Karet: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ] |
Badak Jawa (bicara | kontrib) k Mengembalikan suntingan oleh 103.80.89.114 (bicara) ke revisi terakhir oleh EditorPKY Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(45 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Latex dripping.JPG|jmpl|200px|Lateks karet tengah disadap.]]
'''Karet''' adalah [[polimer]] [[hidrokarbon]] yang terkandung pada [[lateks]] beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah [[para]] atau ''[[Hevea brasiliensis]]'' (suku [[Euphorbiaceae]]). Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan [[Getah lateks|''getah lateks'']] dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku [[Moraceae|ara-araan]] (misalnya [[beringin]]), [[Sapotaceae|sawo-sawoan]] (misalnya [[getah perca]] dan [[sawo manila]]), [[Euphorbiaceae]] lainnya, serta [[dandelion]].
Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran (''guttapercha''), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk [[permen karet]] (''[[chicle]]''). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam industri perkaretan. [[Berkas:KITLV A1134 - Rubbertapper aan het werk in Djambi, KITLV 83121.tiff|jmpl|200px|Penyadap karet di [[Jambi]], Sekitar tahun (1920)]]
== Biokimia ==
Karet adalah polimer dari satuan isoprena (politerpena) yang tersusun dari 5000 hingga 10.000 satuan dalam rantai tanpa cabang. Diduga kuat, tiga ikatan pertama bersifat [[isomer|trans]] dan selanjutnya cis. Senyawa ini terkandung pada lateks pohon penghasilnya. Pada suhu normal, karet tidak berbentuk (amorf). Pada suhu rendah ia akan mengkristal. Dengan meningkatnya suhu, karet akan mengembang, searah dengan sumbu panjangnya. Penurunan [[suhu]] akan mengembalikan keadaan mengembang ini. Inilah alasan mengapa karet bersifat elastik.
== Biosintesis ==
Lateks dibentuk pada permukaan benda-benda kecil (disebut "badan karet") berbentuk bulat berukuran 5
== Budidaya tanaman karet ==
Kebanyakan karet komersial berasal dari getah pohon para karet (''para rubber tree)'' atau ''Hevea brasiliensis. Hevea brasiliensis'' berasal dari Brazilia, Amerika Selatan, mulai dibudidayakan di Sumatera Utara pada tahun 1903 dan di Jawa pada tahun 1906. Tanaman ini berasal dari sedikit semai yang dikirimkan dari Inggris ke Bogor pada tahun 1876, sedangkan semai-semai tersebut berasal dari biji karet yang dikumpulkan oleh H. A. Wickman, kewarganegaraan Inggris, dari wilayah antara Sungai Tapajoz dan Sungai Medeira di tengah Lembah Amazon.<ref>Semangun. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Yogyakarta
=== Tanaman karet ===
Tanaman karet memiliki perakaran yang ekstensif, akar tunggangnya mampu tumbuh menembus tanah sampai 2 m, sedangkan
* kulit keras, terdiri dari lapisan gabus, kambium gabus, lapisan sel batu;
Baris 23 ⟶ 24:
* kayu/xylem.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://budidayatanaman-perkebunan.blogspot.com/2014/08/budidaya-tanaman-karet-1.html|title=TANAMAN PERKEBUNAN: Teknik Budidaya Tanaman Karet (1)|last=Ty|first=Yana|date=Rabu, 27 Agustus 2014|website=TANAMAN PERKEBUNAN|access-date=2019-04-25}}</ref>
Pembuluh lateks melingkar di dalam jaringan floem seperti spiral, membentuk sudut 3,7<sup>0</sup> - 5<sup>0</sup> terhadap garis vertikal dari kanan (atas) ke kiri (bawah). Daun tanaman karet merupakan daun majemuk, dimana satu tangkai daun umumnya memiliki 3-5 anak daun. Tangkai daun panjangnya
=== Karakterisasi pertumbuhan tanaman karet ===
==== Kondisi geografis ====
Tanaman karet adalah tanaman daerah tropis. Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zona antara 15<sup>0</sup> LS dan 15<sup>0</sup> LS. Bila di tanam di luar zone tersebut, sehingga memulai pertumbuhannya pun lebih lambat, sehingga memulai produksinya pun lebih lambat
Tanaman karet banyak ditanam pada ketinggian
Tanaman karet tumbuh baik pada lintang 6<sup>o</sup> LU - 6<sup>o</sup> LS, namun masih bisa tumbuh baik pada lintang 10<sup>o</sup> LU - 10<sup>o</sup> LS.
