Puri Agung Tabanan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kosmetik tanda baca |
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(12 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Coord|-8.537136|115.125044|display=title}}
[[Berkas:Puri Agung Tabanan 11.05.2010.jpg|jmpl|450px|Puri Agung Tabanan 11.05.2010]] '''Puri Agung Tabanan''' adalah sebutan untuk tempat kediaman ([[Bahasa Bali]]: ''puri'') Raja Tabanan, yang merupakan salah satu [[puri di Bali]], berlokasi di Jalan Srigunting No. 3 [[Tabanan]], [[Bali]], [[Indonesia]].▼
[[Berkas:
▲
== Puri Agung Di Pucangan ==▼
▲== Puri Agung Di Pucangan ==
Di [[Bali]], pada zaman kerajaan, rumah jabatan tempat tinggal raja disebut "Puri Agung". Keberadaan Puri Agung Tabanan berkaitan dengan tokoh [[Arya Kenceng]], yang dipercaya ikut datang bersama [[Gajah Mada]] ketika [[Majapahit]] menaklukkan [[Kerajaan Bedulu]] di Bali pada tahun 1343.<ref>Buku Riwajat Pulau Bali Dari Dzaman Ke Jaman</ref>
Diceritakan setelah Bali berhasil ditaklukan, sebelum Patih Gajah Mada meninggalkan pulau Bali, semua Arya dikumpulkan, diberikan ceramah tentang pengaturan pemerintahan, ilmu kepemimpinan sampai pada ilmu politik. tujuan utamanya ialah tetap mempersatukan pulau Bali dan dapat dipertahankan sebagai daerah kekuasaan Majapahit. Setelah semua dirasa cukup, semua Arya diberikan daerah kekuasaan yang menyebar diseluruh Bali.
Sirarya Kenceng diberikan kekuasaan didaerah [[Tabanan]] dengan rakyat sebanyak 40.000 orang, Sirarya Kuta Waringin bertahan di Gegel dengan rakyat sebanyak 5.000 orang, Sirarya Sentong berkedudukan di Pacung dengan rakyat sebanyak 10.000 orang dan Sirarya Belog ( Tan Wikan ) diberikan kerdudukan di Kabakaba dengan jumlah rakyat sebanyak 5.000 orang.
Sirarya
* ''' Arya Kenceng adalah Raja Tabanan I''', yang Kerajaannya berada di Pucangan/Buahan mempunyai putra:
Baris 25 ⟶ 26:
== Puri Agung Pindah Ke Tabanan ==
Selanjutnya ''Sirarya Ngurah Langwang'', Raja Tabanan III, menggantikan Ayahnya Sri Megada Natha menjadi raja, yang kemudian mendapat perintah dari Dalem Raja Bali agar memindahkan Kerajaannya / Purinya di Pucangan ke daerah selatan, hal ini kemungkinan disebabkan secara geografis dan demografis sulit dicapai oleh Dalem dari Gegel dalam kegiatan inspeksi. Akhirnya Arya Ngurah Langwang mendapat pewisik, ''"dimana ada asap (tabunan) mengepul agar disanalah membangun puri"''.
▲Dia menggantikan Ayahnya Sri Megada Natha menjadi raja, yang kemudian mendapat perintah dari Dalem Raja Bali agar memindahkan Kerajaannya / Purinya di Pucangan ke daerah selatan, hal ini kemungkinan disebabkan secara geografis dan demografis sulit dicapai oleh Dalem dari Gegel dalam kegiatan inspeksi. Akhirnya Arya Ngurah Langwang mendapat pewisik, ''dimana ada asap (tabunan) mengepul agar disanalah membangun puri''. Setelah melakukan pengamatan dari Kebon Tingguh, terlihat di daerah selatan asap mengepul ke atas, kemudian dia menuju ke tempat asap mengepul tersebut, ternyata keluar dari sebuah sumur yang terletak di dalam area Pedukuhan yaitu Dukuh Sakti( di Pura Pusar Tasik Tabanan sekarang ). Akhirnya ditetapkan disitulah dia membangun Puri, setelah selesai, dipindahlah secara resmi Puri Agung / Kerajaannya beserta '''Batur Kawitan'''nya dari Pucangan ke Tabanan ( Sekitar Abad 14 ). Oleh karena asap terus mengepul dari sumur seperti ''tabunan'' sehingga puri dia diberi nama ''Puri Agung Tabunan'', yang kemudian pengucapannya berubah menjadi '''Puri Agung Tabanan''', sedangkan Kerajaannya disebut '''Puri Singasana''' dan Raja bergelar '''Sang Nateng Singasana'''.
