[[Berkas:lukisangoamaluku.jpg|jmpl|Salah satu lukisan gua yang ada di [[Maluku ]]]] ▼
{{wikify}}
▲[[Berkas:lukisangoamaluku.jpg|jmpl|Salah satu lukisan gua yang ada di Maluku]]
'''Lukisan gua''' adalah coretan, lukisan, atau cap yang terdapat di dinding gua atau tebing yang dibuat oleh orang-orang [[purba]] sebagai medium untuk menyampaikan pesan atau catatan-catatan peristiwa. Bentuk visual yang terdapat di dinding-dinding gua merupakan alat [[komunikasi]] antarmanusiaantar manusia pada zaman dahulu.<ref>http://uun-halimah.blogspot.com/2008/05/lukisan-cap-tangan-pada-dinding-dinding.html</ref>.
== Sejarah ==
Gambaran-gambaran gua yang dianggap cukup lama sebagai yang tertua ditemukan di Gua El Castillo Cantabria, [[Spanyol ]]. Namun penghitungan yang dilakukan terhadap cap-cap tangan di gua-gua kawasan karst [[Leang-Leang, Bantimurung, Maros|Leang Leang ]], [[Bantimurung, Maros |Bantimurung]], yang[[Kabupaten Maros|Maros]], telah diumumkan tahun 2014, memberikan usia yang serupa, pada kisaran 40 000 tahun .<ref>{{cite web|last1=Ghosh|first1=Pallab|title=Cave paintings change ideas about the origin of art|url=http://www.bbc.com/news/science-environment-29415716|website=BBC News|publisher=BBC News|accessdate=8 October 2014|ref=BBC News}}</ref> . Lukisan figur tertua adalah lukisan babi di [[Gua Timpuseng ]], kawasan karst [[Leang-Leang, Bantimurung, Maros|Leang Leang ]] pula (35 000 tahun), sedikit lebih tua daripada lukisan di [[Gua Chauvet ]] (Prancis) dan di Gua Coliboaia ( [[Rumania ]]) yang berusia 30 000 sampai 32 000 tahun .<ref name= "Coliboaia_Zorich ">{{cite journal|last=Zorich|first=Zach|title=From the Trenches – Drawing Paleolithic Romania|journal=Archaeology|date=January–February 2012|volume=65|issue=1|url=http://archive.archaeology.org/1201/trenches/coliboaia_cave_romania_charcoal_drawings.html|accessdate=7 March 2013}}</ref> .▼
[[Berkas:Hands in Pettakere Cave.jpg|jmpl|ka|250px|Cap tangan di Gua Pettakere di Situs Prasejarah Leang Leang, Maros.]] ▼
▲Gambaran-gambaran gua yang dianggap cukup lama sebagai yang tertua ditemukan di Gua Spanyol. Namun penghitungan yang dilakukan terhadap cap-cap tangan di gua-gua kawasan karst Leang Leang, Bantimurung, Maros, yang diumumkan tahun 2014, memberikan usia yang serupa, pada kisaran 40 000 tahun<ref>{{cite web|last1=Ghosh|first1=Pallab|title=Cave paintings change ideas about the origin of art|url=http://www.bbc.com/news/science-environment-29415716|website=BBC News|publisher=BBC News|accessdate=8 October 2014|ref=BBC News}}</ref>. Lukisan figur tertua adalah lukisan babi di Gua Timpuseng, kawasan karst Leang Leang pula (35 000 tahun), sedikit lebih tua daripada lukisan di Gua Chauvet (Prancis) dan di Gua Coliboaia (Rumania) yang berusia 30 000 sampai 32 000 tahun<ref name=Coliboaia_Zorich>{{cite journal|last=Zorich|first=Zach|title=From the Trenches – Drawing Paleolithic Romania|journal=Archaeology|date=January–February 2012|volume=65|issue=1|url=http://archive.archaeology.org/1201/trenches/coliboaia_cave_romania_charcoal_drawings.html|accessdate=7 March 2013}}</ref>.
