja: From Aluk Todolo to "New" Religions |place=[[Praha|Prague]] |publisher=Charles University in Prague |url=https://books.google.co.id/books?id=lEM3BAAAQBAJ&lpg=PA1&dq=Contemporary%20Funeral%20Rituals%20of%20Sa'dan%20Toraja%3A%20From%20Aluk%20Todolo&hl=ru&pg=PA2#v=onepage&q=Contemporary%20Funeral%20Rituals%20of%20Sa'dan%20Toraja:%20From%20Aluk%20Todolo&f=false |isbn=978-80-246-2228-6 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Buehler|given=Michael|year=2016|title=The Politics of Shari’a Law: Islamist Activist and the State in Democratizing Indonesia|place=Cambridge|publisher=[[Cambridge University Press]]|url=https://books.google.co.id/books?id=gJC5DAAAQBAJ&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=978-1-107-13022-7|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Burhani|first=Ahmad Najib|title=The Ahmadiyya and the Study of Comparative Religion in Indonesia: Controversies and Influences|date=2014|url=http://advokasi.elsam.or.id/assets/2015/09/20131220_Ahmadiyya-the-study-of-Comparative-Religion_Najib.pdf|format=PDF|journal=Islam and Christian–Muslim Relations|volume=25|issue=2|pages=141–58|doi=10.1080/09596410.2013.864191|ref=harv|access-date=2019-03-14|archive-date=2021-06-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20210612171216/http://advokasi.elsam.or.id/assets/2015/09/20131220_Ahmadiyya-the-study-of-Comparative-Religion_Najib.pdf|dead-url=yes| issn=0959-6410}}
* {{cite book |editor-surname1=Burhanudin |editor-given1=Jajat |editor-surname2=Dijk |editor-given2=Kees van |title=Islam in Indonesia. Contrasting Images and Interpretations |year=2013 |place=Amsterdam |publisher=[[Universitas Amsterdam|Amsterdam University Press]] |isbn= |url= |ref=harv}}
* {{cite journal|last=Chambert-Loir|first=Henri |date=April 2015|title=Confucius Crosses the South Seas|journal=Indonesia|volume=99|issue= |pages=67–107 |publisher=Southeast Asia Program Publications at [[Cornell University]] |doi=10.5728/indonesia.99.0067 |issn=2164-8654 |url= |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Cheu |given=Hock Tong |year=1999 |title=Chinese Beliefs and Practices in Southeast Asia: Studies on the Chinese Religion in Malaysia, Singapore and Indonesia |place=Singapore |isbn=978-9679784527 |url=https://books.google.co.id/books/about/Chinese_Beliefs_and_Practices_in_Southea.html?id=tHXXAAAAMAAJ&redir_esc=y |publisher=Pelanduk Publications |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Cooley|given=Frank L.|year=1968 |title=Indonesia: Church and Society |place=New York |publisher=Friendship Press|url= |isbn=978-0377180215 |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Crouch |given=Melissa |year=2013 |title=Law and Religion in Indonesia: Conflict and the Courts in West Java |place=London |publisher=[[Routledge]] |isbn=978-0415835947 |ref=harv |url=https://taylorfrancis.com/books/9781134508297 }}
* {{cite book |surname=Domenig |given=Gaudenz |year=2014 |title=Religion and Architecture in Premodern Indonesia: Studies in Spatial Anthropology |place=Leiden; [[Boston]] |publisher=[[Brill Publishers|Brill]] |url=https://books.google.co.id/books?id=MDNnAwAAQBAJ&lpg=PR1&dq=isbn%3A9004274073&hl=ru&pg=PR1#v=onepage&q&f=false |isbn=978-90-04-27400-6 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Duncan|given=Christopher R.|year=2013|title=Violence and Vengeance: Religious Conflict and Its Aftermath in Eastern Indonesia|place=Ithaca, NY; London|publisher=[[Cornell University]] Press|url=https://books.google.co.id/books?id=bcimAQAAQBAJ&lpg=PP1&ots=wRLmqNpF10&lr&pg=PR4#v=onepage&q&f=false|isbn=978-0-8014-7913-7|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Epton|given=Nina Consuelo|year=1974|edition=revised|title=Magic and Mysticism in Java|place=London|publisher=Octagon Press|url=https://archive.org/details/magicmysticsofja00epto|isbn=978-0900860393|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Federspiel|given=H.|year=1970 |title=Persatuan Islam: Islamic Reform in Twentieth century Indonesia |place=Ithaca, NY|publisher=[[Cornell University]] Modern Indonesia Project|url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite encyclopedia|surname=Fox|given=James J. |year=1996 |editor-surname=Auger|editor-given=Timothy |encyclopedia=Indonesian Heritage: Religion and ritual |url= |place=Singapore|publisher=Archipelago Press |isbn=978-9813018587|series=Indonesian Heritage Series. Vol. 9|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Fox |given=Richard |year=2011 |title=Critical Reflections on Religion and Media in Contemporary Bali |place=[[Leiden]]; [[Boston]] |publisher=[[Brill Publishers|Brill]] |ref=harv |url=https://books.google.co.id/books?id=VCuwCQAAQBAJ&lpg=PR1&dq=editions%3Aj7Nid_DtUnsC&hl=ru&pg=PR4#v=onepage&q&f=false |isbn=978-90-04-17649-2 }}
