Andi Mappetahang Fatwa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Achmad Suharto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(38 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{family name hatnote|Mappetahang, ''[[nama keluarga]] [[patronimik]] [[nama Bugis|Bugis]];'' [[Andi (gelar)|Andi]] ''adalah gelar kehormatan bangsawan Bugis}}
{{rapikan}}
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = [[Kapten]] [[KKO]] ([[Purnawirawan|Purn.]])
|name = Andi Mappetahang Fatwa
|image = AM Fatwa.jpg
|imagesize = 200px
|caption = A.M. Fatwa sebagai anggota [[Dewan Perwakilan Daerah|DPD RI]]
|office = Ketua Badan Kehormatan DPD-RIDewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
|order = ke-3
|term_start = 27 Agustus 2012<ref>https://www.hukumonline.com/berita/a/kocok-ulang-pimpinan-alat-kelengkapan-dpd-lt503b6824302a2/</ref>
|president = [[Joko Widodo]]
|term_end = 1122 OktoberAgustus 20162017
|vicepresident = [[Muhammad Jusuf Kalla]]
|term_start = 9 Oktober 2014
|term_end = 11 Oktober 2016
|1blankname = Ketua DPD
|1namedata = [[Irman Gusman]]
|predecessor = [[Aida Zulaika Nasution]]
|successor = [[Mervin Sadipun Komber]]
|order1 =
|office1 = Anggota [[Daftar anggota Dewan Perwakilan Daerah 2009–2014|Anggota]] [[DPD-RI]] dari [[DKIRepublik JakartaIndonesia]]
|term_start1 = 1 Oktober 2009
|term_end1 = 114 OktoberDesember 20142017
|successor1 = [[Sabam Sirait]]
|office2 = [[Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat|Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia]]
|alongside2office2 = Anggota [[AksaDewan Mahmud]]Perwakilan &Rakyat [[MooryatiRepublik SoedibyoIndonesia]]
|president2 term_start2 = [[Susilo1 BambangOktober Yudhoyono]]1999
|1blankname2term_end2 = Ketua30 September MPR2009
|constituency2 = [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta (daerah pemilihan)|DKI Jakarta]] (1999–2004){{br}}[[Jawa Barat V (daerah pemilihan)|Jawa Barat V]] (2004–2009)
|1namedata2 = [[Hidayat Nur Wahid|Muhammad Hidayat Nur Wahid]]
|office2office3 = [[Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat|Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia]]
|term_start2 = 1 Oktober 2004
|term_end2 alongside3 =[[Aksa Mahmud]] 1& Oktober[[Mooryati 2009Soedibyo]]
|1blankname3 = Ketua MPR
|office3 = [[Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat]]<br/><small>Bidang Kesejahteraan Rakyat</small>
|president31namedata3 = [[AbdurrahmanHidayat Nur Wahid]]<br/>[[Megawati Soekarno Putri]]
|term_startterm_start3 = 91 Oktober 20142004
|vicepresident3 = [[Megawati Soekarnoputri]]<br/>[[Hamzah Haz]]
|1blankname3term_end3 = Ketua30 September DPR2009
|office3office4 = [[Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat]]<br/><small>Bidang Kesejahteraan Rakyat</small>
|1namedata3 = [[Akbar Tanjung]]
|1blankname4 = Ketua DPR
|alongside3 = [[Soetardjo Soerjogoeritno]]<br/>[[Khofifah Indar Parawansa]]<br/>[[Muhaimin Iskandar]]
|term_start31namedata4 = 1 Oktober= [[Akbar 1999Tanjung]]
|alongside3alongside4 = [[Soetardjo Soerjogoeritno]]<br/>[[Khofifah Indar Parawansa]]<br/>[[Muhaimin Iskandar]]
|term_end3 = 1 Oktober 2004
|predecessor3term_start4 = 1 Oktober 1999
|successor3term_end4 = Zaenal30 September Ma’arif2004
|predecessor4 = Fatimah Achmad
|successor4 = [[Zaenal Ma'arif]]
|birth_date = {{birth date|1939|2|12}}
|birth_place = {{negara|Hindia Belanda}} [[Bone]], [[Sulawesi Selatan]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|2017|12|14|1939|2|12}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Indonesia]]
|death_cause = Liver[[Kanker stadiun 4hati]]
|resting_place = [[TMP Kalibata|Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]]
|nickname = A. M. Fatwa
|serviceyears = 1960–1970
|rank = [[Berkas:Pdu kaptentni staf.png|25px]] [[Kapten]]
|branch = [[Berkas:LambangInsignia TNIof ALthe Indonesian Navy.pngsvg|25px]] [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|TNI Angkatan Laut]]
|unit = [[Korps Marinir Indonesia|KKO]]
|nationality = {{flag|Indonesia}}
|party = [[Berkas:Partai Amanat Nasional.svg{{Parpolicon|20px]] [[Partai Amanat Nasional]]PAN}}
|spouse = Ny. Noenoeng Noerdjanah
|children = 1. Dian Islamiati<br/>2. Diah Sakinah<br/>3. Ikar Fatahillah<br/>4. Rijalulhaq<br/>5. M. Averus
|residence = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|alma_mater = [[Akademi Angkatan Laut]] (1960)
|occupation = [[Tentara]]<br/>[[Politikus]]
Baris 55 ⟶ 59:
}}
 
