Masbuhin Faqih: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bidincumi (bicara | kontrib)
kehidupan pribadi
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(32 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Kotak info tokoh
| homorific-prefix = [[Kyai|K.]] [[Haji (gelar)|H.]]
| name = KH. Masbuhin Faqih
| image = Kh. masbuhin faqih.jpg
| birth_date = [[31{{birth Desemberdate and age|1947]]|12|31}}
| birth_place = [[Suci, Manyar, Gresik|Suci]], [[Kabupaten Gresik|Gresik]]
| occupation = Pengasuh [[PP. Mambaus Sholihinulama]]
| party organization = [[NUNahdlatul Ulama]]
| spouse = Nyai Hj. Mas’ainiMas 'Aini
| mother = HJ. TswaibahTsuwaibah
| father = K.H Abdullah Faqih
| Titt = K.H
}}
 
[[Kyai|K.]] [[Haji (gelar)|H.]] '''KH. Masbuhin Faqih''' adalah pengasuh pondok pesantren Mamba’us Sholihin, beliau di lahirkan di ({{lahirmati|desa Suci kec.kecamatan Manyar Kab.Kabupaten [[Gresik]] pada tanggal [[|31 Desember]] [[|12|1947]] Masehi atau [[18 Shafar]] 1367 [[Kalender Hijriyah|Hijriyah]]. beliau}}) adalah seorang [[kiaiulama]] atau [[Ulama]]Indonesia yang berpengaruh serta pengasuh Pondok pesantren [[Mambaus sholihin|mambaus sholihinSholihin]]. <ref>{{Cite web|url=https://zidatulhidayah.wordpress.com/2011/10/01/profil-kh-masbuhin-faqih/|title=Profil KH. Masbuhin Faqih|date=2011-10-01|website=ISLAM NET|language=id-ID|access-date=2019-03-13}}</ref>
 
== Keluarga dan Silsilah ==
DenganMasbuhin silsilahmerupakan yangputra begitupertama agungdari tersbut,5 takorang bisaanak. dipungkiriAyahnya diadalah dalamAbdullah diriFaqih beliau terdapat ruhSuci dan jiwaibunya seorangbernama ulamaTsuwaibah. yangDikatakan tangguhbahwa dansilsilah berjuangkeluarganya tanpasampai bataske waktu[[Sunan sepertiGiri]]. embahDiperkirakan buyutnyabahwa dahulu.Masbuhin Haladalah iniketurunan sesuaike-12 dengan Qiyasandari [[santriSunan Giri]]:, “Bapaknya[[Sunan SingaDalem]], makadan ank-anaknya[[Sunan pun singa”Prapen]].<ref>{{Cite web|url=http://www.nu.or.id/post/read/96924/belajar-tawadhu-dari-kiai-masbuhin-faqih-mambaus-sholihin|title=Belajar Tawadhu' dari Kiai Masbuhin Faqih, Mamba'us Sholihin|last=Online|first=N. U.|website=NU Online|language=en-us|access-date=2019-03-13}}</ref>
Beliau lahir dari pasangan kekasih Al-Maghfurlah KH. Abdullah Faqih dan HJ. Tswaibah. Dari pasangan kekasih tersebut lahir 5 orang anak, 3 orang putra dan 2 orang putri, '''KH. Masbuhin Faqih''' merupakan anak pertama (yang paling tua). Beliau memiliki silsilah yang mulya dan agung, yakni sampai ke [[Sunan Giri]]. Kalau diruntut, maka beliau adalah keturunan ke-12 dari kanjeng [[Sunan Giri]] Syeih Maulana Ishaq. Dengan runtutan seagai berikut:
 
1. [[Sunan Giri|Syeih Ainul Yaqin (Sunan Giri)]]
 
2. [[Sunan Dalem]]
 
3. [[Sunan Prapen]]
 
4. Kawis Goa
 
5. Pangeran Giri
 
6. Gusti Mukmin
 
7. Amirus Sholih
 
8. Abdul Hamid
 
9. Embah Taqrib
 
10. KH. Muhammad Thoyyib
 
11. KH. Abdullah Faqih
 
12. KH. Masbuhin Faqih
 
Dengan silsilah yang begitu agung tersbut, tak bisa dipungkiri di dalam diri beliau terdapat ruh dan jiwa seorang ulama yang tangguh dan berjuang tanpa batas waktu seperti embah buyutnya dahulu. Hal ini sesuai dengan Qiyasan [[santri]]: “Bapaknya Singa maka ank-anaknya pun singa”.<ref>{{Cite web|url=http://www.nu.or.id/post/read/96924/belajar-tawadhu-dari-kiai-masbuhin-faqih-mambaus-sholihin|title=Belajar Tawadhu' dari Kiai Masbuhin Faqih, Mamba'us Sholihin|last=Online|first=N. U.|website=NU Online|language=en-us|access-date=2019-03-13}}</ref>
 
