Caruban: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan suntingan berniat baik oleh 103.213.131.163 (bicara): Tanpa sumber. (Notto Disu Shitto Agen ⛔)
Tag: Pembatalan
k (via JWB)
 
(49 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox settlement
[[Berkas:P 20160713 172157.jpg|jmpl|Tugu selamat datang kota caruban]]{{noref}}
| name = Kota Caruban
'''Kota Caruban''' adalah [[kota]] kecil yang menjadi ibu kota pemerintahan resmi [[Kabupaten Madiun]] menggantikan [[kota Madiun]] melalui Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 2010 tentang pemindahan ibu kota [[Kabupaten Madiun]] di wilayah [[Kota Madiun]] ke wilayah [[Mejayan, Madiun|Kecamatan Mejayan]], [[Kabupaten Madiun]].
| settlement_type = [[Ibu kota kabupaten]]
| translit_lang1 = lain
| translit_lang1_type = [[Ejaan Lama]]
| translit_lang1_info = Caruban
| translit_lang1_type1 = [[Hanacaraka]]
| translit_lang1_info1 = ꦕꦫꦸꦧꦤ꧀
| translit_lang1_type2 = [[Pegon]]
| translit_lang1_info2 = چاروبـن
| translit_lang1_type3 = [[Hanzi]]
| translit_lang1_info3 = 卡鲁班
| image_skyline = [[Berkas:P 20160713 172157.jpg|jmpl|250px]]
| imagesize = 300
| image_caption = Tugu selamat datang kota caruban
| subdivision_type = Negara
| subdivision_name = {{INA}}
| subdivision_type1 = Provinsi
| subdivision_name1 = [[Jawa Timur]]
| subdivision_type2 = Kabupaten
| subdivision_name2 = [[Kabupaten Madiun|Madiun]]
| seat_type = Kecamatan
| seat = 1
| seat1_type = Desa
| seat1 = 11
| seat2_type = Kelurahan
| seat2 = 3
| area_total_km2 =
| elevation_m =
| population_as_of =
| population_total =
| population_density_km2 =
| population_demonym =
| demographics_type1 = Demografi
| demographics1_title1 = Suku bangsa
| demographics1_info1 = [[Suku Jawa|Jawa]]
| demographics1_title2 =
| demographics1_info2 =
| demographics1_title3 = Bahasa
| demographics1_info3 = {{unbulleted list
|[[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi)
|[[Bahasa Jawa Mataraman|Jawa Mataraman]]
}}
| demographics1_title4 =
| demographics1_info4 =
| timezone1 = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
| utc_offset1 = +7
| postal_code_type = Kode Pos|IPM
| postal_code = 62193
| area_code_type = Kode telepon
| area_code =
| registration_plate_type = Plat kendaraan
| registration_plate = AE xxxx E*/F*/G*/H*/I*
| website = https://madiunkab.go.id/
| nickname =
}}
 
'''Kota Caruban''' adalah sebuah Kota Praja ( Ibukota Kabupaten ) yang terletak di [[Mejayan, Madiun|Kecamatan Mejayan]] yang menjadi ibu kota pemerintahan resmi [[Kabupaten Madiun]] yang berpindah secara administrasi pemerintahanan yang semula berada di [[kota Madiun]]. melalui Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 2010 tentang pemindahan ibu kota [[Kabupaten Madiun]] dari wilayah [[Kota Madiun]] ke wilayah di [[Mejayan, Madiun|Kecamatan Mejayan]], [[Kabupaten Madiun]]. Secara lengkap dapat disebutkan bahwa Kantor Pemerintahan Kabupaten Madiun yang dahulu berada di Kelurahan Pangongangan, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun dipindahkan di Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Mejayan, bekas Pembantu Bupati (Kawedanan) Caruban, Kabupaten Madiun. Letak Kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten Madiun berada di Kota Caruban, yang dahulu merupakan tempat kedudukan eks Pembantu Bupati (Kawedanan) Caruban dan sebelumnya Kota Caruban merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Caruban pada zaman kerajaan berdasarkan sejarah yang ada.
Penunjukan Caruban karena letaknya yang strategis dan terdapat kantor [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah]] serta menjadi jalur lalu lintas [[Ngawi]]-[[Nganjuk]], sehingga dijadikan ibukota Madiun menggantikan [[Kota Madiun]]. Caruban memiliki makanan khas, yaitu [[brem]] dan [[pecel]] kesenian [[dongkrek]].
 