* {{cite book|surname=Geels|given=Antoon|year=1997|title=Subud and the Javanese mystical tradition|place=Richmond, Surrey|publisher=Curzon Press|url=https://books.google.co.id/books?id=FOXnUJMknRAC&lpg=PP1&dq=Subud%20and%20the%20Javanese%20mystical%20tradition&hl=ru&pg=PP8#v=onepage&q=Subud%20and%20the%20Javanese%20mystical%20tradition&f=false|isbn=0-7007-0623-2|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Geertz|given=Clifford|authorlink=Clifford Geertz|year=1960|title=Religion of Java|place=Glencoe, IL|publisher=Free Press|url=https://books.google.co.id/books?id=-SYM4PW-YAgC&lpg=PR1&hl=ru&pg=PR1#v=onepage&q&f=false|isbn=|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Geertz|given=Clifford|authorlink=Clifford Geertz|year=1968|title=Islam Observed, Religious Development in Morocco and Indonesia|place=Chicago; London|publisher=[[Pers Universitas Chicago|University of Chicago Press]]|url=https://books.google.co.id/books?id=d_ra-y_50GsC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=0-226-28511-1|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Geertz|first=Clifford|authorlink=Clifford Geertz|title=Religious Change and Social Order in Soeharto's Indonesia|journal=Asia|date=1972|volume=27|pages=62–84|url=https://archive.org/details/sim_asia_autumn-1972_27/page/62|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Geertz|given=Clifford|authorlink=Clifford Geertz|year=1973|title=The Interpretation of Cultures: Selected Essays|place=New York|publisher=[[Basic Books]]|url=https://books.google.co.id/books?id=G1cYDQAAQBAJ&lpg=PP1&dq=Geertz.%20The%20Interpretation%20of%20Cultures&hl=ru&pg=PR4#v=onepage&q=Geertz.%20The%20Interpretation%20of%20Cultures&f=false|isbn=9780465097197|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Goh|given=Robbie B. H.|year=2005|title=Christianity in Southeast Asia|place=Singapore|publisher=ISEAS: Institute of Southeast Asian Studies|url=https://books.google.co.id/books/about/Christianity_in_Southeast_Asia.html?id=Yh3cAAYsi2UC&redir_esc=y|isbn=9812302972|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Gonda |given=Jan |authorlink=Jan Gonda |year=1975 |chapter=The Indian Religions in Pre-Islamic Indonesia and their survival in Bali |chapter-url={{Google books|id=X7YfAAAAIAAJ|plainurl=y|page=1|keywords=|text=}} |title=Handbook of Oriental Studies. Section 3. Southeast Asia, Religions |url={{Google books|id=X7YfAAAAIAAJ|plainurl=y}} |pages=1–54 |place=Leiden |publisher=[[Brill Publishers|Brill]] |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Goris|given=Roelof|year=1931 |title=The Island of Bali; Its Religion and Ceremonies |place=Amsterdam|publisher=[[Koninklijke Paketvaart Maatschappij|Royal Packet Navigation Company]] |url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Gross|given=L. Max|year=2016|title=A Muslim archipelago: Islam and Politics in Southeast Asia|place=[[Washington, D.C.]]|publisher=National Defense Intelligence College|url=https://books.google.co.id/books?id=tm8tSwyTa7AC|isbn=978-1-932946-19-2|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Hadiwijono|given=Harun |year=1967 |title=Man in the present Javanese Mysticism |place=[[Baarn]] |publisher=Bosch & Keuning |url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite journal|last=Hasan|first=Noorhaidi|date=2007|title=The Salafi Movement in Indonesia: Transnational Dynamics and Local Development|url=https://muse.jhu.edu/article/215898|journal=Comparative Studies of South Asia, Africa and the Middle East|publisher=Duke University Press|volume=27|issue=1|pages=83–94|issn=1089-201X|doi=10.1215/1089201x-2006-045|ref=harv}}
