(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 11:
Jadi Rawa Sagele memang sejak mereka berada di daerah Minang sudah ada. Terbukti sekali sebagai saksi nyata. Bahwa cara melipat Sambolo Songke masyarakat Minang dengan kita di Bima (Maria) hampir sama. Orang Minang memasang Sambolo Songke pada bagian depan. Sedangkan kita meletakkan pada bagian samping kepala kita yaitu pada bagian atas telinga.
Untuk mengiringi Rawa Sagele menggunakan alat musik Silu ([[serunai]]) yang dimainkan oleh seorang laki-laki. Seni Rawa Sagele ini akan menarik sekali pada saat melihat jatuhnya tangan kanan yang menancapkan tembilang (Sagele) ditanah oleh wanita-wanta yang sedang menanam. Kesamaan gerak tangan yang memasukkan bibit pada dilubang tanah sangat serasi sekali dengan nada Rawa Sagele tersebut.<ref>{{Cite web|url=http://www.bimasumbawa.com/2016/10/atraksi-unik-di-lengge-wawo.html|title=Atraksi Unik Di Lengge Wawo - BIMASUMBAWA.COM {{!}} Budaya dan Pariwisata|website=www.bimasumbawa.com|access-date=2019-02-23|archive-date=2019-02-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20190223131827/http://www.bimasumbawa.com/2016/10/atraksi-unik-di-lengge-wawo.html|dead-url=yes}}</ref>
Lagu Sagele terdiri dari tiga bagian yakni bagian pertama dimainkan pada waktu pagi untuk memulai menanan, bagian kedua dimainkan pada waktu tengah hari sebagai penyemangat para pekerja dan bagian ketiga pada waktu menjelang sore sebagai pertanda pekerjaan hari ini akan segera diakhiri.<ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbbali/rawa-segale/|title=RAWA SEGALE|last=bpnbbali|date=2014-12-05|website=Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, NTB, NTT|language=en-US|access-date=2019-02-23}}</ref>