<!--{{pp-semi-indef|small=yes}}-->
{{future building}}
{{Infobox airport
| name = Bandar Udara Internasional Yogyakarta
| nativename = {{small|{{lang|en|Yogyakarta International Airport}}<br />{{lang|jv|ꦥꦥꦤ꧀ꦄꦁꦒꦼꦒꦤꦆꦤ꧀ꦠꦼꦂꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ}}}}<br />{{sub|{{transliteration|jv|Papan Anggêgana Internasiyonal Ngayogyakarta}}}}
| nativename = <small>''Yogyakarta International Airport''</small>
| image = Wordmark of Yogyakarta International Airport.png
| nativename-a = {{jav|ꦥꦥꦤ꧀ꦲꦁꦒꦼꦒꦤꦆꦤ꧀ꦠꦼꦂꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ}}<br>{{sub|Papan Anggegana Internasional Yogyakarta}}
| image-width = =250
| imageimage2-width = 250
| image2 = Yogyakartaairportterminal.jpg
| caption =
| IATAcaption = YIA
| ICAOIATA = WAHIYIA
| typeICAO = PublikWAHI
| ownertype = [[Pemerintah Indonesia]] = Publik
| operatorowner-oper = [[Angkasa Pura|PT Angkasa Pura IInjourney]]
| city-served = [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] dan bagian selatan [[Jawa Tengah]]
| location = Kapanéwon Temon, [[Kabupaten Kulon Progo]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Indonesia]]
| opened = {{start date and age|2019|05|06|df=yes}}
| elevation-f = 23
| elevation-mf = 724
| website elevation-m = 7
| pushpin_map website = {{URL|www.yogyakarta-airport.co.id}}
| pushpin_map_captionr1-number = 11/29
| r1-numberlength-m = 11/293,250
| r1-length-fsurface = 10662.7[[Aspal beton|Aspal]]
| r1r2-length-mnumber = 3,250
| r1r2-surfacelength-m = [[Aspal]]
| r2-numbersurface =
| r2metric-length-felev = y
| r2metric-length-mrwy = y
| coordinates = {{coord|-7.907459|110.054480|format=dms|display=inline,title}}
| r2-surface =
| focus_city = {{nowrap|[[Garuda Indonesia]]}}
| metric-elev =
| operating_base = {{nowrap|[[Lion Air]]}}
| metric-rwy =
| timezone = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
| coordinates = {{Coord|-7.898486|110.059579|format=dms|display=inline,title}}
| utc = [[UTC+07:00]]
| opened = {{start date|2019|05|06}} <ref>{{Cite news|url=https://www.inews.id/finance/amp/bandara-yia-kulon-progo-beroperasi-6-mei-2019/533733|title=Bandara Internasional Yogyakarta beroperasi pada 6 Mei 2019|last=Fiansyah|first=Rahmat |date=|work=|newspaper=inews.id|language=id|access-date=2019-03-05|via=}}</ref>
| mapframe = yes
| start1-header =
| start1-data =
| start2-header =
| start2-data =
| hubs =
}}
'''Bandar Udara Internasional Yogyakarta''' atau yang biasa dikenal ({{lang-en|Yogyakarta International Airport}}), ({{lang-jv|ꦥꦥꦤ꧀ꦲꦁꦒꦼꦒꦤꦆꦤ꧀ꦠꦼꦂꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ|Papan Anggegana Internasional Yogyakarta}}) adalah sebuah [[Bandar Udara Internasional]] yang sedang dibangun di Kecamatan Temon, [[Kabupaten Kulonprogo|Kabupaten Kulon Progo]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]].<ref>{{Cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/395270/kulon-progo-calon-tertinggi-lokasi-bandara-yogya|title=Kulon Progo Calon Tertinggi Lokasi Bandara Yogya|last=|first=|date=2012-04-07|work=|newspaper=tempo.co|language=id-ID|access-date=2018-09-16|via=}}</ref> Bandar udara ini direncanakan akan menggantikan [[Bandar Udara Internasional Adisutjipto]] yang sudah tidak mampu lagi menampung kapasitas penumpang dan pesawat.<ref>{{Cite news|url=https://regional.kompas.com/read/2017/01/27/14313961/jokowi.bandara.internasional.yogyakarta.mulai.beroperasi.pada.2019|title=Jokowi: Bandara Internasional Yogyakarta Mulai Beroperasi pada 2019|last=|first=|date=2017-01-27|work=|newspaper=KOMPAS.com|language=id|access-date=2018-09-16|via=}}</ref> Bandar udara ini berdiri di tanah seluas 600 hektar dan diperkirakan menelan biaya Rp6 triliun. Bandara ini akan memiliki terminal seluas 106.500 meter persegi dengan kapasitas 10 juta penumpang per tahun. Selain itu, bandar udara tersebut diperkirakan bakal memiliki hanggar seluas 371.125 meter persegi yang direncanakan bakal sanggup menampung hingga sebanyak 28 unit pesawat.<ref>{{Cite news|url=https://www.merdeka.com/uang/bandara-internasional-kulon-progo-beroperasi-pada-2017.html|title=Bandara Internasional Kulon Progo beroperasi pada 2017|last=Putra|first=Idris Rusadi|date=|work=|newspaper=merdeka.com|language=id|access-date=2018-09-16|via=}}</ref>
{{Contains special characters|Javanese}}
==Transportasi Umum==
* Taksi
• [[Organda DIY]]
• [[Primkopau II]]
* [[Damri]]
• YIA - Yogyakarta (Kantor Damri Cab. Yogyakarta
• YIA - Stasiun Wojo
• YIA - Magelang (Borobudur
• YIA - Kebumen (via Purworejo)
* [[SatelQu]]
• Banjarnegara - Wonosobo - Purworejo - YIA - Adisutjipto
• Cilacap - YIA - Adisutjipto
• Purwokerto - YIA - Adisutjipto
* [[Kereta api Solo Ekspres]]
• Stasiun Kutoarjo - Stasiun Wojo - Stasiun Wates - Stasiun Tugu
'''Bandar Udara Internasional Yogyakarta''' {{airport codes|YIA|WAHI}} adalah sebuah Bandar Udara Internasional yang terletak 45 kilometer dari [[Kota Yogyakarta]] tepatnya di [[Temon, Kulon Progo|Kapanéwon Temon]], [[Kabupaten Kulon Progo|Kulon Progo]].<ref>{{Cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/395270/kulon-progo-calon-tertinggi-lokasi-bandara-yogya|title=Kulon Progo Calon Tertinggi Lokasi Bandara Yogya|last=|first=|date=2012-04-07|work=|newspaper=tempo.co|language=id-ID|access-date=2018-09-16|via=}}</ref> YIA menggantikan [[Bandar Udara Internasional Adisutjipto|Bandar Udara Internasional Adisutjipto (JOG)]] yang sudah tidak mampu lagi menampung kapasitas penumpang dan pesawat.<ref>{{Cite news|last=Damanik|first=Caroline|date=2017-01-27|via=|title=Jokowi: Bandara Internasional Yogyakarta Mulai Beroperasi pada 2019|url=https://regional.kompas.com/read/2017/01/27/14313961/jokowi.bandara.internasional.yogyakarta.mulai.beroperasi.pada.2019|work=[[Kompas.com]]|language=id|publisher=[[KG Media]]|access-date=2018-09-16}}</ref> Bandara YIA melayani penerbangan domestik ke beberapa kota-kota di Indonesia serta penerbangan internasional ke [[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur]] dan [[Bandar Udara Internasional Changi Singapura|Singapura]]. Per 29 April 2024, bandar udara ini merupakan satu-satunya bandar udara internasional untuk Daerah Istimewa Yogyakarta dan seluruh Provinsi [[Jawa Tengah]].