Penunjukan Caruban karena letaknya yang strategis dan terdapat kantor [[Bupati]] dan [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah]] serta menjadi jalur lalu lintas [[Kabupaten Ngawi|Ngawi]]-[[NganjukSurabaya]], sehingga dijadikan ibukotaibu kota Madiun menggantikan [[Kota Madiun]]. Caruban memiliki kesenian [[dongkrek]], serta memiliki makanan khas, yaitu [[brem]] dan [[pecel]] kesenian [[dongkrek]].
 
== Geografi ==
Baris 10 ⟶ 66:
 
== Sejarah ==
 
Berdasarkan cerita penduduk setempat, Caruban berarti "''carub''" (bahasa Jawa), yang artinya campur, sedangkan akhiran ''-an'', adalah menunjukkan arti tempat. Secara tersirat wilayah ini merupakan wilayah pembauran, sehingga tingkat toleransi dan keragaman budaya dan suku tinggi.
 
Caruban merupakan bekas nama wilayah kawedanan di kab Madiun selain Uteran, Maospati dan Bagi. Caruban wilayahnya berada di sebagian kecamatan Wonoasri, Mejayan, Pilangkenceng dan Saradan. Bahkan Caruban pernah menjadi Kabupaten kecil, disamping Madiun sendiri sebagai Kadipaten (kabupaten besar), pada masa sebelum perang Diponegoro, adapun siapa saja pernah menjabat bupati-bupati di Caruban dapat diketahui di Pesarean Agung Kuncen, di Desa Kuncen, Kecamatan Mejayan, yang terletak kurang lebih 4 KM dari pusat kota Caruban (Mejayan). Beliau yang menjabat bupati-bupati di Caruban berturut-turut, antara lain : Raden Bagus Sumodirjo (tahun 1754 - 1755), Kanjeng Bupati Raden Tumenggung Notosari /Pangeran Mangkudipuro (tahun 1756-1797), Kanjeng Bupati Raden Tumenggung Wignyo Subroto (1797-1833) dan yang terakhir Kanjeng Bupati Raden Tumenggung Jayengrono (1833 -....). Semua bupati-bupati Caruban tersebut dimakamkan di Pasarean Kuncen - Caruban, di dekat Makam Kyai Ageng Anom Besari dan isterinya, beliau berdua orang tua dari Kyai Ageng Mohammad Kasan Besari - Tegalsari, Ponorogo. Anak keturunan dari para bupati Caruban kalau sudah meninggal dunia dapat dimakamkan di Pesarean Kuncen - Caruban. Sampai saat ini, keturunan para bupati Caruban masih banyak yang tinggal di daerah Caruban dan sekitarnya. Mengingat, nama Caruban adalah nama yang bersejarah, kiranya Pemerintah Pusat perlu mempertimbangkan secara seksama agar nama Caruban menjadi nama ibukota Kabupaten Madiun di masa depan, untuk menggantikan nama Mejayan, sebagaimana yang telah tertera dalam PP No. 52 Tahun 2010. Penggantian menjadi Caruban, tersebut agar nama Caruban tidak dilupakan oleh para generasi-genarasi muda dan akhirnya hilang tinggal kenangan. Dahulu nama Caruban sudah cukup terkenal sejak jaman Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, kini semakin hari semakin ditinggalkan, lama-lama yang muncul nama Mejayan, sekolah-sekolah, SMP, SMA, dan bahkan nama kantor pemerintahan seperti Kantor Kejaksanaan tidak menggunakan nama Caruban lagi, melainkan nama Mejayan, misalnya : Kantor Kejaksaan Negeri Mejayan yang baru berdiri, mengapa tidak Kantor Kejaksaan Negeri Caruban untuk menggantikan Kantor Kejaksaan Negeri Kabupaten Madiun, toh kantor kejaksaan negeri tersebut tidak berada di wilayah Kecamatan Mejayan, namun sudah masuk dalam wilayah Kecamatan Balerejo. Oleh karena itu, perlunya kearifan dari Pemerintah Pusat untuk mempertimbangkan kembali nama Caruban sebagai nama Ibukota Kabupaten Madiun di masa yang akan datang.
 
