Pala: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Salwa HS (bicara | kontrib)
Berbagai penambahan hingga analisis kandungan produk yang dihasilkan oleh pala
Mitgatvm Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: + Tracheophyta (01/06/2024)
 
(45 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{forUntuk|Bekas negara di Asia|Pala (Anatolia)}}
{{Taxobox
| color = lightgreen
| name = Pala
| image =Myristica_fragrans_-_Köhler–s_Medizinal-Pflanzen-097.jpg| image_width = 250px
| image_caption = ''Pala''
| regnum = [[Plantae]]
| unranked_subregnum = [[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]
| divisio = [[Magnoliophyta]]
| unranked_divisio = [[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]
| classis = [[Magnoliopsida]]
| unranked_classis = [[Magnoliid]]
| ordo = [[Magnoliales]]
| familia = [[Myristicaceae]]
| genus = '''''[[Myristica''']]''
| species = '''''M. fragrans'''''
| binomial = '''''Myristica fragrans'''''
}}
'''Pala''' (''Myristica fragrans'') merupakan tumbuhan berupa [[pohon]] yang berasal dari kepulauan [[Banda]], [[Maluku]]. Akibat nilainya yang tinggi sebagai [[rempah-rempah]], [[buah]] dan [[biji]] pala telah menjadi komoditikomoditas perdagangan yang penting sejak masa [[Romawi]]. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya [[Plinius]] "Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti [[Mauritius]] dan [[Karibia]] ([[Grenada]]). Istilah '''pala''' juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.
 
Tumbuhan ini berumah dua (''dioecious'') sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti [[lemon]], berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung [[minyak atsiri]] pada daging buahnya. Bila masakmatang, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna putih ketika masih muda dan berwarna coklat gelap apabila sudah matang.
 
PalaPemanfaatan buah pala bisa dipanenberupa [[biji]], [[salut biji]]nya (''arillus''), dan daging buahnya. Dalam perdagangan, salut biji pala dinamakan '''fuli''', atau dalam bahasa Inggris disebut '''''mace''''', dalam istilah [[farmasi]] disebut ''[[myristicae arillus]]'' atau ''macis''). Daging buah pala dinamakan ''[[myristicae fructus]] cortex''. Tanaman pala merupakan tanaman yang cukup lama pertumbuhannya hingga pemanenan. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9 tahun setelah pohonnya ditanam<ref name=":01">Jasa{{cite SEO.web (2015).|website=Gen Agraris |year=2018 |title=''PanenBudidaya Tanaman Pala'' (online). <nowiki>http|url=https://wwwgenagraris.mikrobagoogle.comid/2015see/07/07/panenbudidaya-tanaman-pala/</nowiki> diakses pada |accessdate=4 April 2019 pukul 22.20.45 WIB.</ref><ref name|archive-date="2019-04-25 |archive-url=https:1">Gen Agraris//web. (2018)archive. ''Budidaya Tanaman Pala'' (online). <nowiki>org/web/20190425031721/https://genagraris.id/see/budidaya-tanaman-pala</nowiki> diakses|dead-url=yes pada 4 April 2019 pukul 20.45 WIB.}}</ref> dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25 tahun. Tumbuhnya dapat mencapai 20m dan usianya bisa mencapai ratusan tahun.
 
Sebelum dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai pala.<!-- Sumber:
Baris 28:
Termasuk tumbuhan dari famili Myristicaceae (pala-palaan).
 
Morfologi :
 
Morfologi :
Batang :
Batang :
Pohon tinggi lebih kurang 10 meter,batang tegak,berkayu,warna putih kotor,
Daun :
daun tunggal,bentuk lonjong,ujung dan pangkal runcing,warna hijau mengkilat.
Bunga :
perbungaan bentuk malai,keluar dari ketiak daun.BunagaBunga jantan berbentuk bola,warna kuning.Biji kecil,bulat telur,selubung biji merah,biji berwarna hitam kecoklatan
Buah :
bulat berkulit kuning jika sudah tua,berdagang putih yang merupakan bahan manisan yang dikenal khas di Bogor.
Biji :
berkulit tipis agak keras berwarna hitam kecoklatan yang dibungkus fuli berwarna merah padam.Isi bijinya putih,bila dikeringkan menjadi kecoklatan gelap dengan aroma khas mirip cengkih.
 