==Maskapai Penerbangan==
Penerbangan komersial perdana ditandai dengan mendaratnya pesawat maskapai [[Citilink]] QG-132 pada 6 Mei 2019 <ref>{{Cite web|last=FIRDAUS|first=HARIS|date=2019-05-06|title=Pesawat Komersial Pertama Mendarat di Bandara Internasional Yogyakarta|url=https://www.kompas.id/baca/utama/2019/05/06/pesawat-komersil-pertama-mendarat-di-bandara-internasional-yogyakarta|website=kompas.id|language=id|access-date=2023-07-01}}</ref>, sementara operasi penuh bandara baru dimulai pada 29 Maret 2020 dengan dipindahkannya seluruh penerbangan berjadwal dari Bandara Internasional Adisutjipto ke bandara ini (kecuali penerbangan dengan pesawat baling-baling, kargo dan non komersial) <ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2020-03-28|title=Bandara YIA Beroperasi Penuh 29 Maret, 168 Penerbangan Pindah dari Yogyakarta ke Kulon Progo Halaman all|url=https://regional.kompas.com/read/2020/03/28/17093801/bandara-yia-beroperasi-penuh-29-maret-168-penerbangan-pindah-dari-yogyakarta|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-07-01}}</ref>.
=== Terminal Penumpang ===
{{Airport-dest-list
|[[Citilink]]| [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma]]}}
Bandara YIA berdiri di tanah seluas 600 hektar dan menelan biaya hingga Rp12 triliun <ref>{{Cite web|last=Okezone|date=2022-12-05|title=Biaya Pembangunan Bandara YIA Habiskan Rp12 Triliun tapi Sepi Penumpang : Okezone Economy|url=https://economy.okezone.com/read/2022/12/05/320/2720888/biaya-pembangunan-bandara-yia-habiskan-rp12-triliun-tapi-sepi-penumpang|website=https://economy.okezone.com/|language=id-ID|access-date=2023-07-01}}</ref>. Pada tahap akhir, YIA direncanakan akan memiliki terminal seluas 210.000 meter persegi dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun dan dilengkapi dengan hanggar seluas 371.125 meter persegi yang sanggup menampung sebanyak 28 unit pesawat. Bandara ini juga dapat menampung pesawat berbadan lebar, seperti [[Boeing 777|B777]], [[Boeing 747|B747]], [[Airbus A380|A380]].<ref>{{Cite news|url=https://www.merdeka.com/uang/bandara-internasional-kulon-progo-beroperasi-pada-2017.html|title=Bandara Internasional Kulon Progo beroperasi pada 2017|last=Putra|first=Idris Rusadi|date=|work=[[Merdeka.com]]|publisher=[[KapanLagi Youniverse]]|language=id|access-date=2018-09-16|via=}}</ref>
== Kontroversi ==
== Arsitektur ==
=== Latar belakang penolakan ===
Bandar Udara Internasional Yogyakarta dibangun dengan arsitektur modern dan desain yang futuristik. Walaupun demikian, bandara ini tetap menonjolkan unsur tradisional dan corak Yogyakarta sebagai [[Daerah Istimewa|daerah istimewa]]. Atap bandara memiliki motif kawung sehingga apabila dilihat dari atas terlihat seperti kain batik. Pada area kedatangan, terdapat miniatur [[Taman Sari Yogyakarta|kolam taman sari]], sementara pada area pengambilan bagasi terdapat tiang-tiang dalam bentuk ''tetanduran'' (tanaman) dengan motif batik.
Warga terdampak berasal dari lima desa, yakni Glagah, Kebonrejo, Palihan, Sindutan, dan Jangkaran.<ref name=":0">{{Cite news|url=https://beritagar.id/artikel/laporan-khas/para-srikandi-penjaga-bumi|title=Para Srikandi Penjaga Bumi|last=Zakaria|first=Anang|date=2016-09-17|work=|newspaper=beritagar.id|language=id|access-date=2018-09-16|via=}}</ref> General Manager (GM) Bandara Adisutjipto, Agus Pandu Purnama, menjelaskan wilayah NYIA meliputi 19 dusun, 2.700 kepala keluarga, dan 4.400 bidang tanah.<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/news/read/3164707/progres-pembangunan-bandara-new-yogyakarta-internasional-airport|title=Progres Pembangunan Bandara New Yogyakarta Internasional Airport|last=|first=|date=|work=|newspaper=liputan6.com|access-date=2018-09-16|via=}}</ref>
Selain itu, berbagai karya seni seperti patung Hamemayu Hayuningrat dan patung Bedhaya Kinjeng Wesi turut meramaikan corak ornamen tradisional yang ada di setiap sudut bandara. Sebanyak 43 seniman terlibat dalam mengisi interior YIA <ref>{{Cite web|last=developer|first=medcom id|date=2020-08-19|title=Unsur Tradisional di Yogyakarta International Airport|url=https://www.medcom.id/rona/wisata-kuliner/0kp09RDk-unsur-tradisional-di-yogyakarta-international-airport|website=medcom.id|language=id|access-date=2023-07-01}}</ref>.
