Walima: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2 |
|||
(16 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Bedakan|Walima (makanan)}}
'''Walima''' adalah upacara perayaan yang dilakukan oleh masyarakat di [[Gorontalo]], [[Indonesia]] yang dilakukan pada hari [[Maulid Nabi Muhammad]] [[Saw|SAW]], yaitu tanggal [[12 Rabiulawal|12 Rabiul Awal]]. Perayaan ini dilakukan dengan membuat kue [[Walima (makanan)|walima]] yaitu kolombengi dan kue tradisional khas Gorontalo lainnya dalam jumlah banyak yang kemudian disusun membentuk bangunan seperti rumah atau masjid, untuk kemudian diarak keliling kota. Setelah diarak, kue walima tadi dibagikan kepada warga. Perayaan ini adalah sebagai bentuk syukur atas kelahiran Nabi Muhammad sebagai [[Penutup Para Nabi]].<ref>[http://hargo.co.id/berita/lestarikan-tradisi-walima.html Harian Gorontalo: Lestarikan Tradisi Walima] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190326121702/http://hargo.co.id/berita/lestarikan-tradisi-walima.html |date=2019-03-26 }}. 22 November 2018. Diakses 12 Maret 2019.</ref>
== Sejarah ==
Walima merupakan salah satu tradisi tua pada masa kerajaan-kerajaan Islam ada di Indonesia, yang telah dilaksanakan turun-temurun antar generasi. Tradisi walima ini diperkirakan mulai ada sejak Gorontalo mengenal Islam, yaitu pada abad ke-17. Biasanya dua atau satu hari bahkan di hari-H acara yaitu tepat tanggal 12 Rabiul Awal, masjid-masjid yang ada di Gorontalo tanpa adanya perintah segera melaksanakan tradisi ini. Masyarakat tiap wilayah di Gorontalo menyiapkan kue-kue tradisional seperti kolombengi, curuti, buludeli, wapili, dan pisangi. Jadi diperkirakan sejak tahun 1673, saat kerajaan Gorontalo menetapkan semboyan ''"adat bersendikan syara' dan syara' bersendikan kitabullah"'', sejak itu tradisi walima mulai ramai dilaksanakan oleh masyarakat. Hingga saat ini, tradisi yang sudah lama ini masih terpelihara dengan baik.<ref>[http://hargo.co.id/berita/lensa-tradisi-walima-di-perayaan-maulid-nabi-di-gorontalo.html Harian Gorontalo: Lensa Tradisi Walima di Perayaan Maulid Nabi di Gorontalo] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171127172158/http://hargo.co.id/berita/lensa-tradisi-walima-di-perayaan-maulid-nabi-di-gorontalo.html |date=2017-11-27 }}. 16 Desember 2016. Diakses 12 Maret 2019.</ref>
== Kegiatan ==
Tradisi walima diawali dengan dikili, yaitu melantunkan zikir sepanjang malam hingga pagi hari di setiap masjid yang biasanya disertai dengan kisah Nabi Muhammad yang diceritakan dalam [[bahasa Gorontalo]].<ref>[https://humas.gorontaloprov.go.id/tradisi-walima-daya-tarik-wisata-religi-desa-bongo/ Humas Provinsi Gorontalo: Tradisi Walima Daya Tarik Wisata Religi Desa Bongo]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. 25 November 2018. Diakses 13 Maret 2019.</ref> Di luar kegiatan di masjid, pada umumnya warga mengawalinya dengan menyiapkan kue-kue tradisional, seperti kolombengi, curuti, buludeli, wapili, dan pisangi yang disusun sedemikian rupa dan diarak dari rumah menuju masjid terdekat. Kue-kue yang disusun ini sebelumnya dikemas dalam plastik, ditata, dan dihias sedemikian rupa sebelum diarak, baik dengan berjalan kaki bersama atau dengan menggunakan kendaraan seperti mobil, yang mampu menarik perhatian ribuan warga yang memadati tepi jalan. Setiap
Sesampainya arak-arakan di masjid, warga masyarakat terlebih dahulu memanjatkan doa maulid atas kegiatan dan rasa syukur atas apa yang telah diberikan. Setelah doa maulid di masjid selesai, ribuan kue-kue tersebut direbut atau dibagi-bagikan kepada warga untuk dibawa pulang ke rumah, karena
Selain walima ada juga yang disebut dengan toyopo, yaitu anyaman daun kelapa muda yang diisi dengan nasi kuning, kue, dan telur rebus, yang juga menjadi sajian wajib dalam tradisi ini. Warga secara sukarela membuat kue dan toyopo untuk diantar ke masjid. Bedanya dengan walima, toyopo hanya diberikan kepada warga yang ikut serta berzikir di masjid sementara kue walima dapat dibagi-bagikan kepada siapa saja.<ref>[https://www.liputan6.com/regional/read/3181655/maulid-nabi-warga-gorontalo-bersemangat-gelar-tradisi-walima Liputan 6: Maulid Nabi, Warga Gorontalo Bersemangat Gelar Tradisi Walima]. 1 Desember 2017. Diakses 13 Maret 2019.</ref>
Karena itu, walima juga menjadi salah satu daya tarik wisata religi di provinsi Gorontalo. Pemerintah provinsi juga mulai memfasilitasi kegiatan ini mulai dari awal hingga akhir penyelenggaraannya meskipun belum seluruh daerah. Penyelenggaraan juga tidak melulu hanya
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala
* {{id}} [http://www.nu.or.id/post/read/99213/walima-kue-dari-gorontalo-untuk-baginda-muhammad- Web Resmi Nahdlatul Ulama: Walima Kue dari Gorontalo untuk Baginda Muhammad]
|