Multikulturalisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Oh Universe (bicara | kontrib) →Multikulturalisme di Indonesia: menambah butir, pranala dalam dan menambah referensi |
|||
(33 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Multikulturalisme''' adalah sebuah [[ideologi]] yang mengakui dan mengagungkan perbedaan. Perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan individu dengan individu lain atau perbedaan nilai-nilai yang dianut,<ref>{{cite journal|title= Multikulturalisme|author= Parsudi Suparlan|journal= Ketahanan Nasional|volume= 7|number= 1|year= 2002|issn= 0853-9340|page= 10|url= https://jurnal.ugm.ac.id/jkn/article/view/22069/14727}}</ref> seperti perbedaan sistem, budaya, agama, kebiasaan, dan politik.<ref>{{Cite journal|last=Irhandayaningsih|first=Ana|date=2012-01-01|title=KAJIAN FILOSOFIS TERHADAP MULTIKULTURALISME INDONESIA|url=https://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/view/3988|journal=HUMANIKA|language=en|volume=15|issue=9|doi=10.14710/humanika.15.9|issn=2502-5783}}</ref>
== Definisi ==
Multikulturalisme berhubungan dengan kebudayaan dan kemungkinan konsepnya dibatasi dengan muatan nilai atau memiliki kepentingan tertentu.<ref name="Mubarak">Mubarak, Zakki, dkk. Buku Ajar II, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian terintegrasi (MPKT) cet. Kedua. 2008: Manusia, Akhlak, Budi Pekerti dan Masyarakat, . Depok: Penerbit FE UI</ref>
* “Multikulturalisme” pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam kesadaran politik (Azyumardi Azra, 2007)<ref>Azra, Azyumardi, 2007. “Identitas dan Krisis Budaya, Membangun Multikulturalisme Indonesia”,http://www.kongresbud.budpar.go.id/58%20ayyumardi%20azra.htm{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}.</ref>
* Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam komunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat serta kebiasaan (''“A Multicultural society, then is one that includes several cultural communities with their overlapping but none the less distinc conception of the world, system of [meaning, values, forms of social organizations, historis, customs and practices”''; Parekh, 1997 yang dikutip dari Azra, 2007).<ref>Azra, Azyumardi, 2007. “Identitas dan Krisis Budaya, Membangun Multikulturalisme Indonesia”,</ref>
* Multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan serta penilaian atas budaya seseorang, serta suatu penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain (Lawrence Blum, dikutip Lubis, 2006:174)<ref>Lubis, Akhyar Yusuf, 2006. Deskontruksi Epistemologi Modern. Jakarta: Pustaka Indonesia Satu</ref>
* Sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Suparlan, 2002, merangkum Fay 2006, Jari dan Jary 1991, Watson 2000)<ref>
* Multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan dan tindakan, oleh masyarakat suatu negara, yang majemuk dari segi etnis, budaya, agama dan sebagainya, namun mempunyai cita-cita untuk mengembangkan semangat kebangsaan yang sama dan mempunyai kebanggan untuk mempertahankan kemajemukan tersebut (A. Rifai Harahap, 2007, mengutip M. Atho’ Muzhar).<ref>Harahap, Ahmad Rivai, 2004. “Multikulturalisme dan Penerapannya dalam pemeliharaan kerukunan Umat Beragama”.</ref>
Baris 18:
== Jenis Multikulturalisme ==
Berbagai macam pengertian dan kecenderungan perkembangan konsep serta praktik multikulturalisme yang diungkapkan oleh para ahli, membuat seorang tokoh bernama Parekh (1997:183-185) membedakan lima macam multikulturalisme (Azra, 2007, meringkas uraian Parekh):
#
# [[Multikulturalisme akomodatif]]<ref>{{Cite web|date=2022-02-21|title=Multikulturalisme - Definisi, Jenis, dan Contoh di Indonesia|url=https://www.zenius.net/blog/multikulturalisme-sosiologi-kelas-11|language=id-ID|access-date=2024-11-25}}</ref>, yaitu masyarakat yang memiliki kultur dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur kaum minoritas. Masyarakat ini merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan meraka. Begitupun sebaliknya, kaum minoritas tidak menantang kultur dominan. Multikulturalisme ini diterapkan di beberapa negara Eropa.
# [[Multikulturalisme otonomis]], masyarakat plural di mana kelompok-kelompok kutural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (''equality'') dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Perhatian pokok-pokok kultural ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat di mana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar.
# [[Multikulturalisme kritikal]] atau interaktif, yakni masyarakat plural di mana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus (''concern'') dengan kehidupan kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka.
# [[Multikulturalisme kosmopolitan]], berusaha menghapus batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu dan, sebaliknya, secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing.<ref>[Mubarak, Zakki, dkk. Buku Ajar II, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian terintegrasi (MPKT) cet. Kedua. 2008: Manusia, Akhlak, Budi Pekerti dan Masyarakat, Depok: Penerbit FE UI]</ref>
== Multikulturalisme di Indonesia ==
Baris 30:
Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut.
Dari sinilah muncul istilah multikulturalisme. Banyak definisi mengenai multikulturalisme, diantaranya multikulturalisme pada dasarnya adalah pandangan dunia -yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan- yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam “politics of recognition” (Azyumardi Azra, 2007). [[Lawrence Blum]]<ref>{{Cite web|title=Professor of Philosophy {{!}} Home|url=http://www.lawrenceblum.net/|website=Lawrence Blum|language=en|access-date=2024-11-25}}</ref> mengungkapkan bahwa multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan, dan penilaian atas budaya seseorang, serta penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain.