Makna yang pastipada lukisan-lukisan di gua dari [[Zaman Batu Tua]] (Paleolitikum) ini tidakbelum diketahui. Petunjuk-petunjuk tersebut menunjukkan bahwa fungsinya bukan sekedarsekadar dekorasi ruangtempat tinggal, karena gua tersebut tidak memiliki tanda-tanda sebagai tempat tinggal tetap. Selain itu, guanya berada di daerah yang tidak mudah diakses. Ada teori yang menyatakan bahwa lukisan gua ini sebagaimerupakan cara berkomunikasi manusia purba dengan orangmanusia lain;purba teorilainnya. Teori lain menganggapnyaberanggapan sebagaibahwa lukisan tersebut merupakan sarana pemujaan atau upacara tertentu. Tema atau gambaran yang paling umum dalam lukisan gua tersebut adalah hewan-hewan liar besar, seperti bison, kuda, ''[[aurochs]]'' (moyang liar dari sapi Eropa), dan rusa, serta jiplakan (cap) tangan manusia yang dibubuhi pola-pola abstrak, yang disebut galur-salju jari. Spesies hewan-hewan tersebut cocok untuk perburuan oleh manusia, tetapi belum tentu ditemukan sebagai deposit tulang. Misalnya pelukis-pelukis dari [[Gua Lascaux]] meninggalkan sisa-sisa tulang rusa, tetapi spesies ini tidak muncul sama sekali dalam lukisan gua di sana, malahan kuda adalah yang paling umum digambarkan. Gambar manusia umumnya langka dan biasanya lebih [[skematik]] daripada gambar yang lebih rinci dan naturalistik dari gambar hewan. Satu penjelasan untuk ini mungkin bahwa lukisan realistis bentuk manusia.<ref>Schiller, Ronald.1972. Reader's Digest: Marvels and Mysteries of The World Around Us. The Reader's Digest Association</ref>
Pigmen pewarna yang digunakan yaitu, oker merah dan kuning, [[hematit]], oksida mangan dan arang. Terkadang [[siluet]] hewan itu menggambarkan batu pertama, dan dalam beberapa gua banyak gambar hanya terukir dalam mode ini, membawa mereka sedikit keluar dari definisi yang ketat dari lukisan gua. Demikian pula, hewan besar juga matamerupakan pelajaran yangobjek paling umum dalam tulang diukir dan terukir banyak kecil atau gading, lebih jarang batu, potongan yang berasal dari periode yang sama. Tapi ini termasuk kelompok patung-patung Venus, yang tidak memiliki setara nyata dalam lukisan gua ▼
Tema/gambaran yang paling umum dalam lukisan gua adalah hewan-hewan liar besar, seperti bison, kuda, ''aurochs'' (moyang liar dari sapi Eropa), dan rusa, serta jiplakan (cap) tangan manusia yang dibubuhi pola-pola abstrak, yang disebut galur-salju jari. Spesies hewan-hewan tersebut cocok untuk perburuan oleh manusia, tetapi belum tentu ditemukan sebagai deposit tulang. Misalnya pelukis-pelukis dari Gua Lascaux meninggalkan sisa-sisa tulang rusa, tetapi spesies ini tidak muncul sama sekali dalam lukisan gua di sana, malahan kuda adalah yang paling umum digambarkan. Gambar manusia umumnya langka dan biasanya lebih skematik daripada gambar yang lebih rinci dan naturalistik dari gambar hewan. Satu penjelasan untuk ini mungkin bahwa lukisan realistis bentuk manusia <ref>Schiller, Ronald.1972. Reader's Digest: Marvels and Mysteries of The World Around Us. The Reader's Digest Association</ref>.
== Lukisan gua di Indonesia == ▼
Pigmen pewarna yang digunakan meliputi oker merah dan kuning, hematit, oksida mangan dan arang. Kadang-kadang siluet hewan itu menorehkan batu pertama, dan dalam beberapa gua semua atau banyak gambar hanya terukir dalam mode ini, membawa mereka agak keluar dari definisi yang ketat dari lukisan gua.
▲[[Berkas:Hands in Pettakere Cave.jpg|jmpl|ka|250px|Cap tangan di Gua Pettakere di Situs Prasejarah Leang Leang, Maros.]]
