Republik Lanfang: Perbedaan antara revisi

{{wikify}}{{Untuk|penulis Indonesia|Lan Fang}}

| native_name = Republik Lanfang<br>蘭芳共和國<br>Lánfāng Gònghéguó

|continent conventional_long_name = Asia<!--- Full name in English --->

|country continent = IndonesiaAsia

|era region = HindiaAsia BelandaTenggara

|status country = <!--- Status: see Category list on template page --->Indonesia

|empire status = <!--- TheStatus: empiresee orCategory countrylist toon whichtemplate the entity was in a state of dependencypage --->

| year_start = 1777

| year_end = 1884

| year_exile_start = <!--- Year of start of exile (if dealing with exiled government - statusgovernment–status="Exile") --->

| year_exile_end = <!--- Year of end of exile (leave blank if still in exile)= --->

| event_start = <!--- Default: "Established" --->

| date_start = <!--- Optional: Date of establishment, enter dates in this format 1 January 1801--->

| event_end = <!--- Default:= Kejatuhan "Disestablished"Kongsi --->Lanfang

| date_end = <!--- Optional: Date of disestablishment --->

| event1 = <!--- Optional:Ketua otherKongsi eventssudah betweendibawah "start"pengaruh and[[Hindia "end"Belanda|Kolonial --->Belanda]]

| date_event1 = 1823–1838

| event2 = [[Pemberontakan Mandor]]

| date_event2 = 1884–1885

|event3 event3 =

| date_event3 =

|event4 event4 =

| date_event4 =

| event_pre = <!--- Optional: A crucial event that took place before before "event_start"--->

| date_pre =

| event_post = <!--- Optional: A crucial event that took place before after "event_end"--->

| date_post = <!--- Flag navigation: Preceding and succeeding entities p1 to p5 and s1 to s5 --->

|p1 flag_p1 =

|flag_p1 image_p1 =

|image_p1 p2 =

|p2 flag_p2 =

|flag_p2 p3 =

|p3 flag_p3 =

|flag_p3 p4 =

|p4 flag_p4 =

|flag_p4 p5 =

|p5 flag_p5 =

|flag_p5 s1 = Hindia Belanda

|s1 flag_s1 = Flag of the = Hindia BelandaNetherlands.svg

|flag_s1 image_s1 = Flag<!--- ofUse: the[[Image:Sin Netherlandsescudo.svg|20px|Image missing]] --->

|image_s1 s2 = <!--- Use: [[Image:Sin escudo.svg|20px|Image missing]]= --->

|s2 flag_s2 =

|flag_s2 s3 =

|s3 flag_s3 =

|flag_s3 s4 =

|s4 flag_s4 =

|flag_s4 s5 =

|s5 flag_s5 =

|flag_s5 image_flag = Lanfang Republic Reconstructed Flag.svg

|image_flag flag_alt = Flag<!--- Alt text offor Lanfangflag Republic.svg-->

|flag_alt flag = <!--- AltLink texttarget forunder flag image. Default: Flag of {{{common_name}}} --->

|flag flag_type = <!--- LinkDisplayed targettext for link under flag image. Default: "Flag of {{{common_name}}}" --->

|flag_type image_coat = <!--- Displayed text= forSeal linkof under flagLanfang. Default "Flag" --->svg

|image_coat coat_alt = Seal<!--- Alt text for coat of Lanfang.svgarms --->

|coat_alt symbol = <!--- AltLink texttarget forunder coatsymbol image. Default: Coat of arms of {{{common_name}}} --->

|symbol symbol_type = <!--- LinkDisplayed targettext for link under symbol image. Default: "Coat of arms of {{{common_name}}}" --->

|image_map image_map_alt =

|image_map_alt image_map_caption =

|image_map2_alt image_map2_caption =

|capital capital_exile = Dong<!-- WanIf Li<brstatus="Exile" -->東万律<br>([[Mandor, Landak|Mandor]] sekarang)

|capital_exile latd = <!-- If status="Exile" -->

|latd= |latm= |latNS= |longd= |longm= |longEW =

|national_motto latNS =

|national_anthem longd =

|common_languages longm =

|religion longEW =

|currency national_motto =

|leader2 religion =

|leader4 title_leader = President

|year_leader1 leader1 = <!---[[Low Lan Pak]] atau Years[[Luo servedFangbo]] --->([[羅芳伯]])

|year_leader2 year_leader1 = 1777–1795

|year_leader3 leader2 = [[Jiang Wubo]]

|year_leader4 year_leader2 = 1795–1799

|title_leader leader3 = <!--- Default: "King" for monarchy, otherwise= [[Yan "President"--->Sibo]]

|representative2 leader4 = [[Jiang Wubo]]

|representative3 year_leader4 = 1804–1811

|representative4 leader5 = [[Song]]

