Aqraga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Shobrinaf (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Sumatera
 
(19 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Aqraga (''A'raga'') atau Maqraga (''Ma'raga'')''' adalah permainan tradisional yang berasal dari provinsi [[Sulawesi Selatan]].<ref name=":2" /> Masyarakat bugis[[Bugis]] biasa menyebutnya ''Ma’raga'' atau dalam bahasa [[Kota Makassar|makassar]]<nowiki/>nya adalah ''A’raga. Ma'raga atau A'raga'' adalah permainan ketangkasan dengan menggunakan bola dari anyaman rotan.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulsel/maraga-atau-araga-sepak-raga/|title=Ma’raga atau A’raga|last=Sulsel|first=BPNB|date=2018-08-08|website=Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan|publisher=|language=en-US|access-date=2019-03-03}}</ref>
 
Selama ini, tidak ada orang yang mengetahui dengan pasti kapan Aqraga diperkenalkan dalam masyarakat Makassar, namuntetapi permainan ini sudah terkenal sebelum orang-orang Eropa (penjajahan Belanda) memperkenalkan permainan [[Sepak bola|Sepak Bola]] di Indonesia. Ada catatan sejarah yang menulis bahwa ma'raga dibawa oleh pelaut-pelaut Bugis dari Sumatera.<ref>{{cite book|title=Ethnographical studies in Celebes: Results of the author’s expedition to Celebes 1917–20|year=1929|publisher=Göteborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag|p=102|author=Kaudern, Walter}}</ref> Dalam salah satu cerita rakyat Makassar yang berjudul Datu Museng dan Maipa Deapati, menceritakan bahwa permainan raga atau Aqraga ini dimainkan oleh anak-anak bangsawan di Kerajaan Gowa dan Sumbawa. Dalam beberapa sumber, disebutkan bahwa permainan aqraga bersal dari bangsa Melayu dan ada yang menyebutkan permainan ini berasal dari Nias, Sumatera Utara. Namun, diperkirakan penyebaran aqraga melalui perdagangan antar pulau dan penyebaran agama islam di Nusantara pada saat itu.<ref name=":1">{{Cite web|url=http://hainusantara.com/sepak-raga-tradisional-sepak-takraw/|title=sepak raga tradisional sepak takraw|last=nusantara|first=hai|website=hai nusantara|access-date=2019-03-10|archive-date=2018-10-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20181005183315/http://hainusantara.com/sepak-raga-tradisional-sepak-takraw/|dead-url=yes}}</ref>
 
'''Aqraga (''A'raga'') atau Maqraga (''Ma'raga'')''' adalah permainan tradisional yang berasal dari provinsi [[Sulawesi Selatan]].<ref name=":2" /> Masyarakat bugis biasa menyebutnya ''Ma’raga'' atau dalam bahasa [[Kota Makassar|makassar]]<nowiki/>nya adalah ''A’raga. Ma'raga atau A'raga'' adalah permainan ketangkasan dengan menggunakan bola dari anyaman rotan.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulsel/maraga-atau-araga-sepak-raga/|title=Ma’raga atau A’raga|last=Sulsel|first=BPNB|date=2018-08-08|website=Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan|publisher=|language=en-US|access-date=2019-03-03}}</ref>
 
Selama ini, tidak ada orang yang mengetahui dengan pasti kapan Aqraga diperkenalkan dalam masyarakat Makassar, namun permainan ini sudah terkenal sebelum orang-orang Eropa (penjajahan Belanda) memperkenalkan permainan [[Sepak bola|Sepak Bola]] di Indonesia. Dalam salah satu cerita rakyat Makassar yang berjudul Datu Museng dan Maipa Deapati, menceritakan bahwa permainan raga atau Aqraga ini dimainkan oleh anak-anak bangsawan di Kerajaan Gowa dan Sumbawa. Dalam beberapa sumber, disebutkan bahwa permainan aqraga bersal dari bangsa Melayu dan ada yang menyebutkan permainan ini berasal dari Nias, Sumatera Utara. Namun, diperkirakan penyebaran aqraga melalui perdagangan antar pulau dan penyebaran agama islam di Nusantara pada saat itu.
 