Berbagai pengertian mengenai multikulturalisme tersebut dapat
Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau di mana setiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam.
Baris 37:
Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di masyarakat.
Multikulturalisme di Indonesia adalah konsep yang menggambarkan keberagaman budaya, etnis, agama, dan bahasa yang ada di negara ini. Indonesia dikenal sebagai negara dengan tingkat keanekaragaman yang sangat tinggi, yang mencakup lebih dari 300 kelompok etnis dan berbagai bahasa daerah.
Beberapa poin penting tentang multikulturalisme di Indonesia:
===== Keberagaman Etnis dan Budaya =====
Indonesia terdiri dari berbagai kelompok etnis seperti Jawa, Sunda, Batak, Minangkabau, Bugis, Bali, Kaili, Lombok, Dayak, Madura dan masih banyak lagi. Setiap kelompok etnis memiliki budaya, adat istiadat, dan bahasa yang unik.
===== Pancasila sebagai Dasar Ideologi =====
Pancasila, sebagai dasar ideologi negara, menekankan pentingnya persatuan dalam keberagaman. Prinsip ''[[Bhinneka Tunggal Ika]]'' yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu" mencerminkan semangat multikulturalisme di Indonesia.
===== Pengakuan dan Penghargaan terhadap Keberagaman =====
Multikulturalisme di Indonesia mencakup pengakuan dan penghargaan terhadap berbagai budaya yang ada. Ini tercermin dalam berbagai kebijakan dan program pemerintah yang mendukung pelestarian budaya lokal dan mendorong kerukunan antarumat beragama.
===== Peran Pendidikan =====
[[Pendidikan di Indonesia]] juga memainkan peran penting dalam mempromosikan multikulturalisme. [[Kurikulum]] sekolah mencakup materi tentang keberagaman budaya dan pentingnya [[toleransi]] serta kerukunan antarumat beragama dapat ditemukan dalam beberapa subyek mata pelajaran dari tingkat dasar hingga [[pendidikan tinggi]].
Meskipun multikulturalisme di Indonesia memiliki banyak kelebihan, masih ada tantangan yang harus dihadapi, seperti konflik antar kelompok etnis dan agama, serta [[diskriminasi]]. berbagai upaya terus dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan ini dan memperkuat persatuan nasional.
== Lihat pula ==
Baris 53 ⟶ 66:
== Pranala luar ==
* [http://www.lenteratimur.com/menjadi-indonesia-setara-meski-tak-serupa/ '''Menjadi Indonesia: Setara Meski Tak Sama'''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110610183412/http://www.lenteratimur.com/menjadi-indonesia-setara-meski-tak-serupa/ |date=2011-06-10 }}
* [http://multikulturalisme.org Kajian Multikulturalisme Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100105161143/http://multikulturalisme.org/ |date=2010-01-05 }}
* [http://desantara.org/v3/index.php Srinthi Media Perempuan Multikultural: Jurnal dua bulanan yang menggagas isu perempuan dengan perspektif multikultural, lokalitas, dan siasat perempuan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080413111758/http://desantara.org/v3/index.php |date=2008-04-13 }}
* [http://desantara.org/v3/index.php Desantara Bimonthly Newsletter on Indonesian Multicultural Issues] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080413111758/http://desantara.org/v3/index.php |date=2008-04-13 }}
* [http://news.bbc.co.uk/1/hi/uk/3615379.stm News (10-Apr-2004): British Head of Commission for Racial Equality says the term should be scrapped]
* [http://www.opendemocracy.net/debates/issue-1-111.jsp Commentary and user comments] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070430144836/http://www.opendemocracy.net/debates/issue-1-111.jsp |date=2007-04-30 }} dari ''Open Democracy - Multiculturalism: translating difference''
* [http://www.gwb.com.au/gwb/news/pc/multi3.htm The Menace of Multiculturalism] oleh Cameron McKenzie
* [http://www.press.umich.edu/titleDetailDesc.do?id=17817 Communities and Law: Politics and Cultures of Legal Identities] oleh Gad Barzilai
* [http://news.bbc.co.uk/1/hi/uk_politics/4740633.stm Davis attacks UK multiculturalism] - Berita dari BBC yang berhubungan dengan multikulturalisme
* [http://ambassadors.net/archives/issue19/opinions2.htm From Paris to Cairo: Resistance of the Unacculturated] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101209073701/http://ambassadors.net/archives/issue19/opinions2.htm |date=2010-12-09 }}
* [http://tygerland.net/?p=448/ "Multiculturalism - the failed experiment"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070927004620/http://tygerland.net/?p=448%2F |date=2007-09-27 }} ''tygerland.net - oleh AS Heath'', 2 November 2005
* [http://www.opinionjournal.com/editorial/feature.html?id=110007491 A Year of Living Dangerously: Remember Theo van Gogh, and shudder for the future.] oleh Francis Fukuyama
* [http://www.cicb.net CICB Center of Intercultural Competence]
* [http://www.metamute.org/?q=en/Dis-integrating-Multiculturalism Mute Magazine Vol 2 #2, Dis-integrating Multiculturalism] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100313153755/http://www.metamute.org/?q=en%2FDis-integrating-Multiculturalism |date=2010-03-13 }}
* [
* [
* [http://www.unesco.org/shs/ijms/ Jurnal Internasional tentang Masyarakat Multikultural]
* [http://www.polylog.org polylog: Forum untuk Filosofi Interkultural]
|