Ada pendapat yang mengatakan bahwa nama daerah ini sangat mungkin berasal dari kenyataan bahwa dahulu tempat ini merupakan tempat berkumpulnya [[priayi]] dari banyak daerah untuk mengadakan [[sabung ayam]]. Kemungkinan kata ''caruban'' berasal dari kata ''carub'', yang artinya campuran, percampuran, atau penggabungan.{{Sfn|Reinhart|2021|p=106}}
 
Sementara itu, Theodoor Altona{{Sfn|Reinhart|2021|p=12}}—[[naturalis]] kelahiran [[Rotterdam|Rotterdam—]]<nowiki/>berpendapat bahwa wilayah ini sejak masa [[Hindu Jawa|Hindu-Jawa]] disebut sebagai “tempat tinggal orang-orang campuran". Maksud dari orang-orang campuran adalah [[tawanan perang]], orang-orang yang dibuang oleh sebab suatu kesalahan atau alasan politik, atau orang-orang yang terbuang sebagai hasil perkawinan campur antarkasta yang tidak patut.{{Sfn|Reinhart|2021|p=106}}
 
== Transportasi ==
AsesAkses menuju Caruban melalui sarana [[transportasi darat]], yaitu [[bus]] dan [[kereta api]]. Akses melalui bus dapat dicapai melalui terminal[[Terminal Caruban]] yang menjadi persinggahan jalur [[Surakarta]], [[Kabupaten Ngawi|Ngawi]], [[Ponorogo]]–[[Surabaya]], [[Kediri]]. Angkutan kereta api menjadi akses menuju Caruban, karena terdapat [[Stasiun Caruban]] yang menghubungkan [[Solo]]–[[Surabaya]]. Pada masa mendatang Pemerintah Pusat berencanatelah membangun jalur jalan tol yang menghubungkan Surakarta–Ngawi–Caruban–Nganjuk–[[Kertosono]].
 
== Wilayah ==
Caruban terkenal merupakan bekas nama wilayah kawedanan di Kabupaten Madiun selain Uteran, Maospati dan Bagi. Caruban wilayahnya berada di sebagian kecamatan Wonoasri, Mejayan, Pilangkenceng dan Saradan. Bahkan Caruban pernah menjadi kabupaten kecil, di samping Madiun sendiri sebagai Kadipaten (kabupaten besar) pada masa sebelum perang Diponegoro. Bupati-bupati di Caruban dapat diketahui di Pesarean Agung Kuncen, di Desa Kuncen, Kecamatan Mejayan, yang terletak kurang lebih 4 [[kilometer]] dari pusat kota Caruban, yang letaknya di seputaran perempatan Masjid Jami' Al-Arifiyah Caruban dan SMPN 2 Caruban (di kedua tempat di situ letak pathok 0 KM Kota Caruban).
 
Yang menjabat bupati-bupati di Caruban berturut-turut, antara lain : Raden Cakrakusuma I (Tumenggung Alap-Alap), Raden Cakrakusuma II (Tumenggung Emprit Gantil), Pangeran Mlayakusuma (putra Kanjeng Pangeran Adipati Martalaya ing Madiyun), [[Raden Bagus Sumodirjo|Raden Bagus Sumadirja]] (1754–1755), Kanjeng Pangeran Mangkudipura I (1755 - 1756), Kanjeng Bupati Raden Tumenggung Natasari (1756–1797), Kanjeng Bupati Raden Tumenggung Jayengrana II (1797-1805), Kanjeng Bupati Raden Tumenggung Wignya Subrata (1805–1833) dan yang terakhir Raden Tumenggung Martanegara 1833 - 1835). Raden Temanggung Martanegara tersebut putra ke-11 dari Kanjeng Bupati Raden Tumenggung Jayengrana II yang nama kecilnya bernama Raden Barata. Pada tahun 1835, Raden Tumenggung Martanegara mulai pindah kembali ke Kota Ponorogo. Pada tahun 1838, Raden Martanegara menjadi Bupati Ponorogo nyawiji lalu bergelar Raden Adipati Martahadinegara. Pada tahun 1838 Kabupaten Caruban dan digabungkan ke Kabupaten Madiun yang waktu itu hanya memiliki sisa wilayah yaitu WANAREJA, lalu Kabupaten Caruban turun status menjadi Distrik Caruban dan Raden Ngabehi Prawiradipura II menjadi Wedana Caruban, beliau putra Raden Tumenggung Prawiradipura I, putra Kanjeng Pangeran Mangkudipura II, putra Kanjeng Pangeran Mangkudipura I, Bupati Madiun yang diturunkan statusnya menjadi Bupati Caruban oleh Kanjeng Sultan Hamengkubuwana I ing Kraton Ngayognyakarta Hadiningrat. Semua bupati-bupati Caruban tersebut dimakamkan di Pasarean Kuncen – Caruban, di dekat Makam Kyai Ageng Anom Besari dan isterinya. Dia adalah orang tua dari Kyai Ageng Mohammad Besari, Tegalsari, Ponorogo. Anak keturunan dari para Bupati Caruban jika meninggal dunia dimakamkan di Pesarean Kuncen–Caruban. Sampai saat ini, keturunan para bupati Caruban masih banyak yang tinggal di daerah Caruban dan sekitarnya.
 
