Bina Graha: Perbedaan antara revisi

Jelajahi riwayat secara interaktif

← Revisi sebelumnya

Konten dihapus Konten ditambahkan

VisualTeks wiki

Revisi per 29 Januari 2005 13.35 sunting Zaini Suherly (bicara \| kontrib) 1.850 suntingan Tidak ada ringkasan suntingan ← Revisi sebelumnya		Revisi terkini sejak 13 September 2022 01.13 sunting balikkan Edowidivirgian (bicara \| kontrib) Peninjau otomatis 23.850 suntingan Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor
(13 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: {{noref}} ~~[[Gambar:Bina_Graha.jpg\|right\|thumb\|Bina Graha]]~~ '''Bina Graha''' adalah gedung kepresidenan yang dibangun pada masa pemerintahan [[Presiden]] [[Soeharto]] yang diprakarsai oleh [[Ibnu Sutowo]], Direktur [[Pertamina]] pada masa ''"Oil Boom"'' yakni devisa negara yang meningkat karena kenaikan harga minyak dunia akibat embargo minyak atas prakarsa [[Raja Arab Saudi\|Raja]] [[Faisal dari Arab Saudi\|Faisal bin Abdul Aziz]] sebagai reaksi atas intervensi [[Amerika Serikat]] pada Perang Arab-Israel [[1973]] ([[Perang Yom Kippur]]) sehingga penerimaan atas hasil ekspor Minyak bumi meningkat. Menggunakan arsitektur modern dengan interior tradisional dengan perabot berukiran ~~jepara~~[[Jepara]] sehingga disebut sebagai Ruang Jepara.▼ Gedung ini digunakan oleh Presiden Soeharto sebagai ruang kerja kepresidenan yang selanjutnya digunakan oleh Presiden B.J.[[Habibie]] dan Presiden [[Abdurrahman Wahid]]. Letaknya di ~~jalan~~[[Jalan Veteran]] no 17. Saat itu [[Istana Negara]] dan [[Istana Merdeka]] digunakan untuk upacara-upacara kenegaraan, pelantikan, penerimaan duta besar negara sahabat serta hal-hal yang bersifat seremonial kenegaraan lainnya. ~~Sementara pada~~Pada masa pemerintahan Presiden [[Megawati Soekarnoputri]], gedung ini digunakan sebagai museum.▼ Selanjutnya gedung ini digunakan sebagai kantor [[Wakil Presiden]] [[Jusuf Kalla]] selain di [[Istana Wakil Presiden Republik Indonesia]] di Jalan ~~merdeka~~Merdeka Selatan.▼ ▲'''Bina Graha''' adalah gedung kepresidenan yang dibangun pada masa pemerintahan [[Presiden]] [[Soeharto]] yang diprakarsai oleh [[Ibnu Sutowo]], Direktur [[Pertamina]] pada masa ''"Oil Boom"'' yakni devisa negara yang meningkat karena kenaikan harga minyak dunia akibat embargo minyak atas prakarsa Raja [[Faisal bin Abdul Aziz]] sebagai reaksi atas intervensi [[Amerika Serikat]] pada Perang Arab-Israel [[1973]] ([[Perang Yom Kippur]]) sehingga penerimaan atas hasil ekspor Minyak bumi meningkat. Menggunakan arsitektur modern dengan interior tradisional dengan perabot berukiran jepara. == Lihat pula ==▼ ▲Gedung ini digunakan oleh Presiden Soeharto sebagai ruang kerja kepresidenan yang selanjutnya digunakan oleh Presiden B.J.[[Habibie]] dan Presiden [[Abdurrahman Wahid]]. Letaknya di jalan Veteran no 17. Saat itu [[Istana Negara]] dan [[Istana Merdeka]] digunakan untuk upacara-upacara kenegaraan, pelantikan, penerimaan duta besar negara sahabat serta hal-hal yang bersifat seremonial kenegaraan lainnya. Sementara pada masa pemerintahan Presiden [[Megawati Soekarnoputri]], gedung ini digunakan sebagai museum. * [[Istana ~~Wakil~~ Presiden Republik Indonesia]]▼ * [[Istana Wakil Presiden ~~Rrepublik~~Republik Indonesia]]▼ [[Kategori:Bangunan dan struktur di Jakarta]] ▲Selanjutnya gedung ini digunakan sebagai kantor [[Wakil Presiden]] [[Jusuf Kalla]] selain di [[Istana Wakil Presiden]] di Jalan merdeka Selatan. [[Kategori:Kota Administrasi Jakarta Pusat]] [[Kategori:Gambir, Jakarta Pusat]] ▲==Lihat pula== ▲* [[Istana Presiden Rrepublik Indonesia]] ▲* [[Istana Wakil Presiden Republik Indonesia]]