* {{cite book |year=2014 |editor-surname1=Hauser-Schäublin |editor-given1=Brigitta |editor-surname2=Harnish |editor-given2=David D. |title=Between Harmony and Discrimination. Negotiating Religious Identities within Majority-minority Relationships in Bali and Lombok |place=[[Leiden]]; [[Boston]] |publisher=[[Brill Publishers|Brill]] |url=https://books.google.co.id/books?id=Sma7AwAAQBAJ&lpg=PR5&ots=WP9-_TGc8r&lr&pg=PR5#v=onepage&q&f=false |isbn=978-90-04-27125-8 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Headley|given=Stephen C.|year=2004|title=Durga's Mosque: Cosmology, Conversion And Community in Central Javanese Islam|place=Singapure|publisher=ISEAS: Institute of Southeast Asian Studies|url=https://books.google.co.id/books?id=9B7ty0uerK8C&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=981-230-242-5|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Hefner|given=Robert W.|year=1989 |title=Hindu Javanese: Tengger Tradition and Islam| url=https://archive.org/details/hindujavaneseten0000hefn |place=Princeton, NJ|publisher=[[Princeton University Press]] |url= |isbn=0-691-09413-6|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Hooykaas|given=Christiaan |year=1974 |title=Cosmogony and Creation in Balinese Tradition |place=[[The Hague]]|publisher=Martinus Nijhoff |url= |isbn= |issn=0067-8023|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Hosen|first=Nadirsyah|date=2005|title=Religion and the Indonesian Constitution: A Recent Debate|url=https://books.google.co.id/books?id=FzcrDwAAQBAJ&lpg=PA403&ots=FnxUHX3mIn&dq=Religion%20and%20the%20Indonesian%20Constitution%3A%20A%20Recent%20Debate&hl=ru&pg=PA403#v=onepage&q=Religion%20and%20the%20Indonesian%20Constitution:%20A%20Recent%20Debate&f=false|journal=Journal of Southeast Asian Studies|volume=36|issue=3|pages=419–40|doi=|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Howe|given=Leo|year=2001 |title=Hinduism & Hierarchy in Bali|place=[[Oxford]] |publisher=James Currey |url= |isbn=978-0852559147 |ref=harv}}
* {{cite journal|last=Howell|first=Julia Day|title=Sufism and the Indonesian Islamic Revival|url=https://www.researchgate.net/publication/29455271_Sufism_and_the_Indonesian_Islamic_Revival|journal=The Journal of Asian Studies|date=2001|volume=60|issue=3|pages=701–29|doi=10.2307/2700107|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Ida|first=Achmah|date=2016|title=Cyberspace and Sectarianism in Indonesia: The Rise of Shia Media and Anti-Shia Online Movements|url=https://jki.uinsby.ac.id/index.php/jki/article/download/118/71|format=PDF|journal=Jurnal Komunikasi Islam|publisher=[[Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya]]|volume=6|issue=2|pages=194–215|issn=2088-6314|ref=harv}}{{Pranala mati|date=Januari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{cite book|surname=Intan|given=Benyamin Fleming|year=2006|title="Public religion" and the Pancasila-based state of Indonesia: an ethical and sociological analysis|url=https://books.google.co.id/books?id=OXmRwiYEy1IC&printsec=frontcover&dq=%22Public+Religion%22+and+the+Pancasila-based+State+of+Indonesia&hl=ru&sa=X&ved=0ahUKEwiO0tLvp4rhAhUPfysKHd57BGMQ6AEIKTAA#v=onepage&q=%22Public%20Religion%22%20and%20the%20Pancasila-based%20State%20of%20Indonesia&f=false|place=New York|publisher=Peter Lang|isbn=978-0-8204-7603-2|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Kahlon|given=Swarn Singh|year=2016|chapter=Chapter 5. Sikhs in Indonesia|title=Sikhs in Asia Pacific: Travels among the Sikh Diaspora from Yangon to Kobe |place=[[New Delhi]] |publisher=Manohar Publisher|url= |isbn=978-9350981207|ref=harv}}
* {{cite journal|surname=Kimura|given=Bunki|title=Present Situation of Indonesian Buddhism: In Memory of Bhikkhu Ashin Jinarakkhita Mahasthavira|url=http://ir.nul.nagoya-u.ac.jp/jspui/bitstream/2237/19241/1/4_SAMBHASA-23.pdf|format=PDF|journal=Nagoya Studies in Indian Culture and Buddhism: Sambhasa|date=2003|volume=|issue=23|pages=53–72|doi=|ref=harv|access-date=2019-03-02|archive-date=2014-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20140325141848/http://ir.nul.nagoya-u.ac.jp/jspui/bitstream/2237/19241/1/4_SAMBHASA-23.pdf|dead-url=unfit}}
* {{cite book |surname1=Kinney |given1=Ann R. |surname2=Klokke |given2=Marijke J. |surname3=Kieven |given3=Lydia |year=2003 |title=Worshiping Siva and Buddha: The Temple Art of East Java |place=[[Honolulu]] |publisher=University of Hawaii Press |url=https://books.google.co.id/books?id=sfa2FiIERLYC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP7#v=onepage&q&f=false |isbn=978-0824827793 |ref=harv }}
* {{cite book |surname=Kipp |given=Rita Smith |year=1993 |title=Dissociated Identities: Ethnicity, Religion, and Class in an Indonesian Society |place=Ann Arbor, Mich. |publisher=[[University of Michigan Press]] |url=https://books.google.co.id/books?id=b8OFC6RDKk0C&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false |isbn=978-0472104123 |ref=harv }}
