Ibnu Rusyd: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
eh tapi gambar yang sebelumnya lebih nyambung dengan poinnya
Tag: Pembatalan
Zona Tenang (bicara | kontrib)
k Menambah Kategori:Ahli Tafsir menggunakan HotCat
 
(45 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{infobox philosopher
| image = Statue of Averroes in Córdoba, Spain.jpg
| alt = Sebuah patung Ibn Rusyd yang berada di Kordoba, Spanyol dengan pose duduk sambil memegang sebuah buku di tangan kiri.
| caption = Patung Ibn Rusyd di [[Kordoba, Spanyol]]
| name = {{transl|ar|Ibn Rusyd}}<br />{{lang|ar|{{larger|ابن رشد}}}}<br />Averroes
Baris 12 ⟶ 13:
| school_tradition = [[Aristotelianisme]] (filsafat)<br />[[Mazhab Maliki|Maliki]] (fikih)
| main_interests = [[Akidah]], [[Astronomi]], [[Filsafat]], [[Fikih]], [[Fisika]], [[Kedokteran]], [[Linguistik]]
| notable_ideas = Hubungan antara Islam dan Filsafat, tiadanya pertentangan antarakeselarasan akal dan wahyu, [[kesatuan akal]]
| influences = [[Al-Ghazali]], [[Al-Farabi]], [[Aristoteles]], [[Ibnu Bajjah]], [[Ibnu Sina]], [[Plato]]
| influenced = [[Maimonides]], [[Thomas Aquinas]]. Lihat juga [[Averroisme]]
Baris 20 ⟶ 21:
Ibnu Rusyd lahir di [[Kordoba, Spanyol|Kordoba]] dari keluarga yang melahirkan hakim-hakim terkenal; kakeknya adalah ''qadhi al-qudhat'' (hakim kepala) dan ahli hukum terkenal di kota itu. Pada tahun 1169 ia bertemu dengan khalifah [[Abu Yaqub Yusuf]], yang terkesan dengan pengetahuan Ibnu Rusyd. Sang khalifah kemudian mendukung Ibnu Rusyd dan banyak karya Ibnu Rusyd adalah proyek yang ditugaskannya. Ibnu Rusyd juga beberapa kali menjabat sebagai hakim di Sevilla dan Kordoba. Pada 1182, ia ditunjuk sebagai dokter istana dan hakim kepala di Kordoba. Setelah wafatnya Abu Yusuf pada tahun 1184, ia masih berhubungan baik dengan istana, hingga 1195 saat dia dikenai berbagai tuduhan dengan motif politik. Pengadilan lalu memutuskan bahwa ajarannya sesat dan Ibnu Rusyd diasingkan ke [[Lucena]]. Setelah beberapa tahun di pengasingan, istana memanggilnya bertugas kembali, tetapi tidak berlangsung lama karena Ibnu Rusyd wafat.
 
Ibnu Rusyd adalah pendukung ajaran filsafat [[Aristoteles]] ([[Aristotelianisme]]). Ia berusaha mengembalikan filsafat dunia Islam ke ajaran Aristoteles yang asli. Ia mengkritik corak [[Neoplatonisme]] yang terdapat pada filsafat pemikir-pemikir Islam sebelumnya seperti [[Al-Farabi]] dan [[Ibnu Sina]], yang ia anggap menyimpang dari filsafat Aristoteles. Ia membela kegiatan berfilsafat dari kritik yang dilancarkan para ulama [[Asy'ariyah]] seperti [[Al-Ghazali]]. Ibnu Rusyd berpendapat bahwa dalam agama Islam berfilsafat hukumnya boleh, bahkan bisa jadi wajib untuk kalangan tertentu. Ia juga berpendapat bahwa teks Quran dan Hadis dapat diinterpretasikan secara tersirat atau kiasan jika teks tersebut terlihat bertentangan dengan kesimpulan yang ditemukan melalui akal dan filsafat. Dalam bidang fikih, ia menulis ''[[Bidayatul Mujtahid]]'' yang membahas perbedaan [[Mazhab#mazhab fikih|mazhab]] dalam hukum Islam. Dalam kedokteran, ia menghasilkan gagagan baru mengenai fungsi [[retina]] dalam [[penglihatan]], penyebab [[strok]], dan gejala-gejala [[penyakit Parkinson]], serta menulis buku yang kelak diterjemahkan menjadi sebuah buku teks standar di Eropa.
 
