Cineam, Tasikmalaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Menghilangkan spasi sebelum tanda koma dan tanda titik dua
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Pranala luar: Bot: Merapikan artikel, removed stub tag
 
(9 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{dati3
{{kecamatan|nama=Cineam
|nama =Cineam
|dati2=Kabupaten
|native_name =ᮎᮤᮔᮦᮃᮙ᮪
|nama dati2=Tasikmalaya
|native_name_lang=Sund
|luas=- km²
|provinsi =Jawa Barat
|penduduk=-
|dati2 =Kabupaten
|kelurahan=-
|nama camat=Drs.dati2 ASEP DARISMAN =Tasikmalaya
|coordinates ={{Coord|-7.390695|108.367978 |format=dms| display = title,inline}}
|kepadatan=- jiwa/km²
|pushpin_map =Kabupaten Tasikmalaya#Indonesia Jawa Barat#Indonesia Jawa#Indonesia
|provinsi=Jawa Barat
|luas =73,08
|luasref =<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2022|website=dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=2023-02-02|format=Visual}}</ref>
|penduduk =-33982
|penduduktahun =[[2022]]
|pendudukref =<ref name="DUKCAPIL"/>
|kepadatan=- jiwa/km&sup2; =465
|kelurahan =-10
|nama camat =Drs. Asep Darisman
}}
 
'''Cineam''' ([[Aksara Sunda Baku|aksara Sunda]]: {{Sund|ᮎᮤᮔᮦᮃᮙ᮪}}) adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Tasikmalaya]], [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]].
 
== Sejarah ==
Kecamatan Cineam dibentuk oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada 1840, yang diperintah oleh seorang Rangga bernama Dirja dengan membawahi 7 Petinggi (''Akuwu''), yakni: Desa Cineam, Desa Garunggang (Rajadatu), Desa Situ Hapa (Rajadatu), Desa Cijulang,Desa Cikondang, Desa Ciherang (Karanglayung) dan Desa Gunung Jantra (Sirnajaya).
 
Pada 1860 sudah dikepalai oleh seorang Camat (Assisten Wedana) pertama yang bernama Resna, yang berada dibawahdi bawah perintah Rangga Dirja. Sementara, Rangga Dirja dipindah ke Kawasen (Banjarsari) pada 1870, setelah berhasil memenuhi setor kopi ke Belanda selama 30 tahun.
 
Pada 1888 Onderdistrik Cineam termasuk kedalam wilayah Distrik Pasir Panjang yang terdiri dari 8 Petinggi yakni: Cineam, Garunggang, Ciherang Gunung, Cikondang, Cijulang, Gunung Jantra, Cisarua dan Citalahab.
Baris 22 ⟶ 31:
Berturut-turut pejabat Camat di Kecamatan Cineam adalah sebagai berikut:
 
A. JamanZaman Kolonial Belanda (1860 – 1942)
 
1. 1860: Resna
Baris 60 ⟶ 69:
18. 1933: Raden Dodo Kartasuwanda
 
19. 1938: dikepalai oleh Mantri Polisi bernama Raden AnggadirjaAnggawidjaja.
 
20. 1942: dikepalai oleh Mantri Polisi bernama Raden Suryadi.
 
B. JamanZaman Kolonial Jepang (1943 – 1944)
 
21. 1943: dikepalai oleh Mantri Polisi bernama Raden Anggeng Wiradiputra
Baris 70 ⟶ 79:
22. 1944: dikepalai oleh Mantri Polisi bernama M. Natadiria
 
C. JamanZaman Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (1945 – sekarang)
 
23. 1945: Raden Usman Padmakusumah
Baris 150 ⟶ 159:
'''Raden Anggamalang '''adalah seorang Kyai yang pertama menyebarkan Agama Islam di wilayah Nagara Tengah. Terpilih menjadi Penghulu dan sebagai Hakim Leuwi Panereban. Sesudah meninggal dimakamkan di '''Pasir Abas '''sekarang Dusun Cikanyere dan Astananya di Dusun Darmasari (Cidarma) Desa Madiasari Kecamatan Cineam.
 