* {{cite encyclopedia|surname=Koentjaraningrat|given=R. M.|year=1987|title=Javanese Religion|editor-surname=Eliade|editor-given=Mircea|editorlink=Mircea Eliade|encyclopedia=The Encyclopedia of Religion |place=New York|publisher=MacMillan|volume=7|pages=559–63|url= |isbn=0029094801|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Kraus|given=Werner|year=1997|chapter=Transformations of a Religious Community: The Shattariyya Sufi Brotherhood in Aceh|editor-surname1=Kuhnt-Saptodewo|editor-given1=Sri|editor-surname2=Grabowsky|editor-given2=Volker|editor-surname3=Großheim|editor-given3=Martin|title=Nationalism and Cultural Revival in Southeast Asia: Perspectives from the Centre and Region|place=[[Wiesbaden]]|publisher=Harrassowitz Verlag|pages=169–89|url=https://books.google.co.id/books?id=1qhUp_gfybEC&lpg=PP1&dq=isbn%3A3447039582&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=3-447-03958-2|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Kroef|first=Justus M. van der|title=New Religious Sects in Java|journal=Far Eastern Survey|date=1961|volume=30|issue=2|pages=18–25|url=http://as.ucpress.edu/content/ucpfes/30/2/18|doi=10.2307/3024260|ref=harv}}
* {{cite encyclopedia|surname=Lansing|given=J. Stephen|year=1987|title=Balinese Religion|editor-surname=Eliade|editor-given=Mircea|editorlink=Mircea Eliade|encyclopedia=The Encyclopedia of Religion |place=New York|publisher=MacMillan|volume=2|pages=45–49|url= |isbn=0029094801|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Levenda |given=Peter |year=2011 |title=Tantric Temples: Eros and Magic in Java |place=Newburyport, MA |publisher=Ibis Press/Nicolas-Hays, Inc. |url=https://books.google.co.id/books?id=1yWmr9h6ZpEC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false |isbn=978-089254-169-0 |ref=harv }}
* {{cite journal|last=Lidde|first=R. William|title=The Islamic Turn in Indonesia: A Political Explanation|date=1996|url=http://links.jstor.org/sici?sici=0021-9118(199608)55%3A3%3C613%3ATITIIA%3E2.0.CO%3B2-R|journal=Journal of Asian Studies|volume=55|issue=3|pages=613-34|doi=10.2307/2646448|ref=harv}}
* {{cite book|year=1995|editor-surname1=Lindsey|editor-given1=Tim|editor-surname2=Pausacker|editor-given2=Helen|title=Religion, Law and Intolerance in Indonesia|place=London; New York|publisher=[[Routledge]]|url=https://books.google.co.id/books?id=ev8yDAAAQBAJ&lpg=PP1&dq=isbn%3A1317327799&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=978-0-7914-2025-6|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Marshall|first=Paul|date=2018|title=The Ambiguities of Religious Freedom in Indonesia|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/15570274.2018.1433588|journal=The Review of Faith & International Affairs|volume=16|issue=1|pages=85–96|doi=10.1080/15570274.2018.1433588|ref=harv}}
* {{cite journal|last=McDaniel|first=June|title=Agama Hindu Dharma Indonesia as a New Religious Movement: Hinduism Recreated in the Image of Islam|url= |journal=Nova Religio: The Journal of Alternative and Emergent Religions|date=2010|volume=14|issue=1 |pages=93–111 |doi= |ref=harv}}
* {{cite encyclopedia|surname=Mehden|given=Fred R. von der|year=1995|title=Indonesia|editor-surname=Esposito|editor-given=John L.|encyclopedia=The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World: 4-volume Set|place=New York; Oxford|publisher=[[Oxford University Press]]|volume=2|pages= |url= |isbn=0-19-506613-8 |ref=harv}}
* {{cite encyclopedia|year=2010|title=Indonesia|editor-surname1=Melton|editor-given1=J. Gordon|editor-surname2=Baumann|editor-given2=Martin|encyclopedia=Religions of the world: a comprehensive encyclopedia of beliefs and practices|edition=2|place=[[Santa Barbara, California|Santa Barbara]]; Denver; Oxford|publisher=ABC-Clio|volume=4|pages=|url=https://books.google.co.id/books?id=v2yiyLLOj88C&printsec=frontcover&hl=ru&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false|isbn=978-1-59884-203-6|ref=harv}}
* {{cite encyclopedia|surname=Metcalf|given=Peter |year=1987|title=Bornean Religion|editor-surname=Eliade |editor-given=Mircea|editorlink=Mircea Eliade |encyclopedia=The Encyclopedia of Religion|place=New York|publisher=MacMillan|volume=2|pages=290–92|url= |isbn=0029094801|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Muhaimin |given=Abdul Ghoffir |year=2006 |title=The Islamic Traditions of Cirebon: Ibadat and Adat Among Javanese Muslims |place=Canberra |publisher=[[Universitas Nasional Australia|ANU E Press]] |url=https://www.jstor.org/stable/j.ctt2jbkqk |isbn=1-920942-30-0 |ref=harv }}
