Arsitektur Gereja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
WikiB1004 (bicara | kontrib)
Neo Gotik: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
WIldan Azmi (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Kebudayaan Kristen}}
[[Berkas:Sacred Heart Cathedral (New Delhi).jpg|200px|jmpl|Katedral Hati Suci di India]]
'''Arsitektur [[Gereja]]''' adalah seni bangunan gereja.<ref name="Zhand">Zahnd. Markus., Pendekatan dalam Seni Arsitektur, Yogyakarta: [[Kanisius]] 2009 Hlm. 5</ref> Arsitektur berasal dari bahasa [[Yunani]]: '''αρχή''' (''arke'') yang berarti permulaan dan '''τεχνή''' (''tekne'') yang berarti seni pertukangan.<ref name="Zhand">Zahnd. Markus., '''Pendekatan dalam Seni Arsitektur'''Yogyakarta: ]]Kanisius]] 2009 Hlm. 5</ref> Secara harafiah, arsitektur adalah seni pertukangan yang mula atau dasar.<ref name="Zhand"/> Arsitektur dianggap holistik, yaitu menyangkut hal-hal yang [[sakral]] dan [[profan]].<ref name="Zhand"/> Jadi, arsitektur gereja adalah seni pertukangan dari bangunan gedung gereja, sehingga pertimbangan pertama ditinjau dari tujuan dibangunnya gedung itu, yaitu untuk [[ibadah]].<ref name="White">James F., Pengantar Ibadah Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia Hlm. 76-117</ref> Karena gereja adalah perwujudan sejarah dari hidup [[Kristus]], maka nilai-nilai di dalamnya juga harus memiliki kesatuan dengan hati [[Yesus]]<!-- kesatuan dengan hati Yesus itu yang seperti apa? usahakan menggunakan bahasa dan pengungkapan sesederhana mungkin, hingga bisa dipahami oleh pembaca awam (termasuk pemeluk agama bukan Kristen)-->.<ref name="Takenaka"/>
Baris 8 ⟶ 9:
 
== Basilika ==
'''[[Basilika]]''' adalah bangunan Romawi untuk kegiatan umum.<ref name="Rachman"/> Kegiatan itu meliputi pengadilan, perdagangan, dengan tata ruangan tersendiri yang kemudian dipakai juga oleh gereja.<ref name="Winarwan"/> Hal ini menggantikan peran [[katakomba]] atau kuburan bawah tanah yang menjadi tempat ibadah jemaat [[Kekristenan|Kristen]] perdana, terlebih ketika mengalami penganiayaan dari penguasa [[Romawi]].<ref name="Comby">Jean Comby., How to Read Church History Vol. 1., New York: Crossroad Publishing Company, 1989</ref> Basilika diyakini sebagai bangunan gereja hingga sekitar seribu tahun lamanya dalam sejarah gereja sebelum dimodifikasi untuk keperluan liturgi.<ref name="Rachman"/> Modifikasi itu dilakukan pada pilar, dinding, [[apsis]] yang dibuat berhiaskan mosaik dan [[freska]] Kristiani.<ref name="Rachman"/> Altar dibuat dari batu, di dalamnya terdapat makam seorang [[martir]] sebagai gambaran kesaksian [[iman]].<ref name="Rachman"/> Ruang ibadah dibuat menyerupai [[bahtera]] yang disebut ''naos'', gereja menghadap ke Timur sebagai pengharapan kedatangan mesias.<ref name="Rachman"/>
 
== Romanesque ==
Baris 15 ⟶ 16:
== Gothik/Gothic ==
Arsitektur [[Gothik|Gotik]] berkembang dari [[Prancis]] sekitar abad 13 hingga 16.<ref name="Rachman"/><ref name="Winarwan"/> Cirinya dapat kita kenali salah satunya dari seni atap dengan apsis setengah lingkaran, apsis bertudung di jendela dan pintu mulai dibentuh sehingga mempunyai kuncup seperti bawang.<ref name="Rachman"/> Ciri yang lain adalah bangunan dengan konsep yang memberi keleluasaan cahaya dalam gedung gereja, Allah dipahami hadir di mana saja seperti cahaya.<ref name="Rachman"/> Cahaya dihayati sebagai sifat ilahi.<ref name="Rachman"/> Interior gereja dibuat dengan masuknya cahaya matahari secara estetis dengan sebutan struktur diafan, artinya tembus [[cahaya]] (diaphanous = jernih, terang, bening).<ref name="Rachman"/> Yang terindah dari sumbangan Gotik terhadap konsep cahaya adalah pemakaian kaca bergambar yang disebut ''stained glass'' sebagai pencerahan [[mistik]].<ref name="Rachman"/> [[Abas Suger]] (1081-1151) merupakan salah satu penggagas efek kaca pada benda-benda agar kecerlangan dan kesan dirasakan di dalam gereja.<ref name="Rachman"/>
 
Contoh di Indonesia adalah GPIB Imanuel Jakarta.<ref name="Rachman"/>
 
=== Katedral ===
Arsitektur Katedral adalah karya seni Gereja terbaik dari [[arsitektur Gotik]] yang mengalami puncaknya pada abad ke-12.<ref name="Winarwan"/> Kata katedral berasal dari [[bahasa Latin]] ''cathedra'' yang berarti tahta [[uskup]].<ref name="Winarwan"/>
Katedral juga paling berkembang di Prancis (Utara) dengan ciri-ciri menara tinggi, diding kaca besar, kubah bergaris dan ditopang oleh sayap.<ref name="Winarwan"/>
* Katedral di [[Spanyol]] bernama [[Compostela]] memiliki naos bersayap atau ''transep'' sehingga membentuk salib di ujung dekat katedra.<ref name="Rachman"/>
Baris 64 ⟶ 63:
 