Tanaman karet dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan kemiringan tanah kurang dari 10%. Kedalaman efektif lebih dari 100
==== Waktu ====
Waktu yang tepat untuk menanam karet adalah saat musim penghujan sehingga intensitas penyiraman bisa dikurangi. Bibit yang sudah siap ditanam adalah bibit yang mempunyai payung daun terakhir yang sudah tua. Bibit diletakkan di bagian tengan lubang tanam dan ditimbun dengan tanah. Setiap 1-2 minggu, pemeriksaan bibit perlu dilakukan sehingga bibit yang mati bisa segera diganti untuk mempertahankan populasi tanaman karet. Penyulaman dilakukan guna mengganti bibit yang tidak tumbuh baik selama proses pertumbuhan di media tanam.
=== Pemanenan ===
[[Berkas:Hutan_Karet.jpg|jmpl|300px|Hutan karet di Pegunungan Gumitir, [[Jember]], [[Jawa Timur]].]]
Lateks diperoleh dengan melukai kulit batangnya sehingga keluar cairan kental yang kemudian ditampung. Cairan ini keluar akibat tekanan turgor dalam sel yang terbebaskan akibat pelukaan. Aliran berhenti apabila semua isi sel telah "habis" dan luka tertutup oleh lateks yang membeku.<ref>Ali, Farida; Astuti, Wulan N; Chairani, Nahdia.
</ref>
=== Penyadapan ===
Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon. Matang sadap pohon tercapai apabila sudah mampu diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan berdasarkan “umur dan lilit batang”. Diameter untuk pohon yang layak sadap sedikitnya 45
Penyadapan dilakukan dengan memotong kulit pohon karet sampai batas kambium dengan menggunakan pisau sadap. Jika penyadapan terlalu dalam dapat membahayakan kesehatan tanaman, dan juga untuk mempercepat kesembuhan luka sayatan maka diharapkan sadapan tidak menyentuh kayu (xilem) akan tetapi paling dalam 1,5
Sadapan dilakukan dengan memotong kulit kayu dari kiri atas ke kanan bawah dengan sudut kemiringan 30˚ dari horizontal dengan menggunakan pisau sadap yang berbentuk V. Semakin dalam sadapan akan menghasilkan banyak lateks. Pada proses penyadapan perlu dilakukan pengirisan. Bentuk irisan berupa saluran kecil, melingkar batang arah miring ke bawah. Melalui saluran irisan ini akan mengalir lateks selama 1-2 jam. Sesudah itu lateks akan mengental. Lateks
Waktu penyadapan yang baik adalah jam 5.00 – 7.30 pagi dengan dasar pemikirannya: Jumlah lateks yang keluar dan kecepatan aliran lateks dipengaruhi oleh tekanan turgor sel Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar, kemudian menurun bila hari semakin siang Pelaksanaan penyadapan dapat dilakukan dengan baik bila hari sudah cukup terang.
Tanda-tanda kebun mulai disadap adalah umur rata-rata 6 tahun atau 55% dari areal 1 hektar sudah mencapai lingkar batang 45 Cm sampai dengan 50 Cm. Disadap berselang 1 hari atau 2 hari setengah lingkar batang, denga sistem sadapan/rumus S2-D2 atau S2-D3 hari.
Waktu bukaan sadap adalah 2 kali setahun yaitu, pada (a) permulaan musim hujan (Juni) dan (b) permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober). Oleh karena itu, tidak secara otomatis tanaman yang sudah matang sadap lalu langsung disadap, tetapi harus menunggu waktu tersebut di atas tiba.
