Nh. Dini: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
|||
(47 revisi perantara oleh 29 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{refimprove}}
{{Infobox Journalist
|name = {{PAGENAME}}
|image = NH Dini.jpg
'''Nurhayati Sri Hardini ''' ({{lahirmati|[[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]]|29|2|1936|[[Semarang]], [[Jawa Tengah]]|4|12|2018}}) atau lebih dikenal dengan nama '''Nh. Dini''' adalah [[sastrawan]], [[novelis]], dan [[feminis]] berkebangsaan [[Indonesia]].▼
|birth_name = Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin
|birth_date = {{birth date|1936|2|29}}
|birth_place = {{negara|Hindia Belanda}} [[Semarang]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|2018|12|4|1936|2|29}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Semarang]], [[Indonesia]]
|death_cause = Luka di kepala akibat [[kecelakaan lalu lintas]]
|othername =
|occupation = [[Sastrawan]]
, [[novelis]]
|yearsactive = [[Kesusastraan Indonesia Periode 1950-1965|Angkatan '50]] (1956-2018)
|parents =
RM. Saljowidjojo<br>Kusaminah
|spouse = Yves Coffin (1960-1984; bercerai)
|children = Marie-Claire Lintang Coffin<br>[[Pierre Coffin|Pierre-Louis Padang Coffin]]
|religion =
|twitter =
|alma_mater =
}}
▲'''Nurhayati Sri Hardini ''' ({{lahirmati|[[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]]|29|2|1936|[[Semarang]], [[Jawa Tengah]]|4|12|2018}}) atau
Dini dilahirkan dari pasangan RM. Saljowidjojo, seorang pegawai [[PJKA]] dan Kusaminah. Ia anak bungsu dari lima bersaudara, ulang tahunnya dirayakan empat tahun sekali. Masa kecilnya penuh larangan. Konon ia masih berdarah [[Bugis]], sehingga jika keras kepalanya muncul, ibunya acap berujar, “Nah, darah Bugisnya muncul".▼
== Kehidupan ==
Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia sendiri mengakui bahwa tulisan itu semacam pelampiasan hati. Ibu Dini, yang harus bekerja keras sebagai buruh batik setelah kematian suaminya, selalu bercerita padanya tentang apa yang diketahui dan dibacanya dari bacaan Panji Wulung, [[Panjebar Semangat]], Tembang-tembang Jawa dengan Aksara Jawa dan sebagainya. Baginya, sang ibu mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk watak dan pemahamannya akan lingkungan.▼
▲Dini dilahirkan dari pasangan RM. Saljowidjojo, seorang pegawai [[PJKA|Perusahaan Jawatan Kereta Api]] dan Kusaminah. Ia anak bungsu dari lima bersaudara, ulang tahunnya dirayakan empat tahun sekali. Masa kecilnya penuh larangan.
▲Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga [[Sekolah dasar|SD]]. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia sendiri mengakui bahwa tulisan itu semacam pelampiasan hati. Ibu Dini, yang harus bekerja keras sebagai buruh [[batik]] setelah kematian suaminya, selalu bercerita padanya tentang apa yang diketahui dan dibacanya dari bacaan [[Panji Wulung]], [[Panjebar Semangat]],
Sekalipun sejak kecil kebiasaan bercerita sudah ditanamkan, sebagaimana yang dilakukan ibunya kepadanya, ternyata Dini tidak ingin jadi tukang cerita. la malah bercita-cita jadi sopir lokomotif atau masinis. Tapi ia tak kesampaian mewujudkan obsesinya itu hanya karena tidak menemukan sekolah bagi calon masinis kereta api.▼
▲Sekalipun sejak kecil kebiasaan bercerita sudah ditanamkan, sebagaimana yang dilakukan ibunya kepadanya, ternyata Dini tidak ingin jadi tukang cerita. la malah bercita-cita jadi sopir [[lokomotif]] atau [[masinis]].
Kalau pada akhirnya ia menjadi penulis, itu karena ia memang suka cerita, suka membaca dan kadang-kadang ingin tahu kemampuannya. Misalnya sehabis membaca sebuah karya, biasanya dia berpikir jika hanya begini saya pun mampu membuatnya. Dan dalam kenyataannya ia memang mampu dengan dukungan teknik menulis yang dikuasainya.▼
▲Kalau pada akhirnya ia menjadi penulis, itu karena ia memang suka cerita, suka membaca dan kadang-kadang ingin tahu kemampuannya. Misalnya, sehabis membaca sebuah karya, biasanya dia berpikir jika hanya begini saya pun mampu membuatnya.
Dini ditinggal wafat ayahnya semasih duduk di bangku SMP, sedangkan ibunya hidup tanpa penghasilan tetap. Mungkin karena itu, ia jadi suka melamun. Bakatnya menulis fiksi semakin terasah di sekolah menengah. Waktu itu, ia sudah mengisi majalah dinding sekolah dengan sajak dan cerita pendek. Dini menulis sajak dan prosa berirama dan membacakannya sendiri di RRI Semarang ketika usianya 15 tahun. Sejak itu ia rajin mengirim sajak-sajak ke siaran nasional di [[RRI]] Semarang dalam acara Tunas Mekar. Dini juga menulis untuk Majalah ZAMAN, KISAH, dan SIASAT. Cerpen pertamanya, Pendurhaka, bahkan mendapat kritis positif dari [[H.B. Jassin]] tahun [[1951]].▼
▲Ayah Dini
<!--
// disembunyikan karena terdeteksi plagiarisme (80%)
== Karier ==
Peraih penghargaan SEA Write Award di bidang sastra dari Pemerintah Thailand ini sudah telanjur dicap sebagai sastrawan di Indonesia, padahal ia sendiri mengaku hanyalah seorang penulis yang menuangkan realita kehidupan, pengalaman pribadi dan kepekaan terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisannya. Ia bahkan digelari feminis, meski sepenuturannya bahwa yang dia lakukan adalah memperjuangkan keadilan.