ANATOMY
 
Pohon dengan buah yang berwarna yang khas dengan getah merah,mengandung minyak,mesophytic,daun pohon selalu hijau,pengubah berpilin ke distichous,kasar,bercabang,tidak memiliki sarung pelindung tapi kadang punya,bau harum/tanpa bau,sederhana,keseluruhan berupa selaput tipis,daun muda pada tangkai berurat,memiliki daun tambahan,memiliki tepi daun yang khasd,daun tanpa meristem basal
 
BIJI
Struktur kulit biji terbentuk dari kedua integument,tersusun atas selapis sel epidermis berdinding tebal,sel sel parenkimatis,selapis sel malpigi dan lapisan makrosklereida yang lebih panjang.Arilus berasal dari daerah pangkal funikulus,tersusun atas selapis sel epidermis di bagian luar dan sel-sel parenkimdiantaranya dengan banyak sel-sel sekresi dan berkas pengangkut yang tersebar.Nuselus berkembang menjadi perisperm sekunder yang melipat ke bagian dalam kandung lembaga menembus endosperm.Endosperm tipe selular dan pada akhir perkembangan menjadi tipe ruminat.Embrio dengan suspensor haustoria yang berbentuk seperti sayap menembus perisperm dan endosperm.
 
DAUN
Helaian daun biasanya dilengkapi lubang sekretori,lubang sekretori mengandung minyak.Mesofil dilengkapi dengan sel minyak ethereal berbentuk bulat.Memiliki sklerenkim idioblast atau tanpa sklerenkim idioblast.
 
BATANG
Terdapat kambium gabus pada awal/permukaan tipis.Tangkai pohon bilacunar/unilacunar,tanpa floem internal,bahan pengental sekunder mengembang,floem sekunder membuat stratifikasi ke dalam daerah yang keras (berserat dan daerah yang lunak (parenkim) atau tidak membuat stratifikasi,xilemretikulum terlubangu dengan serat libriform,dinding felariform,sederhana, parenkim sebagian besar paratracheal,plastid tipe-s,berkas pengangkut dengan sekat atau tanpa sekat.
 
BUNGA
Putik dari Myristica fragrans bercabang dan punya bentuk lonceng,tiga buah selaput,Gynoecium terdiri dari sebuah bakal biji yang terletak di dekat gynophore,terdapat kantong basal tunggal,anatroupus bakal biji,tepi bakal buah berlekatan satu sama lain tapi tidak bersatu.susunan bunga di tangkai ,berhubungan dengan bunga,buah dan ilmu bentuk kata benih,bunga terkumpul,susunan bunga di tangkai,dalam cymes,dalam fascicles,dalam rangkaian,dalam kepala.Unit susunan bunga di ujung tangkai cymose,atau racemose.Susunan bunga di ketiak,bunga bercabang(daun kecil pada bunga yang pada umumnya kecil,pada umumnya 3 merous,siklik.
Dalam putik pedicel stele,selalu menimbulkan jejak yang vaskuler pada cabang dan perrianth,menuju ke gynophore kemudian ke dinding gynoecium,dimana mereka memberikan kenaikan kedua cabang hingga batas luar dan pada suatu tingkat lebih tinggi kepada pusat tersebut.
 
KANDUNGAN KIMIA
Tidak sianogenik,alkaloida ada juga yang tidak,iridoids tidak terdeteksi,terdapat proanthocyanidins,cyaniding,terdapat flavonols,kaempferol dan quercetin,tidak terdapat asam ellagic
-->
 
Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, [[puding]], saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti [[eggnog]]). Minyaknya juga dipakai sebagai campuran parfum atau sabun. Selain itu, tanaman ini juga kaya akan manfaat, diantaranya buah pala yang terdiri dari kulitnya dapat dijadikan bahan tambahan obat pengusir nyamuk; dagingnya yang mengandung banyak nutrisi dapat dijadikan bahan dasar pembuatan berbagai jenis makanan dan minuman seperti manisan, sirup, dan permen; biji dan fulinya sering dijadikan sebagai bahan utama pembuatan minyak atsiri; begitu juga dengan daunnya, namun pada daging buahnya pun sering dijadikan bahan baku minyak atsiri.<ref name="Chapman2007">Xiang,{{cite Jia.book|author=Pat (2014).Chapman|title=India ''Pala,Food Kulitand danCooking: BijinyaThe punUltimate DapatBook Dimanfaatkan''on (online).Indian <nowiki>httpCuisine|url=https://wwwbooks.allfresh.cogoogle.com/books?id/daily=orHWFRMKf4EC|year=2007|publisher=New Holland Publishers|isbn=978-information/daily1-tips/pala84537-kulit619-dan2|page=16}}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-bijinya-pun-dapat-dimanfaatkanattempted=yes }}</nowikiref><ref>{{cite diaksesbook pada|url=https://books.google.co.id/books?isbn=9797583457 4|title=Terampil AprilBerkreasi 2019|page=120 pukul|author= 00.39|publisher=Grafindo WIB.<brMedia />Pratama |year=}}</ref>
 
== Kondisi optimal untuk tumbuh dan pembibitan ==
Tanaman pala secara umum dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian sekitar 0-700 mdpl dengan kebutuhan curah hujan yang cukup tinggi yaitu 2000-3500 2000–3500&nbsp;mm/tahunnya dan kelembapan udara sekitar 50-80 %. Tanaman ini dapat tumbuh biasanya hingga ketinggian pohon 5-15 meter atau bahkan dapat mencapai 30 meter. Pala cocok tumbuh pada suhu udara sekitar 20-30<sup>o</sup>C dengan struktur tanah tempat tumbuhnya memiliki rentang yang cukup besar yaitu dari tanah padat hingga berpasir serta memiliki derajat keasaman 5,5 – 7.<ref name=":1" />.
 
Pada pembibitan tanaman pala biasanya dilakukan pengairan setiap 1-2 kali dalam sehari apabila tidak ada hujan sama sekali disertai penyiangan dari tanaman gulma disekitarnya dan juga perlakuan penggemburan tanah. Dilakukan pula penambahan pupuk tanaman seperti pupuk kandang, pupuk kompos, ataupun pupuk anorganik seperti urea setiap 3 bulan sekali. Pemanenan pala dapat dilakukan sebanyak 3 kali dalam satu tahun, yaitu saat awal musim hujan yang memberikan hasil buah pala dengan kualitas paling baik, lalu pertengahan musim hujan dengan biasanya buah pala yang siap panen berjumlah paling banyak diantara periode lainnya, kemudian jumlah pala siap panen menurun dan dapat dipanen pada akhir musim hujan<ref name=":0" />.<ref name=":1" />.
 
== Penyebaran ==
Tanaman pala tersebar pada wilayah atau negara yang memiliki iklim tropis termasuk diantaranya [[Guangdong]] dan [[Yunan]] di Cina, [[Taiwan]], Malaysia, Grenada di Kepulauan Karibia, Kerala di India, [[Sri Lanka]], dan [[Afrika Selatan]], terutama juga di negara asalnya yaitu Indonesia. Pada negara Indonesia, penghasil utama pala ada pada Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, dan Papua. Umur tanaman pala pun cukup panjang bahkan bisa mencapai 100 tahun.<ref>Jaiswal P, Kumar P, Singh VK, Singh DK. (2009). Biological effects of ''Myristica fragrans''. ''Annu Rev Biomed Sci''. 11:21–29.</ref><ref>Nurfitriana, Siti. (2013). ''Pala: si Kecil Kaya Manfaat'' (online). <nowiki>https://www.kompasiana.com/sitinurfitriana/551b96d8813311263d9de176/pala-si-kecil-kaya-manfaat</nowiki> diakses pada 4 April 2019 pukul 22.01 WIB.</ref>.
 