Pengaruh Ibnu Rusyd ke dunia Barat jauh lebih besar dibanding dunia Islam. Ibnu Rusyd menulis banyak tafsir terhadap karya-karya Aristoteles, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani dan bahasa Latin dan beredar di Eropa. Terjemahan karya-karya Ibnu Rusyd memicu para pemikir Eropa Barat untuk kembali mengkaji karya-karya Aristoteles dan pemikir Yunani lainnya, setelah lama diabaikan sejak jatuhnya kekaisaran Romawi. Pendapat-pendapat Ibnu Rusyd juga menimbulkan kontroversi di dunia Kristen Latin, dan menginspirasi sebuah gerakan filsafat yang disebut [[Averroisme]]. Salah satu doktrinnya yang kontroversial di dunia Barat adalah teori yang disebut "[[kesatuan akal]]" (''unitas intellectus'' dalam bahasa Latin), yang menyatakan bahwa semua manusia bersama-sama memiliki satu akal atau "[[intelek]]". Karya-karyanya dinyatakan sesat oleh Gereja Katolik Roma pada tahun 1270 dan 1277, dan pemikir Kristen [[Thomas Aquinas]] menulis kritik-kritik tajam terhadap doktrin Ibnu Rusyd. Sekalipun demikian, Averroisme tetap memiliki pengikut di dunia Barat hingga abad ke-16.
Baris 26 ⟶ 27:
== Biografi ==
=== Pendidikan dan masa muda ===
[[Berkas:AverroesColor.jpg|jmpl|alt="Ibnu Rusyd sedang duduk dengan sebuah buku tersender di sampingnya"|Ibnu Rusyd dalam sebuah lukisan abad ke-14 karya [[Andrea di Bonaiuto da Firenze|Andrea di Bonaiuto]].]]
Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd lahir pada tahun 1126 [[Kalender Masehi|M]]/520 [[Kalender Hijriyah|H]] di [[Kordoba, Spanyol|Kordoba]], yang ketika itu merupakan wilayah kerajaan [[Murabithun]].{{sfn|Arnaldez|1986|p=909}}{{sfn|Hillier|loc=Biography}} Keluarga Ibnu Rusyd dikenal sebagai tokoh masyarakat di Kordoba, terutama atas peran mereka dalam bidang hukum dan agama. {{sfn|Hillier|loc=Biography}} Kakek Ibnu Rusyd, yang juga bernama Abu al-Walid Muhammad (wafat 1126) menjabat ''[[qadhi]] al-qudhat'' (hakim kepala) di kota tersebut, dan juga merupakan imam [[Masjid Agung Kordoba]].{{sfn|Hillier|loc=Biography}}{{sfn|Arnaldez|1986|p=909}} Ayahnya, Abu al-Qasim Ahmad, juga menjabat sebagai [[kadi]] atau hakim pada masa kekuasaan Murabithun, hingga Kordoba jatuh ke tangan Kekhalifahan [[Muwahidun]].{{sfn|Hillier|loc=Biography}}
 
Baris 32 ⟶ 33:
 
=== Karier ===
[[Berkas:Almohad Expansion.png|jmpl|alt="Sebuah peta yang menggambarkan fase ekspansi kekuasaan Kekhalifahan Muwahhidun"|Ibnu Rusyd memegang berbagai jabatan pemerintah di [[Kekhalifahan Muwahhidun]], yang menguasai sebagian wilayah Spanyol dan [[Arab Maghrib|Afrika Maghrib]]]]
Pada tahun 1147, gerakan Muwahhidun yang dipimpin oleh [[Ibnu Tumart]]—dia (yang menyebut dirinya sebagai [[al-Mahdi]]—menggulingkan) menggulingkan kekuasaan Murabithun di ibukotaibu kota [[Marrakesh]], dan tak lama kemudian Al-Andalus juga jatuh ke tangan Muwahhidun.{{sfn|El-Saha|Hadi|2004|p=138}} Setelah berkuasa, gerakan Muwahhidun mendeklarasikan sebuah kekhalifahan. Selain dikenal dengan misinya untuk memurnikan ajaran tauhid atau keesaan Tuhan, Ibnu Tumart dan para pemimpin Muwahhidun juga ingin agar masyarakat umum lebih mengenal syariah atau hukum Islam. Bersamaan dengan ini, pemerintahan Muwahhidun banyak menggalakkan berbagai bidang ilmu seperti filsafat, fikih dan akidah.{{sfn|Rosenthal|2017|loc=Averroës’ Defense Of Philosophy}}
 
Pada tahun 1153, Ibnu Rusyd melakukan pengamatan [[astronomi]] di Marrakesh dan membantu pembangunan perguruan-perguruan tinggi yang sedang dilakukan pemerintah.{{sfn|Iskandar|2008|p=1116}}{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Ia berusaha mencari hukum-hukum fisika yang mengendalikan pergerakan benda-benda langit, tetapi penelitian ini tidak berhasil.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Pada saat itu ia kemungkinan pertama kali bertemu dengan [[Ibnu Thufail]], filsuf terkenal dan penulis novel ''[[Hayy ibn Yaqzhan]]'', yang saat itu menjabat sebagai dokter istana.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}}{{sfn|Wohlman|2009|p=16}} Ibnu Rusyd dan Ibnu Thufail kelak berteman, walaupun mereka kadang berselisih dalam masalah filsafat.{{sfn|Fakhry|2001|p=1}}{{sfn|Wohlman|2009|p=16}}
Baris 41 ⟶ 42:
Sejak perkenalan ini, Ibnu Rusyd memiliki hubungan baik dengan Abu Yaqub Yusuf hingga khalifah tersebut wafat.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Ketika sang khalifah mengeluh ke Ibnu Thufail bahwa karya-karya Aristoteles terlalu susah dimenegerti, Ibnu Thufail menyarankan agar Ibnu Rusyd ditugaskan untuk menerangkannya.{{sfn|Fakhry|2001|p=2}}{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Inilah awal dari proyek besar Ibnu Rusyd menulis tafsir karya-karya Aristoteles.{{sfn|Fakhry|2001|p=2}} Pada tahun 1169, Ibnu Rusyd menulis tafsir Aristoteles pertamanya.{{sfn|Fakhry|2001|p=2}}
 
Pada tahun yang sama, Ibnu Rusyd diangkat sebagai kadi di [[Sevilla]].{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}}{{sfn|Dutton|1994|p=196}} Dua tahun kemudian, ia menjadi kadi di Kordoba, kota kelahirannya.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}}{{sfn|Dutton|1994|p=190}} Tugasnya sebagai kadi adalah memutuskan kasus pengadilan dan memberikan [[fatwa]] atau pendapat hukum sesuai hukum Islam.{{sfn|Dutton|1994|p=196}} Pada saat itu ia semakin aktif menulis, walaupun tugasnya semakin banyak dan mengharuskannya melakukan banyak perjalanan.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Kesempatan mengunjungi berbagai tempat ia gunakan untuk melakukan penelitian astronomi.{{sfn|Iskandar|2008|p=1116}} Antara 1169 dan 1179, banyak karyanya yang tercantum keterangan ditulis di Sevilla.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Pada tahun 1179 ia kembali menjabat sebagai kadi di Sevilla.{{sfn|Dutton|1994|p=190}} Pada tahun 1182 ia diangkat menjadi dokter istana untuk menggantikan Ibnu Thufail yang telah pensiun.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Pada tahun yang sama ia juga diangkat sebagai hakim kepala di Kordoba, jabatan bergengsi yang sebelumnya pernah dipegang oleh kakeknya.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}}{{sfn|Dutton|1994|p=196}}
 