Warga terdampak NYIA mulai mengetahui kabar tentang pembangunan NYIA sejak tahun 2011.<ref>{{Cite journal|last=Sopanudin|first=Akhmad|date=|title=Konflik Lahan Pertanian dalam Pemabangunan Bandara Internasional di Kulon Progo .pdf|url=http://www.academia.edu/30062920/Konflik_Lahan_Pertanian_dalam_Pemabangunan_Bandara_Internasional_di_Kulon_Progo_.pdf|journal=|language=id|volume=|issue=|doi=|pmid=|access-date=}}</ref> Sosialisasi pembangunan NYIA dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan Dinas terkait, PT Angkasa Pura I, dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Kulon Progo pada 2014. Dalam sosialisasi tersebut, wilayah yang terdampak bandara yakni seluas 673 hektare. Ichsanuri, yang pada 2014 menjabat Sekretaris Daerah DIY, menyebutkan adanya informasi tentang mekanisme pembebasan lahan dan rencana pembangunan bandara melalui sosialisasi.<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/bisnis/read/2101311/sosialisasi-bandara-kulonprogo-yogya-mulai-senin-8-september|title=Sosialisasi Bandara Kulonprogo Yogya Mulai Senin 8 September|last=|first=|date=|work=|newspaper=liputan6.com|access-date=2018-09-16|via=}}</ref>
{|
|[[Berkas:Taman Sari Yogyakarta Internasional Airport.png|tepi|nir|jmpl|300x300px|Area kedatangan ]]
|[[Berkas:NYIA lounge.jpg|jmpl|Ruang Tunggu Bandara Internasional Yogyakarta|nir|400x400px]]
|}
== Maskapai penerbangan ==
Penolakan warga terdampak muncul ke media massa sejak adanya unjuk rasa saat sosialisasi berlangsung. Warga yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) datang menyuarakan penolakan di Desa Glagah<ref>{{Cite news|url=https://daerah.sindonews.com/read/902725/22/tolak-bandara-kulon-progo-warga-ancam-turunkan-kades-1411016392|title=Tolak Bandara Kulon Progo, Warga Ancam Turunkan Kades|newspaper=SINDOnews.com|language=id-ID|access-date=2018-09-16}}</ref> dan Palihan<ref>{{Cite news|url=https://daerah.sindonews.com/read/902304/22/warga-kulon-progo-tolak-pembangunan-bandara-1410926599|title=Warga Kulon Progo Tolak Pembangunan Bandara|newspaper=SINDOnews.com|language=id-ID|access-date=2018-09-16}}</ref>. Alasan warga menolak NYIA di antaranya karena pembangunan bandar udara internasional tersebut akan menghilangkan tanah yang menjadi sumber penghidupan mereka sebagai petani. Warga yang menolak mendirikan Wahana Tri Tunggal pada 9 Desember 2012. Anggota WTT adalah petani pemilik lahan, petani penggarap, dan buruh tani.<ref>{{Cite journal|last=Azizi|first=Ahmad Naufal|date=|title=Gerakan Organisasi Wahana Tri Tunggal Melawan Pembangunan Bandara di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta: Jalan Menemukan Kembali Hak Atas Kota|url=http://www.academia.edu/33766657/Gerakan_Organisasi_Wahana_Tri_Tunggal_Melawan_Pembangunan_Bandara_di_Kabupaten_Kulon_Progo_Daerah_Istimewa_Yogyakarta_Jalan_Menemukan_Kembali_Hak_Atas_Kota|journal=|language=id|volume=|issue=|doi=|pmid=|access-date=}}</ref>
{{Airport-dest-list
Kehidupan warga yang sebagian besar merupakan perempuan petani juga mendapat sorotan jurnalis. Di desa Glagah misalnya, dari 2.157 orang, 1.100 orang adalah perempuan yang secara aktif menggarap lahan milik sendiri maupun sebagai buruh tani. Lahan pertanian di wilayah terdampak NYIA terbagi menjadi di sebelah utara Jalan Daendels yang menjadi sawah dan sebelah selatan yang menjadi tegalan. Para perempuan petani ini membentuk Persatuan Perempuan Anti Penggusuran (PPAP) pada tahun 2016.<ref name=":0" />
|[[AirAsia]] |[[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur–Internasional]]
| [[Batik Air]] | [[Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan|Balikpapan]], [[Bandar Udara Kalimarau|Berau]], [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Jakarta–Halim Perdanakusuma]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]]
=== Pembebasan lahan ===
NYIA melibatkan sedikitnya 2.700 kepala keluarga yang terdampak dalam pembebasan lahan.<ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/sistem-konsinyasi-pembebasan-lahan-bandara-yogya-rugikan-masyarakat-cA8E|title=Sistem Konsinyasi Pembebasan Lahan Bandara Yogya Rugikan Masyarakat|last=|first=|date=|work=|newspaper=tirto.id|language=id-ID|access-date=2018-09-16|via=}}</ref> Pembebasan lahan untuk lokasi bandara ini mempergunakan sistem [[konsinyasi]].<ref name=":02">{{Cite web|url=https://tirto.id/dalih-angkasa-pura-i-dan-risiko-awetnya-konflik-bandara-kulon-progo-cA9U|title=Dalih Angkasa Pura I dan Risiko Awetnya Konflik Bandara Kulon Progo - Tirto.ID|last=Idhom|first=Addi M|website=tirto.id|language=id|access-date=2018-07-01}}</ref> Pemilik tanah akan diberikan ganti rugi dengan cara melalui pengadilan pada proses pengadaan lahan untuk proyek yang didukung pemerintah.<ref name=":02" /> Proses pembebasan lahan ini ditentang oleh warga sekitar karena dianggap proses konsinyasi tidak berdasar dengan adanya penolakan untuk proyek tersebut sejak awal.<ref name=":02" />
| [[Citilink]] | [[Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan|Balikpapan]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II|Pekanbaru]]
Paguyuban Warga Penolak Penggusuran Kulon Progo (PWPP-KP) menyatakan bahwa sejak awal warga menolak rencana pembangunan bandara tersebut dengan tanpa syarat sehingga nilai ganti rugi dengan skema konsinyasi tidak berdasar.<ref name=":02" /> Selain itu, tanah yang digunakan untuk pembangunan bandara merupakan lahan pertanian produktif yang menghasilkan buah dan sayur yang dapat menyuplai kebutuhan buah dan sayur di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|DIY]].<ref>{{Cite news|url=http://www.balairungpress.com/2017/12/pembangunan-nyia-hilangkan-lahan-penghidupan-warga/|title=Pembangunan NYIA Hilangkan Lahan Penghidupan Warga|last=|first=|date=2017-12-11|work=|newspaper=Balairungpress|language=id-ID|access-date=2018-09-16|via=}}</ref>
| [[Garuda Indonesia]] | [[Bandar Udara Internasional Ngurah Rai|Denpasar]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]]
Pada tanggal 28 November 2017, Ketua [[Ombudsman Republik Indonesia|Ombudsman RI]] Perwakilan [[Daerah Istimewa Yogyakarta|DIY]], Budi Masturi meminta penundaan pengosongan lahan warga karena sedang melakukan investigasi terkait kemungkinan adanya maladministrasi dalam proses tersebut.<ref name=":02" />
| [[Lion Air]] | [[Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan|Balikpapan]], [[Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor|Banjarmasin]], [[Bandar Udara Internasional Ngurah Rai|Denpasar]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin|Makassar]], [[Bandar Udara Internasional Kualanamu|Medan]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II|Pekanbaru]]