== Pala di Indonesia ==
Indonesia memasok sekitar 60% dari total kebutuhan pasar pala dunia setiap tahunnya. Jawa Barat merupakan salah satu daerah sentra produksi pala pada tahun 2008 saja tercatat luas areal tanaman pala sekitar 4049 hektar dengan produksi 778 ton dan rata-rata produktivitas tanaman 359 &nbsp;kg/hektar dimana angka tersebut lebih tinggi dibanding produktivitas tanaman pala nasional. Kabupaten Sukabumi dan Bogor merupakan wilayah dengan produksi pala terbesar di Jawa Barat. Selain itu, di Jawa Barat pula telah banyak industri pengolahan pala yang lebih berkembang pesat dibanding daerah lainnya, diantaranya adalah minyak atsiri dan [[Manisan buah|manisan pala]] <ref>Bustaman, S. (2008). Prospek Pengembangan Minyak Pala Banda Sebagai Komoditas Ekspor Maluku. ''Jurnal Litbang Pertanian'', 27(3): 93 – 98.</ref><ref>Sudjarmoko, B. (2010).   Kelayakan Pengusahaan Pala di Jawa Barat. ''Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri- Buletin RISTRI''. 1(5). 217-226.</ref>
 
== Minyak Atsiri Pala dan Analisis Kandungannya ==
[[Berkas:Nutmeg fruit with mace.jpg|jmpl|Buah Pala]]
Produk utama dari tanaman pala adalah minyak atsiri yang dapat dihasilkan melalui penyulingan dari bahan baku berupa daging buah, biji, dan fuli pala. Pada minyak atsiri mengandung berbagai senyawa, yang paling banyak dan menjadi ciri khas adalah ''myristicin''<ref name=":2">Mancha A., & Fuentes J., 2008. Evaluation of the health beneficial properties of the aromatic ether Myristicin, a volatile oil derived from various plants sources. The University of Texas-Pan American 1201 W. University Drive Edinburg, Texas 78539. www.agonline.tamu.edu/Myristicin_Nov9_330PM.ppt - Amerika Serikat, diakses pada 27 Februari 2009.</ref>''.'' Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 06-2388-2006) syarat kadar ''myristicin''  dalam minyak atsiri pala minimal 10%. ''Myristicin'' sebenarnya dapat dijadikan sebagai agen [[insektisida]], penambah rasa pada rokok, ''chemopreventive'' dan ''hepatoprotective,'' namun senyawa ini dapat memberikan efek halusinasi yang sama seperti narkotik. Seiring perkembangan zaman, minyak atsiri pala ini bahkan dijadikan sebagai bahan baku aromaterapi yang bersifat menghilangkan stress karena adanya kandung ''myristicin''-nya. Kandungan ''myristicin''  lebih tinggi kadarnya pada daging buah pala dibandingkan dengan biji dan fulinya.<ref name=":2" />.
 
Pada SNI 06-2388-2006 pun didapati adanya syarat lain yang harus dimiliki oleh minyak atsiri pala, diantaranya adalah nilai rata-rata indeks bias pada suhu 20<sup>o</sup>C harus berkisar pada rentang 1,475-1,485. Minyak atsiri pala harus memiliki bau khas pala dengan memiliki warna dari tidak berwarna hingga kuning muda dengan berat jenis 20<sup>o</sup>C/20<sup>o</sup>C pada rentang 0,885-0,907. Minyak atsiri pala pun harus larut dengan sempurna dan tetap jernih pada etanol 90% dengan rentang 1:1-1:3. Kelarutan minyak atsiri pada etanol 90% sangat berkaitan dengan jenis komponen kimia yang terkandung didalamnya. Kandungan senyawa terpen teroksigenisasi seperti α-terpineol dam terpinen-4-ol banyak terkandung daladalam minyak atsiri pala.Senyawa terpen teroksigenisasi lebih mudah larut dalam alkohol dibanding terpen, sehingga semakin tinggi kandungan terpen maka semakin rendah daya larutnya<ref name=":3">Sipahelut, Sophia & Telussa, Ivonne. (2011). Karakteristik Minyak Atsiri Dari Daging Buah Pala Melalui Beberapa Teknologi Proses. ''Jurnal Teknologi Hasil Pertanian.'' 4(2): 134.</ref>
 