[[Berkas:The Disgrace of Averroes - Vies Des Savants Illustrés.jpg|jmpl|Walaupun pada sebagian besar hidupnya Ibnu Rusyd didukung pihak kekhalifahan, pada 1195 ia sempat diasingkan oleh Khalifah [[Abu Yusuf Yaqub al-Mansur|Yaqub al-Mansur]].]]
Pada tahun 1184, Khalifah Abu Yaqub wafat dan digantikan oleh [[Abu Yusuf Yaqub al-Mansur]].{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Awalnya Ibnu Rusyd tetap memiliki hubungan baik dengan istana, dan tetap menjabat sebagai dokter istana tetapi pada 1195 situasinya berubah.{{sfn|Rosenthal|2017|loc=Early Life}}{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}}{{sfn|Fakhry|2001|p=2}} Ia mendapat berbagai tuduhan, termasuk tuduhan mengajarkan aliran sesat, dan ia harus menghadapi pengadilan di Kordoba.{{sfn|Fakhry|2001|p=2}}{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Pengadilan memutuskan Ibnu Rusyd bersalah, menyatakan ajarannya sesat dan memerintahkan agar tulisan-tulisannya dibakar.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Ibnu Rusyd diasingkan ke kota kecil [[Lucena]], sebuah pemukimanpermukiman Yahudi yang berada di sekitar Kordoba.{{sfn|Ahmad|2009|p=193}}{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Biografi-biografi klasik menyebutkan berbagai sebab memburuknya situasi Ibnu Rusyd ini, salah satunya karena Ibnu Rusyd dianggap menghina khalifah dalam tulisannya.{{sfn|Fakhry|2001|p=2}} Namun para sejarawan modern menganggap bahwa perlakuan keras terhadap Ibnu Rusyd ini bermotif politik. ''[[Encyclopaedia of Islam]]'' menyebutkan bahwa khalifah berusaha menjauhkan dirinya dari Ibnu Rusyd untuk mendapat simpati dan dukungan dari para ulama tradisional yang banyak menentang ajaran Ibnu Rusyd.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Pada saat itu, khalifah sedang butuh dukungan para ulama untuk melancarkan perang melawan kerajaan-kerajaan Kristen.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Sejarawan [[Majid Fakhry]] menulis bahwa banyak fukaha atau ahli fikih tradisional pada saat itu menentang Ibnu Rusyd dan menekan sang khalifah.{{sfn|Fakhry|2001|p=2}}
 
Setelah beberapa tahun, Ibnu Rusyd kembali didukung khalifah dan ia bertugas lagi di istana kekhalifahan.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Namun tak lama kemudian ia meninggal pada tanggal 11 Desember 1198 (atau 5 Safar 595 H).{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Awalnya ia dikuburkan di Maroko, tetapi kemudian jenazahnya dipindahkan ke Kordoba.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Pemakamannya di Kordoba dihadiri oleh [[Ibnu Arabi]] (1165–1240) yang kelak akan menjadi tokoh [[sufi]] terkemuka.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}}
Baris 61 ⟶ 63:
 
=== Kedokteran ===
[[Berkas:Avenzohar, "Colliget Averroys ...", 1530 Wellcome L0026358.jpg|jmpl|lurus|Lembaran dari terjemahamterjemahan bahasa Latin dari buku Ibnu Rusyd ''[[Al-Kulliyah fit-Thibb]]''.]]
Ibnu Rusyd yang pernah menjabat sebagai dokter istana khalifah, menulis beberapa buku di bidang kedokteran. Yang paling terkenal berjudul ''[[al-Kulliyah fit-Thibb]]'' ("Prinsip Umum Kedokteran") yang ditulis {{kira-kira}} 1162, sebelum ia menjabat di istana.{{sfn|Fakhry|2001|p=124}} Buku ini terdiri dari 7 jilid, yang berturut-turut membahas soal [[anatomi]], [[fisiologi]], [[patologi|patologi umum]], diagnosis, obat-obatan, kebersihan, dan pengobatan umum.{{sfn|Ahmad|2009|p=197}} Kelak buku ini diterjemahkan dalam Bahasa Latin (judulnya berubah menjadi ''Colliget'') dan menjadi salah satu buku teks kedokteran di Eropa selama berabad-abad.{{sfn|Fakhry|2001|p=124}} Bersama [[Ibnu Zuhr]], ia mengarang ''Al-Umur Al-Juz'iyyah'', sehingga menurut Ibnu Abu Ushaybi'ah, karya bersama mereka menjadi sebuah karya lengkap tentang seni pengobatan.{{sfn|El-Saha|Hadi|2004|p=140}} Ia juga menulis ringkasan karya-karya dokter Yunani [[Galenus]] (wafat {{kira-kira}} 210) dan uraian terhadap karya Ibnu Sina ''Urjuzah fit-Thibb'' ("Puisi Mengenai Kedokteran"),.{{sfn|Fakhry|2001|p=124}}
 
