Reformasi Katolik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(8 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Gereja Katolik}}
[[Berkas:Vulgata Sixtina.jpg|jmpl|Sebuah salinan [[Vulgata]] ([[Kitab Suci Katolik]] edisi Latin) yang dicetak pada 1590, setelah banyak hasil reformasi [[Konsili Trento]] telah mulai mengambil tempat dalam ibadah Katolik.]]
'''Kontra-Reformasi''' ({{Lang-la|Contrareformatio}}), juga disebut '''Reformasi Katolik''' ({{Lang-la|Reformatio Catholica|links=no}}) atau '''Kebangunan Katolik''',<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.britannica.com/eb/article-9026564/Counter-Reformation|title=Counter Reformation|publisher=[[Encyclopædia Britannica Online]]|ref=harv}}</ref> adalah periode kebangkitan [[Gereja Katolik|Katolik]] yang diawali sebagai tanggapan terhadap [[Reformasi Protestan]], bermula dari [[Konsili Trento]] (1545–1563) dan berakhir pada penutupan [[Perang Tiga Puluh Tahun]] (1648). Kontra-Reformasi merupakan suatu upaya komprehensif yang mencakupi lima elemen utama:
# Pembelaan reaksioner atas praktik sakramental Katolik
Baris 12:
Periode ini juga menyangkut aktivitas-aktivitas politik yang mencakup [[Inkuisisi Roma]]. Salah satu penekanan utama Kontra-Reformasi adalah misi untuk menjangkau bagian-bagian dunia yang pernah menjadi [[Gelombang pertama kolonisasi Eropa|koloni]] yang dominan Katolik dan juga adanya upaya untuk mengubah kembali wilayah-wilayah seperti Swedia dan Inggris yang pernah menjadi wilayah-wilayah dominan Katolik, tetapi telah didominasi Protestan pada masa Reformasi Protestan.<ref name="britannica.com"/>
 
Fokus dari berbagai teolog Kontra-Reformasi sebatas pembelaan posisi-posisi doktrinal seperti sakramen-sakramen dan praktik-praktik kesalehan yang ditentang oleh para reformis Protestan,<ref>{{en}} {{Cite news|url=https://www.britannica.com/event/Counter-Reformation|title=Counter-Reformation {{!}} religious history|work=Encyclopedia Britannica|access-date=2017-05-11|language=en}}</ref> hingga berlangsungnya [[Konsili Vatikan II]] pada 1962–1965. Salah satu dari antara "momen-momen paling dramatis" dalam konsili tersebut adalah intervensi dari Uskup Belgia [[:fr:Émile-Joseph De Smedt|Emil de Smedt]]. Saat berlangsungnya diskusi tentang hakikat Gereja, sang uskup menyerukan untuk diakhirinya "klerikalisme, legalisme, dan triumfalisme" yang pernah menjadi karakteristik Gereja pada abad-abad sebelumnya.<ref>{{en}} [http://www.americamagazine.org/issue/404/article/anniversary-thoughts "Anniversary Thoughts" in ''America'', 7 October 2002.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170419004349/http://www.americamagazine.org/issue/404/article/anniversary-thoughts |date=2017-04-19 }}</ref>
 
== Para pendahulu ==
Baris 28:
[[Berkas:Council Trent.jpg|bingkai|Penggambaran salah satu sesi [[Konsili Trento]].]]
 
[[Paus Paulus III]] (1534–1549) dianggap sebagai paus Kontra-Reformasi yang pertama,<ref name="britannica.com"/> dan ia juga memprakarsai [[Konsili Trento]] (Konsili Trente/TridentinTridentina, 1545–1563), suatu komisi para kardinal yang ditugaskan untuk melakukan reformasi institusional, membahas isu-isu kontroversial seperti para uskup dan imam yang korup, penjualan [[indulgensi]], serta penyalahgunaan finansial lainnya.
 