Proses pembebasan lahan ini diwarnai kericuhan yang melukai satu orang warga saat proses pembebasan lahan di Dusun Kragon II, [[Palihan, Temon, Kulon Progo|Desa Palihan]]. Kericuhan ini dimulai saat warga menghadang 2 unit ''backhoe'' yang membersihkan areal tanaman cabai yang menurut warga belum dikonsinyasi. Aksi tersebut kemudian memicu adu mulut dan berakhir dengan adu fisik.<ref>{{Cite journal|last=Suyana|first=Jaka|date=2016-10-10|title=Perencanaan Usaha Tani Lahan Kering Berkelanjutan Berbasis Tembakaudi Sub-DAS Progo Hulu (Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah)|url=http://dx.doi.org/10.21082/bultas.v6n1.2014.32-49|journal=Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri|volume=6|issue=1|pages=32|doi=10.21082/bultas.v6n1.2014.32-49|issn=2406-8853}}</ref> Meski mendapat perlawanan dari PWPP-KP dan relawan, [[PT Angkasa Pura I]] (Persero) menyatakan telah menyelesaikan pembebasan lahan untuk pembangunan NYIA pada bulan Maret 2018. Penyelesaian pembebasan ini ditandai dengan adanya penyerahan hasil pelaksanaan pengadaan tanah [[Badan Pertanahan Nasional]] (BPN) DIY dengan total tanah seluas 587,30 hektare dan digunakan sebagai lokasi bandara sebanyak 3.492 hektare. PT Angkasa Pura I (Persero) telah memberikan ganti kerugian secara keseluruhan kurang lebih sebesar Rp 4,13 triliun.<ref>{{Cite web|url=http://industri.bisnis.com/read/20180331/98/778511/pembebasan-lahan-bandara-baru-jogja-rampung|title=Pembebasan Lahan Bandara Baru Jogja Rampung|website=industri.bisnis.com|access-date=2018-09-16}}</ref> Pemberian ganti rugi ini sesuai dengan Izin Lokasi Penetapan (ILP) bandara.<ref>{{Cite news|url=http://news.metrotvnews.com/read/2018/03/26/851087/angkasa-pura-klaim-pembebasan-lahan-bandara-nyia-tuntas|title=Angkasa Pura Klaim Pembebasan Lahan Bandara NYIA Tuntas|last=|first=|date=|work=|newspaper=metrotvnews.com|language=id|access-date=2018-09-16|via=}}</ref>
| [[Malaysia Airlines]] | [[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur–Internasional]]
Pembebasan lahan yang akan digunakan untuk NYIA juga melibatkan pembebasan tanah terhadap ''Paku Alam Ground'' (PAG). PAG ini berstatus tanah magersari dan nantinya ditujukan sebagai wilayah pembangunan untuk kurang lebih 100 rumah baru bagi warga [[Temon, Kulon Progo|Kecamatan Temon]] yang terdampak pembangunan NYIA. Tanah magersari merupakan tanah milik Kraton (Sultan) dan Kadipaten (Pakualam) yang awalnya diberikan kepada abdi dalem serta sentana dalem sebagai tempat tinggal. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tanah magersari dapat digunakan oleh rakyat.<ref>{{Cite journal|last=Hardi|first=Dwi Rades|date=2015|title=Tanah Magersari di Kota Yogyakarta Pada 1984-2012|url=http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=93154&obyek_id=4|journal=|volume=|issue=|doi=|pmid=|access-date=}}</ref> Lahan yang berada di tanah magersari ini diajukan oleh Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo, kepada Paku Alam X. Luasnya 11.290 meter persegi. Upaya ini didukung oleh [[Paku Alam X]], bahkan ia meminta agar nantinya beberapa fasilitas penting seperti sekolah serta rumah ibadah ada di lahan relokasi.<ref>{{Cite news|url=http://jogja.tribunnews.com/2018/06/25/bupati-kulonprogo-minta-izin-kgpaa-paku-alam-x-terkait-penggunaan-paku-alam-ground|title=Bupati Kulonprogo Minta Izin KGPAA Paku Alam X Terkait Penggunaan Paku Alam Ground|last=|first=|date=2018-06-25|work=|newspaper=Tribun Jogja|language=id-ID|access-date=2018-09-16|via=}}</ref>
| [[Pelita Air]] | [[Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan|Balikpapan]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]]
=== Dampak sosial ===
Penolakan terhadap pembangunan NYIA sudah dimulai sejak terbentuknya Wahana Tri Tunggal (WTT). Setelah WTT pecah, sebagian anggotanya membentuk Paguyuban Warga Penolakan Penggusuran-Kulonporogo (PWPP-KP). Hal tersebut memberi hambatan terhadap proses pembangunan NYIA. Mulanya, sikap menolak tanpa syarat menjadi prinsip WTT terhadap pembangunan NYIA, sampai pada akhirnya mereka menerima pembangunan dengan syarat adanya penilaian ulang aset bangunan, tanaman, dan sarana pendukung lain. Sementara itu, dari terbentuknya PWPP-KP hingga saat ini, sikap menolak tanpa syarat masih terus berlanjut.<ref>{{Cite web|url=https://jogja.antaranews.com/berita/351781/manajemen-konflik-sosial-pembangunan-nyia|title=Manajemen konflik sosial pembangunan NYIA|website=jogja.antaranews.com|access-date=2018-09-16}}</ref>
| [[Scoot]] | [[Bandar Udara Changi Singapura|Singapura]]
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyampaikan, penanganan warga di area konflik NYIA tergolong baik dibanding dengan konflik di banyak daerah lain dengan tingkat konflik lebih kompleks.<ref>{{Cite news|url=https://regional.kompas.com/read/2018/07/27/18351931/warga-yang-tergusur-dari-lahan-bandara-nyia-sulit-diprediksi|title=Warga yang Tergusur dari Lahan Bandara NYIA Sulit Diprediksi|last=|first=|date=2018-07-27|work=|newspaper=KOMPAS.com|language=id|access-date=2018-09-16|via=}}</ref> Di sisi lain, Komnas HAM memberi catatan buruk pada proses pengosongan lahan bakal NYIA. Komnas HAM menilai ada pelanggaran HAM yang terjadi dan tidak perlu dilakukan dalam pengosongan lahan yang ditempati warga.<ref>{{Cite news|url=http://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2018/08/14/511/934157/komnas-ungkap-catatan-buruk-pelanggaran-ham-di-proyek-nyia-kulonprogo|title=Komnas Ungkap Catatan Buruk Pelanggaran HAM di Proyek NYIA Kulonprogo|last=|first=|date=2018-08-14|work=|newspaper=Harianjogja.com|access-date=2018-09-16|via=}}</ref>
| [[Super Air Jet]] | [[Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan|Balikpapan]], [[Bandar Udara Internasional Hang Nadim|Batam]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta|Jakarta-Soekarno-Hatta]], [[Bandar Udara Sultan Thaha|Jambi]], [[Bandar Udara Internasional Lombok|Lombok]], [[Bandar Udara Internasional Minangkabau|Padang]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II|Palembang]], [[Bandar Udara Tjilik Riwut|Palangkaraya]], [[Bandar Udara Depati Amir|Pangkal Pinang]], [[Bandar Udara Internasional Supadio|Pontianak]], [[Samarinda International Airport|Samarinda]]
