Awololo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rofinus EL (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
||
(33 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''''Awololo
== Kerajaan Awo Lolon ==
▲Awololo/Awenglolo adalah pulau pasir di teluk Lewoleba berjarak beberapa mil dari pantai Rayuan Kelapa, Lewoleba, Kabupaten Lembata, NTT. Pulau itu baru tampak dari darat waktu air laut surut, sedangkan dalam keadaan pasang naik hanya tampak bayangan kehijaun dari dalam laut. Kawasan di tengah laut ini berukuran kurang lebih 600 x 25 meter waktu air laut surut berbentuk gundukan pasir. Biarpun begitu gundukan pasir Awololo yang selalu 'berisi' karena terdapat banyak berbagai jenis siput yang tak pernah habis biarpun selalu diambil orang.<ref>{{Cite web|url=http://www.nttsatu.com/awololo-situs-sejarah-dan-budaya-lembata/|title=AWOLOLO, SITUS SEJARAH DAN BUDAYA LEMBATA {{!}} NTT Satu - Satu Untuk Semua|language=id-ID|access-date=2019-03-07}}</ref>
Masyarakat [[Kabupaten Lembata|Lembata]] meyakini bahwa [[Pulau Pasir|Awololo/Awenglolo]] sebelumnya adalah sebuah kota bahkan [[Negeri Franka|negeri]] yang dihuni oleh banyak suku. Hal itu diketahui dari suku-suku yang tersebar di kawasan berkebudayaan [[Kabupaten Flores Timur|Lamaholot]], misalnya [[Sukutokan, Kelubagolit, Flores Timur|suku Tukan]], [[Nunang, Payakumbuh Barat, Payakumbuh|Nunang]], Koban, Bungan, Kolin, Tapun, Telupun, Nadin, Puor, Haken(Sakeng), Mudaj, Ladjar, dan Malun.<ref name=":0" /> Larensius Molan dalam tulisan di [[Kompas.com]] dengan judul ''[[Kompas (surat kabar)|Mencontoh Tradisi Kerukunan Beragama Orang Lamaholot]]'' menggambarkan bahwa Awololo pada zaman lampau adalah sebuah [[kerajaan]].<ref name=":1">{{Cite
Penduduk [[Monarki|Kerajaan]] [[Pulau Pasir|Awololo]] tersebar menyelamat diri ke berbagai arah. Mereka yang ke barat menetap di [[Kabupaten Flores Timur|Flores Timur]] daratan dan [[pulau Solor]], yang utara menetap di [[pulau Adonara]], dan yang ke selatan sebagian menetap [[Lomblen|pulau Lembata]] sampai kepulauan [[Kabupaten Alor|Alor]]. Pemakaian asal suku, barang adat, kesenian dan kebudayaan, menjadi tanda dan pengikat kebersamaan itu. Biarpun berbeda keyakinan, mereka tetap bersatu hidup berdampingan serta bersaudara.<ref name=":1" />
▲Masyarakat Lembata meyakini bahwa Awololo/Awenglolo sebelumnya adalah sebuah kota bahkan negeri yang dihuni oleh banyak suku. Hal itu diketahui dari suku-suku yang tersebar di kawasan berkebudayaan Lamaholot, misalnya suku Tukan, Nunang, Koban, Bungan, Kolin, Tapun, Telupun, Nadin, Puor, Haken(Sakeng), Mudaj, Ladjar, dan Malun.<ref>{{Cite web|url=https://regional.kompas.com/read/2012/01/09/16485337/mencontoh.tradisi.kerukunan.beragama.orang.lamaholot|title=Mencontoh Tradisi Kerukunan Beragama Orang Lamaholot|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-03-07}}</ref>
Suku-suku