Konsili menegakkan struktur dasar dari [[Sejarah Kekristenan selama Abad Pertengahan|Gereja Abad Pertengahan]], sistem sakramental, tarekat-tarekat religius, dan doktrinnya. Konsili menolak segala kompromi dengan pihak Protestan, menegaskan kembali prinsip-prinsip dasar dari iman Katolik. Konsili menegakkan dogma [[keselamatan (agama)|keselamatan]] yang dianugerahkan oleh [[rahmat ilahi|rahmat]] melalui [[iman dalam Kekristenan|iman]] ''dan'' [[perbuatan baik|perbuatan-perbuatan dari iman tersebut]] (bukan [[sola fide|iman semata]], sebagaimana yang ditekankan oleh pihak Protestan) karena "iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati", seperti yang termaktub dalam Yakobus 2:22-26.
Baris 47:
Tarekat-tarekat religius yang baru merupakan salah satu bagian fundamental dari reformasi-reformasi yang dilakukan. Tarekat-tarekat seperti [[Ordo Saudara Dina Kapusin|Kapusin]], [[Karmelit Tak Berkasut]], [[Agustinian Tak Berkasut]], [[Kongregasi Feuilan|Feuilan]] Sistersien, [[Ursulin]], [[Teatin]], [[Barnabit]], [[Serikat Oratorian Neri|Oratorian]], dan khususnya [[Yesuit]], berkarya di paroki-paroki pedesaan dan menjadi contoh-contoh pembaruan Katolik.
 
Tarekat Teatin melakukan pengamatan seputar penyebaran bidah dan memberikan kontribusi dalam regenerasi kaum klerus. Tarekat Kapusin, salah satu cabang tarekat [[Fransiskan]] yang dikenal karena pewartaan dan perawatan yang mereka lakukan bagi kaum miskin dan sakit, berkembang dengan pesat. Kelompok-kelompok persaudaraan Kapusin memberi perhatian khusus pada kaum miskin dan menjalani hidup dengan cara yang sangat sederhana. Adanya para anggota tarekat-tarekat yang terlibat aktif dalam perluasan misioner di luar negeri mengekspresikan pandangan bahwa paroki-paroki pedesaan seringkalisering kali membutuhkan pemahaman akan iman Kristen sebagaimana halnya pada kaum pagan di Asia dan Amerika.
 
Tarekat Ursulin berfokus pada tugas khusus [[pendidikan perempuan|mendidik anak-anak perempuan]],<ref>{{en}} {{cite web|title=The Ursulines|url=http://www.newadvent.org/cathen/15228b.htm|publisher=Catholic Encyclopedia|accessdate=8 March 2015|quote=A religious order founded by St. Angela de Merici for the sole purpose of educating young girls}}</ref> menjadi tarekat wanita pertama yang mengabdikan diri untuk tujuan tersebut.<ref>{{en}} [[Philip Hughes (sejarawan Katolik)|Philip Hughes]] (1957), ''A Popular History of the Reformation'', 1960 reprint, Garden City, New York: Image Books, Ch. 3, "Revival and Reformation, 1495–1530", Sec. iii, "The Italian Saints", p. 86.</ref> Pembaktian diri pada karya-karya tradisional belas kasih memperlihatkan contoh penegasan kembali Reformasi Katolik akan makna penting [[iman dalam Kekristenan|iman]] dan [[perbuatan baik|perbuatan]], maupun [[keselamatan (Kristen)|keselamatan]] melalui rahmat Allah, serta penolakan terhadap prinsip ''[[sola scriptura]]'' yang ditekankan oleh mazhab-mazhab Protestan. Mereka dipandang tidak sekadar menjadikan Gereja lebih efektif, tetapi juga menegaskan kembali premis-premis fundamental dari Gereja Abad Pertengahan.
 
Tarekat Yesuit dianggap sebagai tarekat Katolik baru yang paling efektif pada periode ini. Sebagai pewaris tradisi-tradisi [[devosi Katolik|devosional]], [[Ordo Fratrum Minorum|observantin]], dan [[legalisme (teologi)|legalis]], tarekat tersebut mengorganisasi diri seturut karakteristik 'kemiliteran'. Dikatakan bahwa keduniawian Gereja Renaisans tidak mendapat tempat dalam tarekat baru mereka. ''[[Latihan Rohani]]'', karya besar dari [[Ignatius dari Loyola|St. Ignatius]] pendirinya, menunjukkan penekanan pada karakteristik buku-buku pegangan para reformis Katolik sebelum era [[Reformasi Protestan]], mengingatkan pada praktik-praktik devosional. Para anggota tarekat Yesuit menjadi pewarta, bapa [[Sakramen Tobat (Gereja Katolik)|pengakuan]] dari pangeran dan pemimpin monarki, serta pendidik humanisme.<ref name="Froom">{{en}} {{cite book|last=Froom|first=LeRoy|authorlink=Le Roy Froom|title=The Prophetic Faith of our Fathers| volume= 1| year=1950 | url=http://docs.adventistarchives.org//doc_info.asp?DocID=42770|format={{DjVulink}} and PDF |page=24|access-date=2017-10-26|archive-date=2014-11-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20141106181119/http://docs.adventistarchives.org//doc_info.asp?DocID=42770|dead-url=yes}}</ref>
 