=== Hukum ===
Ibnu Rusyd juga adalah seorang hakim dan menulis beberapa buku di bidang [[fikih]] atau hukum Islam, termasuk ''[[ushul fiqh]]'' yang membahas kaidah-kaidah atau teori hukum. Satu-satunya karyanya yang masih ada teksnya sampai sekarang adalah buku ''[[Bidayatul Mujtahid|Bidāyat al-Mujtahid wa Nihāyat al-Muqtaṣid]]'' ("Permulaan Seorang ''[[Mujtahid]]'' dan Akhir Seorang ''Muqtashid''").{{efn|''Mujtahid'' artinya adalah seseorang yang dapat melakukan ''[[ijtihad]]'' atau pertimbangan sendiri untuk menjawab suatu masalah dalam hukum Islam (alih-alih [[taklid]] atau mengikuti pendapat ahli hukum lainnya). ''Muqtashid'' artinya seseorang yang berpengetahuan cukup tentang hukum Islam. Maksud dari judul ini, "Permulaan Seorang ''Mujtahid'' dan Akhir Seorang ''Muqtashid''" adalah Ibnu Rusyd berharap isi buku ini akan mengajarkan seorang yang hanya berlevel ''muqtashid'' agar bisa mulai menjadi seorang ''mujtahid'' atau mampu melakukan ''ijtihad''.{{sfn|Dutton|1994|p=191}}}} {{sfn|Fakhry|2001|p=xvi}} Buku ini bertopik fikih perbandingan atau [[ikhtilaf]], yaitu perbedaan-perbedaan dalam hukum Islam.{{sfn|Dutton|1994|p=188}} Ia menjelaskan perbedaan antara [[mazhab|mazhab-mazhab]] [[Sunni]], baik dari segi ushul (teori dan kaidah) maupun dalam praktiknya.{{sfn|Dutton|1994|p=188}} Ibnu Rusyd adalah pengikut mazhab Maliki, tetapi buku ini juga membahas mazhab-mazhab lain, serta pendapat-pendapat yang beragam termasuk ulama konservatif dan liberal.{{sfn|Fakhry|2001|p=xvi}} Selain buku ini, pada daftar-daftar pustaka juga disebutkan karya-karya lain yang teksnya sudah tidak ditemukan lagi. Di antaranya adalah rangkuman dari ''Al-Mustashfa min 'ilm al-Ushul'', sebuah buku ''ushul fiqh'' karya Al-Ghazali serta buku-buku kecil tentang Qurban dan pajak terhadap tanah.{{sfn|Fakhry|2001|p=115}}
 
== Gagasan filsafat dan ilmu agama ==
{{Filsafat}}
=== Filsafat Aristoteles dalam tradisi pemikiran Islam ===
Dalam tulisan-tulisan filsafatnya, Ibnu Rusyd berusaha mengembalikan [[Aristotelianisme]] ke jalur utama pemikiran di dunia Islam. Menurutnya, filsafat Aristoteles telah disalahartikan oleh pemikir-pemikir Muslim sebelumnya yang terpengaruh filsafat [[Neoplatonisme]], seperti [[Al-Farabi]] dan [[Ibnu Sina]].{{sfn|Fakhry|2001|p=5}}{{sfn|Leaman|2002|p=27}} Ia menolak gagasan-gagasan Al-Farabi yang menggabungkan filsafat Plato dan Aristoteles, dan Ibnu Rusyd merujuk pada perbedaan antara kedua filsuf Yunani tersebut, di antaranya penolakan Aristoteles terhadap [[teori ide]] yang diajukan Plato.{{sfn|Fakhry|2001|p=6}} Ia juga mengkritik karya-karya Al-Farabi mengenai [[logika]] karena dianggap menyalahartikan sumber-sumbernya yang berasal dari Aristoteles.{{sfn|Fakhry|2001|pp=6–7}} Ia juga panjang lebar mengkritik Ibnu Sina, yang merupakan tokoh utama Neoplatonisme di dunia Islam [[abad pertengahan]].{{sfn|Fakhry|2001|p=7}} Ia berpendapat bahwa teori Ibnu Sina mengenai [[emanasi]] (''faydh'') memiliki banyak kesalahan dan tidak berasal dari Aristoteles.{{sfn|Fakhry|2001|p=7}} Ibnu Rusyd tidak setuju dengan pendapat Ibnu Sina bahwa keberadaan (''wujud'') hanyalah aksiden ('''ard'') dari esensi (''dzat'').{{sfn|Fakhry|2001|pp=8–9}} Ibnu Rusyd berpendapat sebaliknya, bahwa sesuatu ada terlebih dahulu, dan esensi hanyalah sesuatu yang diabstraksikan dari hal yang telah ada tersebut.{{sfn|Fakhry|2001|pp=8–9}} Ia juga menolak teori modalitas Ibnu Sina serta argumen [[Burhan ash-Shiddiqin]] yang diajukan Ibnu Sina untuk membuktikan keberadaan Tuhan (Allah) sebagai sesuatu yang Wajib Ada (''wajib al-wujud'').{{sfn|Fakhry|2001|p=9}}
Baris 76 ⟶ 79:
Dalam buku ''Fashl al-Maqal'', Ibnu Rusyd memaparkan bahwa filsafat—yang merupakan metode mengambil kesimpulan berdasarkan akal dan cara yang cermat—tidak mungkin bertentangan dengan ajaran Islam.{{sfn|Guessoum|2011|p=xx}}{{sfn|Adamson|2016|p=184}} Keduanya hanyalah dua cara untuk memperoleh kebenaran yang sama, dan "kebenaran tidak mungkin bertentangan dengan kebenaran". {{sfn|Guessoum|2011|p=xx}}{{sfn|Adamson|2016|p=184}} Ketika kesimpulan yang didapat dari filsafat terlihat bertentangan dengan teks kitab suci agama Islam, menurut Ibnu Rusyd teks tersebut harus ditafsirkan ulang atau diartikan secara kiasan sehingga tidak lagi bertentangan.{{sfn|Guessoum|2011|p=xx}}{{sfn|Hillier|loc=Philosophy and Religion}} Penafsiran ini haruslah dilakukan oleh "orang yang berakal" (''ulil albab''), istilah yang ia kutip dari Quran Surat {{Pranala Quran id|3|7}}.{{sfn|Guessoum|2011|p=xx}} Menurut Ibnu Rusyd, pada masanya para filsuflah yang menyandang status ini karena mereka menguasai metode tertinggi dalam ilmu pengetahuan.{{sfn|Guessoum|2011|p=xx}}{{sfn|Adamson|2016|p=184}} Ia juga berpendapat bahwa Al-Qur'an menganjurkan umat Islam untuk mempelajari filsafat, karena mempelajari alam akan mendekatkan seseorang dengan Sang Pencipta.{{sfn|Guessoum|2011|p=xxii}} Ia mengutip beberapa ayat Al-Quran yang menyerukan umat Islam untuk mempelajari alam sekitar (misalnya QS {{Pranala Quran id|59|2}} dan {{Pranala Quran id|88|17-18}}) dan kemudian memberikan [[fatwa]] (pendapat hukum) bahwa filsafat hukumnya boleh, bahkan bisa jadi wajib untuk mereka yang memiliki bakat dan kemampuan untuk mempelajarinya.{{sfn|Adamson|2016|p=182}}
 