|deputy1 representative1 = <!--- Name of primerepresentative of head of state (eg. colonial ministergovernor) --->

|deputy2 representative2 =

|deputy3 representative3 =

|deputy4 representative4 =

|year_deputy1 year_representative1 = <!--- Years served --->

|year_deputy2 year_representative2 =

|year_deputy3 year_representative3 =

|year_deputy4 year_representative4 =

|title_deputy title_representative = <!--- Default: "Prime ministerGovernor" --->

|legislature deputy2 = <!--- Name of legislature --->=

|house1 deputy3 = <!--- Name of first chamber --->

|type_house1 deputy4 = <!--- Default: "Upper house"---> =

|house2 year_deputy1 = <!--- NameYears of second chamberserved --->

|type_house2 year_deputy2 = <!--- Default: "Lower house"---> =

|stat_area1 title_deputy = <!--- area in square kílometres (w/o commas or spaces), area in square milesDefault: is"Prime calculatedminister" --->

|stat_year2 house1 = <!--- Name of first chamber --->

|stat_area2 type_house1 = <!--- Default: "Upper house"--->

|stat_pop2 house2 = <!--- Name of second chamber --->

|stat_year3 type_house2 = <!--- Default: "Lower house"--->

|stat_area4 stat_year2 =

|stat_pop4 stat_area2 =

|stat_year5 stat_pop2 =

|stat_area5 stat_year3 =

|stat_pop5 stat_area3 =

|footnotes stat_pop3 = <!--- Accepts wikilinks= --->

'''Kongsie Langfong'''/<ref name="Almanak 34"/> '''Republik Lanfang''' ([[Hanzi tradisional]]: {{lang|zh-Hant|蘭芳共和國}}, [[Hanyu Pinyin]]: Lánfāng Gònghéguó, [[Pha̍k-fa-sṳ]]: Làn-fông Khiung-fò-koet) adalah nama sebuah organisasi perdagangan [[negara berdaulat|negaraTionghoa]] Tionghoa danatau [[federasi kongsi]] [[Hakka]] di [[Kalimantan Barat]], [[Indonesia]]<ref>[{{Cite web |url=http://www.indonesianhistory.info/map/westborn1800.html |title=States of western Borneo, ca 1800] |access-date=2011-06-24 |archive-date=2015-09-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150924035100/http://www.indonesianhistory.info/map/westborn1800.html |dead-url=yes }}</ref> yang didirikan oleh [[Low Fang Pak]] ([[Luo Fangbo]]) (羅芳伯) pada tahun 1777 sampai akhirnya dibubarkan oleh [[Hindia Belanda|Belanda]] pada tahun 1884.<ref>[{{Cite web |url=http://www.stnn.cc:82/culture/reveal/t20060529_223627.html |title=海外華人創建了世上第一個共和國] |access-date=2010-12-16 |archive-date=2011-04-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110424124658/http://www.stnn.cc:82/culture/reveal/t20060529_223627.html |dead-url=yes }}</ref>

Para sultan di [[Kalimantan Barat]] mendatangkan buruh yang berasal dari China[[Tiongkok]] pada abad ke-18 untuk bekerja dalam pertambangan [[emas]] ataudan [[timah]]. Di antaranya terdapat sejumlah ikatan usaha (kongsi) yang menikmati otonomi politik dan Lanfang dikenal oleh sejarah berdasarkan tulisan oleh Yap-Yoen Siong, menantu Kapitan terakhir kongsi Lanfang, yang diterjemahkan ke dalam bahasa [[Belanda]] pada tahun 1885.<ref>{{Citation | surname=Groot | given=J.J.M. | title=Het Kongsiwezen van Borneo: eene verhandeling over den grondslag en den aard der chineesche politieke vereenigingen in de koloniën | publisher=M. Nijhof | place=The Hague | year=1885}}.</ref>

[[Kongsi]] adalahini bermula pada perkumpulan pertambangan CinaTionghoa di wilayah barat [[Kalimantan|Pulau Borneo]] / Kalimantan. Pertambangan-pertambangan yang dikerjakan oleh orang-orang ChinaTionghoa ini adalah tambang-tambang emas yang tersebar di pesisir utara Wilayah Kalimantan sebelah baratBarat ini. Sebagian besar tambang-tambang emas itu berada di wilayah kekuasaan [[Kesultanan Sambas]]. Orang-orang ChinaTionghoa yang mengerjakan tambang-tambang emas itu pertama kali datang ke wilayah [[Kalimantan Barat]] ini adalah pada tahun 1740 M yang didatangkan oleh Raja Panembahan Mempawah yaitu [[Opu Daeng Manambon]]. Kemudian pada sekitar tahun 1750 M Sultan Sambas ke-4 yaitu [[Sultan Abubakar Kamaluddin]] juga mendatangkan orang-orang ChinaTionghoa untuk pertama kali wilayah Kesultanan Sambas untuk mengerjakan tambang-tambang emas di wilayah Kesultanan Sambas yaitu di daerah Montraduk, Seminis dan Lara. Dalam hal ini status orang-orang ChinaTionghoa ini adalah pekerja-pekerja tambang yang bekerja pada Sultan Sambas. Sebagian hasil tambang itu disisihkan untuk upah para pekerja tambang emas itu dan sebagian lagi adalah merupakan penghasilan bagi Kesultanan Sambas sebagai pemilik negeri.

Seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan pertambangan emas di wilayah kekuasaan [[Kesultanan Sambas]], pada sekitar tahun [[1764]] M terjadi gelombang besar-besaran orang-orang China[[Tionghoa]] yang didatangkan oleh Sultan Sambas ke-5 yaitu [[Sultan Umar Aqamaddin II]] ke wilayah Kesultanan Sambas menyusul begitu banyaknya ditemukan tambang-tambang emas baru di wilayah kekuasaan Kesultanan Sambas ini.Pada sekitar tahun [[1767]] M jumlah orang-orang Tionghoa yang mengerjakan tambang-tambang emas di wilayah barat Pulau Kalimantan ini khususnya di wilayah [[Kesultanan Sambas]] sudah mencapai hingga belasan ribu orang.

[[Lo Fang Pak]] (1738-1795) mulai bertualang pada usia 34 tahun. Dia merantau ke [[Kalimantan Barat]] saat ramainya orang mencari emas (Gold Rush), dengan menyusuri Han Jiang menuju Shantao, sepanjang pesisir [[Vietnam]], dan akhirnya berlabuh di KalbarKalimantan Barat (Wilayah [[Kesultanan Sambas]]) pada usia sekitar 4136 tahun yaitu pada sekitar tahun 1774 M.

Kedatangan orang-orang China[[Tionghoa]] dari daratan China[[Tiongkok]] ini adalah atas permintaan sultan-sultan Melayu saat itu yang mendatangkan para pekerja tambang emas dari daratan ChinaTiongkok yaitu untuk melakukan kerja-kerjapekerjaan tambang yang memang butuh keahlian dan tingkat kesulitan pekerjaanyang tinggi. Pekerjaan tambang saat itu hanya dapat dilakukan dengan ketekunan dari orang-orang ChinaTionghoa. Permintaan pekerja tambang dari ChinaTiongkok daratan saat itu merupakan satu trendtren yang berkembang di kerajaan-kerajaan [[Melayu]], yang dimulai oleh kerajaan [[Melayu]] yang ada di Semenanjung Melayu kemudian kerajaan Melayu di pesisir utara dan timur [[Sumatra]] lalu Kerajaan [[Melayu]] Brunei (yaitu pada masa [[Daftar Sultan Oman|Sultan Omar]] Ali Saifuddin I) baru kemudian disusul oleh Kerajaan-Kerajaan Melayu yang berada di pesisir wilayah Pulau [[Kalimantan bagian barat]].

Kerajaan Melayu di pesisir barat Pulau Kalimantan yang pertama mendatangkan pekerja tambang dari daratan ChinaTiongkok adalah Panembahan Mempawah. Ketika itu, raja yang waktumemimpin adalah Rajanya adalah [[Opu Daeng Manambung]] yaitu pada sekitar tahun [[1740]] M. Kebijakan Panembahan Mempawah ini kemungkinan atas saran dari Adik [[Opu Daeng Manambung]] yaitu [[Opu Daeng Celak]] yang saat itu sedang menjabat sebagai Raja Muda di Kesultanan Riau yang telah lebih dahulu mendatangkan pekerja dari ChinaTiongkok daratan untuk tambang timah di Kesultanan Riau dan berhasil dengan baik. Namun demikian saat itu Panembahan Mempawah mendatangkan orang-orang ChinaTionghoa untuk pekerja tambang (emas) pertama kali adalah berjumlah 20 orang (kemungkinan para pakar mencari emas) yang sebelumnya telah bekerja di [[Kesultanan Brunei]].