Tarekat Yesuit berperan serta dalam perluasan Gereja di benua Amerika dan Asia, melalui aktivitas misioner mereka. Biografi St. [[Ignatius dari Loyola]] berkontribusi dalam penekanan pada tindakan-tindakan kesalehan populer yang mengalami penurunan pada masa kepemimpinan Paus Aleksander VI dan Paus Leo X. Setelah pulih dari cedera serius yang dialaminya, ia mengikrarkan [[kaul religius|kaul]] untuk "hanya melayani Allah dan paus Roma, wakil-Nya di Bumi". Penekanan pada kepemimpinan paus merupakan suatu penegasan kembali akan kepausan abad pertengahan, selagi Konsili Trento menundukkan [[konsiliarisme]], keyakinan bahwa konsili umum Gereja adalah representasi Allah di dunia ini dan bukan paus. Mengakui paus sebagai seorang pemimpin sepenuhnya, tarekat Yesuit memainkan peranannya dalam Gereja Kontra-Reformasi yang selaras dengan [[Takhta Suci|Takhta Roma]].
Baris 69:
Dalam perang yang utamanya meliputi pengepungan-pengepungan dan bukan pertempuran-pertempuran, Farnese memperlihatkan ketabahan hatinya. Strateginya adalah menawarkan syarat-syarat yang dipandang murah hati agar lawannya menyerah: tidak ada pembunuhan massal ataupun penjarahan; hak istimewa perkotaan yang bersejarah tetap dipertahankan; terdapat amnesti dan pengampunan penuh; persekutuan kembali dengan Gereja Katolik dilakukan secara bertahap.<ref>{{en}} Violet Soen, "Reconquista and Reconciliation in the Dutch Revolt: The Campaign of Governor-General Alexander Farnese (1578–1592)", ''[[Journal of Early Modern History]]'' (2012) 16#1 pp 1–22.</ref>
 
Sementara itu, para pengungsi Katolik dari Utara berkumpul kembali di Cologne ([[Köln]]) dan [[Douai]] serta mengembangkan suatu identitas TridentinTridentina yang lebih bersemangat juang. Mereka menjadi kekuatan-kekuatan yang memobilisasi Kontra-Reformasi umum di Selatan, dengan demikian memfasilitasi kemunculan negara [[Sejarah Belgia|Belgia]] pada akhirnya.<ref>{{en}} Geert H. Janssen, "The Counter-Reformation of the Refugee: Exile and the Shaping of Catholic Militancy in the Dutch Revolt", ''[[Journal of Ecclesiastical History]]'' (2012) 63#4 pp 671–692</ref>
 
== Gerakan-gerakan kerohanian ==
{{Main|Ignatius dari Loyola|Teresa dari Ávila|Yohanes dari Salib|Fransiskus dari Sales}}
{{Infobox Artwork
| image_file=The(Venice) BattleAllegoria ofdella battaglia di Lepanto by- PaoloGallerie VeroneseAccademia.jpegjpg
| backcolor=#FBF5DF
| painting_alignment=right
Baris 134:
Dan agar hal-hal ini dapat dipatuhi dengan lebih berbakti, sebagaimana ditetapkan Sinode suci, bahwa tak seorangpun diperbolehkan untuk menempatkan, atau juga membuatnya ditempatkan, segala gambar dan rupa yang tidak lazim, di gereja atau di mana saja, tanpa pengecualian apapun, kecuali gambar ataupun rupa itu telah disetujui oleh uskup. ...<ref>{{en}} [http://history.hanover.edu/texts/trent/ct25.html Text of the 25th decree of the Council of Trent]</ref>}}
 
