Seloko Jambi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Akbaaar (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Gugunsuganta (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(10 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Seloko Jambi''' adalah salah satu bentuk [[Tradisi lisan|tradisi lisan]] masyarakat [[Jambi]] yang [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|diwariskan]] secara turun temurun. Seloko seringkalisering kali ditampilkan dalam sebuah prosesi upacara adat, seperti prosesi upacara adat perkawinan. Seloko Jambi berisi seperangkat [[Norma (sosiologi)|norma]] yang mengatur kehidupan sehari-hari masyarakat pemiliknya, norma atau aturan yang apabila dilanggar dapat menyebabkan [[sanksi]].<ref name="yudi"/>2017. Armansyah, Yudi: Kontribusi Seloko Adat Jambi dalam Penguatan Demokrasi Lokal, ''Jurnal Sosial Budaya'' 14(1):1-13</ref> Selain berisi norma-norma yang diikuti sanksi bagi yang melanggar, Seloko Jambi juga berisi nasehat, amanat, untuk memberikan tuntunan bagi keselamatan anggota masyarakat dalam pergaulan hidup dan kehidupan sehari-hari. Norma dan nasehat ini disampaikan dalam bentuk ungkapan-ungkapan berupa [[peribahasa]], [[pantun]], atau pepatah-petitih. Seloko adat Jambi tidak sekadar peribahasa, pepatah-petitih, atau pantun-pantun saja, tetapi lebih dalam lagi seloko adat Jambi merupakan falsafah hidup yang menjadi dasar kebudayaan masyarakat Jambi.<ref name="web"/>[https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/seloko-sebagai-tuntunan-hidup-masyarakat-melayu-jambi/ Seloko Sebagai Tuntunan Hidup Masyarakat Melayu Jambi]. Diakses pada tanggal 2019-03-05</ref>
 
Orang yang membacakan seloko disebut ''Penyeloko''. Seorang ''Penyeloko'' biasanya menggunakan ''[[rima]]'' dan ''[[metrum]]'' yang mantap dalam menyampaikan selokonya, sehingga membuat pendengar tertarik dan tidak bosan mendengarkan.<ref name="yudi"/>. Seloko seringkalisering kali disampaikan dengan kalimat-kalimat yang menggunakan [[majas]] perbandingan atau perumpamaan sehingga tidak semua orang bisa menangkap maknanya secara utuh. Untuk dapat memahami [[makna]] yang terkadung dalam seloko secara utuh ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama, Mempelajari kebudayaan [[Melayu]] yaitu tempat dimana seloko itu tumbuh dan berkembang. Kedua, Belajar dengan orang yang memiliki pengetahuan luas tentang adat istiadat Melayu. Ketiga, mengikuti momen-momen dimana seloko tersebut disampaikan. Seperti pada pelaksanaan upacara-upacara adat dan upacara perkawinan.<ref name="web"/>.
 
== Referensi ==
<references />
 
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
<ref name="yudi">2017. Armansyah, Yudi: Kontribusi Seloko Adat Jambi dalam Penguatan Demokrasi Lokal, ''Jurnal Sosial Budaya'' 14(1):1-13</ref>.
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
 
[[Kategori:Budaya Jambi]]
<ref name="web">[https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/seloko-sebagai-tuntunan-hidup-masyarakat-melayu-jambi/ Seloko Sebagai Tuntunan Hidup Masyarakat Melayu Jambi]. Diakses pada tanggal 2019-03-05</ref>.