Shorea leprosula: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib) |
k →top: pembersihan kosmetika dasar |
||
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{gabung ke|Meranti bunga}}
{{paragraf pembuka}}
{{rapikan}}
Baris 4 ⟶ 5:
'''a.Fisiognomi'''
Pohon Shorea leprosula Miq. dapat mencapai tinggi 60 m, batang bebas cabang sampai 35 m, diameter sampai 175
Daunnya tunggal berbentuk bulat telur sampai jorong (Sastrapradja dkk., 1977), panjangnya
Stipula 10 x 3,5
'''b.Persebaran'''
S. leprosula tersebar di Thailand dan wilayah Malesia lainnya seperti Malaysia, Sumatra, Borneo, Bangka dan Belitung (Appanah, 1993).
'''c.Silvikultur'''
Pembungaan dan pembuahan terjadi setiap 2 – 3 tahun sekali. Pada saat musim berbunga, pohon yang telah mencapai usia dewasa akan menghasilkan bunga yang sangat banyak. Bunga mekar menjelang sore hari dan mengeluarkan bau yang sangat harum. Agen penyerbukan umumnya adalah serangga kecil yang aktif di malam hari. Buah yang muncul sesudah penyerbukan akan jatuh setelah 14 minggu sejak pembungaan dimulai (Appanah, 1993). Buah akan masak sekitar bulan Desember hingga Maret. S. leprosula di hutan alam telah mulai berbuah pada umur 4 sampai 5 tahun atau pada diameter 5
Bunga berbentuk malai, berbulu dan berwarna coklat muda, terdapat pada ujung ranting atau ketiak daun. Buah S. leprosula berbentuk bulat telur (Sastrapradja, 1977), berukuran 12-14 x
Habitat. Jenis ini dapat tumbuh baik pada lokasi yang memiliki drainase baik, umumnya lereng-lereng bukit, dengan ketinggian di bawah 700 m dpl. Kebanyakan keluarga ini menduduki lapisan tajuk teratas, ada pula yang hanya sampai lapisan kedua.
Iklim. S. leprosula umumnya dijumpai pada daerah dengan tipe iklim A dan B, pada tanah-tanah latosol, podsolik merah-kuning dan podsolik kuning (Anonim, 1976), biasanya tumbuh di tanah liat atau tanah berpasir, bahkan di tanah rawa dan tanah gambut. Jenis ini tumbuh baik di tempat terbuka dan mempunyai kecepatan tumbuh yang tinggi (Anonim, 1980). S. leprosula telah memperlihatkan daya tahan yang tinggi terhadap kekurangan kelembaban pada daerah dengan curah hujan yang rendah dan dengan musim kering yang cukup lama, disamping itu tahan terhadap suhu tinggi selama pelaksanaan penanaman (Anonim, 1987).
Baris 19 ⟶ 20:
'''e.Kegunaan'''
Kayu S. leprosula mempunyai kerapatan
'''Daftar Pustaka'''
Baris 25 ⟶ 26:
Adriyanti, D.W, A. Subiakto, Kumala. 2005. Shorea leprosula Miq. Informasi Jenis No. 001/ITTO-PD41/05. Proyek ITTO PD 41/00 Rev. 3 (F,M). Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Anonim. 2007. Report from Malaysia and Indonesia in Tropical Timber Market Report Vol. 12 Number 11, 1–15 June 2007. Market Information Service. ITTO. http://www.itto.or.jp {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180420150005/http://www.itto.or.jp/ |date=2018-04-20 }}.
Anonim. 1992. Vademikum Hasil-Hasil Penelitian HTI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan. Jakarta.
Baris 31 ⟶ 32:
Anonim. 1976. Vademikum Kehutanan Indonesia. Departemen Pertanian. Direktorat Jendral Kehutanan. Jakarta.
Appanah, S., and Turnbull, J.M. 1998. A Review of Dipterocarps
Appanah, S dan G. Weinland. 1993. Planting Quality Timber Trees In Peninsular Malaysia. Forest Research Institute Malaysia. Kepong. Malayan Forest Record No. 38.
Baris 37 ⟶ 38:
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan. Jakarta.
Lemmens R. H. M. J., dan Soerianegara, I. 1994. Timber Trees
Martawijaya, A., Kartasujana, I., Kadir, K dan Prawira, S.A. 1981. Atlas Kayu Indonesia Jilid I. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan. Bogor.
Baris 43 ⟶ 44:
Naiem, Moh. dan Pamuji Raharjo. 2006. Petunjuk Teknis Pemapanan Konservasi Ex-situ Shorea leprosula. ITTO PD 106/01 Rev. 1 (F). Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Nair, K.S.S. and Sumardi. 2000. Insect Pests and Diseases of Major Plantation Species. In
Pests and Diseases in Indonesian Forest. Centre for International Forestry Research. Bogor.
Baris 60 ⟶ 61:
Subiakto, A., Sakai, C., Purnomo, S., and Taufiqurrahman. 2005b. Cutting Propagation as an Altenative Technique for Mass Production of Dipteocarps Planting Stocks in Indonesia on The 8th Round Table Conference on Dipterocarps, Vietnam. ITTO PD 41/00 Rev. 3 (F,M). Yogyakarta.
Sutarno, H. Dan Riswan, S. 1997. Seri Pengembangan Prosea 5 (2).3 Latihan Mengenal Pohon Hutan
|