Ibnu Rusyd juga membedakan tiga metode membuktikan kebenaran. Yang pertama adalah metode retorika (''khatab''), yaitu melalui kepandaian menggunakan kata-kata, yang dapat dipahami oleh kebanyakan orang awam. Metode kedua adalah dialektika (''jidāl''), yaitu melalui argumen dan perdebatan, yang dilakukan oleh para ulama ''[[Ilmu kalam|mutakallimun]]''{{efn|Para ''mutakallimun'' adalah para ulama yang bekerja di disiplin [[ilmu kalam]], kadang disebut juga "teologi rasional", sebuah bidang ilmu yang mencoba menjelaskan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan akidah dengan menggunakan [[dialektika]] dan argumen rasional.{{sfn|Adamson|2016|p=8–9}}}} pada zaman Ibnu Rusyd. Metode ketiga adalah metode demonstratif (''burhan'') atau melalui pembuktian dengan kaidah-kaidah logika. Menurut Ibnu Rusyd, Al-Qur'an menggunakan metode retorika untuk menyerukan manusia pada kebenaran, karena Al-Qur'an ditujukan kepada semua orang termasuk orang awam. SedangkanSementara itu, filsafat menggunakan metode demonstratif yang hanya bisa dikonsumsi oleh orang-orang yang berilmu, tetapi dapat menghasilkan pengetahuan dan pengertian yang lebih baik bagi orang yang mampu.{{sfn|Hillier|loc=Philosophy and Religion}}{{sfn|Guessoum|2011|p=xxii}}{{sfn|Adamson|2016|p=183}}
 
Ibnu Rusyd juga berusaha menjawab kritik Al-Ghazali terhadap filsafat dengan menunjukkan bahwa kritik-kritik tersebut hanya spesifik menyangkut filsafat Ibnu Sina, dan bukan filsafat Aristoteles, Menurut Ibnu Rusyd, filsafat Aristoteles adalah filsafat paling asli dan benar, dan Ibnu Sina telah menyimpang darinya.{{sfn|Adamson|2016|p=181}}
Baris 82 ⟶ 85:
=== Bukti keberadaan Tuhan ===
[[Berkas:Beauty of Curug Cikaso (cikaso waterfall).jpg|jmpl|Menurut Ibnu Rusyd, bumi dan isinya yang mendukung kehidupan manusia menunjukkan adanya Sang Pencipta yang sengaja mengaturnya demikian.]]
Ibnu Rusyd menulis mengenai bukti keberadaan Tuhan dan sifat-sifatnya di dalam bukunya ''Kitab al-Kasyf 'an Manahij al-Adillah'' ("Buku Pengungkapan Cara-Cara Pembuktian").{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}}{{sfn|Fakhry|2001|p=74}} Ia meneliti dan mengkritik doktrin-doktrin berbagai kelompok dalam Islam: Kelompok [[Asy'ariyah]], [[Mu'tazilah]], [[Sufi]], dan "Hasyawiyah" (para literalis).{{sfn|Fakhry|2001|p=74}} Ia juga menguji dan mengkritik masing-masing bukti-bukti yang mereka ajukan untuk keberadaan Tuhan.{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}} Menurut Ibnu Rusyd, ada dua dalil atau argumen untuk keberadaan Tuhan yang ia anggap sahih secara logika dan sesuai dengan Al-Quran, yaitu argumen ''inayah'' ("pemberian [Tuhan]") dan ''<nowiki>ikhtira'</nowiki>'' ("penciptaan").{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}} Dalam argumen pemberian, ia berpendapat bahwa dunia dan alam semesta terlihat diatur untuk kehidupan dan kemakmuran manusia.{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}}{{sfn|Fakhry|2001|p=77}} Ia memberi contoh matahari, bulan, sungai-sungai, lautan, dan planet bumi, yang semuanya mendukung kehidupan manusia dan menunjukkan adanya Sang Pencipta yang sengaja mengaturnya demikian.{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}}{{sfn|Fakhry|2001|p=77}} Argumen ini memiliki sebutan lain, yaitu ''Asbab al-Ghayah'', dan dalil ini termasuk ke dalam metode pembuktian ahli hikmah. Selain itu, ia kuatkan argumen ini dengan pemahamannya pada QS 25:61, "Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang-bintang dan Dia juga menjadikan padanya matahari dan bulan yang bersinar." Dalam ''Metafisika''-nya pula, ia menjelaskan tak ada cara bertakwa yang lebih penting daripada mengenal makhluk-Nya agar sampai ke taraf mengenali-Nya dengan sungguh-sungguh.{{sfn|Zarkasyi|Zarkasyi|Prayogo|Da'i|2020|pp=24{{spaced ndash}}25}} Dalam argumen penciptaan, ia berargumen bahwa hal-hal yang ditemukan di dunia, seperti hewan dan tumbuhan, memiliki bentuk dan struktur yang merupakan hasil penciptaan.{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}} Argumen ini juga dinamakan proposisi ''sababiyah'' (kausalitas), yang bermaksud bahwa tiap keberadaaan makhluk itu bergerak dalam keteraturan. Hal ini menunjukkan adanya Sang Pencipta yang merancangnya, menjadikan semua itu ada, dan mengendalikannya.{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}}{{sfn|Zarkasyi|Zarkasyi|Prayogo|Da'i|2020|pp=25}} Kedua argumen yang diajukan Ibnu Rusyd ini merupakan [[argumen teleologis]], berbeda dengan argumen Aristoteles maupun kebanyakan ulama Muslim pada masa itu yang cenderung menggunakan [[argumen kosmologis]] untuk membuktikan keberadaan Tuhan.{{sfn|Fakhry|2001|pp=77–78}}
 