Pemerintah menuturkan tujuan dibangunnya NYIA sebagai pendukung konektivitas dan mencapai pemerataan pembangunan. Sementara menurut PWPP-KP, pembangunan NYIA akan menambah catatan jumlah penggusuran sekaligus terusirnya warga lokal untuk kepentingan properti dan industri pemodal besar. Pada tahun 2016, Komnas HAM mencatat proyek NYIA telah meningkatkan konflik agraria.<ref>{{Cite news|url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42262077|title=Bandara Kulon Progo, Yogyakarta: antara sabda leluhur dan 'proyek strategis' Jokowi|last=Utama|first=Abraham|date=2017-12-08|work=|newspaper=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2018-09-16|via=}}</ref>
| [[TransNusa]] | [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]]}}
== Statistik ==
Disampaikan oleh mantan anggota WTT, sejumlah permasalahan masih dihadapi warga terdampak pembangunan NYIA: masalah konsiyasi, minimnya lapangan pekerjaan bagi warga terdampak, dan uang ganti rugi yang belum diterima.<ref>{{Cite news|url=https://www.harianmerapi.com/kulonprogo/2018/02/13/7489/rumah-dirobohkan-tapi-ganti-rugi-belum-cair-mantan-penolak-bandara-wadul-help-desk|title=Rumah Dirobohkan Tapi Ganti Rugi Belum Cair, Mantan Penolak Bandara Wadul Help Desk|last=|first=|date=2018-02-13|work=|newspaper=Harian Merapi|language=id|access-date=2018-09-16|via=}}</ref>
Sejak dimulai layanan penerbangan komersial di Bandar Udara Internasional Yogyakarta pada pertengahan tahun 2019, jumlah penumpang Bandara YIA terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2022, bandara ini melayani 2.940.798 penumpang terdiri dari 2.892.252 penumpang domestik dan 48.546 penumpang internasional. Walaupun demikian jumlah penumpang pertahun tersebut masih relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah penumpang Bandar Udara Internasional Adi Sutjipto yang pada puncaknya di tahun 2018 melayani 8.417.089 penumpang<ref name=":0">{{Cite web|title=Laporan Tahunan dan Keberlanjutan PT Angkasa Pura I|url=https://ap1.co.id/id/information/annual-report|website=ap1.co.id|access-date=2023-07-01}}</ref>. Pemerintah Daerah DIY menyebutkan bahwa sepinya YIA bukan karena lokasinya yang jauh dari pusat kota, namun karena pengoperasian bandara yang bertepatan dengan [[pandemi Covid-19]]<ref>{{Cite web|last=Susanto|first=Heri|title=Bandara YIA Sepi, Pemda: Bukan Karena Jauh, tapi Pandemi COVID-19|url=https://finance.detik.com/infrastruktur/d-5848026/bandara-yia-sepi-pemda-bukan-karena-jauh-tapi-pandemi-covid-19|website=detikfinance|language=id-ID|access-date=2023-07-01}}</ref>. Berikut ini statistik jumlah penumpang YIA dari tahun 2019:
<div class="floatright">
{| style="border:solid 1px #aaa;" cellpadding="10" cellspacing="0"
|+'''Jumlah Penumpang Bandara Internasional Yogyakarta (juta)'''
|-
| <timeline>
ImageSize = width:auto height:150 barincrement:60
PlotArea = left:30 bottom:15 top:10 right:15
AlignBars = justify
Period = from:0 till:5
TimeAxis = orientation:vertical
Colors =
Selain konflik di atas, konflik horizontal antara warga penolak dan penerima pembangunan NYIA sudah terjadi sejak lama. Konflik tersebut dimulai dari terbentuknya WTT. Pengucilan terhadap warga yang tergabung dalam WTT kerap terjadi. Contohnya dalam hal pemakaman, warga yang setuju dengan pembangunan NYIA tidak bersosialisasi atau membantu pemakaman.<ref>{{Cite news|url=http://jateng.metrotvnews.com/peristiwa/ybJy8BWN-proyek-bandara-dan-hancurnya-hubungan-sosial-warga|title=Proyek Bandara dan Hancurnya Hubungan Sosial Warga|last=|first=|date=|work=|newspaper=metrotvnews.com|access-date=2018-09-16|via=}}</ref>
id:gray value:gray(0.5)
id:line1 value:gray(0.9)
id:line2 value:gray(0.7)
ScaleMajor = start:0 increment:1 gridcolor:line2
Pasca pecahnya WTT, lahir PWPP-KP. Konflik baru muncul di antara mantan anggota WTT. Ada yang dituduh sebagai pengkhianat, bahkan dijuluki mahluk halus.<ref>{{Cite news|url=https://mapcorner.wg.ugm.ac.id/2017/12/capung-besi-akan-mendarat-di-rumah-kami-bertahan-melawan/|title=Capung Besi Akan Mendarat di Rumah Kami: Bertahan & Melawan|last=|first=|date=2017-12-06|work=|newspaper=MAP Corner-Klub MKP UGM|language=id|access-date=2018-09-16|via=}}</ref>
ScaleMinor = start:0 increment:1 gridcolor:line1
PlotData=
=== AMDAL ===
color:blue width:30
[[AMDAL]] NYIA diterbitkan oleh [[Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia|Kementerian Lingkungan Hidup]] pada tanggal 17 Oktober 2017. Sebelumnya, penetapan AMDAL ini sempat menjadi kontroversi.
bar:2019 from:start till:0.281782
bar:2020 from:start till:0.996141
bar:2021 from:start till:1.408304
bar:2022 from:start till:2.940798
bar:2023 from:start till:4.307742 color:green
</timeline>
|}
</div>
{| class="wikitable"
Dari sisi hukum, penetapan AMDAL yang dilakukan setelah keluarnya Surat Keputusan Gubernur DIY tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Bandara dinilai cacat hukum oleh [[Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia|Lembaga Bantuan Hukum]] (LBH) Yogyakarta.<ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/lbh-yogya-nilai-bandara-kulon-progo-cacat-hukum-b2dY|title=LBH Yogya Nilai Bandara Kulon Progo Cacat Hukum - Tirto.ID|last=Saroh|first=Mutaya|newspaper=tirto.id|language=id-ID|access-date=2018-09-16}}</ref> Sebabnya, jika mengacu Pasal 4 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan<ref>http://www.menlh.go.id/DATA/PP-Nomor-27-Tahun-2012.pdf</ref>, AMDAL harus disusun pemrakarsa pada tahap perencanaan usaha dan/atau kegiatan, bukannya pada tahap pelaksanaan seperti yang terjadi. Saat itu, tahap pelaksanaan telah sampai pada tahap ganti rugi lahan, baru AMDAL dibuat.<ref>{{Cite news|url=http://www.mongabay.co.id/2016/11/21/proses-amdal-pembangunan-bandara-kulon-progo-dinilai-cacat-hukum-mengapa|title=Proses Amdal Pembangunan Bandara Kulon Progo Dinilai Cacat Hukum, Mengapa?|last=|first=|date=2016-11-21|work=|newspaper=Mongabay Environmental News|language=id|access-date=2018-09-16|via=}}</ref>
|+Jumlah Penumpang Bandara Internasional Yogyakarta
!Tahun
!Jumlah Penumpang
|-
|2019
|281.782
|-
|2020
|996.141
|-
|2021
|1.408.304
|-
|2022
|2.940.798
|-
|2023
|4.307.742
|}
<small>Sumber: Laporan Keberlanjutan Tahunan PT Angkasa Pura I<ref name=":0" /></small>, <small>diolah</small> <ref>{{Cite web|title=Yogyakarta International Airport Layani Lebih dari 2 Juta Penumpang Pada Semester I Tahun 2023|url=https://jogja.tribunnews.com/2023/07/06/yogyakarta-international-airport-layani-lebih-dari-2-juta-penumpang-pada-semester-i-tahun-2023|website=Tribunjogja.com|language=id-ID|access-date=2023-07-29}}</ref><ref>{{Cite web|last=antaranews.com|date=2024-01-02|title=AP I: Penumpang di Bandara YIA selama 2023 sebanyak 4.307.742 orang|url=https://www.antaranews.com/berita/3896862/ap-i-penumpang-di-bandara-yia-selama-2023-sebanyak-4307742-orang|website=Antara News|language=id|access-date=2024-03-11}}</ref>.