* {{cite book |surname=Mulder |given=Niels |authorlink=Niels Mulder |year=2005 |orig-year=1998 |title=Mysticism in Java: Ideology in Indonesia |place=Yogyakarta |publisher=[[Kanisius]] |edition=2 |url=https://books.google.co.id/books?id=YkXW2rZu0Y0C&lpg=PP1&dq=Mysticism%20in%20Java%3A%20Ideology%20in%20Indonesia&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q=Mysticism%20in%20Java:%20Ideology%20in%20Indonesia&f=false |isbn=979-21-1167-0 |ref=harv |access-date=2019-03-14 |archive-date=2020-05-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200506235431/https://books.google.co.id/books?id=YkXW2rZu0Y0C&lpg=PP1&dq=Mysticism%20in%20Java%3A%20Ideology%20in%20Indonesia&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q=Mysticism%20in%20Java:%20Ideology%20in%20Indonesia&f=false |dead-url=yes }}
* {{cite book |surname=Nooy-Palm |given=Hetty |year=1979 |title=The Sa’dan-Toraja: A study of their social life and religion. I: Organization, symbols and beliefs |place=[[The Hague]] |publisher=Martinus Nijhoff |url=https://www.oxis.org/books/verhandelingen/nooy-palm-1-1979.pdf |isbn=90-247-2274-8 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Nooy-Palm |given=Hetty|year=1986 |title=The Sa’dan-Toraja: A study of their social life and religion. II: Rituals of the East and West|place=[[Leiden]]; [[Boston]]|publisher=[[Brill Publishers|Brill]] |url= |isbn=978-90-67-65207-0|ref=harv}}
* {{cite encyclopedia|surname=Nooy-Palm |given=Hetty |year=1987|title=Toraja Religion|editor-surname=Eliade |editor-given=Mircea|editorlink=Mircea Eliade |encyclopedia=The Encyclopedia of Religion|place=New York|publisher=MacMillan|volume=14|pages=565–67|url= |isbn=0029094801|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Pedersen|given=Lene|year=2006 |title=Ritual and World Change in a Balinese Princedom |place=[[Durham, Carolina Utara|Durham]] |publisher=Carolina Academic Press |url= |isbn=978-1594600227 |ref=harv}}
* {{cite encyclopedia|surname=Pelras|given=Christian |year=1987|title=Bugis Religion|editor-surname=Eliade |editor-given=Mircea|editorlink=Mircea Eliade |encyclopedia=The Encyclopedia of Religion|place=New York|publisher=MacMillan|volume=2|pages=560–61|url= |isbn=0029094801|ref=harv}}
* {{cite book|year=2011|editor-surname1=Picard|editor-given1=Michel|editor-surname2=Madinier|editor-given2=Rémy|title=The Politics of Religion in Indonesia: Syncretism, Orthodoxy, and Religious Contention in Java and Bali|place=London; New York|publisher=[[Routledge]]|url=https://books.google.co.id/books?id=u-CrAgAAQBAJ&lpg=PR1&hl=ru&pg=PR1#v=onepage&q&f=false|isbn=978-979-709-472-0|ref=harv}}
* {{cite book |year=2009 |editor-surname1=Putten |editor-given1=Jan van der |editor-surname2=Cody |editor-given2=Mary Kilcline |title=Lost Times and Untold Tales from the Malay World |place=Singapore |publisher=[[Universitas Nasional Singapura|NUS Press]] |url=https://books.google.co.id/books?id=r6ZQfWHzP0wC&lpg=PP1&dq=Lost%20Times%20and%20Untold%20Tales%20from%20the%20Malay%20World&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q=Lost%20Times%20and%20Untold%20Tales%20from%20the%20Malay%20World&f=false |isbn=978-9971-69-454-8 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Pringle|given=Robert|year=2010|title=Understanding Islam in Indonesia: Politics and Diversity|place=Singapore|publisher=Editions Didier Millet|url=https://books.google.co.id/books?id=kpv2VSKeAsUC&lpg=PA7&dq=Islam%20di%20Indonesia&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q=Islam%20di%20Indonesia&f=false|isbn=978-981-4260-09-1|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Rahman|first=Fatima Zainab |title=State restrictions on the Ahmadiyya sect in Indonesia and Pakistan: Islam or political survival?|date=2014|url= |journal=Australian Journal of Political Science|volume=49|issue=3|pages=408–22 |doi=10.1080/10361146.2014.934656|ref=harv}}
* {{cite book|year=2004|editor-surname=Ramstedt|editor-given=Martin|title=Hinduism in Modern Indonesia: A minority religion between local, national, and global interest|place=London; New York|publisher=[[Routledge]]Curzon|url=https://books.google.com.au/books?id=-rBhGEN0RyYC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=0-7007-1533-9|ref=Ramstedt}}