=== Sifat-sifat Tuhan ===
Baris 92 ⟶ 95:
Pada beberapa abad sebelumnya, terjadi perdebatan di kalangan cendekiawan Muslim tentang apakah [[alam semesta]] selalu ada sejak dahulu (''qadim'') atau memiliki awal mula (''hadits'').{{sfn|Fakhry|2001|p=14}} Pemikir bercorak [[Neoplatonisme]] seperti [[Al-Farabi]] dan [[Ibnu Sina]] berpendapat bahwa alam semesta selalu ada.{{sfn|Fakhry|2001|p=18}} Pendapat ini ditolak oleh ulama dan filsuf dari golongan [[Asy'ariyah]].{{sfn|Fakhry|2001|p=18}} Contohnya, Al-Ghazali menolak pendapat bahwa alam semesta selalu ada dan menyatakan orang yang berpendapat demikian adalah [[kafir]] lewat karyanya ''Tahafut al-Falasifah''nya.{{sfn|Fakhry|2001|p=18}}
 
Ibnu Ruysd berusaha untuk mengatasi perselisihan kedua pemikiran tersebut dengan menggunakan konsep waktu. Konsep waktu disepakati bersama oleh kedua kelompok pemikiran tersebut. Alasannya adalah kesepahaman bahwa alam tidak mungkin mendahului waktu.<ref>{{Cite book|last=Nuruddin|first=Muhammad|date=2021|title=Ilmu Maqulat dan Esai-Esai Pilihan Seputar Logika, Kalam dan Filsafat|location=Depok|publisher=Keira|isbn=978-623-7754-24-4|pages=34|url-status=live}}</ref> Ibnu Rusyd menjawab Al-Ghazali di ''Tahafut at-Tahafut''nya. Pertama, ia menyatakan bahwa perbedaan antara dua kubu ini tidak terlalu besar dan tidak seharusnya berakibat tuduhan kafir.{{sfn|Fakhry|2001|p=18}} Ia menyatakan bahwa doktrin Ibnu Sina dan Al-Farabi belum tentu bertentangan dengansdengan Al-Quran. Ia menyebutkan ayat-ayat Al-Quran seperti {{Pranala Quran id|11|7}}, {{Pranala Quran id|41|11}}, {{Pranala Quran id|65|48}} yang menyebutkan ''[[‘Arsy]]'', air dan asap yang telah ada sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.{{sfn|Fakhry|2001|p=19}}{{sfn|Hillier|loc=Origin of the World}} Menurut penafsiran Ibnu Rusyd, alam semesta selalu ada, dan saat Allah melakukan penciptaan, Ia memberi bentuk kepada zat-zat yang sudah ada.{{sfn|Fakhry|2001|p=19}} Ibnu Rusyd juga mengkritik ulama yang menafsirkan ayat-ayat tentang penciptaan, topik yang seharusnya merupakan ranah para filsuf.{{sfn|Fakhry|2001|pp=19–20}}
 
=== Politik ===
Baris 105 ⟶ 108:
 
=== Hukum Islam ===
Dalam pekerjaannya sebagai hakim dan ahli hukum, Ibnu Rusyd kebanyakan mengikuti [[Mazhab Maliki]] yang merupakan mazhab dominan di daerah Spanyol dan Maghrib.{{sfn|Dutton|1994|pp=195–196}} Salah satu sumbangan besarnya terhadap pemikiran hukum Islam adalah penjelasannya di buku ''[[Bidayat al-Mujtahid]]'' mengenai perbedaan mazhab dalam hukum Islam, khususnya pembahasan sistematis mengenai prinsip dan sebab-sebab yang mendasari perbedaan tersebut, sesuatu yang jarang dilakukan pada saat itu.{{sfn|Dutton|1994|pp=191–192}} Menurutnya, perbedaan pendapat dalam hukum Islam bukan hanya wajar, tapi tidak dapat dihindarkan.{{sfn|Dutton|1994|p=192}} Sekalipun mazhab-mazhab hukum Islam sama-sama berdasar pada Al-Qur'an dan Hadis, selalu ada sebab-sebab perbedaan (''al-asbab al-lati awjabat al-ikhtilaf'').{{sfn|Dutton|1994|p=192}} Contohnya adalah perbedaan dalam memahami atau menafsirkan bahasa, atau perbedaan mengenai bagaimana dan pada masalah apa metode analogi atau [[qiyas|kias]] dapat digunakan.{{sfn|Fakhry|2001|p=116}}{{sfn|Dutton|1994|p=192}}
 
