Pakong, Pakong, Pamekasan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Referensi: Bot: Merapikan artikel
 
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 13:
}}
 
'''Pakong''' adalah sebuah [[desa]] yang terletak di [[Pakong, Pamekasan|Kecamatan Pakong]], [[Kabupaten Pamekasan]], [[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]].<ref>{{Cite web|url=http://www.kemendagri.go.id/pages/data-wilayah|title=Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.56-2015)|website=www.kemendagri.go.id|language=Indonésia|archive-url=https://web.archive.org/web/20170429140519/http://www.kemendagri.go.id/pages/data-wilayah|archive-date=2017-04-29|dead-url=yes|access-date=2017-10-31}}</ref>. Batas utara yaitu desa [[Bajur]], batas barat [[Lebbek, Pakong, Pamekasan|Desa Lebbek]], batas selatan [[Klompang Barat, Pakong, Pamekasan|Desa Klompang Barat]] dan [[Bicorong, Pakong, Pamekasan|Desa Bicorong]] sedangkan batas timur [[Seddur, Pakong, Pamekasan|Desa Seddur]]
 
== Sejarah ==
Sejarah terjadinya desa Pakong, nama pakong sudah ada sejak jamanzaman Jepang dan berganti Belanda menjajah wilayah Madura. Dahulu kala penguasa kerajaan Pamekasan membagi daerah/desa tiba di dataran tinggi prajurit itu karena di waktu jamanzaman Belanda dahulu kala Belanda bersama serdadunya melewati suatu daerah dan menena sangat lelah menunjuk dan menyuruh temannya/prajurit lain untuk mengambil dan melaksanakan sesuatu, karena seringnya prajurit disuruh-suruh akhirnya prajurit itu kelelahan dan duduk sambil menekuk kakinya, jadilah desa tersebut Desa Pakong, berasal dari kata “Pakon” yang artinya disuruh.
 
Adapun kepala desa yang pernah menjabat hingga sekarang adalah sebagai beriikut: Misar, Asmawi, H. Fathor Rahem. Sufyan,Sukandar dan Rasidi
Baris 62:
Berkaitan dengan letaknya yang berada diperbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah suasana budaya masyarakat Jawa sangat terasa di Desa Pakong. Dalam hal kegiatan agama Islam misalnya, suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Madura. Hal ini tergambar dari dipakainya kalender Umum / Islam, masih adanya budaya tumpengan, pandabha, dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan Madura.
 
Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa PakongDalam rangka merespon tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama, dan budaya di Desa Pakong Tentunya hal ini membutuhkan kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik tetapi secara sosiologis ia akan beresikoberisiko menghadirkan kerawanan dan konflik sosial.
 
Dalam catatan sejarah, selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan sosial yang cukup berarti di Desa Pakong. Isu-isu terkait tema ini, seperti kemiskinan dan bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan masyarakat dan sosial.
Baris 75:
 
{{Pakong, Pamekasan}}
{{Authority control}}
{{desa-stub}}
 
 
{{desaDesa-stub}}