Gambar, cap / (jiplakan , terutama telapak tangan), atau lukisan gua di Indonesia sampaiper saat ini2017 ditemukan di [[Kalimantan]] (pegunungan kawasan [[ Sangkulirang, Kutai Timur|Sangkulirang]] dan [[Pegunungan Meratus]]), [[Sulawesi Selatan]] ( kawasan karst Leang-leang di Kabupaten [[Kabupaten Maros|Maros]] dan [[Pangkajene]] di [[Sulawesi Selatan]] serta di), [[Sulawesi Tenggara]] ), [[Maluku]] ([[Pulau Seram]] dan [[Kepulauan Kei]]), dan [[Papua Barat]] ( kawasan [[Kabupaten Raja Ampat|Rajaampat]], seperti [[Teluk Speelman]] dan [[Kokas]]) .<ref>Tim Viva.[http://www.viva.co.id/blog/wisata/779455-menjelajahi-tujuh-lukisan-gua-prasejarah-di-indonesia Menjelajahi Tujuh Lukisan Gua Prasejarah di Indonesia]. Viva blog. Diakses 12 Desember 2017.</ref> .▼
Di Sulawesi sendiri menurut dugaan tim peneliti gua gabungan Indonesia dan Australia, terdapat paling tidak 242 gua atau cekungan dengan gambaran dari masa kuna.<ref>{{Cite news|last=Anonim|date=12 Desember 2019|title=World's oldest artwork uncovered in Indonesian cave: study|url=https://www.thejakartapost.com/news/2019/12/12/worlds-oldest-artwork-uncovered-in-indonesian-cave-study.html|work=The Jakarta Post|access-date=6 Juni 2021}}</ref> Gua-gua ("leang") di kawasan Leang-leang memiliki lukisan dan cap yang termasuk tertua di dunia. Lukisan babi hutan (diperkirakan ''[[Sus celebensis|Sus celebensis'<nowiki/>]]'') berusia mendekati 45 ribu tahun yang lalu ditemukan di Leang Bulu' Sipong 4<ref>{{Cite journal|last=Aubert|first=M. et al.|date=2019|title=Earliest hunting scene in prehistoric art.|journal=Nature|volume=576|pages=442-445|doi=10.1038/s41586-019-1806-y}}</ref> dan Leang Balangajia 1.<ref>{{Cite journal|last=Brumm|first=A.|last2=et al.|date=2021|title=Oldest cave art found in Sulawesi|journal=Science Advances|volume=7|issue=3|pages=eabd4648|doi=10.1126/sciadv.abd4648}}</ref> Lukisan dan cap di Kalimantan berusia mendekati 40 000 tahun, setua lukisan yang ada di Eropa.<ref>{{Cite news|last=Larson|first=Christina|date=7 Nov. 2018|title=Oldest known animal drawing found in remote Indonesian cave|url=https://phys.org/news/2018-11-oldest-animal-remote-indonesian-cave.html|work=phys.org from AP|access-date=6 Juni 2021}}</ref>
▲Demikian pula, hewan besar juga mata pelajaran yang paling umum dalam tulang diukir dan terukir banyak kecil atau gading, lebih jarang batu, potongan yang berasal dari periode yang sama. Tapi ini termasuk kelompok patung-patung Venus, yang tidak memiliki setara nyata dalam lukisan gua
▲== Lukisan gua di Indonesia ==
▲Gambar, cap/jiplakan, atau lukisan gua di Indonesia sampai saat ini ditemukan di [[Kalimantan]] (pegunungan kawasan [[Sangkulirang]] dan [[Pegunungan Meratus]]), [[Sulawesi]] ([[Kabupaten Maros|Maros]] dan [[Pangkajene]] di [[Sulawesi Selatan]] serta di [[Sulawesi Tenggara]]), [[Maluku]] ([[Pulau Seram]] dan [[Kepulauan Kei]]), dan [[Papua Barat]] ([[Teluk Speelman]] dan [[Kokas]])<ref>Tim Viva.[http://www.viva.co.id/blog/wisata/779455-menjelajahi-tujuh-lukisan-gua-prasejarah-di-indonesia Menjelajahi Tujuh Lukisan Gua Prasejarah di Indonesia]. Viva blog. Diakses 12 Desember 2017.</ref>.
