Bintang (tabloid): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
(34 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{kembangkan}}
{{Infobox Newspaper
|name = Tabloid Bintang
|image =
|caption =
|type =
|format = [[Tabloid]]
|owners =
|publisher = [[PT Media Bintang Indonesia]]
|foundation =
▲headquarters = |
|sister newspapers = [[Teen]]<br>[[Bintang Film (tabloid)|Bintang Film]]<br>[[Bintang Home]]
▲circulation = |
▲website = [http://www.tabloidbintang.com www.tabloidbintang.com] |
}}
'''''Bintang'''''
<!--
'''[http://www.tabloidbintang.com/articles/extra/lensa/34722-25-tahun-tabloid-bintang-indonesia-tetap-berkilau-di-era-digital Sejarah]'''
Baris 26 ⟶ 25:
Saat syukuran ulang tahun pertama, Jakob Oetama, pendiri Grup Kompas, menyebut kesuksesan Monitor sebagai instan. Begitu terbit langsung sukses.
Di awal terbit Monitor di akhir 80-an, TVRI punya beberapa acara populer. Salah satunya opera sabun dari Australia, Return to Eden. Dan, Monitor menjadi satu-satunya media cetak yang membahasnya. Hanya dengan menulis sinopsis yang akan tayang minggu itu, Monitor sudah ditunggu banyak pembacanya.
Sayangnya, seperti sejarah kemudian mencatat, Monitor tidak berumur panjang. Survei pembaca yang dilakukan tabloid ini berujung pada demo besar-besaran, dan akhirnya Monitor dibredel pada akhir 1990. Tabloid yang sering dikritik vulgar tapi juga acap dipuji menawarkan jurnalisme gaya baru itu pun harus mengakhiri perjalanannya.
Baris 62 ⟶ 61:
Ini masa-masa sulit bagi Bintang. Selain karena baru ditinggalkan banyak anggota timnya, saat itu krisis moneter sedang melanda negeri ini.
Bisakah Bintang survive setelah terjadi dua kali eksodus dalam satu tahun? Pertanyaan ini menggelayut di benak manajemen. Meski kualitas produk mengalami penurunan, nyatanya Bintang tetap bisa bertahan. Tim yang tersisa, perlahan mencoba bangkit dan membenahi Bintang.
Tahun 90-an infotainment belum sebanyak sekarang, dan media online belum jadi pilihan banyak pembaca. Bintang yang sejak awal memberi perhatian pada acara-acara TV, beberapa kali mendapatkan manfaat dari kesuksesan satu acara TV.
Baris 72 ⟶ 71:
Bintang, seperti media cetak mana pun dunia, dipaksa menyesuaikan diri dengan perubahan. Meski agak terlambat, tahun 2010 Bintang mulai serius menggarap media online, [http://www.tabloidbintang.com/articles/extra/lensa/19515-portalnya-tabloid-bintang-indonesia-hanya-satu-wwwtabloidbintangcom www.tabloidbintang.com].
▲r tahun 2000-an saat terjadi gelombang web pertama di Indonesia, kami sudah mulai, tapi ketika itu masih ada keraguan soal masa depan media daring. Tapi sekarang, media digital, online, menjadi pilihan yang tersedia untuk survive. Mengikuti saran pakar, terjun ke media online sebagai strategi inovasi, bukan exit strategy. Menutup versi cetak dan hanya terbit versi online, terbukti tak menyelesaikan masalah.
Kami memilih tetap mempertahankan versi cetak dan pada saat bersamaan menggarap serius media online, sambil terus mencari model bisnis yang lebih relevan bagi perusahaan media seperti Media Bintang Indonesia ini.
Sebagai bagian dari strategi untuk tetap eksis, kini grup Bintang bermitra dengan grup penerbit majalah Tempo. Dengan beberapa langkah strategis ini, kami optimis Bintang akan tetap berkilau di era digital.
Tapi seperti media cetak lain, tabloid bintang takbisa bertahan dan ditutup pada 2019.
-->
== Slogan ==
* Jurnalisme Kasih Sayang
* Berkilau Bersama Bintang
== Pranala luar ==
* [http://www.tabloidbintang.com Situs resmi]
{{jurnalisme-stub}}
|