* {{cite book|surname=Ricklefs|given=Merle Calvin |authorlink=Merle Ricklefs|year=2006|title=Mystic synthesis in Java: A history of Islamisation from the fourteenth to the early nineteenth centuries|url= |place=[[White Plains, New York|White Plains, NY]] |publisher=EastBridge |isbn=978-1891936616|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Ricklefs|given=Merle Calvin|authorlink=Merle Ricklefs|year=2007|title=Polarising Javanese society: Islamic and other visions c. 1830–1930|place=Singapore; [[Leiden]]; [[Honolulu]]|publisher=[[Universitas Nasional Singapura|NUS Press]]; KITLV Press; University of Hawai’i Press|url=https://books.google.co.id/books?id=3xxcn51j7_IC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=978-9971-69-346-6|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Rodgers|given=Susan|year=1981 |title=Adat, Islam, and Christianity in a Batak Homeland |place=Athens, Ohio|publisher=Ohio University |url= |isbn=978-0896801103|ref=harv}}
* {{cite encyclopedia|surname=Rodgers|given=Susan |year=1987|title=Batak Religion|editor-surname=Eliade |editor-given=Mircea|editorlink=Mircea Eliade |encyclopedia=The Encyclopedia of Religion|place=New York|publisher=MacMillan|volume=2|pages=81–83|url= |isbn=0029094801|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Ropi |given=Ismatu |year=2017 |title=Religion and Regulation in Indonesia |place=Singapore |publisher=Palgrave Macmillan |url=https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=ApjZDQAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR6&ots=oSvEDMdGwZ&sig=8OGm-DNLb7_6KJsbIi5rUVMULh8&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false |isbn=978-981-10-2826-7 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Rousseau|given=Jérôme|year=1998 |title=Kayan Religion: Ritual Life and Religious Reform in Central Borneo |place=[[Leiden]]|publisher=KITLV Press |url= |isbn=978-9067181327|ref=harv}}
* {{cite book|editor-surname1=Sai |editor-given1=Siew-Min |editor-surname2=Hoon |editor-given2=Chang-Yau |title=Chinese Indonesians Peassessed. History, Religion and Belonging |year=2013 |place=London; New York |publisher=[[Routledge]] |isbn= |url= |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Sandkühler |given=Evamaria |chapter=Popularisation of Religious Traditions in Indonesia — Historical Communication of a Chinese Indonesian Place of Worship |title=Religion, Tradition and the Popular. Transcultural Views from Asia and Europe |editor1=Schlehe, Judith |editor2=Sandkühler, Evamaria |year=2014 |place=[[Bielefeld]] |publisher=transcript |pages=157–84 |isbn=978-3-8376-2613-1 |url= |ref=harv}}
* {{cite book |editor-surname=Saran |editor-given=Syam |year=2018 |title=Cultural and Civilisational Links between India and Southeast Asia: Historical and Contemporary Dimensions |place=Singapore |publisher=Palgrave McMillan |url=https://books.google.co.id/books?id=Ye1lDwAAQBAJ&lpg=PR1&dq=isbn%3A9811073171&hl=ru&pg=PR1#v=onepage&q&f=false |isbn=978-981-10-7316-8 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Schärer|given=Hans|year=1963 |orig-year=1946|title=Ngaju Religion: The Conception of God among a South Borneo People |place=[[The Hague]]|publisher=Martinus Nijhoff|url= |isbn=978-90-04-24799-4|ref=harv}}
* {{cite journal |last=Schiller |first=Anne |year=1996 |title=An "Old" Religion in "New Order" Indonesia: Notes on Ethnicity and Religious Affiliation |journal=Sociology of Religion |volume=57 |issue=4 |pages=409–17 |publisher=[[Oxford University Press]] |editor-last=Schieman |editor-first=Scott |format=PDF |issn=1759-8818 |oclc=728290653 |doi=10.2307/3711895 |url=http://socrel.oxfordjournals.org/content/57/4/409.full.pdf |ref=harv }}
* {{cite book |surname=Schlehe |given=Judith |chapter=Translating Traditions and Transcendence: Popularised Religiosity and the ''Paranormal'' Practitioners' Position in Indonesia |title=Religion, Tradition and the Popular. Transcultural Views from Asia and Europe |editor1=Schlehe, Judith |editor2=Sandkühler, Evamaria |year=2014 |place=[[Bielefeld]] |publisher=transcript |pages=185–201 |isbn=978-3-8376-2613-1 |url=https://books.google.com/books?id=LMDWBQAAQBAJ&pg=PA201&lpg=PA201&dq=schlehe+judith&source=bl&ots=jW3xqbAxae&sig=ACfU3U3X6XIWB9A379X15ndI3XWaP50Cdg&hl=ru&sa=X&ved=2ahUKEwi0i4Ws0rrnAhWRX30KHTLMCfIQ6AEwEnoECAgQAQ#v=onepage&q=schlehe%20judith&f=false |ref=harv }}
* {{cite journal |surname=Schlehe |given=Judith |title=Cosmopolitanism, Pluralism and Self-Orientalisation in the Modern Mystical World of Java |journal=Asian Journal of Social Science |volume=47 |issue=3 |date=2019 |pages=185–201 |url=https://brill.com/view/journals/ajss/47/3/article-p364_5.xml |ref=harv }}