<!--
* Lukisan Gua Sulawesi Tenggara
-->
== Makna Warnawarna ==
PenemuanPada penemuan di lima tempat berlainan dekardekat Ramasokat, ditemukan lukisan pada dinding karang yang terdiri dari dua kelompok yang berlainan. Pertama, kelompok lukisan dengan warna merah yang sudah rusak,. Kedua adalah lukisan berwarna putih dengan keadaan masih baik. Menurut pendapat Roder, lukisan ini mengindikasikan bahwa warna ini mengindikasikan tua mudanya lukisan. Roder<ref>Poesponegro, marwati Djoened. (2008). Sejarah Nasional Indonesia I “Zaman Prasejarah di Indonesia“. Jakarta: Balai Pustaka</ref> berpendapat bahwa lukisan yang berwarna merah lebih tua dari lukisan yang berwarna putih. Lukisan-lukisan ini berupa cap tangan, gambar kadal, manusia dengan perisai, dan orang dalam keadaan sikap jongkok sambil mengangkat tangan, yang semuanya berwarna merah. Sedangkan lukisan yang berwarna putih adalah lukisan-lukisan yang berupa lukisan burung dan perahu.kacuk kacuk kacuk e alwa dowo kwkwk koyok peli kuro kuro
== Nilai-Nilai ==
Sebagaimana telah disebut pada bagian atas bahwa lukisan yang terdapat pada dinding gua-gua di [[Sulawesi Selatan]] tidak hanya cap tangan. Namun, demikian yang sangat menarik perhatian para peneliti prasejarah adalah cap tangan. Kosasih <ref>Kosasih, S.A. (1983). Lukisan Gua di Indonesia sebagai Data Sumber Penelitian arkeologi”, Pertemuan Ilmiah Arkeologi III. Jakarta</ref> mengatakan bahwa tujuan pembuatan lukisan itu ada kaitannya dengan kepercayaan mereka (bersifat religius). Artinya, karya seni tersebut dibuat tidak terkait langsung dengan tujuan artistik (menambah keindahan suatu objek yang dilukis), tetapi suatu usaha untuk dapat berkomunikasi dengan kekuatan supranatural. Oleh karena itu, para peneliti memperkirakan bahwa ide melukis dinding gua pada awalnya merupakan suatu permohonan kepada kekuatan tertentu agar apa yang dikehendakidiinginkan dapat tercapai, sesuai dengan apa yang dilukis. Mengenai lukisan cap tangan itu sendiri, [[Hendrik Robbert van Heekeren|Hendrik Robbert Van Heekeren]] <ref>http://orlabs.oclc.org/identities/np-heekeren,%20h%20r%20van$hendrik%20robbert$1902</ref> mengatakan bahwa lukisan itu ada hubungannya dengan upacara kematian dan kehidupan di alam lain (kehidupan setelah mati). Lebih jauh, Van Heekeren , dengan menggunakan studi ''etnoarchaelogy'', mengaitkan antara cap tangan dan religi. Ia menyatakan bahwa cap tangan menggambarkan suatu perjalanan arwah yang telah meninggal yang sedang meraba-raba menuju ke alam arwah. Selain itu, cap tangan juga merupakan suatu tanda belasungkawa dari orang-orang yang dekat dengan yang mati. Umumnya lukisan yang ada di dinding gua-gua yang terdapat di [[Sulawesi Selatan]] berada pada tempat yang sulit dijangkau oleh tangan manusia (mendekati atap gua), sebagaimana yang terdapat di gua Leang-leang ([[Kabupaten Maros]]) dan gua [[Garunggung, Tanjung, Tabalong|Garunggung]] ([[Kabupaten Pangkep]]).
* ''Sympathetic magic '', yakni keyakinan akan adanya keuatankekuatan dalam berburu ( ''hanting magic ''), dan keyakinan akan adanya kekuatan dalam aspek kesuburan ( ''fertility magic ''). Lukisan yang dapat dilihat berdasarkan ''Sympathetic Magic '' yang ada di kepulauan [[Maluku ]] adalah lukisan yang ada di Di Kampung Dudumahan, pantai utara Pulau Nuhu Rowa. Salah satu lukisannya dianggap unik adalah pola manusia berjenis kelamin wanita dengan alat kelamin mencolok. Dari sini berdasarkan ''Sympathetic Magic '' bisa dikatakan berhubungan dengan masalah kesuburan. KesuburuanKesuburan menjadi salah satu harapan manusia dalam hidupnya, manusia selalu mencari kesuburan baik dari segi alam maupun kelahiran. Kesuburan ini menjadi salah satu indikator manusia mampu bertahan hidup di dunia. ▼
Umumnya lukisan yang ada di dinding gua-gua yang terdapat di Sulawesi Selatan berada pada tempat yang sulit dijangkau oleh tangan manusia (mendekati atap gua), sebagaimana yang terdapat di gua Leang-leang (Kabupaten Maros) dan gua Garunggung (Kabupaten Pangkep).