== Ilmu-ilmu alam ==
Baris 130 ⟶ 133:
=== Pada tradisi Yahudi ===
[[Berkas:Maimonides-2.jpg|jmpl|lurus|[[Moshe ben Maimon]] atau Maimonides, salah satu cendekiawan Yahudi yang paling awal menerima karya-karya Ibnu Rusyd dengan antusias.]]
[[Moshe ben Maimon]] (1135–1204, dikenal juga dengan nama "Moses Maimonides" dalam bahasa Yunani) adalah salah satu cendekiawan Yahudi yang paling awal menerima karya-karya Ibnu Rusyd dengan antusias, dan menulis bahwa ia membaca hal-hal yang ditulis Ibnu Rusyd tentang Aristoteles dan berpendapat bahwa Ibnu Rusyd "sangatlah benar".{{sfn|Fakhry|2001|p=132}} Penulis-penulis Yahudi abad ke-13, seperti [[Samuel ibn Tibbon|Samuel ben Tibbon]], [[Yehuda ben Salomo Haha-Kohen]] dan [[Shem-Tov ben Falaquera]], banyak mengandalkan tulisan-tulisan Ibnu Rusyd sebagai sumber untuk tulisan mereka.{{sfn|Fakhry|2001|p=132}} Pada masa ini, banyak cendekiawan Yahudi yang bisa membaca bahasa Arab sehingga karya Ibnu Rusyd dapat langsung dibaca. Pada tahun 1232, buku Ibnu Rusyd pertama kali sepenuhnya diterjemahkan ke bahasa Ibrani, yaitu ketika [[Abba Mari ben Musa ben Yusuf|Yosef ben Abba Mari]] menerjemahkan tafsir Ibnu Rusyd mengenai ''[[Organon]]'' karya Aristoteles.{{sfn|Fakhry|2001|p=132}} Pada tahun 1260 [[Musa ben Tibbon|Moses ben Tibbon]] menerbitkan terjemahan dari hampir semua tafsir-tafsir karya Ibnu Rusyd, serta sebagian tulisannya di bidang kedokteran.{{sfn|Fakhry|2001|p=132}} Pengikut ajaran Ibnu Rusyd, yang kemudian disebut [[Averroisme]], mencapai puncaknya di kalangan Yahudi pada abad ke-14.{{sfn|Fakhry|2001|p=133}} Penulis-penulis Yahudi yang menerjemahkan dan banyak dipengaruhi oleh tulisan Ibnu Rusyd di antaranya adalah [[Kalonymus ben Kalonymus]] dari [[Arles]], [[Samuel ben Judah]] dari Marseilles, [[Todros Todrosi]] dari Arles, serta [[Lewi ben Gerson]] dari [[Languedoc]].{{sfn|Fakhry|2001|pp=132–133}}
 
=== Pada tradisi Kristen di Barat ===
Sumbangan Ibnu Rusyd yang paling besar pada tradisi Kristen di Eropa Barat adalah tafsir-tafsirnya terhadap karya Aristoteles.{{sfn|Fakhry|2001|p=131}} Setelah jatuhnya [[Kekaisaran Romawi Barat]], Eropa Barat mengalami kemunduran budaya yang menyebabkan hilangnya hampir seluruh peninggalan intelektual dari para cendekiawan Yunani Klasik, termasuk Aristoteles.{{sfn|Fakhry|2001|p=129}} Tafsir-tafsir yang ditulis Ibnu Rusyd menyebarkan kembali karya Aristoteles dan melengkapinya dengan pemikiran Ibnu Rusyd sebagai seorang pakar.{{sfn|Adamson|2016|pp=181–182}}{{sfn|Fakhry|2001|p=133}} Tafsir-tafsir ini mulai diterjemahkan ke bahasa Latin dan dipelajari di Eropa Barat abad ke-13.{{sfn|Fakhry|2001|p=133}} Karena tafsir-tafsir ini begitu dikenal, penulis-penulis Kristen selanjutnya sering tidak menyebut Ibnu Rusyd dengan namanya tetapi cukup dengan gelar "Sang Penafsir" ([[Bahasa Latin|Latin]]: ''Commentatoris '', [[Bahasa Inggris|Inggris Modern]]: ''The Commentator'').{{sfn|Adamson|2016|p=180}}
 
Cendekiawan Skotlandia [[Michael Scot]] (1175 - {{kira-kira}} 1232) adalah orang pertama yang menerjemahkan karya Ibnu Rusyd ke Bahasa Latin. Sejak 1217, ia menerjemahkan tafsir panjang ''Fisika'', ''Metafisika'', ''De Anima'' dan ''De Caelo'', serta banyak tafsir pendek dan menengah.{{sfn|Fakhry|2001|p=133–134}} Setelah itu, para penulis Eropa lainnya, seperti [[Hermannus Alemannus]], [[William de Luna]], dan [[Armengaud Blaise|Armengaud dari Montpellier]], menerjemahkan karya-karya Ibnu Rusyd yang lain, kadang bekerja sama dengan penulis-penulis Yahudi.{{sfn|Fakhry|2001|p=134}} Tak lama kemudian, karya-karya Ibnu Rusyd menyebar di kalangan cendekiawan Kristen, terutama dari kelompok [[Skolastisisme|Skolastis]].{{sfn|Fakhry|2001|p=134}} Lalu muncul gerakan yang mengikuti tulisan-tulisan ini, yang disebut [[Averroisme Latin]].{{sfn|Fakhry|2001|p=134}} Paris dan [[Padova]] (sekarang di Italia) menjadi pusat intelektual Averroisme Latin, dengan tokoh-tokoh utama seperti [[Sigerus de Brabantia]] dan [[Boetius de Dacia]].{{sfn|Fakhry|2001|p=134}}
 
[[Berkas:Benozzo Gozzoli 004a.jpg|jmpl|Lukisan ''Kemenangan Thomas Aquinas atas Ibnu Rusyd'' oleh pelukis Italia [[Benozzo Gozzoli]], menggambarkan [[Thomas Aquinas|Aquinas]] (atas tengah), yang banyak mengkritik Ibnu Rusyd, "mengalahkan" Ibnu Rusyd (bawah), digambarkan di bawah kaki Aquinas.]]
Baris 145 ⟶ 148:
 