Dahulu nama Caruban sudah cukup terkenal sebagai sebuah kabupaten di wilayah Mancanagari Wetan Kraton Mataram. Setelah Pamalihan Nagari Kraton Mataram Tahun 1755, Kabupaten Caruban menjadi Wilayah Mancanagari Kraton Surakarta Hadiningrat dan sedangkan Kadipaten Madiun menjadi Wilayah Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Sejak Tahun 1838, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda menggabungkan dengan Kabupaten Madiyun dan Caruban menjadi Distrik.
 
KiniSeiring namaaturan Carubandari semakinKementerian hariPendidikan semakinNasional ditinggalkan,(DIKNAS) lama-lamasekarang yangKementerian munculPendidikan nama& baruKebudayaan "Mejayan"(DIKBUD), yangsehingga akanterjadi menjadipenertiban populer.tatanama (nomenklatur) Nama-nama sekolah-sekolahsekolahan, khususnya SMP, dan SMA, MTsNsehingga nama sekolahan SMPN 1 Caruban menjadi SMPN 1 Mejayan, MANSMAN dan1 bahkanCaruban namamenjadi kantorSMAN pemerintahan1 sepertiMejayan, Kantorbegitu Kejaksanaanjuga tidakyang sudahlainnya menggunakanjuga namamenyesuaikan. Sedangkan MAN Caruban lagitelah menjadi MAN Mejayan, melainkankini telah berubah nama Mejayanmenjadi MAN 4 Madiun, misalnya:sedangkan KantorMTsN KejaksaanCaruban Negerimenjadi MejayanMTsN 5 Madiun, dimana untuk MTsN atas kebijakan yang barudilakukan berdirioleh Kementeriaan Agama. NamunSedangkan untuk Kejaksaan Negeri pada awalnya juga memakai nama Kejaksaan Negeri Mejayan, itunama kemudian digantiKejaksaan Agung telah merubahnya menjadi KejaksanaanKejaksaan Negeri Kabupaten Madiun, karenawalaupun tempat kedudukannya masih ditulis dengan nama "Mejayan", padahal jelas-jelas tempat kedudukannya letaknyaadalah di luarKecamatan Balereja, tepat di sebelah timur Kantor Kecamatan MejayanBalereja. Kini nama "Caruban" sudah sah digunakan kembali.Penggunaan kembali Nama Caruban itu didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 52 Tahun 2019, yang pada intinya Kota Caruban ditetapkan sebagai IbukotaIbu kota Kabupaten Madiun. Dengan pertimbangan sejarah dan budaya, Caruban yang dahulu sebagai Kabupaten, lalu berubah menjadi Distrik (Kawedanan)dan Pembantu Bupati. Dengan demikian perlu adanya revisi dari surat keputusan Kejaksaan Agung untuk melakukan revisi agar tempat kedudukan Kantor Kejaksaan Negeri Kabupaten Madiun dapat disesuaikan tidak tertulis "Mejayan" namun ditulis "Caruban" sebagai nama Ibukota Kabupaten Madiun. Mengenai nama sekolahan ada peluang untuk dilakukan perubahan menjadi "Caruban" lagi, karena berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2019 secara sah "Caruban" atau "Kota Caruban" sebagai Ibukota Kabupaten Madiun. Sebagaimana yang ada di wilayah Ibukota Kabupaten Klungkung, yaitu Kota Semarapura, juga bisa memakai nama "Semarapura" misalnya SMAN 1 Semarapura, SMP 2 Semarapura, dan lain-lain, sehingga bisa memakai nama Ibukota Kabupaten yang bersangkutan. Begitu pula di Kota Amlapura Ibukota Kabupaten Karangasem, bisa memakai nama Amlapura, misalnya : SMAN 2 Amlapura, SMPN 1 Amlapura, dan lain-lain. Untuk Kota Caruban, bisa mengembalikan sekolahan ke nama "Caruban" lagi dan aturan Peraturan Kementerian Pendidikan & Kebudayaan (Permendikbud) memperbolehkan. Perlu langkah-langkah proaktif dari masyarakat dalam mengegolkan semuanya, dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Madiun, Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, Kementerian Pendidikan & Kebudayaan, Kementerian Agama, dan lain-lain. Tidak kalah penting para alumni sekolah, pemerhati pendidikan, civitas akademika sekolahan yang bersangkutan.
 