* {{cite book |editor-surname=Schröter |editor-given=Susanne |title=Christianity in Indonesia. Perspectives of power |series=Southeast Asian Modernities, 12 |year=2010 |place=Berlin |publisher=Lit |isbn=9783643107985 |url=https://books.google.com/books?printsec=frontcover&vid=ISBN3643107986&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Seo|given=Myengkyo|year=2013|title=State Management of Religion in Indonesia|place=London; New York|publisher=[[Routledge]]|url=https://books.google.co.id/books?id=GWEdAAAAQBAJ&lpg=PP1&dq=State%20Management%20of%20Religion%20in%20Indonesia&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q=State%20Management%20of%20Religion%20in%20Indonesia&f=false|isbn=978-0-415-51716-4|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Shah |given=Dian A. H. |year=2017 |title=Constitutions, Religion and Politics in Asia: Indonesia, Malaysia and Sri Lanka |place=Cambridge |publisher=[[Cambridge University Press]] |url=https://books.google.co.id/books?id=8ek4DwAAQBAJ&lpg=PP1&dq=Constitutions%2C%20Religion%20and%20Politics%20in%20Asia%3A%20Indonesia%2C%20Malaysia&hl=ru&pg=PR6#v=onepage&q=Constitutions,%20Religion%20and%20Politics%20in%20Asia:%20Indonesia,%20Malaysia&f=falsel=ru&pg=PR6#v=onepage&q&f=false |isbn=978-1-107-18334-6 |ref=harv }}
* {{cite journal |surname=Shiraishi |given=Takashi |title=Dangir’s Testimony: Saminism Reconstructed |url=https://archive.org/details/sim_indonesia_1990-10_50/page/95 |journal=Indonesia |date=1990 |volume=50 |pages=95–122 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Sidel|given=John T.|year=2006|title=Riots, Pogroms, Jihad: Religious Violence in Indonesia|url=https://archive.org/details/riotspogromsjiha00side|place=Ithaca, NY|publisher=[[Cornell University]] Press|isbn=978-0801473272|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Sievers|given=A.|year=1974 |title=The Mystical World of Indonesia |place=Baltimore; London|publisher=[[Johns Hopkins University Press]]|url=https://archive.org/details/mysticalworldofi0000siev|asin=B000Q1LA8E |ref=harv}}
* {{cite book |editor-surname1=Smith |editor-given1=Rita Kipp |editor-surname2=Rodgers |editor-given2=Susan |year=1987 |title=Indonesian Religions in Transition |place=Tucson |publisher=[[Universitas Arizona|University of Arizona Press]] |url=https://archive.org/details/indonesianreligi0000unse |isbn= |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Steenbrink|given=Karel|year=2003|title=Catholics in Indonesia: A documented history 1808–1942|place=[[Leiden]]|publisher=KITLV Press|volume=Vol. 1: A modest recovery 1808–1903|url=https://books.google.co.id/books?id=fnLQ4hmhYOsC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PR3#v=onepage&q&f=false|isbn=90-6718-141-2|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Steenbrink|given=Karel|year=2007|title=Catholics in Indonesia: A documented history 1808–1942|place=[[Leiden]]|publisher=KITLV Press|volume=Vol. 2: The Spectacular Growth of a Self Confident Minority, 1903–1942|url=https://books.google.co.id/books?id=fnLQ4hmhYOsC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PR3#v=onepage&q&f=false|isbn=90-6718-260-5|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Steenbrink|given=Karel|year=2015|title=Catholics in Independent Indonesia: 1945–2010|place=[[Leiden]]; [[Boston]]|publisher=[[Brill Publishers|Brill]]|volume=|url=https://books.google.co.id/books?id=1N8zDwAAQBAJ&lpg=PR2&hl=ru&pg=PR1#v=onepage&q&f=false|isbn=978-90-04-28513-2|ref=harv}}
* {{cite book|editor-surname=Swellengrebel|editor-given=J. L.|year=1960|title=Bali: Studies in Life, Thought, and Ritual |place=[[The Hague]]|publisher=W. van Hoeve |url= |asin=B00ET0VF56|isbn= |postscript=Selected studies on Bali by Dutch scholars |ref=harv}}
* {{cite book|editor-surname=Swellengrebel|editor-given=J. L.|year=1969|title=Bali: Further Studies in Life, Thought, and Ritual |place=[[The Hague]] |publisher=W. van Hoeve|url= |asin=B0010P1VU2|isbn= |postscript=Selected studies on Bali by Dutch scholars |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Syryadinata|given=Leo|year=2005|chapter=Buddism and Confucianism in Contemporary Indonesia: Recent Developments|editor-surname1=Lindsey|editor-given1=Tim|editor-surname2=Pausacker|editor-given2=Helen|title=Chinese Indonesians: Remembering, Distorting, Forgetting|place=Singapore|publisher=ISEAS: Institute of Southeast Asian Studies|pages=77–94|url=https://books.google.co.id/books?id=qkaWBgAAQBAJ&lpg=PP1&dq=isbn%3A9812303030&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=981-230-303-0|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Volkman |given=Toby Alice |year=1985 |title=Feasts of Honor: Ritual and Change in the Toraja Highlands |place=Urbana |publisher=[[Universitas Illinois|University of Illinois Press]] |url=https://archive.org/details/feastsofhonorrit0000volk |isbn= |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Weinstock|given=Joseph |year=1983 |title=Kaharingan and the Luangan Dayaks: Religion and Identity in Central East Borneo. Thesis (Ph.D.) [[Universitas Cornell|Cornell University]] |url= |ref=harv}}