Telah dilakukan beberapa analisis kandungan senyawa dalam minyak atsiri pala salah satunya dengan pendekatan metabolomik. Analisis dilakukan pada minyak atsiri pala yang berasal dari daging buah menggunakan instrumen ''Gas chromatography–mass spectrometry'' (GC-MS) oleh Sipahelut dan Telussa pada tahun 2011. Didapati adanya 21 senyawa yang teridentifikasi diantaranya sebagai berikut<ref>{{Cite journal|last=Sipahelut|first=Sophia G.|last2=Telussa|first2=Ivonne|date=2011-08-01|title=KARAKTERISTIK MINYAK ATSIRI DARI DAGING BUAH PALA MELALUI BEBERAPA TEKNOLOGI PROSES|url=https://jurnal.uns.ac.id/ilmupangan/article/view/13582|journal=Jurnal Teknologi Hasil Pertanian|language=en-US|volume=4|issue=2|issn=2614-7920}}</ref>.
 
# α-thujene
Baris 102 ⟶ 94:
# Myristicin
 
Mutu dan rendemen minyak atsiri dapat ditentukan distilasi atau penyulingannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ''[[myristicin]]'' merupakan senyawa ciri khas dan menjadi karakteristik utama dalam minyak atsiri pala dengan titik didih paling tinggi diantara senyawa lainnya yaitu 276,5<sup>o</sup>C, paling tinggi diantara senyawa lainnya. Peningkatan mutu minyak atsiri dapat memanfaatkan pendekatan [[metabolomik]], contohnya dengan membandingkan kadar ''myristicin'' juga senyawa lainnya pada berbagai metode distilasi, contohnyaseperti distilasi air dan air-uap. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sipahelut dan Telussa pada tahun 2011, metode penyulingan minyak atsiri pala dengan distilasi air menghasilkan lebih banyak ''myristicin'' yang terekstraksi karena bahan dasar mengalami kontak langsung dengan air mendidih sehingga senyawa lebih mudah keluar dari jaringan bahan. Maka dari itu, mutu minyak atsiri pala dapat dimaksimalkan salah satunya dengan peningkatan kadar ''myristicin'' terkekstraksi menggunakan distilasi air.<ref name=":3" />.
(Selengkapnya dapat dilihat pada artikel [https://jurnal.uns.ac.id/ilmupangan/article/view/13582/11324]).
 
Mutu dan rendemen minyak atsiri dapat ditentukan distilasi atau penyulingannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ''myristicin'' merupakan senyawa ciri khas dan menjadi karakteristik utama dalam minyak atsiri pala dengan titik didih paling tinggi diantara senyawa lainnya yaitu 276,5<sup>o</sup>C. Peningkatan mutu minyak atsiri dapat memanfaatkan pendekatan metabolomik, contohnya dengan membandingkan kadar ''myristicin'' juga senyawa lainnya pada berbagai metode distilasi, contohnya distilasi air dan air-uap. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sipahelut dan Telussa pada tahun 2011, metode penyulingan minyak atsiri pala dengan distilasi air menghasilkan lebih banyak ''myristicin'' yang terekstraksi karena bahan dasar kontak langsung dengan air mendidih sehingga senyawa lebih mudah keluar dari jaringan bahan. Maka dari itu, mutu minyak atsiri pala dapat dimaksimalkan salah satunya dengan peningkatan kadar ''myristicin'' terkekstraksi menggunakan distilasi air<ref name=":3" />.
 
== Referensi ==
Baris 116 ⟶ 106:
Berkas:Menjemur fuli.JPG|Fuli, setelah dilepaskan dari biji
Berkas:Muscade.jpg|Biji pala sebagai rempah-rempah
Berkas:Nutmeg ready.jpg|Pala baru dibuka dari [[Tanzania]]
</gallery>
{{clear}}
Baris 123 ⟶ 114:
 
{{rempah-rempah}}
{{bahan-masakan-stub}}
 
{{Hasil hutan non-kayu}}
 
{{Taxonbar|from=Q83165}}
 
[[Kategori:Rempah-rempah]]
[[Kategori:Myristicaceae]]
[[Kategori:Hasil hutan non-kayu]]
[[Kategori:MyristicaceaeMyristica]]
[[Kategori:Tumbuhan obat]]
 
[[it:Myristica fragrans#Seme]]