Awalnya, aqraga digunakan sebagai penguji ketangkasan atau kesaktian mereka oleh para bangsawan. Namun, setelah menyebar di kalangan masyarakat luas, permainan ini dijadikan sebagai hiburan oleh masyarakat dan biasanya dimainkan disaat waktu senggang yang digunakan untuk menciptakan suasana senang bagi para pemain maupun orang yang menontonnya. Seiring berjalannya waktu, saat ini aqraga digunakan sebagai atraksi hiburan untuk menjamu tamu dan memeriahkan sebuah perayaan. Bahkan permainan ini menjadi salah satu lomba dalam peringatan hari kemerdekaan.
 
Permainan ini membutuhkan pemain yang tangkas dan lincah dalam memberikan umpan dan menendang bola makanya dahulu aqraga menjadi salah satu ukuran kesempurnaan seorang laki-laki di Sulawesi Selatan. Bahkan menurut beberapa orang, seorang pemuda tidak dapat menikah sebelum mereka mahir dalam bermain aqraga. Aqraga pernah dimainkan berdasarkan status sosial para pemainnya yang dikelompokan sesuai dengan derajat sosial mereka di masyarakat. Permainan aqraga menjadi salah satu permainan yang wajib bagi masyarakat Sulsel dikarenakan aqraga memiliki makna filosofis yang diajarkan oleh nenek moyang mereka dalam beberapa aspek dari permainan ini, yaitu.<ref name=":1">{{Cite web|url=http://rumahempu.blogspot.com/2011/05/maraga-permainan-tradisional-dari.html|title=rumah empu: Maraga|last=Empu|first=Rumah|date=Minggu, 15 Mei 2011|website=rumah empu|access-date=2019-03-03}}</ref>
 
* Tendangan membumbung (''massempeqmassempaq aratiga'') bermakna kewaspadaan yang harus dimiliki kerajaan dan masyarakat terhadap semua kemungkinan adanya bahaya dari musuh.
* Tendangan balasan (''massempeqmassempaq mappalecemappalecce'') bermakna bahwa konflik harus dihindari dalam masyarakat.<ref name=":1" />
 
Aqraga menggunakan bola yang disebut bola raga. Bola raga ini dibuat dari anyaman rotan yang dibentuk bulat dengan panjang diameter 15-20 15–20&nbsp;cm dan biasanya dianyam sebanyak tiga lapis agar lebih kuat. Bola dapat melenting dengan sempurna karena anyaman rotan yang kuat dan rapi sehingga bila bola di sepak atau jatuh di tanah atau tempat yang keras bola dapat memantul. Aqraga dimainkan dengan jumlah pemain yang terdiri dari 5-15 orang, berjenis kelamin laki- laki yang berusia remaja sampai dewasa dan menggunakan baju adat ''Passapu'' atau destar. ''Passapu'' yang digunakan adalah jenis ''Passapu'' ''Patonro'' yaitu destar yang berdiri tegak. Aqraga terkadang diiringi tetabuhan gendang sebagai penyemangat. Ketangkasan dalam memadukan unsur olahraga dan seni merupakan prasyarat untuk mahir dalam permainan ini.<ref name=":0" />
 
== Cara Bermain ==
Wasit, biasanya dipilih berdasarkan orang yang tertua atau yang mahir dalam bermain aqraga, memasuki tengah lapangan dan diikuti oleh para pemainnya yang berdiri melingkari wasit tersebut. Wasit memegang bola raga dan melambungkannya ke atas sebagai tanda bahwa permainan dimulai. Pemain yang terkena ''raga'' adalah orang yang pertama kali memainkannya, lalu ia mengoper bola ''raga'' ke pemain lain dan seterusnya secara bergiliran hingga semua pemain mendapatkan gilirannya. Seorang pemain tidak boleh memonopoli permainan ataupun merebut ''raga'' dari pemain lain. Setiap pemain memiliki kesempatan dalam menunjukkan keterampilannya dalam beratraksi dengan ''raga''.<ref name=":0" />
 