<br />
[[Berkas:Jokowi dan kh. masbuhin.jpg|al=|kiri|jmpl|''Presiden Joko Widodo bergandengan tangan dengan Pengasuh Pondok Pesantren Mambaus Sholihin KH Masbuchin Faqih'']]
 
== Pendidikan ==
PendidikanMasbuhin beliaudididik sejaksecara kecilagamais dioleh lingkungan yangkedua islamiorangtuanya. MulaiIa dari tingkat MI samapi Mts. Setelah Tsanawiyah beliaukemudian melanjutkan studinyapendidikan ke [[Gontor]], Pondok pesantrendi [[DarussalamKabupaten gontorPonorogo|DarussalamPonorogo]] Ponorogo, [[Jawa Timur|Jawa Timur,]], disanalahdan beliau memperdalam ilmumempelajari bahasa Arab dan bahasa Inggris. Setelah lulus dari Gontor beliau ingin memperdalam ilmu lagi, selanjutnyaia beliaumelanjutkan nyantristudinya di PP.ke [[Pondok Pesantren Langitan|Langitan]] Widang Tuban, yang pada saat itu diasuh oleh KH. Abdul Hadi dan [[Abdullah Faqih|KH. Abdullah Faqih]]. Di sana beliauia memperdalammengembangkan ilmu kitab kuning, mulai dari Fiqh, Nahwu, Shorof, tauhid, sampai tasawwuftasawuf. ProsesIa penggembalaan ilmubelajar di PP.Lagitan Langitan cukup lama, sekitarselama 17 tahun, belaiusembari nyantrimengabdi di sana. DiceritakanPada bahwasannya1979, sosok KH. MasbuhinAbdullah Faqih mudameminta adalahagar pemudaMasbuhin yangmendirikan giatsebuah danpondok tekundi belajar, suka bekerjadesa kerasasalnya, dan optimis dalam suatu keadaan apapun. Waktu di PP. Langitan beliau banyak melakukan tirakat[[Suci, seperti memasak sendiriManyar, melakukan ibadah puasa sunnah dan lain-lainGresik|Suci]]. Di sana belaiu juga sempat menjadi khadam (pembantu dalem) kyai. Hal ini sampai menjadi jargon beliau dalam menasehati santri MBS (Mamba’usMasbuhin Sholihin)menyanggupinya, yakni “nek mondok ojo belajar tok, tapi nyambio ngabdi nangdan pondok iku”.pesantren Denganitu penuhkemudian keihlasandiberi dannama kesabaran, beliau jalani semua kehidupan diatas demi mendapatkan ilmu yang manfaat dan barakah"Ath-Thahiriyah".
 
Ditengah-tengah menimba ilmu di [[Pondok Pesantren Langitan|Langitan]], tepatnya pada tahun 1976 M atau pada saat beliau berumur 29 th, [[Abdullah Faqih|KH. Abdullah Faqih]] [[Pondok Pesantren Langitan|langitan]] menyuruh kyai Masbuhin untuk berjuang di tengah masyarakat Suci bersama-sama dengan abahnya. KH. Faqih langitan sudah yakin bahwasahnya santrinya ini sudah cukup ilmunya untuk berda’wah dan mengajar di masyarakat. Waktu demi waktu berlalu, proses berda’wah terus berjalan dan berkembang pesat. Dengan perkembangan itu KH. Abdullah Faqih disuruh untuk membuat pesantren oleh beberapa guru beliau agar proses berda’wah tersebut lancar. Bersama-sama dengan Anak-anaknya mereka mendirikan suatu pondok yang diberi nama PP. At-Thohiriyyah, yang mana dengan filosofi berada di desa Suci.
 
 
== Mendirikan Pondok ==
KH. Masbuhin pada waktu itu masih pulang pergi dari langitan ke -Suci. Beliau masih beranggapan bahwa menimba ilmu di langitan belum sempurna kalau tidak dengan waktu yang lama. Inilah salah satu kelebihan beliau, yakni haus akan ilmu pengetahuan agama Islam. Tepat padaPada tahun 1980 M, beliau sudahia mendapat restu untuk sepenuhnya meninggalkan pondokPondok pesantrenPesantren Langitan. DenganSekarang, itulah beliau sekarangMasbuhin harus berkonsentrasi dalam mengurus PP.Pondok Pesantren At-Thohiriyyah bersama dengan abahnyaayahnya. TepatMasbuhin padakemudian tahunmengubah ininama jugaPondok PP.Pesantren At-Thohiriyyah dirubah menjadi PP.Pondok Mamba’usPesantren Mambaus Sholihin, keadaan ini sesuai denganatas usulan KH. Usman Al-Ishaqi., Karenayang mengatakan bahwa nama suatu pondok dirasa mempunyai arti dan harapan yang penting.
 