Peninggalan: '''Makam Kyai Anggamalang'''
 
'''2. RADEN ANGGAPRAJA.'''
Baris 234 ⟶ 243:
Peninggalan: 1. '''Makam Aria Pandji Subrata (Dalem Gembor)'''
 
2. '''Makam Nyi Raden Dalem Cempaka'''
 
== B. DALEM II ''RADEN ARIA PANTJI KUSUMAH'' ==
Baris 247 ⟶ 256:
Peninggalan: '''Makam Dalem Pananjung'''
 
====== GUNUNG PUTRI ======
JamanZaman Kadaleman seorang Dalem biasanya mempunyai isteri lebih dari 1, isteri ke 2, ke 3, dan lainnya disebut '''Selir''' atau '''Parekan. '''Dalem Nagara Tengah menempatkan isteri Parekan di suatu Bukit yang berada di sebelah Selatan Kadaleman. Putri atau Isteri Parekan kalau disiang Hari kegiatannya membuat '''Kanteh''' dari kapas, sesudah jadi Kanteh di celup oleh kulit akar mengkudu atau sejenis tanaman yang disebut '''Kitarum''' terus di kukus lalu di jemur, sesudah kering Kanteh tersebut terus ditinun.
 
Bukit bekas kediaman Puteri atau isteri Parekan tersebut yang sekarang dinamakan '''Gunung Putri''' yang berada di Kampung Nyengkod Desa Nagara Tengah Kecamatan Cineam.
Baris 254 ⟶ 263:
Peninggalan: '''Pelataran Gunung Puteri'''
 
===== OLAH RAGA UJUNGAN =====
Olah Raga '''Ujungan''' merupakan olahraga seni beladiri yaitu Saling Hantam dengan perkakas sebuah rotan yang panjangnya 1 sikut yang sasarannya pada kepala, tetapi pada waktu latihan olahraga seni bela diri ujungan kepalanya memakai Tudung atau semacam topi yang terbuat dari kulit kerbau di dalamnya dilapisi sabut kelapa atau daun pisang yang sudah tua, maksudnya agar tidak terlalu sakit apabila mengenai kepala. Tutup kepala tersebut dinamakan '''Balakutak.'''
 
Baris 261 ⟶ 270:
Peninggalan: '''Pelataran Gunung Hujung'''
 
Hubungan dengan Kadaleman lain erat sekali baik denagndengan para Dalem yang ada di wilayah Galuh, maupun yang ada diluardi luar seperti: Sukakerta, Sunia Wenang wilayah Sumedang.
 
Agama Islam selain oleh Kyai Anggamalang juga di bantu oleh Kyai Kapi Ibrahim, Kyai Abdul Rokhaniah di bantu juga oleh Kyai Kapiyudin dalmdalam mengembangkannya. Banyak rakyat dari Kadaleman lain yang pindah kedaerah Kadaleman Nagara Tengah.
 
Peninggalan: '''Makam Kyai Abdul Rokhaniah''' (Putra Raden Anggamalang)
Baris 407 ⟶ 416:
Sebagai penggantinya adalah '''Raden Aria Kusumah (Dalem Nagara Tengah ke III) '''sepeninggalnya Raden Aria Pandji Kusumah (Dalem ke II) oleh Raden Aria Kusumah (Dalem ke III) cara-cara mengurus Negara diteruskan terutama masalah pertanian untuk kemakmuran rakyat, jadi Kadaleman Nagara Tengah tetap subur makmur sehingga tidak merasa susah apabila harus membayar Caos Upeti kepada Sultan Mataram karena brang yang diperlukan semuanya ada.
 