Dalam rangka melaksanakan Peraturan Pemerintah nomor 3 tahun 2019, maka sekarang nama-nama tempat, khususnya kantor-kantor pemerintahan yang berada di wilayah Kota Caruban Pusat Pemerintahan Kabupaten Madiun sudah mulai kembali menggunakan alamat "Caruban". Hal tersebut selaras dengan keinginan masyarakat Caruban yang menginginkan agar eksistensi nama dan sejarah Caruban tetap ada. Semoga intansi lainnya termasuk Kantor Kementerian Agama Kabupaten Madiun, sekolahan-sekolahan, dan lain-lain bisa menyesuaikan menggunakan kembali alamatnya dengan "Caruban".
 
== Fasilitas umum dan perkantoran ==
Caruban memiliki fasilitas publik sebagai berikut:
{{col|3}}
* GedungGelanggang Olah Raga (GOR) Pangeran TimurTimoer
* Stasiun Caruban
* Terminal Caruban
Baris 39 ⟶ 103:
* Pasar Sayur Caruban
* Pasar Burung Caruban
* Alun - Alun CarubanReksogati
* Masjid Jami' Al-Arifiyah Caruban
* Masjid Agung Kabupaten Madiun (Masjid Quba)
Baris 52 ⟶ 116:
 
== Pariwisata ==
Caruban memiliki lokasi pariwisata berupa [[candi]] yang diberi nama sesuai dengan lokasi candi tersebut berada, yaitu [[Candi Wonorejo]] (desa Wonorejo), Kelompok Arca "Palang Mejayan" dan berbagai waduk: [[waduk Dawuhan]] [[Waduk Widas]], [[Waduk Kedungbrubus]], dan [[Waduk Notopuro]]. Caruban juga memiliki makam bersejarah yaitu Makam Kuncen Caruban, yaitu Makam Kyai Ageng Anom Besari dan Nyai Ageng Anom Besari, Makam para Bupati Caruban, yaitu Kanjeng Bupati Raden Tumenggung (KBRT) Natasari, KBRT Jayengrana II, dan KBRT Wignya Subrata. Disamping itu ada Makam Kanjeng Pangeran Mangkudipura I yang pernah menjadi Adipati Madiyun lalu diturunkan jabatannya menjadi Bupati Caruban. Dan juga Makam Wedana Caruban yaitu Raden Ngabehi Dirjakusuma II putra Raden Ngabehi Dirjakusuma I (putra Kanjeng Pangeran Mangkudipura i). Di depan Makam Kanjeng Pangeran Mangudipura I terdapat makam cucunya yaitu Raden Tumenggung Prawiradipura. Sedangkan Makam Wedana Caruban sebelumnya Raden Ngabehi Prawiradipura II berada di Dukuh Gedhoman, Desa Mejayan, Caruban, letaknya sebelah selatan Pasar Burung Caruban. Disamping itu Makam Kuncen Caruban juga makam Raden Ngabehi Lho Prawiradipura (Palang Mejayan-Caruban), Raden Ngabehi Kramadipura (Palang Gemarang-Caruban), Raden Ngabehi Tirtadipura (Palang Krebet-Caruban), dan semuanya masih kerabat para Bupati Caruban, yang pada hakekatnya masih satu keturunan dari Keluarga Besar (Kurawangsa) Raden Adipati Harya Metahun Suranegara ing Jipang.
 
== Referensi ==
<references />
== Daftar pustaka ==
{{refbegin|40em}}
* {{cite book|year=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Antara_Lawu_dan_Wilis/EKpNEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0|title=Antara Lawu dan Wilis|location=|publisher=[[Kepustakaan Populer Gramedia]]|isbn=978-602-481-644-5|editor-last=Reinhart|editor-first=Christopher|language=Indonesia|ref=harv|authorlink=}}
{{refend}}
 
== Pranala luar ==
* [http://www.carubanku.web.id Berita Caruban]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.carubanku.web.id/berita-caruban/daftar-nama-kecamatan-kelurahan-desa-kodepos-di-kota-kabupaten-madiun-jawa-timur-jatim.html Daftar Nama Kecamatan Kelurahan Desa & Kodepos Di Kota Kabupaten Madiun Jawa Timur (Jatim)]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
 
{{Ibu kota Kabupaten di Jawa Timur}}
 
[[Kategori:Kabupaten Madiun]]