* {{cite book|editor-surname=Winzeler|editor-given=Robert L.|year=1993|title=The Seen and the Unseen: Shamanism, Mediumship and Possession in Borneo|pages= |place=[[Williamsburg, Va.]]|publisher=Borneo Research Council|url= |isbn=978-0962956812|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Woodward |given=Mark |title=Islam in Java: Normative Piety and Misticism in the Sultanate of Yogyakarta |year=1989 |place=Tucson |publisher=[[Universitas Arizona|University of Arizona Press]] |isbn= |url= |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Woodward |given=Mark |title=Java, Indonesia and Islam |year=2011 |place=Dordrecht |publisher=[[Springer Science+Business Media|Springer]] |isbn= |url= |ref=harv}}
* {{cite journal|last=Yang|first=Heriyanto|title=The History and Legal Position of Confucianism in Post Independence Indonesia|url=https://archiv.ub.uni-marburg.de/ep/0004/article/download/3627/3511/|format=PDF|journal=Marburg Journal of Religion|date=2005|volume=10|issue=1|pages=|ref=harv}}
* {{cite book |author=Zulkifli |year=2011 |title=The struggle of Shi’is in Indonesia |place=Canberra |publisher=[[Universitas Nasional Australia|ANU E Press]] |url=https://books.google.co.id/books?id=IbhIAgAAQBAJ&lpg=PR3&ots=3DmMxCB6eM&dq=The%20struggle%20of%20Shi%E2%80%99is%20in%20Indonesia.%20Canberra&hl=ru&pg=PR4#v=onepage&q=The%20struggle%20of%20Shi%E2%80%99is%20in%20Indonesia.%20Canberra&f=false |isbn=978-1925021295 |ref=harv }}
 
; dalam bahasa lain
* {{cite book|surname=Bratakesawa|given=Raden |year=1954|title=Falsafah Sitidjenar: ngrewat pangrembag paham wahdatul-wudjud (pantheisme) ing tanah Djawi, ingkang ménggok dados paham ngaken Allah tuwin ngorakaken wontenipun ingkang nitahaken (atheisme) |language=jv|pages= |place=[[Surabaya]] |publisher=Kulawarga Bratakesawa |url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Matthes|given=Benjamin F.|year=1872|title=Over de bissoe’s of heidensche priesters en priesteessen der Boeginezen |trans-title=Tentang bissu atau pendeta pagan Bugis |language=nl |place=[[Amsterdam]]|publisher= |url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Schefold |given=Reimar |authorlink=:en:Reimar Schefold |title=Spielzeug für die Seelen — Kunst und Kultur der Mentawai-Inseln (Indonesien) |trans-title=Mainan untuk Jiwa: seni dan budaya Mentawai (Indonesia) |year=1980 |place=Zürich |publisher=[[Museum Rietberg]] |language=de |isbn= |ref=harv}}
* {{cite journal |surname=Schefold |given=Reimar |authorlink=:en:Reimar Schefold |title=De wildernis als cultuur van gene ziijde: tribale concepten van "natuur" in Indonesiο |trans-title=Hutan belantara sebagai budaya masa lalu: konsep suku "alam" di Indonesia |journal=Antropologische verkenningen |date=1988 |volume=7 |issue=4 |pages=5–22 |language=nl |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Schlehe |given=Judith |title=Die Meereskönigin des Südens, Ratu Kidul. Geisterpolitik im javanischen Alltag |trans-title=Ratu Laut Selatan, Ratu Kidul. Politik Roh dalam Kehidupan Harian Jawa |year=1998 |place=Berlin |publisher=Dietrich Reimer |language=de|isbn=3-496-02657-X |ref=harv}}
{{refend}}
 
== Pranala luar ==
{{Commonscat|Religion in Indonesia}}
* {{cite web|url=http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=0 |title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut|date=15 Mei 2010|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|location=Jakarta|access-date=20-10-2011}}
* {{cite web|url=https://www.state.gov/j/drl/rls/irf/2008/108407.htm |title=International Religious Freedom Report 2008. Indonesia|publisher=[[Departemen Luar Negeri Amerika Serikat|US Department of State]]|lang=en|access-date=31-03-2014}}
* {{cite web|url=http://www.philtar.ac.uk/encyclopedia/indon/geness.html|author=Shaw, Elliott, ed.|title=Indonesian Religions|publisher=PHILTAR, Division of Religion and Philosophy, University of Cumbria|date=28 November 2016|access-date=02-03-2019|lang=en|ref=harv}}
 
{{Agama di Indonesia}}
{{Topik Indonesia}}
{{PortalAgama}}
 
[[Kategori:Agama di Indonesia| ]]