'''[[Kapten]] [[Korps Marinir Indonesia|KKO]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Doktor kehormatan|Dr. (H.C.)]] [[Doktorandus|Drs.]] [[Haji (gelar)|H.]] '''[[Andi (gelar)|Andi]] Mappetahang Fatwa''' atau '''A. M. Fatwa''' ({{lahirmati|[[Bone]], [[Sulawesi Selatan]]|12|2|1939|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|14|12|2017}}) adalah seorang senator, politikus, aktivis, birokrat, dan perwira militer Indonesia yang menjabat sebagai anggota [[Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia]] dari Provinsi [[DKI Jakarta]] sejak 2009 hingga kematiannya pada 2017. Sebelumnya, ia pernah menjabat Anggota DPR-RI/Wakil Ketua MPR-RI periode 2004–2009 dan Wakil Ketua DPR-RI 1999–2004. Ia meninggal karena penyakit kanker hati pada tanggal 14 Desember 2017 pukul 06.00 WIB pagi di Rumah Sakit MMC, Jakarta.<ref>[https://m.detik.com/news/berita/3769060/keluarga-am-fatwa-meninggal-karena-liver-stadium-4 ''Keluarga: AM Fatwa Meninggal Karena Liver Stadium 4''.]{{Pranala mati|date=Juli 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} dari situs detik</ref><ref name=":0">{{Cite news|url=https://tirto.id/sejarah-hidup-am-fatwa-pejuang-islam-politik-lintas-zaman-db3k|title=Sejarah Hidup A.M. Fatwa: Pejuang Islam-Politik Lintas Zaman|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2020-03-22}}</ref>
 
== Riwayat hidup ==
Ia meninggal karena penyakit liver stadium 4<ref>[https://m.detik.com/news/berita/3769060/keluarga-am-fatwa-meninggal-karena-liver-stadium-4 ''Keluarga: AM Fatwa Meninggal Karena Liver Stadium 4''.] dari situs detik</ref>
 
SejakA.M. mudaFatwa AMlahir di Bone pada 12 Februari 1939 dari keluarga keturunan Kerajaan Bone. A.M. Fatwa aktifmenjadi aktivis di berbagai organisasi seperti PII,Pelajar GPII,Islam [[Himpunan Mahasiswa Islam|HMI]],Indonesia dan Muhammadiyah sejak usia 18 tahun.<ref name=":0" /> Ia juga aktif dari awal terbentuknya Keluarga Besar PII sebagai Penasihat dan kini Dewan Kehormatan. Demikian juga di KAHMI pernah jadi Wakil Ketua di awal terbentuknya, kemudian Dewan Penasihat. Belakangan juga ICMI, terakhir sebagai Dewan Kehormatan.
== Profil AM Fatwa ==
 
