Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kosmetik tanda baca |
k Bot: tetapi (di awal kalimat) → namun |
||
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 8:
== Refleksi ==
Hampir semua orang punya pengalaman tanam menanam sebuah pohon, dan tentunya tahu bahwa untuk membuat pohon itu berbuah lebat tidaklah semudah yang dipikirkan. Dibilang sulit
Namun ketika kesempatan itu disia-siakan, pohon yang tidak berguna itu pada akhirnya akan ditebang. Pohon "ara" itu hidup percuma dan hanya menghabiskan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggur dalam kebun. Namun secara luar biasa, Yesus yang diumpamakan sebagai pengurus kebun meminta kesempatan sekali lagi.
“Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah.” (bandingkan ayat 8b) Disini Sang “Pengurus kebun” akan mengerjakan segala sesuatu bagi pohon agar bisa berbuah dan tidak harus ditebang dan berakhir di bara api. Hidup manusia yang begitu rusak oleh benalu dan tunas-tunas dosa
Tuhan [[Yesus]] [[Kristus]] telah datang untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam prosesnya, terkadang ada bagian-bagian yang tidak efektif dari diri manusia, maka bagian itu harus "dicangkul" atau "dipotong" dan itu bukanlah hal yang menyenangkan. Proses itu terkadang bisa membuat manusia menderita. Tapi itu sungguh diperlukan agar manusia selamat dari tebangan dan dilempar kedalam api. [[Yesus]] pun berseru: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” ({{Alkitab|Yohanes 15:4}})
Baris 18:
Agar manusia bisa bertumbuh dan berbuah dengan baik, ia harus tetap tinggal di dalam [[Kristus]], dan [[Kristus]] di dalamnya, baik dalam kehidupan sehari-hari, keluarga maupun pekerjaan, hendaklah berpusat kepada Terang Kristus. Ketika ada proses-proses pemotongan tunas yang tidak produktif atau pembersihan benalu, laluilah itu dengan sukacita, karena proses itu sungguh diperlukan untuk menjadikan manusia itu pohon yang dapat berbuah lebat.
“Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal.” ({{Alkitab|Matius 12:33}}) Sebatang pohon dikenal dari buahnya. Pohon yang baik akan berbuah baik, begitu pula sebaliknya. Ada banyak ranting, tunas dan benalu dalam hidup manusia yang harus dipotong agar ia berbuah lebat. Apakah itu [[kesombongan]], harta, kebiasaan buruk, status, adat dan sebagainya, jika itu menghambat manusia untuk berbuah, ijinkanlah Tukang Kebuh untuk memotongnya.
Untuk dapat memberi kesempatan Tukang Kebun bekerja "menggali dan memupuk" pohon iman manusia, diperlukan adanya penyegaran roh dan jiwa lewat Firman Tuhan, dan rajin-rajin memupuk kedisplinan untuk terus taat dan berjalan dalam koridor-Nya. Hanya dengan demikianlah ia bisa menjadi pohon yang tumbuh subur menghasilkan buah yang banyak. Pemilik "kebun anggur" Kristus memberikan kepada manusia kesempatan untuk bertobat.
Fasilitas telah diberikan, baik perorangan maupun komunitas atau lembaga Gereja, menyediakan diri dipakai oleh Roh Kudus dengan menggunakan macam-macam cangkul dan aneka ragam pupuk sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Akan tetapi betapa sering manusia mempermainkan kasih dan kesabaran Allah, manusia menantang Allah: "Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan." ({{Alkitab|Roma 2:4-5}})
Baris 27:
== Penafsiran ==
[[Perumpamaan Yesus]] ini berbeda dengan [[perumpamaan pohon ara]] berbunga yang terdapat pada bagian lain. Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah ini hanya terdapat pada [[Injil Lukas]] di antara [[Kitab Injil]] dalam bagian [[Perjanjian Baru]] di [[Alkitab]] [[Kristen]]. Dalam perumpamaan ini, pemilik kebun umumnya dianggap melambangkan Allah, yang menanam pohon ara ("pohon pengetahuan baik dan jahat") dalam kebunnya ("[[taman Eden]]") dan mencari buah ("perbuatan baik"). Salah satu penafsir menganggap pengurus kebun adalah Allah dan pokok anggur adalah [[Yesus]] ("pohon kehidupan").<ref name="TMP">Timothy Maurice Pianzin, ''[http://books.google.com.au/books?id=KPU_zRDzy0YC&pg=PA235 Parables of Jesus: In the Light of Its Historical, Geographical & Socio-Cultural Setting]'', Tate Publishing, 2008, ISBN 1-60247-923-2, pp. 235-237.</ref> Pohon ara memang sering ditanam di kebun-kebun anggur di [[Timur Tengah]].<ref name="PRJ">Peter Rhea Jones, ''[http://books.google.com.au/books?id=tNQdaOREo6sC&pg=PA123 Studying the Parables of Jesus]'', Smyth & Helwys, 1999, ISBN 1-57312-167-3, pp. 123-133.</ref> Pohon ara merupakan lambang umum umat Israel, dan dapat bermakna sama di sini,<ref name="TMP"/> atau pohon itu juga dapat melambangkan pemimpin-pemimpin agama.<ref name="PRJ"/> Apapun maknanya, perumpamaan ini mencerminkan tawaran terakhir Yesus kepada para "pendengar-Nya" (bandingkan [http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Mrk&chapter=4&verse=9 Markus 4:9]) untuk bertobat.<ref name="PRJ"/> "Sudah tiga tahun aku datang ...," secara logika merujuk kepada masa pelayanan [[Yesus]] [[Kristus]]. Perumpamaan ini juga dihubungkan dengan mukjizat pengutukan pohon ara. [[:en:Richard Whately|Richard Whately]] mengomentari bahwa perumpamaan ini "adalah salah satu di mana Tuhan kita dapat dikatakan menyajikan kepada pendengar-Nya dua kali; sekali dalam kata-kata dan sekali dalam tindakan."<ref name="RW">[[:en:Richard Whately|Richard Whately]], ''[http://books.google.com.au/books?id=E6EQAAAAYAAJ&pg=PA153 Lectures on Some of the Scripture Parables]'', John W. Parker and Son, 1859, p. 153.</ref>
[[Berkas:Ficus Carica 1.jpg|jmpl|160px|Buah ara: apa yang dicari oleh pemilik kebun.]]
|