Suku Ketungau: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k Etnik |
||
(14 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Suku Ketungau''' atau '''Suku Dayak Ketungau''' merupakan bagian dari [[Suku Dayak Iban|rumpun Iban]] yang mendiami beberapa desa di wilayah Provinsi [[Kalimantan Barat]], khususnya Kecamatan Tempunak, [[Kabupaten Sintang]], dan di Kecamatan Bengkayang, [[Kabupaten Sambas]]. Jumlah populasi berkisar 5.750 jiwa (pada tahun 1989).
== Sistem Pertanian ==
▲'''Suku Ketungau''' atau Suku Dayak Ketungau merupakan bagian dari [[Suku Dayak Iban|rumpun Iban]] yang mendiami beberapa desa di wilayah Provinsi [[Kalimantan Barat]], khususnya Kecamatan Tempunak, [[Kabupaten Sintang]], dan di Kecamatan Bengkayang, [[Kabupaten Sambas]]. Jumlah populasi berkisar 5.750 jiwa (pada tahun 1989). <ref>{{Cite book|title=Ensiklopedia Suku Bangsa di Indonesai|last=Hidayah|first=Zulyani|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|year=2015|isbn=|location=Jakarta|page=183}}</ref> Terdapat pula Suku Dayak Ketungau Sesat yang mendiami wilayah di [[Kabupaten Sekadau]], Kalimantan Barat.
=== Beumo ===
== Upacara Adat ==
=== Adat Besepie' ===
Pada sebagian sub suku Dayak, mengenal yang namanya bersunat. Disamping bermanfaat untuk kesehatan, bersunat menjadi adat kebudayaan yang memiliki ritual tertentu. Pada zaman dahulu, masyarakat Dayak Ketungau Sesat percaya bahwa jika seseorang belum Besepie’ (bersunat) maka ia tidak boleh menduduki jabatan dalam masyarakat, sulit mendapatkan jodoh, bahkan hidupnya dikucilkan. Saat ini, mereka percaya bahwa orang yang belum Besepie' tidak mempunyai harga diri dan dianggap belum dewasa. Besepie’ biasa dilakukan saat anak lelaki berumur 10-15 tahun, yang dipimpin oleh seorang ''Manang Sepie’'' (pemimpin upacara adat Besepie’). Dan memasang sepie’ biasanya dilakukan pagi hari.<ref name=":0" />
Upacara di awali dengan menggigit besi pihak yang di Sepie’ (yang disunat), kemudian ''Manang'' mengibas-ngibaskan ayam jago ke atas yang akan disunat (disebut Berebu), artinya M''anang'' menerangkan kepada penguasa alam dan orang-orang yang hadir bahwa akan ada lelaki yang melepas masa anak-anaknya dengan Besepie’. Setelah itu, dilaksanakan Nyepie’ dimana seseorang yang akan disepie’ harus mengenakan sarung. Lalu, mereka dibawa ke sungai untuk berendam dan ditunggui sampai ''Manang'' selesai menyiapkan ''Belanya’'' (bahan sajian). Adat Sepit dilakukan dengan ''Menara’'' (memberi sesajian dan memohon). Kemudian, dilanjutkan dengan ''Ngantung Ancak'' dan ''Ngante’ Tejuk'''''.''' ''Ancak'' digantungkan di atas pintu masuk, khusus untuk roh-roh.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://budaya-indonesia.org/Adat-Besepie-Bersunat-Dayak-Ketungau-Sesat-Kalimantan-Barat|title=Adat Besepie’ (Bersunat) Dayak Ketungau Sesat . Kalimantan Barat » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia|website=budaya-indonesia.org|access-date=2019-04-09}}</ref>▼
=== Upacara Perkawinan ===
Upacara perkawinan pada masyarakat Dayak Ketungau mempunyai beberapa tahapan, seperti ''Empegaek'' (bertanya apakah lamaran pria diterima wanita), ''Pesurueh'' (dua orang yang akan menjadi saksi pernikahan), ''Besuran'' (''Pesurueh'' menanyakan kedua calon mempelai ingin tinggal di rumah laki-laki atau perempuan atau mungkin bertempat tinggal sendiri), ''Nyambuek'' tamu (mempelai wanita menyambut tamu dari keluarga mempelai pria), ''Madah Gawei'' (memberitahu masyarakat setempat bahwa akan dilaksanakan upacara perkawinan keesokan hari).<ref>{{Cite journal|last=Anci|first=Yosepa|year=2016|title=Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Dayak Ketungau, Desa Perongkan, Kecamatan Sekadau Hulu, Kabupaten Sekadau|url=http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfh/article/view/14963|journal=E-Jurnal Gloria Yuris Prodi Ilmu Hukum UNTAN|volume=4|issue=3|pages=|doi=}}</ref>
▲Upacara di awali dengan menggigit besi pihak yang di Sepie’ (yang disunat), kemudian ''Manang'' mengibas-ngibaskan ayam jago ke atas yang akan disunat (disebut Berebu), artinya M''anang'' menerangkan kepada penguasa alam dan orang-orang yang hadir bahwa akan ada lelaki yang melepas masa anak-anaknya dengan Besepie’. Setelah itu, dilaksanakan Nyepie’ dimana seseorang yang akan disepie’ harus mengenakan sarung. Lalu, mereka dibawa ke sungai untuk berendam dan ditunggui sampai ''Manang'' selesai menyiapkan ''Belanya’'' (bahan sajian). Adat Sepit dilakukan dengan ''Menara’'' (memberi sesajian dan memohon). Kemudian, dilanjutkan dengan ''Ngantung Ancak'' dan ''Ngante’ Tejuk'''''.''' ''Ancak'' digantungkan di atas pintu masuk, khusus untuk roh-roh.<ref>{{Cite web|url=https://budaya-indonesia.org/Adat-Besepie-Bersunat-Dayak-Ketungau-Sesat-Kalimantan-Barat|title=Adat Besepie’ (Bersunat) Dayak Ketungau Sesat . Kalimantan Barat » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia|website=budaya-indonesia.org|access-date=2019-04-09}}</ref>
== Referensi ==
<references /><br />
[[Kategori:Suku bangsa di Kalimantan Barat]]
[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia|Ketungau]]
[[Kategori:Dayak]]
|