A.M. Fatwa menjalani pendidikan di [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|IAIN Syarif Hidayatullah]] Jakarta mulai tahun 1960 merangkap Fak. Publisistik Univ. Ibnu Chaldun Jakarta. Ia lulus dengan predikat Sarjana Muda tahun 1963.<ref name=":0" /> Tahun 1961, ia terpilih sebagai Ketua Senat Seluruh Indonesia di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).<ref name=":0" /> Ia pernah diangkat sebagai Staf Khusus Agama dan Politik Gubernur DKI Jakarta pada era Ali Sadikin (1970). Fatwa dipecat secara tidak hormat dari statusnya sebagai pegawai pemerintah DKI Jakarta pada tahun 1979 karena dituduh melanggar sumpah jabatan dan menghasut masyarakat untuk membenci pemerintah.<ref name=":0" /> Fatwa turut menandatangani [[Petisi 50]] sebagai bentuk protes terhadap Presiden Soeharto.
AM Fatwa lahir di Bone pada 12 Februari 1939 dari keluarga yang bersahaja, meskipun sebenarnya dia termasuk keturunan keluarga Kerajaan Bone. Ia menjadi ikon perlawanan dan sikap kritis terhadap rezim Orde Lama dan Orde Baru, sehingga sejak muda sering mendapat teror dan tindak kekerasan dari aparat intel kedua rezim tersebut, sampai keluar masuk rumah sakit dan penjara.
 
Terakhir ia divonis lagi 18 tahun penjara, dari tuntutan seumur hidup, dijalani efektif 9 tahun, lalu(bebas tahananbersyarat luar,tahun dan dapat amnesti,1993) karena kasus Lembaran Putih Peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984,.<ref danname=":0" khutbah-khutbah politiknya yang kritis terhadap Orde Baru./> Jika diakumulasi, ia menghabiskan waktu selama 12 tahun di balik jeruji besi, selain tahanan luar.
 
AM FAtwaFatwa adalah salah seorang anak asuh Amnesti Internasional di London yang banyak mempublikasikan kasus-kasus politiknya ke dunia internasional. Dua Anggota Kongres Amerika Serikat telah mendesak Presiden [[George Herbert Walker Bush|George Bush]] untuk memberikan perhatian khusus kepada dua tahanan politik Indonesia, yaitu [[Hartono Rekso Dharsono|HR Dharsono]] dan AM Fatwa. Dokumen surat kedua anggota kongres tersebut diterima AM Fatwa dari mantan Kapolri yang juga aktivis Petisi 50, [[Hoegeng Imam Santoso|Jenderal Pol. Hoegeng Imam Santoso]]. Ketika [[Dan Quayle]], Wapres AS (1989-1993) berkunjung ke Indonesia pada bulan April 1989, tokoh pegiat HAM, HJC Princen dkk langsung menemuinya dan mengingatkan agar lebih memperhatikan nasib dua tahanan politik tersebut. Wapres Dan Quayle lalu memerintahkan Dubes AS di Jakarta untuk tindak lanjut bentuk perhatian tersebut. Kedutaan AS lantas mengutus Sekretaris Politiknya Mr. Julian Lebourgeois untuk mengunjungi keluarga AM Fatwa di Kramat Pulo Gundul, di pinggir rel kereta dan di samping kali comberan yang hitam.
 