== Antarmoda pendukung ==
Halik Sandera, Direktur Eksekutif Walhi Yogyakarta sempat mengatakan bahwa AMDAL NYIA tidak layak lanjut sebab tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Jawa-Bali yang dibahas dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2012.<ref>http://jdih.pu.go.id/peraturan-download.html?id=479</ref> Penetapan lokasi bandara di kawasan lindung geologi dari bencana tsunami juga tidak sesuai Perda DIY Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DIY.<ref>{{Cite web|url=http://mediatataruang.com/walhi-bandara-baru-yogyakarta-melanggar-perda-rtrw/|title=WALHI, Bandara Baru Yogyakarta Melanggar Perda RTRW|last=|first=|date=|website=mediatataruang.com|publisher=|language=id-ID|access-date=2018-09-16}}</ref>
Bandar Udara Internasional Yogyakarta memiliki jarak yang relatif jauh dari pusat Kota Yogyakarta (45 kilometer). Untuk menuju pusat kota atau menuju bandara YIA dari pusat kota, tersedia beberapa pilihan moda yang dapat digunakan di antaranya Bus Travel, Taksi dan Kereta Bandara. Kereta Bandara menjadi pilihan tercepat dibandingkan pilihan moda lainnya. Jalan [[Jalan Tol Yogyakarta–Surakarta|tol Solo - Yogyakarta]] yang memiliki ruas Yogyakarta - Bandara YIA direncanakan dibangun untuk memudahkan akses moda darat menuju dan dari Bandara YIA.
=== Bus dan travel ===
Selain itu, penetapan AMDAL NYIA juga menjadi kontroversi karena proses pembuatannya yang dikebut, sementara pembangunan tersebut akan dilakukan di lokasi rawan bencana. Pada 1 Agustus 2017, [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]] (LIPI) menerbitkan artikel berjudul "Temuan LIPI Perkuat Bukti Pembangunan Bandara Kulon Progo di Kawasan Rawan Bencana".<ref name=":2">{{Cite web|url=http://lipi.go.id/lipimedia/temuan-lipi-perkuat-bukti-pembangunan-bandara-kulon-progo-di-kawasan-rawan-bencana/18710|title=Temuan LIPI Perkuat Bukti Pembangunan Bandara Kulon Progo di Kawasan Rawan Bencana|last=|first=|date=|website=lipi.go.id|publisher=|language=id|access-date=2018-09-16}}</ref>
Layanan [[DAMRI|Bus Damri]] tersedia dari/menuju ke pusat kota Yogyakarta, Wates, Sleman, Wonosari, Purworejo, hingga Magelang. Selain bus DAMRI, terdapat Travel Satelqu yang juga melayani ''shuttle'' dari/menuju ke pusat kota Yogyakarta. Perjalanan dari/menuju Bandara YIA menggunakan bus ditempuh dalam waktu kurang lebih 1,5 jam saat kondisi jalanan normal.
=== Taksi ===
Dalam artikel tersebut, Lembaga Geoteknologi LIPI menemukan deposit atau endapan tsunami di dekat bakal lokasi NYIA. Eko Yulianto, Kepala Geoteknologi LIPI mengatakan bahwa penemuan deposit tsunami di dekat kawasan NYIA diperkirakan berusia 300 tahun. Potensi gempa di kawasan itu, berdasarkan sebaran deposit tsunami, bisa mencapai magnitude sembilan (M9) lebih. Dengan demikian, jika terjadi tsunami di Kawasan NYIA, gelombang akan mencapai bagian [[Pelataran pesawat|apron]], terminal, hingga ''runaway''-nya.<ref name=":2" />
Layanan taksi JAS dan Rajawali tersedia di Bandara YIA. Tarif taksi ini tidak berdasarkan argo namun berdasarkan jarak. Untuk transportasi online, tersedia layanan Grab <ref>{{Cite web|title=Transportasi dari Yogyakarta International Airport (YIA)|url=https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-transportation/yogyakarta-international-airport-transfer/|website=www.yogyes.com|language=id|access-date=2023-07-01}}</ref>.
=== Kereta api bandara ===
Widjo Kongko, Peneliti Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Universitas Gajah Mada (BPPT-UGM) juga mengatakan bahwa kawasan NYIA sangat rawan terdampak tsunami.<ref name=":2" />
{{main|Kereta api Bandara YIA}}
==== Pembangunan ====
[[Berkas:Kereta Api Bandara YIA.jpg|jmpl|Stasiun Kereta Api Bandara Internasional Yogyakarta]]Pada 27 Agustus 2021, kereta api bandara (Airport Railink Service/ARS) dari/menuju Bandara YIA diresmikan. Layanan ini tersedia setelah Pemerintah membangun rel sepanjang 5,4 kilometer dari [[Stasiun Kedundang]], Kulon Progo menuju Bandara YIA. Sementara antara Stasiun Kedundang dan [[Stasiun Yogyakarta]] menggunakan rel yang sudah ada. Studi pembangunan direncanakan sejak tahun 2015 sementara konstruksi pembangunan dimulai pada tahun 2019 dan menelan biaya sekitar Rp1,1 triliun <ref>{{Cite web|last=FIRDAUS|first=HARIS|date=2021-08-27|title=KA Bandara Internasional Yogyakarta Diresmikan, Perjalanan Hanya 40 Menit|url=https://www.kompas.id/baca/nusantara/2021/08/27/ka-bandara-internasional-yogyakarta-diresmikan-perjalanan-hanya-40-menit|website=kompas.id|language=id|access-date=2023-07-01}}</ref>.
==== Layanan ====
Jarak tempuh dari/menuju Bandara YIA ke pusat kota Yogyakarta dapat dipersingkat dari sebelumnya 1,5 jam dengan moda darat lain menjadi hanya 40 menit dengan menggunakan kereta api bandara. Pada Mei 2023 diluncurkan layanan ekspres yang mempersingkat waktu hingga tinggal 35 menit saja. Sangat perlu dihindari perjalanan yang waktu on time , harus ada waktu space.
Kereta api bandara reguler berhenti di 3 stasiun yaitu Stasiun Yogyakarta (Tugu), [[Stasiun Wates]] (Kulon Progo) dan [[Stasiun Yogyakarta International Airport|Stasiun Kereta Bandara Yogyakarta]]. Sementara kereta api bandara ekspres tidak berhenti di Stasiun Wates. Stasiun Bandara YIA dapat dicapai dengan berjalan kaki karena terhubung langsung dengan terminal bandara. Tiket bisa dibeli pada ''vending machine'' di stasiun dan situs dengan mencetak kode booking. Pembayaran hanya bisa dilakukan secara non tunai (''cashless'') <ref>{{Cite web|title=Railink Corporate Web|url=https://www.railink.co.id/schedule|website=Railink Corporate Web|language=id|access-date=2023-07-01}}</ref>.