Beberapa karyanya yang terkenal, antara lain [[Pada Sebuah Kapal]] (1972), [[La Barka]] (1975) atau [[Namaku Hiroko]] (1977), [[Dua Dunia]] (1956) [[Sebuah Lorong di Kotaku]] (1978) [[Padang Ilalang di Belakang Rumah]] (1979) [[Orang-orang Tran]] (1983), [[Pertemuan Dua Hati]] (1986), [[Hati yang Damai]] (1998), belum termasuk karya-karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita kenangan. Budi Darma menyebutnya sebagai pengarang sastra feminis yang terus "menyuarakan kemarahan kepada kaum laki-laki." Terlepas dari apa pendapat orang lain, ia mengatakan bahwa ia akan marah bila mendapati ketidakadilan khususnya ketidakadilan gender yang sering kali merugikan kaum perempuan. Dalam karyanya yang terbaru berjudul [[Dari Parangakik ke Kampuchea]] (2003), ia mengangkat kisah tentang bagaimana perilaku seorang suami terhadap isterinya.
Baris 59 ⟶ 80:
Menyinggung soal seks, khususnya adegan-adegan yang dimunculkan dalam karya-karyanya, ia menganggapnya wajar-wajar saja. Begitulah spontanitas penuturan pengarang yang pengikut kejawen ini. la tak sungkan-sungkan mengungkapkan segala persoalan dan kisah perjalanan hidupnya melalui karya-karya yang ditulisnya
Sebelum wafat, NH Dini tinggal di Panti
-->
== Kematian ==
Nh. Dini meninggal dunia tanggal 4 Desember 2018 pada usia 82 tahun karena kecelakaan lalu lintas di jalan tol Tembalang, Semarang.<ref>{{
== Karya ==
* ''Hati yang Damai'' (1961)<ref>{{Citation
|author1=Dini, Nh
|title=Hati yang Damai
|date=1976
|publisher=Pustaka Jaya
|url=https://trove.nla.gov.au/work/6103918
|accessdate=22 Februari 2020}}</ref>
* ''[[Pada Sebuah Kapal]]'' (1973)<ref>{{Citation
|author1=Dini, Nh (Nurhayati)
|title=Pada Sebuah Kapal
|date=1973
|publisher=Pustaka Jaya
|url=https://trove.nla.gov.au/work/9191718
|accessdate=22 Februari 2020}}</ref>
* ''La Barka'' (1975)
* ''[[Namaku Hiroko]]'' (1977)
* ''Orang-orang Trans'' (1985)
* ''Pertemuan Dua Hati'' (1986)
* ''Dari Ngalian ke Sendowo'' (2015)
* ''Gunung Ungaran'' (2018)
== Penghargaan ==
Karya-karya Nh. Dini memeroleh sambutan yang luar biasa dari berbagai kritikus, dalam dan luar negeri. Salah satu kritikus yang memberikan apresiasi tinggi terhadap karya-karya Nh. Dini adalah [[A. teeuw|A. Teeuw]]. Menurut Teeuw, Nh. Dini merupakan satu dari sedikit [https://hybernasi.com/7-sastrawan-wanita-indonesia-terbaik-abad-ini/ sastrawan wanita Indonesia] yang mampu menerjemahkan ide-ide feminisme ke dalam karya sastra dengan sangat baik, dan ide feminisme tersebut justru memperkokoh posisi kesastrawanannya.
Nh. Dini berhasil meraih sejumlah penghargaan. Di antaranya adalah Hadiah Seni untuk Sastra dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1989), Bhakti Upapradana Bidang Sastra dari Pemerintah daerah Jawa Tengah (1991), [[Penghargaan Penulis Asia Tenggara|SEA Write Award]] di bidang sastra dari Pemerintah Thailand (2003), Hadiah Francophonie (2008), Achmad Bakrie Award (2011), dan Lifetime Achievement Award dari Ubud Writers and Readers Festival 2017.<ref>{{Cite web|title=Pada Sebuah Kapal, Buku Karya N.H. Dini|url=https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/pada-sebuah-kapal-karya-n-h-dini/|website=Indonesia Kaya|access-date=2024-06-10}}</ref>
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
*
*
*
*
{{lifetime|1936|2018
{{Authority control}}
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]]▼
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]▼
[[Kategori:Penulis wanita abad ke-20]]
[[Kategori:Penulis wanita Indonesia]]
[[Kategori:Feminis Indonesia]]
[[Kategori:Novelis Indonesia]]
[[Kategori:Kematian akibat kecelakaan]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 66]]
▲[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Bugis]]
[[Kategori:Tokoh
|