Atas segala penyiksaan yang dialami, ia merupakan satu-satunya warga negara yang pernah menuntut Pangkobkamtib di pengadilan. Tetapi setelah terjadi perubahan sistem politik dan rezim pemerintahan melalui gerakan reformasi yang turut dipeloporinya, dengan jiwa besar dan sikap kenegarawanan, ia memaafkan dan menemui tokoh-tokoh yang bertanggung jawab atas penyiksaan dan pemenjaraannya. Lalu, secara manusiawi dan kekeluargaan membina hubungan baik yang berkelanjutan.
 
Belakangan juga ICMI, terakhir sebagai Dewan Kehormatan.
Sejak muda AM Fatwa aktif di berbagai organisasi seperti PII, GPII, [[Himpunan Mahasiswa Islam|HMI]], dan Muhammadiyah. Ia juga aktif dari awal terbentuknya Keluarga Besar PII sebagai Penasihat dan kini Dewan Kehormatan. Demikian juga di KAHMI pernah jadi Wakil Ketua di awal terbentuknya, kemudian Dewan Penasihat. Belakangan juga ICMI, terakhir sebagai Dewan Kehormatan.
 
Ia juga aktif di front-front pergerakan seperti Front Pemuda, Badan Kerjasama Pemuda Militer (BKSPM), Front Nasional, dan Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB), serta Front Anti Komunis (FAK) pimpinan [[Muhammad Isa Anshary|Isa Anshari]], Hassan Aidit, dan Aunur Rofiq Mansur. Pernah menjadi Sekretaris Perserikatan Organisasi-Organisasi Pemuda Islam Seluruh Indonesia (PORPISI) mewakili HMI, ketika presidiumnya diketuai A. Chalid Mawardi dari [[Gerakan Pemuda Ansor|GP Anshor]]. Juga pernah menjadi Sekjen Badan Amal Muslimin ketika presidiumnya diketuai oleh [[H. Soedirman|Letjen. H. Soedirman]]. Badan Amal Muslimin nantinya menjadi fasilitator inisiatif terbentuknya [[Partai Muslimin Indonesia]] (PARMUSI).
 
AM Fatwa mengenyam pendidikan tinggi di IAIN Jakarta Fak. Dakwah (1960-1965 minus ujian akhir), merangkapmelanjutkan Fak.ke Publisistik[[Universitas Univ.17 IbnuAgustus Chaldun Jakarta (1960-1964), melanjutkan ke1945 Surabaya|UNTAG Surabaya]] Fak. Ketatanegaraan & Ketataniagaan (1968-1970) ujian akhir S1 [[Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta|UNTAG Jakarta]] (1970). Selain aktif di intra-universiter sebagai Ketua Senat dan Anggota Dewan Mahasiswa IAIN, ia juga memelopori terbentuknya HMI Komisariat IAIN dan Cabang Ciputat.
 
Saat kuliah di IAIN itu, AM Fatwa mendapat beasiswa ikatan dinas dari [[ALRI]], dan menjabat Ketua Koprs Pelajar Calon Perwira AL Komisariat Jakarta menggantikan dr. Otto Maulana dari Universitas Indonesia (1960-1961). Selanjutnya jadi Ketua Senat Seluruh Indonesia menggantikan dr. [[Tarmizi Taher]] dari Universitas Airlangga (1961-1963).
 
Selanjutnya mengikuti Sekolah Dasar Perwira Komando (Sedaspako) V/1967 KKO AL, namun tidak berlanjut sebagai Perwira AL, dan hanya menjadi Imam Tentara yang ditempatkan sebagai Kepala Dinas Rohani Islam Pusat Pendidikan Tamtama, merangkap Kepala Penerangan di Gunung Sari, Surabaya. Terakhir Wakil Kepala Dinas Rohani Islam Komando Wilayah Timur KKO AL di Surabaya hingga akhir tahun 1969. Kemudian oleh Komandan Pusat KKO AL [[H. Moh. Anwar|Mayjen KKO Moch. Anwar]], pada tahun 1970 AM Fatwa diperbantukan kepada Gubernur DKI Jakarta, [[Ali Sadikin|Letjen KKO AL Ali Sadikin]], di bidang agama dan politik.
Baris 89 ⟶ 93:
Dalam Pemilu 1999, AM Fatwa terpilih menjadi Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR RI]] dari PAN. Ia lalu menjabat Wakil ketua DPR RI (1999-2004). Dalam Pemilu 2004, ia terpilih untuk kedua kalinya dari PAN, dan menjadi Wakil Ketua [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|MPR RI]] (2004-2009). Pada Pemilu 2009 dan 2014, AM Fatwa memutuskan maju sebagai calon perorangan dan terpilih menjadi Anggota [[Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia|DPD RI]], Senator dari DKI Jakarta.
 