== Neo Gotik ==
Setelah Zaman Gotik, maka disusul zaman ''[[Rennaisance]]'' ''[[Baroque]]'' dan ''[[Rococo]]'' yang melahirkan arsitektur Neo Gotik.<ref name="Winarwan"/> Perbedaan utama langgam Noe Gotik dan Gotik adalah kesederhanaan dekorasi bangunan, terlihat dengan tidak adanya ukiran dan patung yang rumit.<ref name="Winarwan"/> Neo Gotik adalah perpaduan dari Gotik, Neo Klasik dan [[Romantisme]].<ref name="Winarwan"/> Sedangkan pada zaman [[modern]], bentuk Gotik masih digunakan, namuntetapi lebih praktis.<ref name="Winarwan"/>
Gereja Katedral di [[Jakarta]] adalah salah satu contoh aliran neo-gothik.<ref name="Rachman"/>
 
== Modern ==
Arsitektur Gereja Jaman [[Modern]] semakin berkembang, memiliki pertimbangan-pertimbangan: kegunaan atau ''utility'', kesederhanaan atau ''simplicity'', Keluwesan atau ''flexibility'', Kedekatan ''intimacy''dan keindahan atau ''beauty''.<ref name="White">James F., '''Pengantar Ibadah Kristen''' Jakarta: BPK Gunung Mulia Hlm. 76-117</ref> Apek teologis dikonsep secara kreatif, konsep teologis filosofis ini dikembangkan secara baru pula.<ref name="Rachman"/> Walau banyak gereja yang bangunannya [[pragmatisme|pragmatis]] dan terkesan pamer iman.<ref name="Rachman"/> KreatifitasKreativitas yang ada pada gereja modern dapat tampil tetap indah dan bernilai tinggi.<ref name="Rachman"/> Contohnya di Indonesia, [[GKI Serpong]]-Tangerang, [[GKJ Nehemia]]-Lebak Bulus.<ref name="Rachman"/> Di Filipina terdapat Gereja Saint Andrew di [[Manila]], dengan bentuk [[stupa]] pada puncaknya menyerupai [[kemah]], stupa mempunyai dua kaki dan di antara itu terbentang atap model apsis.<ref name="Rachman"/>
 
Konsep teologis yang terdapat pada gereja modern salah satunya adalah keterbukaan gereja terhadap dunia luar, kepedulian gereja terhadap persoalan sosial yang dimasukkan dari refleksi kisah Yesus yang menyaksikan karya [[Allah]] yang mengambil rupa seorang hamba.<ref name="Rachman"/> Filipi 2:6-7 mengajak umat untuk tidak ekslusif dari manusia dan dunia luar.<ref name="Rachman"/>
Baris 81 ⟶ 80:
Di Bandung, Gereja Katedral yang masih utuh saat ini juga mengakomodasi unsur [[alam]] yang penuh perhitungan.<ref name="Winarwan"/> Prof. [[Charles Prosper Wolff Schoemaker]] yang mendekorasi bangunan itu mengeksploitasi cahaya [[matahari]] dalam mengolah fasad bagunan.<ref name="Winarwan"/> Dengan moulding pada [[eksterior]] gereja akan menighasilkan efek bayangan dari pergeseran sinar [[matahari]]. Selain itu juga mengakomodasi unsur budaya di mana lekuk-lekuk yang mendominasi pada eksteriornya dibuat mirip [[candi]] di [[Jawa]] dan [[India]].<ref name="Winarwan"/>
 
=== Arsitektur Gereja dan Budaya ===
Takenaka berpendapat bahwa setiap gaya bangunan pada sejarahnya merepresentasikan tanggapan gereja akan zamannya.<ref name="Takenaka">{{en}}Masao Takenaka., The Place where God Dwells – An Introduction to Church Architecture in Asia, Christian Conference of Asia 1995</ref> Sebagaimana periode katakomba, basilika, [[Byzantine]], [[Romanes]], Gotic, bahkan gaya kolonial.<ref name="Takenaka"/> Seperti [[gaya arsitektur]] Gereja di [[Romania]] [[ortodoks]], rata-rata Gereja di sana luas, namuntetapi juga ada yang berukuran kecil, namuntetapi keduanya sama-sama saling menyesuaikan dengan lingkungan alam. Gereja di [[Switzerland]] yang menggunakan [[simbol]] ayam jantan sebagai lambang kebangkitan, dan Gereja di [[Jepang]] yang memasukkan unsur ''[[Shakkei]]'' yang artinya “meminjam pemandangan” adalah sebuah model dari arsitektur yang mempertimbangkan budaya dan alamnya.<ref name="Takenaka"/> Hal ini menurut Takenaka adalah respon dari [[Firman]] [[Tuhan]] pada [[Kejadian|Alkitab]] 1 dan 2, yaitu dalam hal menguasai dan memeliharanya.<ref name="Takenaka"/> Di Indonesia sendiri terdapat Gereja di [[Blimbingsari]] yang membuat gerbangnya sebagai undangan naik ke atas (filosofi [[Himalaya]] dan Mt. Meru) sebagai adaptasi dari [[budaya]] yang erat dengan masyarakat [[Hindu]], atapnya bisa diterobos udara dan sinar matahari sebagai tanda kedekatan dengan alam. Ketenangan Gereja di [[Legian]] yang teduh itu sebagai wujud dari pesan pada [[Ayub]] 31:32, yakni memberi sambutan kepada para pejalan, atau pelancong.<ref name="Takenaka"/>
 
== Referensi ==