Biasanya, saat mengoper bola ''raga'' ke pemain lain diikuti beberapa gerakan seperti tarian ataupun membentuk formasi-formasi tertentu. Cara menyepak bola atau masyarakat bugis biasa menyebutnya ''sempaksepak'' dilakukan dalam beberapa cara menurut kekuatan lambung bola tersebut, diantaranya.<ref name=":0" />
 
# ''Sempaksepak Sarring'' (sepakan keras) atau disebut ''anrong sempaksepak'' (induk sepakan), yaitu melambungkan ''raga'' dengan menggunakan kaki dan tinggi minimalnya adalah tiga meter dari permukaan tanah.
# ''Sempaksepak Biasa'' (sepakan biasa) yaitu melambungkan ''raga'' dengan tinggi lambungan melewati tinggi kepala pemain. Tapi, jenis sepak ini tidak dimasukan dalam penilaian perlombaan dikarenakan dapat dilakukan oleh para pemain pada umumnya.
# ''Sempaksepak Caddi'' (sepakan kecil) yaitu melambungkan ''raga'' dengan tinggi lambungan setinggi pusar pemain, dalam ''sempaksepak caddi'' juga termasuk ''belo''. ''Belo'' adalah gerakan-gerakan indah dalam memainkan raga dengan menggunakan semua anggota tubuh kecuali kepala.
# ''Sempaksepak cenning raga'' yaitu sepakan yang dilakukan pemain dengan kepala dan kaki terbalik. Kaki berada diatas sedangkan kepala berada dibawah<ref name=":1" />.
# ''Sempaksepak paqlongan-longa'' yaitu sepakan yang dilakukan pemain dalam posisi duduk atau jongkok.
 
Dalam bermain raga terdapat variasi-variasi unik yang dimainkan seorang pemain atau bahkan beberapa pemain. Salah satu contoh variasi yang dimainkan oleh beberapa pemain adalah variasi dalam menyepak ''raga'' yaitu para pemain bekerja sama untuk menggendong pemain lainnya di pundak. Saat pemain lainnya berada di pundak, sang pemain memainkan ''raga'' di atas sana. Dalam perlombaan terdapat kriteria-kriteria tertentu yang menjadi penilaian, yaitu.<ref name=":1" />
 
* ''Bajiki anrong sempaknasepakna'' artinya sepakannya baik dan keras melambung.
* ''Caraddeki anggalle raga'' artinya pemain dapat menerima raga dengan baik, menghidupkan permainan dan disiplin.
* ''Jai sempaksepak masagalana'' artinya pemain memiliki banyak sepakan yang langka dan gerakan variasi yang tidak mampu atau sulit ditiru oleh pemain lain.
 
Permainan raga meliputi tiga level yaitu.<ref name=":2">{{Cite web|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=21|title=Aqraga|last=Warisan Budaya Tak Benda|first=Kemendikbud|website=WBTB|access-date=2019-03-03-2019}}</ref>
 
# Level Bawah (lantai) adalah memainkan ''raga'' dengan jalan berjongkok atau duduk.
Baris 37 ⟶ 35:
# Level Atas (formasi bersusun) adalah memainkan ''raga'' dengan saling menggendong atau mendukung di pundak.
 
Permainan raga diiringi dengan musik gendang dengan jenis irama: ''Tunrung pamancaq'' atau pukulan bunyi gendang seperti mengiringi olah ragaolahraga pencak silat.<ref name=":3">{{Cite web|url=https://makassar.terkini.id/paraga-olahraga-mendunia-asal-bugis-makassar/|title=paraga olahraga mendunia asal bugis makassar|last=terkini|first=makassar|website=makasar terkini|access-date=10-03-2019}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
<references />
 
{{Uncategorized|date=Februari 2023}}
 
[[Kategori:Permainan tradisional di Indonesia]]