Perjungan KH. Masbuhin dalam memajukan pondoknya tidak kenal lelah. Setahap demi setahap pembangunan pondok dilakukan, mulai dari komplek sampai sekolahannya. Dengan relokasi yang cukup banyak, beliau mampu membuat MBS (singkatan dari Mamba’us Sholihin) lebih maju baik itu gedungnya maupun kualitas sumber daya manusia di dalamnya.
 
Tepat pada tahun [[1997]] M, suasana duka menyelimuti pondok pesantren dan masyarakat desa Suci. Abah beliau meninggal dunia pada umur 77 tahun. sosok suri tauladan dan landasan perjuanagn beliau sudah tidak ada. Dengan keadaan itulah beliau harus membawa MBS menggantikan abahnya.
 
Dengan kegigihan dan perjuangan keras dalam berda’wah menyebarkan agama Islam, KH. Masbuhin menjadi ulama’ yang terkenal, tidak di Indonesia saja tapi sampai ke luar negeri khususnya di negeri Hadaramaut Yaman. Beliau sangat mencintai dan mengagungkan para dzuriyyah rasulullah SAW. HAl inilah yang menjadikan beliau terkenal di negara tersebut. Dengan sifat tersebut pula, apabila ada habaib dari yaman yang datang ke Indonesia maka beliau meminta agar bisa menyempatkan mampir ke pondok MAmba’us Sholihin walaupun sebentar.
 
Pada tahun 1997, ayah Masbuhin meninggal dunia, dan Masbuhin kemudian dengan cepat menjadi ulama yang dikenal secara luas.
Selain berda’wah menegakkan agama Islam beliau juga berkecimpung dalam dunia politik. Tepat sebelum pemilu raya 2009, para ulama’ Indonesia bersatu untuk membuat partai, hal ini dilakukan demi pertsatuan dan perkembangan bangsa Indonesia yang agamis dan syar’i, maka lahirlah [[Partai Kebangkitan Nasional Ulama|PKNU]] (Partai Kebangkitan NAsional ULama’).
 
Tepat sebelum [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2009]], sebagian kiai terkemuka [[Nahdlatul ulama|NU]] yang kecewa kepada [[Partai Kebangkitan Bangsa|PKB]] bersatu dengan cita-cita agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang nasionalis-agamais, maka lahirlah [[Partai Kebangkitan Nasional Ulama|PKNU]]. Atas perintah gurunya, [[Abdullah Faqih]], Masbuhin turut ikut andil dalam mempertahankan [[PKNU]].
Dalam partai inilah beliau ikut andil dalam percaturan politik. Hal ini tidak lain karena peran ulama’ begitu besar di mata masyarakat. Dalam mengikuti arus politik beliau sering jadi panutan dan sumber nasehat oleh para pejabat baik itu tingkat daerah maupun nasional.
 
== Kehidupan Pribadi ==
DalamMasbuhin mengarungimenikah bahtera kehidupan, beliau didampingi seorang istri yang ta’at dan setia sehidup semati, nama beliaudengan Nyai Hj. Mas’aini.Mas Kehidupan syaikh dan isterinya mempunyai sejarah yang luar biasaAini, dua pasangan kekasih ini walaupun sudah menikah dan mempunyai anak mereka tetap saja nyantri di pondok Langitan. Dari pernikahan ini beliau dikaruniai oleh Allah SWT 12 anak, 9 putra dan 3 putri.<ref>{{Cite web|url=http://mambastpos.blogspot.com/2013/03/perjalanan-religi-kh-masbuhin-faqih-di.html|title=Perjalanan Religi KH Masbuhin Faqih di Tarim Yaman - MAMBAST POS|last=Admin|first=Cool Download Rox {{!}}|website=Perjalanan Religi KH Masbuhin Faqih di Tarim Yaman - MAMBAST POS|access-date=2019-03-13}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.laduni.id/rssaswaja/read/28491/belajar-ber-nu-ala-kiai-masbuhin-faqih.html|title=Belajar Ber-NU ala Kiai Masbuhin Faqih|last=Aswaja|first=P. P. M.|website=Laduni - Layanan Digital untuk Nahdliyin NU|access-date=2019-03-13}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://ponpesmambaussholihinbali.blogspot.com/2015/10/biografi-pengasuh-pondok-pesantren_29.html|title=Biografi Pengasuh Pondok Pesantren Mambaus Sholihin Bali|language=id|access-date=2019-03-13}}</ref>
 
== Referensi ==
<references />
[[Kategori:Tokoh dari Gresik]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama]]