=== Kekerasan ===
== Kontroversi ==
Pembangunan NYIA mengalami resistensi politik rakyat, khususnya rakyat yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT), Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP), dan Paguyuban Warga Penolak Penggusuran Kulon Progo (PWPP-KP). Minimnya dialog yang memadai dan kerasnya kebijakan yang bersikukuh merealisasikan proyek semakin menyulut resistensi politik rakyat yang kemudian bermanifestasi menjadi konflik terbuka hingga berujung kekerasan.<ref>{{Cite web|url=https://medium.com/nekropolis/prahara-mega-proyek-pembangunan-bandara-kulon-progo-273274ccc601|title=Prahara Mega Proyek Pembangunan Bandara Kulon Progo|last=|first=|date=2017-12-27|website=|publisher=Nekropolis|access-date=2018-09-16}}</ref>
{{main|Kontroversi lokasi Bandar Udara Internasional Yogyakarta}}
== Galeri ==
Kapolres Kulon Progo AKBP, Irfan Rifai, membenarkan terdapat belasan aktivis yang diamankan dan dibawa ke Polres Kulon Progo karena dugaan provokasi warga sekitar. Pada 5 Desember 2017, sebanyak lima belas orang relawan aksi solidaritas diciduk aparat saat berlangsung pembersihan lahan pembangunan bandara di Temon, dua belas orang diamankan saat pagi di Desa Palihan, dan tiga orang saat sore di Desa Glagah untuk dimintai keterangan karena dianggap memprovokasi warga. Pada malam harinya, aktivis dilepas oleh polisi karena tidak terbukti melakukan pelanggaran hukum. Tidakan kekerasan juga terjadi pada anggota pers mahasiswa yang bersolidaritas sekaligus mengerjakan peliputan di Kulon Progo.<ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/aksi-gebuk-aparat-saat-pengosongan-paksa-lahan-bandara-kulon-progo-cBfl|title=Aksi Gebuk Aparat saat Pengosongan Paksa Lahan Bandara Kulon Progo|last=|first=|date=|work=|newspaper=tirto.id|language=id-ID|access-date=2018-09-16|via=}}</ref>
<gallery>
Berkas:Yogyakarta International Airport terminal.jpg|Terminal Yogyakarta International Airport
Berkas:Yogyakarta International Airport 01.jpg|Yogyakarta International Airport sisi luar
Berkas:Yogyakarta International Airport 08.jpg|Yogyakarta International Airport sisi dalam
Berkas:Yogyakarta International Airport (2).jpg|Ruang tunggu bandara.
Berkas:Yogyakarta International Airport signage.jpg|Papan nama bandara dalam [[Bahasa Inggris]] dan [[Bahasa Jawa]]
</gallery>
== Lihat pula ==
Pada Selasa, 9 Januari 2018, rilis yang diterbitkan Jogja Darurat Agraria tentang kekerasan berulang yang dilakukan aparat kepada warga dan relawan di Kabupaten Kulon Progo menyebutkan sempat terjadi aksi dorong-mendorong antara warga dan aparat. Salah satu aparat memprovokasi dengan mengacungkan jari tengah mengarahkannya ke warga. Hal tersebut mengakibatkan bentrokan antara warga dan aparat. Aparat bertindak represif dengan mendorong lalu memukul warga dan relawan. Relawan dijambak, diseret, kepalanya dipojokkan, serta menjatuhkan relawan dan menginjaknya dengan sepatu. Relawan juga dipukul di bagian kepala hingga membuat memar dan berdarah. Terdapat sebelas relawan dan warga yang dipukul dan diseret sampai mengalami luka dengan tiga orang di antaranya ditangkap aparat untuk dibawa ke Polres Temon karena dianggap menghalangi proses pembangunan bandara.<ref>{{Cite web|url=http://selamatkanbumi.com/id/kronologi-singkat-kekerasan-dan-penangkapan-oleh-aparat-dan-angkasa-pura-i/|title=Kronologi Singkat Kekerasan dan Penangkapan oleh Aparat dan Angkasa Pura I|last=|first=|date=|website=selamatkanbumi.com|publisher=Selamatkan Bumi|language=id-ID|access-date=2018-09-16}}</ref>
* [[Daftar bandar udara di Indonesia]]
* [[Bandar Udara Internasional Adisutjipto]]
* [[Kabupaten Kulon Progo]]
* [https://tempatwisataseru.com/tempat-wisata-di-kulon-progo/ Tujuan Wisata di Kabupaten Kulon Progo]
*[https://instagram.com/bandarayogyakarta?igshid=lzj0icpv3rd7 Instagram Yogyakarta International Airport]
* [https://www.facebook.com/yogyaairport/ Facebook Yogyakarta International Airport]
* [https://bprentcar.com/transportasi-dari-bandara-yia/ Transportasi di Bandara YIA Kulon Progo]
== Referensi ==
=== Situs-situs bersejarah ===
{{Reflist|2}}
Gunung Lanang, Gunung Putri, dan Gunung Sinongko adalah kompleks petilasan di Kecamatan [[Temon, Kulon Progo|Temon]], Kabupaten Kulon Progo. Meskipun bernama gunung, namun sesungguhnya masing-masing adalah Astana yang dibangun di atas gundukan. Kompleks petilasan ini berada di dalam kawasan pembangunan NYIA, yakni di Desa Sindutan dekat kompleks Radar TNI Angkata Udara Pantai Congot. Kompleks ini berdekatan dengan petilasan [[Aji Saka]], Raja Jawa yang dikisahkan menciptakan [[aksara Jawa]].
== Pranala luar ==
Di pucuk Gunung Lanang berdiri bangunan bernama Astana Jingga dan Badraloka Mandira. Sedangkan di Gunung Sinongko terdapat sumur yang mengalirkan air ke kolam bernama Tirta Kencana. Sebelum melakukan ritual, seseorang harus mensucikan diri dahulu di Tirta Kencana, kemudian bersemedi di Gunung Lanang<ref>{{Cite news|url=http://yogyakarta.panduanwisata.id/wisata-religi/gunung-lanang-tempat-petilasan-yang-dipercaya-mendatangkan-berkah/|title=Gunung Lanang, Tempat Petilasan yang Dipercaya Mendatangkan Berkah|newspaper=Wisata Yogyakarta|language=id-ID|access-date=2018-09-16}}</ref>. Mbah Muhdi, warga Desa Sindutan yang bertanggung jawab membersihkan Gunung Lanang, menceritakan bahwa pejabat dan tokoh masyarakat<ref>{{Cite web|url=http://selamatkanbumi.com/id/mbah-muhdi-hb-x-itu-belum-pernah-ke-sini/|title=Mbah Muhdi : HB X Itu Belum Pernah Ke Sini|last=|first=|date=|website=selamatkanbumi.com|publisher=Selamatkan Bumi|language=id-ID|access-date=2018-09-16}}</ref> sering mengunjungi tempat tersebut khususnya pada malam [[Satu Suro]]. Pada malam Satu Suro selalu berlangsung ruwatan di Gunung Lanang.<ref>{{Cite web|url=http://kulonprogokab.go.id/v21/PERINGATAN-MALAM-1-SURO_1315|title=Peringatan Malam 1 Suro|last=|first=|date=|website=kulonprogokab.go.id|publisher=|language=id|access-date=2018-09-16}}</ref>
* {{id}} [https://www.yogyakarta-airport.co.id Situs resmi Bandar Udara Internasional Yogyakarta]
{{Bandara di Indonesia}}