=== Pada tradisi Islam ===
Ibnu Rusyd tidak memiliki pengaruh besar terhadap pemikiran filsafat di dunia Islam hingga zaman modern.{{sfn|Leaman|2002|p=28}} Salah satu alasannya adalah geografi: Ibnu Rusyd berasal dari Al-Andalus atau Spanyol yang berada di ujung Barat peradaban Islam dan terletak jauh dari pusat intelektual Islam di Timur Tengah.{{sfn|Adamson|2016|p=181}} Selain itu, filsafatnya juga tidak terlalu cocok dengan filsafat yang umum pada cendekiawan Islam saat itu.{{sfn|Adamson|2016|p=181}} Fokusnya terhadap Aristoteles dianggap terlalu usang oleh para pemikir Islam, karena Aristoteles sudah banyak dipelajari sejak abad ke-9 dan pada masa Ibnu Rusyd banyak pemikiran-pemikiran yang lebih baru dan populer, seperti pemikiran Ibnu Sina.{{sfn|Adamson|2016|p=181}} Pemikir Muslim baru mulai banyak mempelajari Ibnu Rusyd lamgilagi pada abad ke-19.{{sfn|Leaman|2002|p=28}} Pada masa ini, terjadi ''[[An-Nahdah]]'' atau kebangkitan budaya di dunia Arab, dan karya-karya Ibnu Rusyd menjadi inspirasi untuk memodernkan tradisi intelektual umat Islam.{{sfn|Leaman|2002|p=28}}
 
== Dalam budaya populer ==
Baris 153 ⟶ 156:
Nama Ibnu Rusyd (atau Averroes) dipakai untuk [[genus]] tanaman ''[[Averrhoa]]''. Genus ini dikenali dengan dua tanamannya yang masyhur, yaitu [[belimbing sayur]] dan [[belimbing|belimbing biasa]].{{sfn|Quattrocchi|1999|p=241}} Selain itu pula, ada [[kawah bulan]] bernama [[Ibn-Rushd (kawah bulan)|Ibn-Rushd]] dan [[asteroid]] [[8318 Averroes]].{{sfn|Solar System Dynamics|2009}}{{sfn|Blue|2007}}
 
== CatatanKeterangan ==
{{notelist}}
{{clear}}
 
== Referensi ==
Baris 167 ⟶ 171:
*{{cite book |title=Seratus Muslim Terkemuka |first=Jamil |last=Ahmad |year=2009 |publisher=Pustaka Firdaus |location=[[Jakarta]] |isbn=979-541-172-1 |ref=harv |translator=Tim penerjemah Pustaka Firdaus}}
*{{cite encyclopedia |title=Ibn Rushd|first=Roger|last=Arnaldez | authorlink=Roger Arnaldez|encyclopedia=[[The Encyclopaedia of Islam]], New Edition |volume=Vol. III: H-Iram |date=1986 |publisher=[[Brill Publishers|Brill]] and Luzac & co. | location=[[Leiden]] dan [[London]]| ref=harv|url=https://dx.doi.org/10.1163/1573-3912_islam_COM_0340|editors=B. Lewis, V.L. Menage, Ch. Pellat dan J. Schacht|isbn=90-04-08118-6|pp=909–920|doi=10.1163/1573-3912_islam_COM_0340|language=en}}
*{{cite book |title=Tauhid & Sains: Esai-esai tentang Sejarah dan Filsafat Sains Islam|first=Osman|last=Bakar |year=1994 |publisher=Pustaka Hidayah |location=[[Jakarta]]|ref=harv}}
* {{cite encyclopedia | last = Blue | first = Jennifer | date = 2007 | title= Ibn-Rushd on Moon | encyclopedia = Gazetteer of Planetary Nomenclature | publisher = [[United States Geological Survey|USGS]] | url = https://planetarynames.wr.usgs.gov/Feature/2636 | ref = harv }}
* {{cite journal|first1=Deniz|last1=Belen|first2=Hayrunnisa|last2=Bolay|title=Averroës in The school of Athens: a Renaissance man and his contribution to Western thought and neuroscience|doi=10.1227/01.NEU.0000338262.42326.A1 | journal=Neurosurgery| volume=64 |issue=2 | date=2009 |pages=374–381 |publisher=[[Oxford University Press]]|language=en |ref=harv}}
Baris 187 ⟶ 192:
* {{cite book|ref=harv|last=Wohlman|first=Avital|title=Al-Ghazali, Averroes and the Interpretation of the Qur'an: Common Sense and Philosophy in Islam|url=https://books.google.com/books?id=P0GMAgAAQBAJ|date=4 December 2009|publisher=Routledge|isbn=978-1-135-22444-8|location=London dan New York|language=en}}
* {{cite encyclopedia|title=Averroës|first=Erwin I.J.|last=Rosenthal|encyclopedia=Encyclopædia Britannica|publisher=Encyclopædia Britannica, inc.|date=26 December 2017|url=https://www.britannica.com/biography/Averroes|ref=harv |language=en}}
* {{cite journal|last1=Zarkasyi|first1=Hamid Fahmi|last2=Zarkasyi|first2=Amal Fathullah|last3=Prayogo |first3=Tony Ilham|last4=Da'i|first4=Rahmat Ardi Nur Rifa|title=Ibn Rushd's Intellectual Strategies on Islamic Theology|doi=10.22373/jiif.v20i1.5786|publisher=[[Universitas Islam Negeri Ar-Raniry]]|date=2020|volume=20|issue=1|journal=Jurnal Ilmiah Islam Futura|pp=19-34|url=https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/islamfutura/article/view/5786|ref=harv}}
{{refend}}
 
Baris 198 ⟶ 204:
[[Kategori:Cendekiawan Muslim]]
[[Kategori:Cendekiawan Al-Andalus]]
[[Kategori:Cendekiawan Muslim Sunni]]
[[Kategori:Muslim]]
[[Kategori:Ahli Tafsir]]