Setelah itu didirikanlah pertambangan emas yang dikerjakan oleh orang-orang CinaTionghoa yaitu di daerah Mandor yang saat itu merupakan wilayah Panembahan Mempawah. Setelah beberapa tahun mengerjakan tambang emas di Mandor ini, para pakar pencari emas dari CinaTiongkok ini kemudian mengindikasikan satu tempat tak begitu jauh dari Mandor yang disinyalir banyak mengandung emas. Namun wilayah itu adalah wilayah kekuasaan dari [[Kesultanan Sambas]] yaitu daerah yang bernama Montraduk. Maka kemudian utusan pekerja tambang emas CinaTionghoa ini menghadap Sultan Sambas mengenai potensi emas di Montraduk ini. Mendengar hal demikian Sultan Sambas kemudian mengizinkan untuk membuka tambang emas di Montraduk oleh orang-orang CinaTionghoa dengan syarat bagi hasil yaitu sebagian hasil emas adalah untuk pekerja tambang dari CinaTiongkok ini dan sebagian hasil yang lain adalah untuk Sultan Sambas sebagai pemilik Negeri. Maka kemudian dibukalah tambang emas di Montraduk pada sekitar tahun 1750 M yaitu tambang emas kedua setelah di Mandor.

Sungguh di luar dugaan bahwa potensi emas di wilayah [[Kesultanan Sambas]] ini sangat melimpah ruah. Setelah Montraduk berturut-turut dibuka lagi tambang emas di Seminis, Lara, Lumar yang semuanya di wilayah Kesultanan Sambas dan memberikan hasil emas yang sangat memuaskan. Sebagai dampaknya gelombang kedatangan orang-orang ChinaTionghoa semakin melimpah ke wilayah Kalimantan Barat ini khususnya di wilayah Kesultanan Sambas. Mereka berdatangan berdasarkan pertalian keluarga, sekampung halaman atau sesama kumpulan sehingga kemudian pada sekitar tahun 1770 M telah ada sekitar lebih dari 20.000 orang-orang CinaTionghoa pekerja tambang emas di wilayah Kalimantan Barat ini yang sekitar 70 % dari jumlah pekerja tambang emas itu adalah berada di wilayah Kesultanan Sambas yang berpusat di Montraduk.

Pada sekitar tahun 1775 M datang pemuka masyarakat Hakka dari ChinaTiongkok yang bernama Lo Fong Pak ke daerah Kongsi yang ada di Wilayah [[Kesultanan Sambas]].

Di Mandor, Lo Fong Pak, Ketua Kongsi Lan Fong kemudian menyatukan orang-orang Hakka yang ada di wilayah Mandor dalam organisasi yang bernama San Shin Cing Fu (karena di wilayah Mandor saat itu juga terdapat orang-orang CinaTionghoa selain Suku Hakka / Khek yaitu orang Thio Ciu, berbeda dengan Kongsi-kongsi CinaTionghoa yang ada di wilayah [[Kesultanan Sambas]] yang seluruhnya adalah dari Suku Hakka / Khek).

Sejak saat itu hubungan Lo Fong Pak (Kongsi Lan Fong) dengan Sultan Pontianak menjadi semakin kuat dan dekat sehingga kemudian Lo Fong Pak (Kongsi Lan Fong) diberikan kewenangan yang lebih luas lagi (semacam daerah otonomi khusus) namun tetap berada dibawah naungan [[Kesultanan Pontianak]]. Peristiwa ini terjadi ketika usia Lo Fong Pak mencapai usia 5755 tahun yaitu pada sekitar tahun 1793 M.

Dalam tarikh negara samuderasamudra dari Dinasti Qing tercatat adanya sebuah tempat di mana orang Ka Yin (dari daerah Mei Hsien) bekerja sebagai penambang, membangun jalan, mendirikan negaranya sendiri, setiap tahun kapalnya mendarat di daerah Zhou dan Chao Zhou (Teochiu) untuk berdagang. Sementara dalam catatan sejarah Kongsi Lan Fong sendiri terungkap bahwa setiap tahun mereka membayar upeti kepada Dinasti Qing seperti Annan (Vietnam).

Pada tahun 1884 M Kongsi Thai Kong yang berpusat di Montraduk menolak diperintah oleh Belanda, sehingga Kongsi Thai Kong diserang oleh Belanda. Belanda berhasil menduduki Thai Kong Kongsi, namuntetapi kongsi tersebut mengadakan perlawanan selama 4 tahun. Perlawan Kongsi Thai Kong terhadap Belanda ini juga kemudian melibatkan Kongsi Lan Fong sehingga Kongsi Lan Fong kemudian juga diserang Belanda dan ditaklukkan Belanda, menyusul kematian Liu Asheng (Hakka: Liu A Sin), Ketua Kongsi Lan Fong yang terakhir. Sebagian warga Kongsi Lan Fong kemudian mengungsi ke Sumatera. Karena takut mendapat reaksi keras dari pemerintahan Qing, Belanda tidak pernah mendeklarasikan Lan Fong sebagai koloninya dan memperbolehkan seorang keturunan mereka menjadi pemimpin boneka.

Daftar [[Ketua Kongsi]] yang pernah memimpin Daerah Otonomi Kongsi Lanfang (1777 - 17931777–1793 ) dan Daerah Otonomi Khusus Kongsi Lanfang dari tahun [[1793]] - –[[1884]].