* ''Rites magic '', yaitu kekuatan gambar-gambar binatang dan manusia dalam satu ritual upacara magis. Berusaha lukisan-lukisan dari ''rites magic '' dimana manusia selalu mengadakan ritual-ritual upacara yang berhubungan dengan sebuah keyakinan kepada sang pencipta. LuksianLukisan gua yang menggambarkan tentang ''rites magic '' terdapat dalam gua [[Pulau Seram ]] dan [[Kepulauan Kei ]], di gua ini banyak gambar-gambar manusia, binatang, matahari dll. Pembuatan lukisan ini menunjukanmenunjukkan bahwa manusia pada masa itu berusaha untuk menujukan tingkat kecerdasan kemampuan mereka dalam melaksanakan kepercayaannya. Kepercayaan merupakan sebuh dasarnya suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Kepercayaan ini menjadi sebuah landasan manusia untuk menjalankan hidupnya, maka untuk itu manusia pada masa itu berusaha untuk mengabadikan hal-hal yang berhubungan dengan sebuah kepercayaan masyarakat. ▼
▲* Sympathetic magic, yakni keyakinan akan adanya keuatan dalam berburu (hanting magic), dan keyakinan akan adanya kekuatan dalam aspek kesuburan (fertility magic). Lukisan yang dapat dilihat berdasarkan Sympathetic Magic yang ada di kepulauan Maluku adalah lukisan yang ada di Di Kampung Dudumahan, pantai utara Pulau Nuhu Rowa. Salah satu lukisannya dianggap unik adalah pola manusia berjenis kelamin wanita dengan alat kelamin mencolok. Dari sini berdasarkan Sympathetic Magic bisa dikatakan berhubungan dengan masalah kesuburan. Kesuburuan menjadi salah satu harapan manusia dalam hidupnya, manusia selalu mencari kesuburan baik dari segi alam maupun kelahiran. Kesuburan ini menjadi salah satu indikator manusia mampu bertahan hidup di dunia.
Semua yang digambarkan dalam lukisan gua pada masa prasejarah merupakan sebuah bentuk refleksi dari kehidupan yang di jalani pada masanya. Kehidupan mereka selalu tergantungbergantung pada alam dan alam merupakan tempat bagi mereka untuk menggantukan hidupnya. Gua sebagai tempat mereka berteduh dan beristirahat atau sebagai tempat tinggal dijadikan sebuahyang dijadikan sebagai salah satu tempat untuk mengekpresikanmengekspresikan perjalanan hidup. Lukisan ini merupakan sebuah perwakilan kata-kata manusia pada masa itu yang ingin disampaikan kepada segenapmasyarakat masyarakatnyalainnya dan akhirnya menjadi bukti bagi manusia sekarang untuk mempelajarinya sekaligus merupakan inspirasi bagi seniman-seniman lukispelukis untuk membuat sebuah karya lukisan dalam bentuk dan bahan yang berbeda. ▼
▲* Rites magic yaitu kekuatan gambar-gambar binatang dan manusia dalam satu ritual upacara magis. Berusaha lukisan-lukisan dari rites magic dimana manusia selalu mengadakan ritual-ritual upacara yang berhubungan dengan sebuah keyakinan kepada sang pencipta. Luksian gua yang menggambarkan tentang rites magic terdapat dalam gua Pulau Seram dan Kepulauan Kei, di gua ini banyak gambar-gambar manusia, binatang, matahari dll. Pembuatan lukisan ini menunjukan bahwa manusia pada masa itu berusaha untuk menujukan tingkat kecerdasan kemampuan mereka dalam melaksanakan kepercayaannya. Kepercayaan merupakan sebuh dasarnya suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Kepercayaan ini menjadi sebuah landasan manusia untuk menjalankan hidupnya, maka untuk itu manusia pada masa itu berusaha untuk mengabadikan hal-hal yang berhubungan dengan sebuah kepercayaan masyarakat.
▲Semua yang digambarkan dalam lukisan gua pada masa prasejarah merupakan sebuah bentuk refleksi dari kehidupan yang di jalani pada masanya. Kehidupan mereka selalu tergantung pada alam dan alam merupakan tempat bagi mereka untuk menggantukan hidupnya. Gua sebagai tempat mereka berteduh dan beristirahat atau sebagai tempat tinggal dijadikan sebuah sebagai salah satu tempat untuk mengekpresikan perjalanan hidup. Lukisan ini merupakan sebuah perwakilan kata-kata manusia pada masa itu yang ingin disampaikan kepada segenap masyarakatnya dan akhirnya menjadi bukti bagi manusia sekarang untuk mempelajarinya sekaligus merupakan inspirasi bagi seniman-seniman lukis untuk membuat sebuah karya lukisan dalam bentuk dan bahan yang berbeda.
== Referensi ==
|