Pada HUT KNPI 1999, DPP [[Komite Nasional Pemuda Indonesia|KNPI]] pimpinan [[Adhyaksa Dault|Adyaksa Dault]] memberikan ''award'' kepada AM Fatwa sebagai Pegawai Negeri dan Politisi Berkepribadian. Pada tanggal 14 Agustus 2008, ia dianugerahi tanda kehormatan [[Bintang Maha PuteraMahaputera Adipradana]] oleh Presiden RI. Pada HUT ke-30 Revousi Islam Iran, 29 Januari 2009, AM Fatwa memperoleh Award Pejuang Anti Kezaliman dari Presiden [[Mahmud Ahmadinejad|Mahmoud Ahmadinejad]], bersama sembilan tokoh pejuang demokrasi dan kemerdekaan dari sembilan negara. Atas pemikiran dan pengabdiannya pada masyarakat, khususnya di bidang pendidikan luar sekolah, AM Fatwa dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa oleh [[Universitas Negeri Jakarta]] (UNJ) pada 16 Juni 2009.
 
Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) memberinya tiga kali penghargaan. ''Pertama'', sebagai Anggota Parlemen paling produktif menulis buku (2004). ''Kedua'', penghargaan atas pledoi terpanjang di Pengadilan Negeri 1985 (2004). Dan ''ketiga'', dalam upayanya merintis penggunaan Hak Bertanya Anggota DPD RI kepada Presiden tentang kebijakan ‘Mobil Murah’, wewenang yang pertama kali digunakan oleh DPD RI dengan memecahkan rekor terbesar penanda tangan, 96 Anggota DPD RI (2013).
 
Sejumlah masyarakat adat juga tak ketinggalan memberinya gelar kehormatan, seperti Marga [[Marga Ginting|Ginting]] dari Tokoh Adat Brastagi (1999), Marga Harahap dari masyarakat Adat Padang Sidempuan (2001), Gelar Tumenggung Alip Jaya dari Adat Keratuan Paksi Pak Skala Brak (Kerajaan Tua di Lampung, 2006), dan Gelar Kajeng Pangeran Notohadinagoro dari [[Pakubuwana XII|Pakubuwono XII]] (2002).
 
Selama dua periode menjadi Senator di DPD RI, AM Fatwa tercatat sebagai Ketua Badan Kehormatan (BK) DPD RI yang terlama (2012-2017), dan beberapa kali menghasilkan keputusan fenomenal, seperti pemberian sanksi tegas kepada sesama anggota DPD yang melanggar kode etik sebagai anggota Parlemen. Sebagai anggota DPD tertua, dia juga memimpin sidang peralihan pertengahan periode kepemimpinan DPD RI yang krusial dan kontroversial (2017).
Baris 99 ⟶ 103:
Dalam kepemimpinannya juga, dua kali BK DPD RI menyelenggarakan seminar nasional dengan tema ''Peran Badan Kehormatan dalam Menjaga Harkat, Martabat, Kehormatan, dan Citra Lembaga Legislatif'' (2012) dan ''Pelaksanaan Hak-Hak Protokoler Anggota Legislatif di Pusat dan Daerah'' (2013). Kedua seminar nasional untuk pertama kalinya diselenggarakan dalam sejarah keparlemenan Indonesia, dan ternyata banyak menjadi rujukan bagi DPRD-DPRD seluruh Indonesia.
 