Semenjak itu pula Arya Ngurah Langwang beserta saudara-saudaranya ( Ki Gusti Made Utara, Ki Gusti Nyoman Pascima dan Ki Gusti Wetaning Pangkung) dan seketurunannya berpura kawitan di
Sedangkan bekas lahan Pura Batur di Buahan/Pucangan, diserahkan penggunaannya kepada putra upon-upon Ki Tegehan di Buahan.
== Letak dan Denah pada tahun 1900 ==
▲[[Berkas:DenahPuri Agung Tabanan 1900.jpg|jmpl|350px|Denah Puri Agung Tabanan 1900]]
* Batas Utara: Rurung /Jalan, Pasar( di area pohon beringin sekarang )dan Dangin Peken
* Batas Timur: Jalan sebelah barat Pura Sakenan dan Jero Oka( Pasar Tabanan sekarang )
Baris 41 ⟶ 39:
* Batas Barat: Jero Subamia, Pekandelan Puri Gede / Agung dan Jero Meregan
Selanjutnya Puri Agung Tabanan di tempati oleh Raja-Raja Tabanan berikutnya, yang juga menurunkan '''Pratisentana [[Arya Kenceng]]''' di berbagai Jero / Puri yang ada di Tabanan,<ref>Dari Lontar-Lontar Kuno, Prasasti dan Silsilah Keturunan yang dimiliki oleh Keluarga Besar Puri Agung Tabanan</ref>
'''Raja Tabanan ke''':
Baris 52 ⟶ 50:
VI. Ki Gusti Made Pemadekan
VII. Sirarya Ngurah Tabanan / Prabu Winalwan / Betara Mekules. ( Pelinggih / Tempat memuja dan mengaturkan sembah bakti kepada
VIII. Sirarya Ngurah Tabanan / Betara Nisweng Penida
Baris 99 ⟶ 97:
XXI. '''Ki Gusti Ngurah Rai Perang / Cokorda Rai Perang dari 1903 s/d 1906'''
==
[[Berkas:Pelantika Raja Raja di Besakih.jpg|jmpl|250px|Pelantikan Raja Raja di Besakih, 8 Juli 1938( Cokorda Ngurah Ketut nomor 1 dari kiri)]]
[[Berkas:Raja Raja di Bali 1938.jpg|jmpl|250px|Raja Raja Bali 1938 ( Cokorda Ngurah Ketut nomor 2 dari kiri)]]
Pada 27 September 1906, zaman penjajahan Belanda, Kerajaan Tabanan dikuasai oleh Belanda, Raja Tabanan saat itu, Cokorda Ngurah Rai Perang beserta Putra dan Saudara-Saudaranya ditawan oleh Belanda di Puri Denpasar.
Tanggal 28 September Puri Agung Singasana, Puri Mecutan Tabanan, Puri Dangin Tabanan, Puri Denpasar Tabanan dan beberapa yang lainnya dihancurkan oleh Belanda. '''Raja Tabanan Cokorda Ngurah Rai Perang''' dan seorang Putra Dia ( '''I Gusti Ngurah Gede Pegeg''' ) dengan keberaniannya melakukan puputan(bunuh diri ) di Puri [[Denpasar]], karena '''tidak mau tunduk atau menjadi tawanan Belanda'''.
Tanggal 29 September 1906 putra dan saudara-saudaranya di Puri Dangin Tabanan, Puri Pemecutan Tabanan dan Puri Denpasar Tabanan diselong / diasingkan ke Sasak [[Lombok]].
