Mattompang arajang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k mengkoreksi pembagian paragraf dan menghapus template sedang ditulis |
Pinerineks (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(7 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Mattompang.jpg|jmpl|252x252px|Proses mattompang]]
'''
== Proses
Ritual ini diawali dengan mappaota atau meminta izin raja atau pimpinan, dalam hal ini adalah Bupati Bone. Pada proses ini, seorang pemuka adat mempersembahkan daun sirih sebagai tanda lapor bahwa acara akan dimulai. Setelah itu, bissu tertua atau disebut Powang Matoa, didampingi beberapa bissu lain, mempersembahkan sekapur sirih di depan arajang atau benda pusaka tersebut, sebagai tanda penghormatan pada para jin. Kemudian, di tempat pengumpulan air atau disebut Mallekke'toja telah disediakan air empat mata air yang dipilih oleh empat bissu. Keempat mata air itu kemudian dibawa oleh para bissu ke ruang pencucian di museum itu. Ritual pencucian itu disaksikan oleh para raja dan perangkat kerajaan. Saat Powang Matoa mengeluarkan arajang dari tempatnya akan diiringi bebunyian dari seperangkat alat musik seperti gendang dan gong. Ketika arajang dipindahkan ke nampan berlapis kain emas, beberapa bissu melakukan tarian atau sere alusu. Setelah itu, powang matoa membawa benda-benda pusaka tersebut ke tempat pencucian sambil dipayungi payung emas dan selama perjalanannya para pembawa arajang berjalan di atas kain putih yang membentang dari tempat penyimpanan ke tempat pensucian.<ref>{{Cite web|url=https://budaya-indonesia.org/Mattopang-Arajang|title=Mattopang Arajang » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia|website=budaya-indonesia.org|access-date=2019-02-18}}</ref>
== Referensi ==
<references />
{{ [[Kategori:Ritual]]
[[Kategori:Tradisi Indonesia]]
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
|