Penyebaran Agama Islam oleh Penghulu dan Kyai dilaksanakan dengan menggunakan Seni Terbang, Angklung, dan Dog-dog. Sebagai alat penghibur anak-anak kalau digusaran dan sunatan, diramaikan supaya merasa gembira sehingga anak-anak yang belum digusaran atau di sunat menjadi tertarik. JamanZaman dahulu anak perempuan biasa di gusaran, kalau anak laki-laki di gusaran dan disunat
 
Kegiatan olahraga ujungan masih terus dilaksanakan tempatnya di Gunung Hujung. Tiap tahun biasa memilih orang yang terkuat dari rakyat Kadaleman. Pandai besi di Sayung terus berjalan supaya petani mudah mendapatkan perkakas pertanian, pertukangan kayu supaya mudah mendapatkan perabotnya seperti: baliung, tatah, pasak besi dan lainya. waktu itu belum ada yang disebut sugu, gergaji, atau rimbas.
Baris 529 ⟶ 538:
Sebab dari bukti – bukti yang dikumpulkan kemudian, akhirnya Mataram menyadari kekeliruanya dan timbul penyesalan karena Dipati Imbanagara ternyata sama sekali tidak bersalah, dan menyadari bahwa Dipati Imbanagara menjadi korban pitnah yang tidak pernah dilakukanya.
 
Patih mendengar dari utusan Mataram bahwa Mas Bongsar akan di angkat jadi Dalem Garatengah merasa menyesal sekali sebab cita-cita ingin menjadi Dalem tidak akan terlaksana. Waktu itu oleh Patih dijawab, bahwa Mas Bongsar sudah 3 Tahun lamanya lolos dari Garatengah tidak tahu kemanake mana perginya, dicari kemanake mana mana tidak ketemu. Padahal Patih itu tidak pernah memerintahkan rakyat harus mencari Mas Bongsar.
 
Patih dan utusan dari Mataram terus menemui Ibu Mas Bongsar, menanyakan kemanake mana lolosnya, sekarang ada dimana, ini ada utusan dari Mataram maksudnya ingin membuktikan Mas Bongsar masih ada di Garatengah, kalau tidak ada kemanake mana perginya harus dicari sampai ketemu kalau masih hidup oleh Sultan mau dijadikan Dalem di Garatengah sebagai pengganti Ayahnya.
 
Ibunya Mas Bongsar mendengar perkataan utusan Mataram kaget dengan rasa gembira bercampur dengan rasa takut. Gembira karena putranya mau diangkat jadi Dalem, sedangkan was-was nya takut putranya '''ditelaspati '''(Dibunuh) seperti Ayahnya. Akhirnya Ibunya Mas Bongsar berkata kepada Patih dan utusan Mataram, tunggu paling lama 1 minggu akan mengutus pegawai Kadaleman barangkali ketemu mau dicari apabila masih ada. Terus Ibunya mengutus pegawai untuk menjemput Mas Bongsar serta menjelaskan maksud dan tujuan utusan dari Mataram, malah harus bersama-sama Petani yang didiaminya untuk mengantarkan ke Garatengah. Selanjutnya pegawai Kadaleman berangkat ke Pawindan mau menjemput Mas Bongsar, sampai di Pawindan kebetulan Mas Bongsar sedang ada. Pegawai memberi tahu maksud dijemput itu karena ada utusan dari Kanjeng Sultan Mataram oleh pegawai itu dijelaskan ke Mas Bongsar dan kepada Petani yang didiaminya maksud dan tujuan sehingga harus pulang dahulu ke Garatengah.
Baris 543 ⟶ 552:
Raden Adipati Pandji Aria Jayanagara (Mas Bongsar) setelah menjadi Dalem perwalianya sementara diserahkan kepada Jagabaya Dalem Paganjuran, setelah dewasa menikah dengan putra '''Rangga Gempol '''dari Sumedang yang bernama '''Nyi Ayu Ibariah. '''Setelah 5 Tahun jadi Dalem Garatengah mempunyai maksud untuk memindahkan Pusat Kadaleman Garatengah, dikarenakan kalau mengadakan hubungan ke tetangga Kadaleman menjadi susah jalanya ('''Belot jalan ''') ditambah sudah ada 2 kali kejadian 2 Dalem yang mati dibunuh yaitu Sang Adpati Panaekan dan Dipati Imbanagara.
 
