Arsyad Thawil al-Bantani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
|||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 77:
}}
'''Syekh Mas Mohammad Arsyad Thawil al-Bantani al-Jawi'''{{sfn|Effendi, 1983|p=i}} (1851 - 19 Maret 1934) atau yang lebih dikenal sebagai '''Syekh Arsyad Thawil''' adalah ulama sekaligus pahlawan Indonesia yang berjuang dalam [[Geger Cilegon 1888|Perang Cilegon]] dari 9 sampai 30 Juli 1888 bersama [[Ki Wasyid]], [[Tubagus Ismail]], dan pejuang lainnya dari [[Banten]].{{sfn|Kartodirdjo, 1996|p=128}} Arsyad adalah murid dari Syekh [[Nawawi al-Bantani]], seorang ulama dari [[Banten]] yang menjadi Imam [[Masjidil Haram]], [[Mekkah]].<ref name=:'Pratiwi'>{{citeweb |last=Pratiwi |first=Fuji |url=http://m.republika.co.id/berita/koran/islam-digest-koran/14/08/31/nb65t0-tokoh-lokal-yang-mendunia |title=Tokoh Lokal yang Mendunia |date=2014-08-31 |website=[[Republika]] |archive-url=
Pada bulan Desember 1945, [[Soekarno]], selaku [[presiden Indonesia]] menyampaikan pidato di hadapan [[Suku Banten|masyarakat Banten]] di alun-alun [[Kota Serang]]. Pada awal sambutannya, Soekarno menyebutkan bahwa Arsyad Thawil adalah pahlawan besar dari Banten.{{sfn|Effendi, 1987|p=10}}<ref name=:'Cilegon'>{{citeweb |last=Redaksi |first= |url=http://beritacilegon.com/lingkungan-kita/3903-helldy-agustian-mencari-pejuang-geger-cilegon-yang-terlupakan,-kh-arsyad-thawil.html |title=Helldy Agustian Mencari Pejuang Geger Cilegon yang Terlupakan |date=2013-11-13 |website=Berita Cilegon Online |archive-url=
== Biografi ==
=== Kehidupan awal ===
Arsyad lahir di desa [[Lempuyang, Tanara, Serang|Lempuyang]], [[Tanara, Serang|Tanara]], [[Kabupaten Serang]]. Ayahnya adalah [[Suku Banten|orang Banten]] yang bernama [[Imam]] As'ad bin Mustafa bin As'ad, sementara ibunya adalah Ayu
Arsyad lahir dengan nama Mas Mohammad Arsyad. Julukan "Mas" adalah singkatan dari '''Permas''', sebuah gelar kebangsawanan [[Banten]] yang merupakan keturunan [[Kesultanan Banten|kesultanan]].<ref>{{cite book |last=Official |title=Kepulauan Seribu Menyongsong Masa Depan |date=2002 |url=https://books.google.co.id/books?id=He2K7cBjYicC&q=gelar+permas&dq=gelar+permas&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjei9-r0ZvYAhUR52MKHYEnDqAQ6AEICjAA |publisher=Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu |location=Pulau Pramuka |p=51 }}</ref> Sementara nama Thawil ({{lang-ar-at|ﻃﻮﻳﻞ|ṭawīl}}) yang berarti '''panjang''', ia peroleh karena ada seorang teman bernama Syekh Arsyad Qashir al-Bantani, Qashir ({{lang-ar-at|ﻗﺼﻴﺮ|qaṣīr}}) berarti '''pendek'''. Karena itu, untuk membedakannya dari Arsyad Qashir, teman-temannya kemudian menyematkan nama Thawil di balik namanya.<ref name=:'Utusan' />
Baris 97:
=== Kehidupan pribadi ===
Arsyad menikah di tempat pengasingannya di [[Manado]] dengan seorang gadis [[suku Minahasa|Minahasa]] yang merupakan anak dari seorang [[pendeta]] setempat bernama Magdalena Runtu (l. 1880; m. 1937),<ref name=:'Agustian'>{{citeweb |last=Zyraith |first=Bungzhu |url=http://www.helldy.com/2013/11/helldy-kh-arsyad-thawil-diidolakan-bung.html?m=1 |title=Helldy: KH. Arsyad Thawil Diidolakan Bung Karno, Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional |date=2013 |website=Helldy Agustian official website |archive-url=
== Hubungan dekat dengan Syekh Nawawi ==
Baris 113:
Tidak hanya itu, penjajah [[Belanda]] kemudian membuat masyarakat Banten semakin tertekan dengan hukuman yang diberikan kepada masyarakat secara tidak adil.<ref name=:'Utusan' /> Kemudian para [[ulama]] dan petani sepakat untuk melakukan perang total dengan pihak kolonial Belanda yang kemudian disetujui oleh Syeikh [[Nawawi al-Bantani]] di [[Mekkah]], Syekh [[Abdul Karim al-Bantani]], dan beberapa ulama lainnya. Bersamaan dengan itu, umat Islam mengangkat senjata untuk ber[[jihad]], termasuk Arsyad Thawil.{{sfn|Kartodirdjo, 1996}}
Arsyad adalah tokoh utama dalam Pertempuran Geger Cilegon 1888 (Perang Cilegon) dan dengan demikian menjadi ulama paling dicari oleh penjajah.<ref name=:'Agustian' /> Sebagai hasil pemberontakan, Belanda kemudian menangkap ulama-ulama Banten dan mengasingkan mereka (semua pemimpin yang diasingkan berjumlah 94 orang).<ref name=:'Historia'>{{citeweb |last=Isnaeni |first=Hendri F. |url=http://historia.id/modern/jalannya-pemberontakan-petani-banten-1888 |date=2016-07-12 |title=Jalannya Pemberontakan Petani Banten 1888 |website=Historia.id |archive-url=
[[Ternate]], [[Ambon]], [[Kupang]], dan kota lainnya.<ref name=:'Historia' />
== Aktivitas ==
=== Di Mekkah ===
Pada tanggal 27 Februari 1879, Arsyad diangkat menjadi seorang "[[Syekh]]" (mengurus orang berhaji yang datang dari [[Indonesia]]), dan karena ada dua Arsyad dari Indonesia, dia dijuluki Arsyad "Thawil" ([[Bahasa Arab]]: jangkung) dan satunya lagi Arsyad "Qasir" ([[Bahasa Arab]]: pendek). Ketika mengurus haji itulah dia sering berkunjung ke kantor Konsulat Belanda di [[Jeddah]] dan berkenalan dengan [[Christiaan Snouck Hurgronje]] yang akhirnya menjadi temannya dalam berdiskusi tentang ajaran [[Islam]].<ref name=:'Banten'>{{citeweb |last=Administrator |first= |url=https://dpk.bantenprov.go.id/read/informasi-perpustakaan/345/Khazanah-Literasi-Riwayat-Hidup-Kiyai-H-Mas-Muchammad-Arsyad-Thawil.html |title=Khazanah Literasi : Riwayat Hidup Kiyai H. Mas Muchammad Arsyad Thawil |date=2016-10-03 |website=Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten |archive-url=
=== Di tempat pengasingan ===
Baris 133:
== Referensi ==
=== Catatan Kaki ===
{{reflist|30em}}
=== Bibliografi ===
{{Refbegin|colwidth=30em}}
|