Meskipun mewakili daerah pemilihan DKI Jakarta, advokasi untuk menegakkan demokrasi dan HAM yang ia lakukan tidak hanya terbatas pada kasus-kasus besar yang terjadi di ibukotaibu kota. Seperti, ikut menyelesaikan sengketa makam Mbah Priok antara masyarakat dengan PT Pelindo II, memediasi sengketa masyarakat Ancol dengan PT Pelindo II, memediasi sengketa lahan antara warga Meruya Selatan Jakarta Barat dengan pengembang PT Portanigra, memperjuangkan kepemilikan KTP bagi masyarakat Tanah Merah Plumpang Jakarta Utara, menyelesaikan sengketa rumah susun Tanah Abang antara penghuni dan pengembang, dan menyelamatkan PPD dari rencana likuidasi oleh Menteri BUMN lalu mengalihkannya menjadi BUMD. Juga kasus yang terjadi di daerah lain, seperti turun langsung di lapangan menyelesaikan sengketa Pilkada Sumba Barat Daya, sehingga Mendagri terpaksa melantik Bupati terpilih di Kemendagri Jakarta, karena Gubernur NTT tidak bersedia melantiknya(2014), membantu penyelesaian melalui Mabes Polri atas kasus pembakaran liar suatu perkebunan di Sumatera Utara (2014).
 
AM Fatwa juga aktif mengambil inisiatif dan menjadi panitia pengusulan gelar pahlawan nasional kepada tokoh-tokoh bangsa. Seperti [[Noer Alie|KH Noer AliAlie]] (2006), [[Mohammad Natsir|Mohamad Natsir]] (2008), [[Syafruddin Prawiranegara|Sjafruddin Prawiranegara]] (2011), [[Pakubuwana X|Pakubuwono X]] (2011), [[Bagoes Hadikoesoemo|Ki Bagus Hadikusumo]] (2015), dan sekarang ia sedang berusaha terus mengusulkan gelar pahlawan nasional untuk [[Kasman Singodimedjo]], [[Abdoel Kahar Moezakir|Abdul Kahar Mudzakkir]], [[Abdurrahman Baswedan|AR Baswedan]], dan [[Ali Sadikin]].
 
AM Fatwa beberapa kali memimpin delegasi ke sejumlah negara sahabat, antara lain dalam rangka diplomasi parlemen, seperti merintis hubungan pertama DPR RI dengan Parlemen Polandia (2000), mengeratkan kembali hubungan RI dan RRC setelah terputus pasca peristiwa G30S/PKI (2003), merintis dibukanya kedutaan besar RI di Tripoli Libya setelah bertemu dengan Presiden Muammar Khaddafi (2001), ke Lisabon sebagai Koordinator Grup Kerjasama Bilateral Parlemen RI dan Portugal (2009), ke Havana mengangkat kasus utang beras Kuba kepada RI di masa pemerintahan Sukarno (2002), ke Riyadh merintis hubungan Parlemen RI dengan Parlemen Arab Saudi (2002), ke Khartoum menandatangani Kerjasama Parlemen RI dan Sudan (2004), ke Jeddah membahas perlindungan TKI dengan Menteri Tenaga Kerja Arab Saudi (2004), mengeratkan kembali hubungan DPR-RI dengan Parlemen Malaysia setelah selesainya politik konfrontasi (2004). Memimpin pertama kali kunjungan gabungan Anggota DPR dan DPD ke Parlemen Nasional dan Senat Australia di Canberra (2007) dan dibalas juga dengan kunjungan gabungan Anggota Senat dan DPR Nasional Australia,
Baris 111 ⟶ 115:
Kiprahnya dalam ranah sosial, politik, dan dakwah ternyata menarik sejumlah mahasiswa untuk menjadikannya objek penelitian. Antara lain, ''Pemikiran dan Kiprah Dakwah Andi Mappetahang Fatwa'' (Skripsi Ihsan Suri di UIN Syarif Hidatullah Jakarta tahun 2010), ''Keterpilihan AM Fatwa Sebagai Anggota DPD RI Periode 2014-2019'' (Tesis Iqbal Syarifuddin di Universitas Indonesia tahun 2016), ''Dakwah Politik AM Fatwa'' (Skripsi Ridhallah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017). CW Watson, peneliti asal Inggris membuat publikasi khusus tentang AM Fatwa berjudul ''Criticism thought of AM Fatwa: An Indonesian Politician on Nasionalism, Politics, and Dakwah in Indonesia'' (versi Indonesia: Membaca AM Fatwa, 2008).
 