Kemudian mengadakan musyawarah di Kadaleman Garatengah kesimpulanyakesimpulannya mupakat, terus Mas Bongsar melaporkan maksud dan tujuanya ke Sultan Mataram meminta ijin akan memindahkan Pusat Kadaleman Garatengah. Oleh Sultan Mataram diberi ijin malah di beri petunjuk serta diberi saran kalau mau pindah bagaimana kalau ke '''Kertajaga Binangaun.'''Mas Bongsar terus kembali dari Mataram sambil melihat-lihat daerah yang akan dijadikan sebagai Pusat Kadaleman yaitu daerah Kertajaga Binangun. Mau membuktikan keadaan tempat di kertajaga cocok atau tidaknya untuk dijadikan pusat Kadaleman. Tetapi setelah dibuktikan kurang cocok sebab masih rumit jalan. (Belot). Terus berangkat dengan pengiringnya menuju daerah '''Pataruman''' (Banjar). Terlihatnya cocok sekalai kalau Pataruman dijadikan Pusat Kadaleman Garatengah, untuk hubungan dengan Kadaleman tetangga mudah tidak rumit jalan. Namun sayang keadaan tanahnya masih terlalu lembah, masih sering kebanjiran dari sungai Citanduy dan luas daerah rawa-rawanya.
 
Kalau waktu itu banjar dijadikan pusat Kadaleman, yang mendiami rawa-rawa yang terkenal dengan nama '''Nyi Dewi Mayang Cinde''' akan mengakibatkan semua orang terjangkit penyakit Demam yang mendiami tempat itu. Oleh orang tua yang disebut Nyi Dewi Mayang Cinde itu jamanzaman sekarang disebut Nyamuk Malaria yang bisa menimbulkan dan menularkan penyakit Demam Malaria.
 
Mas Bongsar kemudian mencari tempat kesebelah utara Sungai Citanduy mencari tempat bekas pada waktu mengungsi. Diaerah tersebut beristirahat dan bermalam, tidak lama kemudian mendapat petunjuk dari yang Gaib bahwa harus menuju ke salah satu tempat yang disebut '''Barumay''' sebelah selatan '''Gunung Ardilaya''' sebelah utara Sungai Citanduy.
Baris 559 ⟶ 568:
a. -Kadalemanya disebut: '''Nagaratengah'''
 
JamanZaman Dalemnya: '''1. Raden Aria Pandji Subrata (Dalem I)'''
 
''' Tahun 1583 – 1591 M.'''
Baris 585 ⟶ 594:
c. -Kadalemanya disebut: '''Geret tengah'''
 
Setelah Kadaleman Garatengah pindah ke Imbanagara Tahun 1642 M,
 
Oleh Raden Adipati Pandji Aria Jayanagara (Raden Yogaswara). Bekas Kadaleman Nagaratengah – Garatengah yang sampai sekarang disebut Geret tengah.
 
Di Geret tengah setelah kepindahan Pusat Kedaleman ke Imbanagara suasananya menjadi sepi karena penghuninya banyak yang pindah dari tempat itu. Seperti diantaranya Raden Malangganata (Embah Malang), dan Kyai Kapi Ibrahim II pindahnya ke daerah '''Tembong Gunung Harjawinangun''') daerah '''Manonjaya''' sekarang.
Baris 619 ⟶ 628:
{{Kabupaten Tasikmalaya}}
 
{{Authority control}}
 
{{kecamatan-stub}}