Selain tempat petilasan yang terkenal ke luar Kulon Progo tersebut, dalam kawasan pembangunan NYIA terdapat pula tempat keramat bagi warga setempat. Salah satu tempat keramat yang hancur karena proses pengosongan lahan adalah Makam Mbah Drajat. Makam ini terletak di Dusun Sidorejo, Desa Glagah.<ref>{{Cite news|url=https://www.jawapos.com/jpg-today/23/03/2018/terkait-proyek-bandara-pemerintah-desa-kesulitan-pindahkan-100-makam|title=Terkait Proyek Bandara, Pemerintah Desa Kesulitan Pindahkan 100 Makam|last=|first=|date=|work=|newspaper=JawaPos.com|language=id|access-date=2018-09-16|via=}}</ref> Sumardi, warga penolak NYIA menjelaskan bahwa makam tersebut bukan benar-benar diisi jenazah manusia, melainkan untuk menguburkan kain yang terkena bercak darah salah satu panglima perang [[Diponegoro|Pangeran Diponegoro]].<ref>{{Citation|last=|title=Ziarah ke Makam Mbah Drajat dengan Pak Sumardi|date=2017-12-31|url=https://www.youtube.com/watch?v=0vxfH1tFIKo|publisher=Selamatkan Bumi|accessdate=2018-09-16}}</ref>
{{Bandar udara di pulau Jawa}}
{{Topik Yogyakarta}}
{{Garbarata}}
[[Kategori:Bandar udara internasional di Indonesia|Yogyakarta]]
=== Hilangnya ekosistem burung ===
[[Kategori:Bandar udara di Yogyakarta|Yogyakarta]]
Pembangunan NYIA dapat mengganggu proses migrasi beberapa jenis burung. Hal ini karena letak bandar udara yang cukup strategis, berada di wilayah pesisir pantai yang disinggahi kawanan burung. Sebelum proses pembangunan dimulai, tak jarang beberapa warga masih dapat melihat puluhan kawanan burung singgah dan melintasi wilayah pesisir [[Kabupaten Kulon Progo|Kulon Progo]]. Beberapa kawanan burung yang sering dilihat warga tak hanya berasal dari wilayah [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], namun juga beberapa wilayah [[Indonesia]] dan negara lain. Hal ini disebabkan adanya jalur migrasi burung di pesisir selatan Kulon Progo yang sering disebut jalur terbang Asia Timur-Australia.<ref name=":3">{{Cite news|url=http://jateng.metrotvnews.com/peristiwa/GNlJAZ5k-ekosistem-burung-dan-penerbangan-terancam|title=Ekosistem Burung dan Penerbangan Terancam|last=|first=|date=|work=|newspaper=metrotvnews.com|access-date=2018-09-16|via=}}</ref>
[[Kategori:Bandar udara yang dikelola Angkasa Pura I|Yogyakarta]]
[[Kategori:Kabupaten Kulon Progo]]
[[Kategori:Temon, Kulon Progo]]
[[Kategori:Pendirian tahun 2020 di Indonesia]]
Warga sekitar pesisir Kulon Progo sering melihat setidaknya 44 jenis burung. Di antaranya yaitu [[Dara-laut jambul|dara laut jambul]], [[Trinil semak|trinik semak]], [[Dara-laut kecil|dara laut kecil]] dan kedidip putih yang sering terlihat bergerombol hingga mencapai ribuan ekor. Selain itu, juga sering terlihat burung endemik Indonesia yang saat ini sudah terancam punah yaitu [[cerek jawa]] (''Charadrius javanicus'').<ref name=":3" />
Komunitas pengamat burung ''Bird Watching'' mencatat kehadiran burung migran (pendatang) sering dijumpai sebelum proyek bandara ini dimulai. Kawanan burung migran sering terlihat bergabung dengan kawanan burung dara laut jambul. Burung dara laut jambul adalah burung penetap di muara [[Kali Progo|Sungai Progo]], sungai terbesar yang berada di wilayah DIY.<ref name=":3" />
Pada buku ''Daftar Burung Daerah Istimewa Yogyakarta'' yang diterbitkan oleh Yayasan Kutilang Indonesia pada tahun 2015, tercatat bahwa [[Pantai Trisik]] dan sekitarnya memiliki keanekaragaman jenis burung yang paling tinggi se-Jawa dan Bali. Pada pengamatan terakhir pada tahun 2015, tercatat dua jenis burung imigran baru yang berhasil diidentifikasi di sekitar Pantai Trisik yaitu cerek kalung besar (''Chanradrius hiaticula'') dan kedidi dada coret (''[[Calidris melanotos]]''). Burung- burung ini berasal dari daratan Siberia, [[Mongolia]], dan sekitarnya. Pergerakan burung migran ini melewati jalur penerbangan Asia Timur-Australia menuju selatan dengan tujuan [[Papua]], [[Selandia Baru]] dan [[Australia]]. Setiap tahunnya, burung- burung ini melakukan migrasi untuk menghindari cuaca ekstream seperti musim dingin.<ref name=":3" />
Pembangunan NYIA yang mengusung konsep ''aerocity'' akan menggunakan luas wilayah yang tidak sedikit. Hal ini juga dapat memberikan dampak kebisingan dan semakin sedikitnya tempat bagi kawanan burung tersebut untuk mencari makan di wilayah pesisir.<ref name=":3" />
Selain itu, berdasarkan sifatnya, burung [[Cerek kernyut|cerek krenyut]] suka mencari makan di area terdampak lapangan terbang yang dekat dengan pantai. Hal ini tentu akan membahayakan pesawat yang melintas.<ref name=":3" />
Berdasarkan catatan Birdlife (2014), di area [[Pantai Glagah Indah|Pantai Glagah]] yang termasuk area lapangan terbang merupakan habitat penting untuk burung cerek jawa yang saat ini terancam punah. Cerek jawa merupakan jenis burung penetap, burung ini biasa bertelur di semak- semak sekitar wilayah pantai.<ref name=":3" />
Terancamnya ekosistem pantai dapat mengancam keberadaan burung-burung yang tinggal di wilayah pesisir. Komunitas pengamat Burung Pantai Indonesia (BPI) menyatakan bahwa keberadaan burung pantai penting sebagai indikator ekosistem. Ada lebih dari 200 jenis burung pantai di seluruh dunia dan sebagian di antaranya bermigrasi ke Indonesia melalui jalur pantai. Burung- burung tersebut mengembara ribuan kilometer untuk menghindari musim dingin. Namun, lokasi persinggah migrasi burung terancam hilang karena aktivitas manusia yang mengalihfungsikan lahan pesisir sebagai bandara dan pembangunan lain.<ref name=":1" />
Saat ini, Indonesia terdaftar sebagai negara yang memiliki habitat ideal untuk burung- burung pantai [[imigran]] maupun lokal. Karena itu, pembangunan bandara NYIA dapat mengurangi fungsi ekosistem pantai sebagai tempat burung-burung pantai berkembang biak dan hidup.<ref name=":1">{{Cite news|url=http://www.mongabay.co.id/2014/09/08/pengamat-burung-indonesia-peringati-hari-burung-pantai-6-september/|title=Pengamat Burung Indonesia Peringati Hari Burung Pantai 6 September|last=|first=|date=2014-09-08|work=|newspaper=Mongabay Environmental News|language=id|access-date=2018-09-16|via=}}</ref>
== Referensi ==
{{Reflist|3}}
{{Bandara di Indonesia}}
{{Topik Yogyakarta}}
{{indonesia-bandara-stub}}
[[Kategori:Bandar udara di Daerah Istimewa Yogyakarta]]
{{asia-bandara-stub}}
|