AM Fatwa telah merintis berdirinya beberapa lembaga pendidikan seperti Yayasan Pondok Karya Pembangunan (PKP/''Jakarta Islamic School''), Yayasan Ki Bagus Hadikusumo, dan Yayasan Putra Fatahillah dengan Sekolah Tinggi Ekonomi dan Perbankan Islam Mr. Sjafruddin Prawiranegara. Kini ia juga Ketua Pembina Yayasan Asrama Pelajar Islam (YAPI) yang didirikan Wakil Perdana Menteri Prawoto Mangkusasmito tahun 1952.[]
 
Berbagai tulisan dan wawancaranya dapat dibaca di http://www.thefatwacenter.com. Alamat korespondensi: The fatwa Center, Gedung Putra Fatahillah, Jl Kramat Pulo Gundul No 14-15 Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru Jakarta 10540. Telp/Fax 021-4255591. Atau Kompleks Parlemen, Gedung DPD RI Lantai 2A. Jl Gatot Subroto No. 6 Senayan Jakarta 10270. Telp. 021-57897187 Fax: 021-57897188, Handphone: +6282112695494/+62816892658, email amfatwa39@gmail.com .Facebook AMFatwa; twitter @Amfatwa; Instagram: @amfatwa
 
== Pendidikan ==
Baris 171 ⟶ 173:
 
* {{id}} [http://www.amfatwa.com Situs resmi A.M. Fatwa]
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/a/am-fatwa/index.shtml Biografi @tokohindonesia.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091201030510/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/a/am-fatwa/index.shtml |date=2009-12-01 }}
* (Indonesia) https://twitter.com/AMFatwa
 
Baris 178 ⟶ 180:
 
{{DEFAULTSORT:Fatwa, A. M.}}
[[Kategori:PolitikusTokoh Partai Amanat NasionalTNI]]
[[Kategori:Tokoh ICMImiliter Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut]]
[[Kategori:Tokoh HMIKorps Marinir]]
[[Kategori:Alumni UINUniversitas Syarif17 HidayatullahAgustus 1945 Jakarta]]
[[Kategori:Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh Bugis]]
[[Kategori:Tokoh Sulawesi Selatan]]
[[Kategori:Tokoh dari Bone]]
[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Muhammadiyah]]
[[Kategori:Tokoh Himpunan Mahasiswa Islam]]
[[Kategori:Tokoh PII]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 66]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Petisi 50]]
[[Kategori:AnggotaPenandatangan DPR/MPRPetisi 1999-200450]]
[[Kategori:Politikus Partai Amanat Nasional]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1999–2004]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 2004–2009]]
[[Kategori:Tokoh ICMI]]
[[Kategori:Anggota DPD 2009-2014]]
[[Kategori:Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]]
[[Kategori:Penandatangan Petisi 50]]
[[Kategori:Tokoh HMI]]
[[Kategori:Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia]]
[[Kategori:TokohPenerima BugisBintang Mahaputera Adipradana]]
[[Kategori:Anggota DPD 2014-2019]]