Masyarakat Lamaholot menggunakan bahasa yang sama meski berbeda dalam pengucapan yang dipengaruhi oleh [[Korespondensi|korespodensi]] [[fonetik]], namun masyarakat yang berbeda pulau itu dapat berkomunikasi. Kata-kata tertentu bila sulit diucapkan, secara otomatis pembicara menggantinya dengan kosakata bahasa Indonesia sehingga kebuntuan komunikasi segera teratasi. [[Gorys Keraf|Dr. Goris Keraf]] dalam mempersiapkan disertasi doktoralnya di Universita Indonesia, mengadakan penelitian khusus tentang pemakaian bahasa [[Kabupaten Flores Timur|Lamaholot]] <ref name=":3">{{Cite book|title=Suku Ledjap - Rekonstruksi Jati Diri Orang Watuwawer|last=Dewa Ledjap, S.IP, M.Si|first=Donatus|publisher=Absolut Media|year=2014|isbn=978-602-7709-73-7|location=Lembata|pages=05}}</ref> di [[Pulau Solor|kepulauan Solor]] ([[Kabupaten Flores Timur|Flores Timur]], [[Pulau Solor|Solor]], [[Pulau Adonara|Adonara]], dan [[Lomblen|Lembata]]).<ref>{{Cite book|title=Komposisi|last=Keraf|first=Dr. Goris|publisher=Penerbit Nusa Indah|year=1989|isbn=|location=Ende Flores|pages=1-11}}</ref>
Budaya dan kesenian warisan merupakan kesamaan yang mengingat persatuan dan rasa persaudaraan suku-suku yang mendiami keempat pulau itu. [[Kesenian tradisional]]<ref name=":3" /> yang lebih populer, yaitu [[Doho, Dolopo, Madiun|dolo-dolo]], karena merata dipentaskan dan semua peserta tahu dapat menjalankannya. Dolo-dolo tidak memerlukan keterampilan khusus, karena siapa pun dapat bergabung, saling berpegangan tangan membentuk lingkaran, menyanyi sebuah lagu bersama yang diselingi [[pantun]] yang dibawakan secara bergantian.<ref name=":2">{{Cite web|url=https://weeklyline.net|title=Seni budaya|last=Wangak|first=Sandro|date=01 Agustus 2015|website=Muasal Tarian Dolo-dolo|publisher=Weeklyline|access-date=11 Maret 2019|archive-date=2019-05-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20190502111152/https://weeklyline.net/|dead-url=yes}}</ref> Peserta yang lain menyambung bagian ulangan lagu yang dibawakan itu yang berlangsung berjam-jam apabila pembawa [[pantun]] berbalas-balasan secara berlawanan sehingga membuat para pemain bersemangat menikmatinya. Terkadang dolo-dolo dapat berlangsung semalam suntuk dan semua tetap bergembira karena merupakan [[hiburan]] [[pergaulan]] serta keakraban. Pertunjukkan bertambah seru ketika dolo-dolo diiringi [[Kendhang|gendang]] dan [[Giring-Giring, Biduk-Biduk, Berau|giring-giring]] atau krincingan.<ref name=":2" />
'''Referensi'''▼
Kesenian [[tradisi]]onal lain yang berasal dari [[Budaya|kebudayaan]] Lamaholot yaitu Hamang dan Sole, di samping Are serta Kolewalan dan Holobeba. Kesenian-kesenian itu baru diadakan pementasan ketika ada urusan atau peristiwa adat atau budaya. [[Kesenian tradisional|Hamang]]<ref name=":3" /> seperti dolo, tetapi gerak tubuh serta iramanya berbeda dengan dolo-dolo. Begitu juga Sole yang hanya dibawakan oleh satu orang khusus yang memiliki keahlian melantunkan [[Syair|syair-syair]] sedangkan peserta lain turut meramaikan dengan irama dan hentakan kaki yang cepat. [[Kesenian]] ini indah tetapi sangat melelahkan karena irama gerakan maupun hentakan kaki sangat cepat.<ref name=":2" />
{{reflist}}
[[Kategori:Pulau di Nusa Tenggara Timur]]
|