== Penemuan ==
Baris 78:
== Manfaat ==
Karet adalah bahan utama pembuatan
== Komoditas ==
Karet merupakan salah satu komoditas terbesar Indonesia setelah minyak kelapa sawit, dan 85% produksinya dilakukan oleh petani kecil. Karet terdiri dari polimer senyawa organik isoprena, senyawa organik lainnya dan air.<ref>{{Cite book|title=Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry|url=http://doi.wiley.com/10.1002/14356007.a23_225|publisher=Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA|date=2000-06-15|location=Weinheim, Germany|isbn=9783527306732|doi=10.1002/14356007.a23_225|language=en|first=Heinz-Hermann|last=Greve|editor-last=Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA}}</ref> Kebanyakan karet komersial berasal dari getah pohon para karet (''para rubber tree)'' atau ''Hevea brasiliensis.''
Sebagai produsen karet terbesar kedua di dunia, jumlah suplai karet Indonesia penting untuk pasar global. Sejak tahun
Total luas perkebunan karet Indonesia telah meningkat secara stabil selama satu dekade terakhir.
▲2. Sumatra Utara
▲3. Riau
▲4. Jambi
▲5. Kalimantan Barat <ref name=":2">{{Cite web|url=https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/karet/item185|title=Karet {{!}} Indonesia Investments|website=www.indonesia-investments.com|access-date=2019-04-25}}</ref>
▲Total luas perkebunan karet Indonesia telah meningkat secara stabil selama satu dekade terakhir. Di tahun 2015, perkebunan karet di negara ini mencapai luas total 3,65 juta hektar. Karena prospek industri karet positif, telah ada peralihan dari perkebunan-perkebunan komoditi seperti kakao, kopi dan teh, menjadi perkebunan-perkebunan kelapa sawit dan karet. Jumlah perkebunan karet milik petani kecil telah meningkat, sementara perkebunan Pemerintah dan swasta telah agak berkurang, kemungkinan karena perpindahan fokus ke kelapa sawit. <ref name=":2" />
Sekitar 85% dari produksi karet Indonesia diekspor. Hampir setengah dari karet yang diekspor ini dikirimkan ke negara-negara Asia lain, diikuti oleh negara-negara di Amerika Utara dan Eropa. Lima negara yang paling banyak mengimpor karet dari Indonesia adalah Amerika Serikat (AS), Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, Singapura, dan Brazil. Konsumsi karet domestik kebanyakan diserap oleh industri-industri manufaktur Indonesia (terutama sektor otomotif).<ref name=":2" />
Di Jawa Barat sendiri, menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat,<ref>{{Cite web|url=https://jabar.bps.go.id/statictable/2018/03/29/522/luas-dan-produksi-tanaman-karet-menurut-kepemilikan-di-jawa-barat-2016.html|title=Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat|website=jabar.bps.go.id|access-date=2019-04-25}}</ref>
Dibandingkan dengan negara-negara kompetitor penghasil karet yang lain, Indonesia memiliki level produktivitas per hektar yang rendah. Hal ini ikut disebabkan oleh fakta bahwa usia pohon-pohon karet di Indonesia umumnya sudah tua dikombinasikan dengan
== Produk karet ==
Baris 107 ⟶ 103:
=== Produk primer ===
Produk primer dari tanaman karet adalah karet alam. Karet alam sudah banyak diperdagangkan untuk kegunaannya sebagai bahan mentah dalam sejumlah produk. Pada hari ini lebih dari 90% karet di dunia berasal dari Asia Tenggara.