Baris 108 ⟶ 111:
Dalam rangka memilih Kepala Pemerintahaan di Tabanan, Belanda juga mencari dan menerima saran-saran dari beberapa Puri / Jero yang sebelumnya ada dalam struktur kerajaan, tentang bagaimana tatacara memilih seorang raja di Tabanan sebelumnya. Setelah mempertimbangkannya, pada tanggal 8 Juli 1929, diputuskan sebagai Kepala / Bestuurder Pemerintahan Tabanan dipilih '''I Gusti Ngurah Ketut''' putra I Gusti Ngurah Putu ( putra '''Sirarya Ngurah Agung Tabanan, Raja Tabanan ke XX''' ) dari Puri Mecutan, dengan gelar '''Cokorda'''.
== Masa Kemerdekaan Indonesia ==
▲[[Berkas:Raja Raja di Bali 1938.jpg|jmpl|kiri|250px|Raja Raja Bali 1938 ( Cokorda Ngurah Ketut nomor 2 dari kiri)]]Pada tanggal 1 Juli 1938 Tabanan menjadi Daerah Swapraja, Kepala Daerah Swapraja tetap dijabat oleh I Gusti Ngurah Ketut ( dari Puri Mecutan Tabanan ), kemudian Dia dilantik / disumpah di [[Pura Besakih]] pada Hari Raya Galungan tanggal 29 Juli 1938 dan '''Mabiseka Ratu''' bergelar '''Cokorda Ngurah Ketut''', dilihat dari urutan Raja Tabanan, dia adalah '''Raja Tabanan ke XXII''' 1938 s/d 1947.
[[Berkas:Cokorda Ngurah Gede.jpg|jmpl|250px|Cokorda Ngurah Gede]]
[[Berkas:Cokorda Tabanan.jpg|jmpl|250px|Ida Cokorda Anglurah Tabanan]]
Cokorda Ngurah Ketut berada di Puri Agung Tabanan bersama putra dan saudaranya ( I Gusti Ngurah Wayan, I Gusti Ngurah Made, Sagung Nyoman, Sagung Rai dan Sagung Ketut ).
Pada zaman kerajaan, hanya raja dan putera mahkota saja yang menempati Puri Agung Tabanan, sedangkan putra-putra lainnya, oleh raja dibuatkan Puri / Jero baru beserta kelengkapannya. Seiring dengan terjadinya perubahan zaman dan pemerintahan, hal tersebut tidak berkelanjutan, dimana tidak dibangun lagi '''Puri Pemecutan Tabanan dan Puri-Puri/Jero-Jero baru'''.
Baris 121 ⟶ 127:
** 1. '''I Gusti Ngurah Gede'''
** 2. I Gusti Ngurah Alit Putra
** 3.
** 4. Sagung Mas
** 5. I Gusti Ngurah Agung * '''Cokorda Ngurah Gede''', Berputra:
Baris 150 ⟶ 157:
** 22. I Gusti Ngurah Adi Suartawan.
* '''Cokorda Anglurah Tabanan''', berputra:
** 1. Sagung Manik Vera Yuliawati
Baris 157 ⟶ 164:
== Galery ==
<gallery>
Berkas:Puri Agung Tabanan 1906.jpg|Puri Agung Tabanan 1906
Baris 198 ⟶ 204:
</gallery>
==
{{Reflist|colwidth=30em}}
=== Sumber ===
* Dari Lontar-Lontar Kuno, Prasasti dan Silsilah Keturunan yang dimiliki oleh Keluarga Besar Puri Agung Tabanan.
* Babad Arya Tabanan yang diterbitkan oleh Kantor Dokumentasi Budaya Bali Provinsi Daerah Tingkat I Bali, Denpasar, 1997.
Baris 209 ⟶ 215:
== Pranala luar ==
* [
{{Kerajaan di Kepulauan Nusa Tenggara}}
[[Kategori:Bangunan dan struktur di Bali]]
|