Dou Jiande: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Jjiose1991a (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[File:竇建德(說唐演義全傳).jpg|thumb|220px|Dou Jiande]]
'''Dou Jiande''' ([[Hanzi]]: 窦建德, [[573]]-[[621]]) atau juga dikenal sebagai '''Pangeran Xia''' (夏王), adalah seorang pemimpin [[pemberontakan petani]] pada akhir [[Dinasti Sui]] yang berkuasa atas wilayah [[Hebei]]. Ia dianggap sebagai pemimpin pemberontak terbaik saat itu. Setelah kekalahannya dalam [[Pertempuran Hulao]] dari [[Dinasti Tang]], ia ditangkap dan dihukum mati. Sekalipun telah tiada, kharisma dan kenangan atas dirinya masih membekas dihati anak buahnya, sehingga tak lama setelah ia dihukum mati, [[Liu Heita]], salah satu jenderal kesayangannya memberontak terhadap pemerintah Tang hingga akhirnya ditumpas tahun [[623]].
 
Baris 11 ⟶ 12:
 
Pada akhir tahun itu, [[Yang Yichen]], salah satu jenderal terbaik Sui, membunuh Zhang Jincheng dalam sebuah pertempuran. Pasukannya yang selamat menyerahkan diri pada Dou. Selanjutnya Yang melanjutkan serangannya dengan mengincar Gao. Dou menyarankan agar Gao tidak menghadapi Yang secara langsung, ia berkata, ''“Tidak ada yang lebih hebat di antara jenderal-jenderal Sui daripada Yang Yichen. Dia baru saja mengalahkan Zhang Jincheng dan kini menyerang kita, sulit untuk menghalaunya sekarang ini. Saya mohon anda menghindarinya dan membiarkannya menunggu hingga semangat tempurnya surut. Begitu pasukannya lelah, kita akan menyergapnya dan meraih kemenangan besar. Bila anda meladeninya sekarang, saya khawatir anda tidak akan sanggup mengalahkannya.”'' Sayangnya saran itu ditolak oleh Gao, ia memerintahkan Dou menjaga markas sementara ia menghadapi Yang. Mulanya ia memang meraih kemenangan atas Yang sehingga membuatnya besar kepala, ia langsung mengadakan pesta padahal belum sepenuhnya menang.
 
[[Berkas:Sui Dynasty Uprisings.png|jmpl|Infografik pemberontakan yang terjadi saat masa-masa terakhir dinasti Sui.]]
 
Ketika Dou mendengar ini, ia terkejut dan berkata, ''“Sang Adipati Donghai belum juga mengalahkan musuh, tapi sudah begitu sombong. Bencana akan segera tiba, pasukan Sui akan segera menang dan menyerang ke sini, saya khawatir tidak akan mengampuni satupun dari kita.”'' Perkiraan Dou terbukti, beberapa hari kemudian, Yang berhasil mengalahkan Gao dan membunuhnya di medan perang. Setelahnya ia langsung menyerang markas Dou dan membuat pasukannya kocar-kacir. Dou berhasil lolos dan Yang yang merasa tidak sanggup mengejarnya, mundur. Dou kembali dan mengkonsolidasi sisa pasukan Gao, ia juga mengumumkan masa berkabung untuk Gao. Setelah memulihkan kekuatannya ia memulai langkahnya dengan mencaplok wilayah-wilayah sekitarnya. Kaum pemberontak pada masa itu sangat membenci pejabat Sui, sehingga dimanapun mereka menemui pejabat mereka akan menghabisinya. Namun Dou berbeda dengan pemimpin pemberontak lainnya, ia memperlakukan para pejabat Sui dan kaum terpelajar dengan baik sehingga banyak pejabat Sui yang secara sukarela menyerahkan diri dan kota mereka padanya. Kekuatannya makin bertumbuh hingga mencapai 100.000 lebih.