Kultivasi dari karet sendiri memiliki konsekuensi dari segi ekonomi, sosial dan ekologi. Resiko dari segi sosialnya yaitu berupa ''land grabbing'' (contohnya di Laos, Kamboja), pekerja anak (contohnya di Kamboja, Laos, Myanmar), pekerja paksa (Myanmar), penghasilan rendah, kesehatan pekerja akibat terpapar zat kimia, dan kesehatan konsumen akhir (alergi lateks). Dari segi ekonomi terdapat beberapa
==== Standar kualitas produk primer ====
Produk utama dari tanaman karet yaitu karet alam. Kualitas karet alam diatur oleh Badan Standar Nasional (BSN) melalui Standard Indonesian Rubber (SIR) pada tahun 1999.<ref>Badan Standar Nasional. 1999. Standard Indonesian Rubber. SNI 06-1903-2000</ref> Standard Indonesian Rubber adalah karet alam yang diperoleh dengan pengolahan bahan olah karet yang berasal dari getah batang pohon ''Hevea Brasiliensis'' secara mekanis dengan atau tanpa kimia, serta mutunya ditentukan secara spesifikasi teknis.
SIR digolongkan dalam 9 jenis mutu yaitu
* SIR 3 CV (
* SIR 3 L (
* SIR 3 WF (
* SIR LoV (low viscosity)
* SIR 5
Baris 128 ⟶ 124:
Perbedaannya adalah pada tingkat kadar kotoran, dan pada bahan olahan yang dipakai. SIR 3 CV, SIR 3 L dan SIR 3 WF berasal dari lateks kebun. SIR 5 berasal dari karet lembaran dan/atau koagulum segar. SIR 10, SIR 10 CV/VK, SIR 20, SIR 20 CV/VK dibuat dari koagulum lapangan.<ref>Badan Standar Nasional. 2011. Karet Spesifikasi Teknis. SNI 1903-2011.</ref>
Untuk memilih jenis bahan olah yang sesuai dengan rencana produksi, produsen SIR dapat berpedoman kepada SNI 06-2047 revisi terakhir (Standar Bahan Olah Karet
=== Produk sekunder ===
Baris 142 ⟶ 138:
==== Standar kualitas produk sekunder ====
Untuk
== Kajian metabolomik ==
Kajian metabolomik yang telah dilakukan dalam komoditas ini yaitu penentuan pengaruh dari batang bawah (''rootstock'') terhadap anakan ''Hevea brasiliensis'' melalui analisis metabolit sampel lateks dengan NMR. Dalam penelitian Nascimento, et al, 2011,<ref>Nascimento, Eduardo Sanches Pereira do; Oliveira, Clayton Rodrigues de; Souza Gonçalves, Paulo de; Costa, Reginaldo Brito da; Rogério Manoel Biagi Moreno; Mattoso, Luiz Henrique Capparelli; Ferreira, Antonio Gilberto. 2011. Effect of rootstock on the scion of ''Hevea brasiliensis'' through metabolic analysis of latex samples by 1H NMR. ''Crop Breeding and Applied Biotechnology'' S1
Permasalahan dalam produksi karet adalah lamanya waktu produksi. Pohon karet baru dapat disadap setelah berumur 5-6 tahun, sehingga untuk produksinya perlu menunggu waktu 6 tahun dari penanamannya. Untuk itu dilakukan pencarian sumber alternatif untuk produksi karet selain ''Hevea brasiliensis''. Karet dari tanaman tersebut memiliki struktur molekul yang kuat dan massa molekul yang tinggi, sehingga karet ini menunjukkan performa yang baik yang tidak dapat ditiru oleh polimer sintetik. Performa yang baik tersebut meliputi kelentingan, elastisitas, resistensi terhadap abrasi, pembuangan panas yang efisien, dan memengaruhi resistensi. Sarung tangan karet untuk medis
== Lihat pula ==
{{portal|Pertanian}}
{{Commonscat|Rubber}}▼
* [[Elastisitas]]
* [[Ban]]
* [[Jenis karet]]
* [[Karet lembaran asap bergaris]] (''Ribbed smoke sheet'')
▲{{Commonscat|Rubber}}
== Referensi ==
<references />{{kehutanan}}<references group="^ Hutapea, Ade Prayoga. (7-Jan-2020). " Uji Efektifitas Herbisida Fluroksipir Terhadap Gulma Penting Pada Budidaya Tanaman karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg) Menghasilkan". Repositori Universitas Medan Area. Diakses pada 7 juli 2020." responsive="" />
[[Kategori:Bahan mentah]]
|