Sepuluh tahun setelah dekret tersebut, [[Paolo Veronese]] dipanggil oleh [[Kongregasi Ajaran Iman|Inkuisisi Roma]] untuk menjelaskan mengapa lukisan ''Perjamuan Terakhir'' karyanya, lukisan besar yang menggambarkan [[refter]] suatu biara yang menurut pihak Inkuisisi berisikan "para badut, orang-orang Jerman yang mabuk, kurcaci-kurcaci, dan absurditas lainnya" serta latar dan kostum-kostum yang berlebihan, dalam suatu adegan yang sebenarnya merupakan versi fantasi dari suatu pesta aristokratis Venesia.<ref>{{en}} [http://www.efn.org/~acd/Veronese.html Transcript of Veronese's testimony] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090929022528/http://www.efn.org/~acd/Veronese.html |date=2009-09-29 }}</ref> Veronese diberi tahu bahwa ia harus mengubah lukisannya dalam waktu tiga bulan – pada kenyataannya ia sekadar mengganti judulnya menjadi ''[[Perjamuan di Rumah Lewi]]'', masih merupakan salah satu adegan dalam Injil, kendati lebih sedikit muatan doktrinalnya, dan tidak ada lagi yang dikatakan setelah itu.<ref>{{en}} David Rostand, ''Painting in Sixteenth-Century Venice: Titian, Veronese, Tintoretto'', 2nd ed 1997, Cambridge UP {{ISBN|0-521-56568-5}}</ref>
 
Jumlah pengerjaan dekoratif semacam itu atas subjek-subjek religius menurun tajam, seperti pada karya-karya seni Manneris "yang disusun secara tidak pantas ataupun membingungkan", karena sejumlah buku, terutama karya teolog Vlaams bernama [[Joannes Molanus]], Santo [[Karolus Boromeus]], dan Kardinal [[Gabriele Paleotti]], serta instruksi-instruksi dari para uskup setempat, mengukuhkan dekret-dekret tersebut dan seringkalisering kali membahas secara mendetail mengenai apa saja yang diperbolehkan. Banyak [[ikonografi]] tradisional yang dipandang tidak memiliki landasan biblis yang memadai dikenakan pelarangan, seperti misalnya pemasukan unsur-unsur pagan klasik dalam karya seni religius, dan hampir semuanya berupa ketelanjangan, termasuk dalam penggambaran kanak-kanak Yesus.<ref>{{en}} [[Anthony Blunt|Blunt Anthony]], ''Artistic Theory in Italy, 1450–1660'', chapter VIII, especially pp. 107–128, 1940 (refs to 1985 edn), [[OUP]], {{ISBN|0-19-881050-4}}</ref>
 
Menurut seorang sejarawan seni rupa abad pertengahan bernama [[Émile Mâle]], hal itu merupakan "kematian seni rupa abad pertengahan",<ref>{{en}} [http://danielmitsui.tripod.com/aaaaa/deathart.html The death of Medieval Art]{{dead link|date=December 2016 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Extract from book by [[Émile Mâle]]</ref> namun hal itu dipandang tidak begitu berarti jika dikontraskan dengan adanya [[ikonoklasme]] di dalam beberapa kelompok Protestan dan tidak berlaku untuk lukisan-lukisan sekuler. Para pelukis dan pematung dari era Kontra Reformasi misalnya [[Tiziano Vecelli]] (Titian), [[Tintoretto]], [[Federico Barocci]], [[Scipione Pulzone]], [[El Greco]], [[Peter Paul Rubens]], [[Guido Reni]], [[Anthonie van Dyck]], [[Bernini]], [[Francisco de Zurbarán|Zurbarán]], [[Rembrandt]], dan [[Bartolomé Esteban Murillo]].
Baris 147:
Langkah paling ekstrem dalam melakukan reformasi mungkin terjadi pada tahun 1562, ketika Egidio Foscarari (uskup Modena) dan [[Gabriele Paleotti]] (uskup agung Bologna), atas instruksi para [[legatus kepausan]], mulai mengupayakan reformasi tarekat-tarekat religius dan praktik-praktik mereka terkait liturgi.<ref>{{en}} Craig A. Monson. "The Council of Trent Revisited." Journal of the American Musicological Society, Vol. 55, No. 1 (2002), [https://www.jstor.org/stable/831778 in JSTOR] p 20.</ref> Pembaruan-pembaruan yang ditetapkan pada [[klausura|klausura-klausura]] para biarawati, yang meliputi diharamkannya penggunaan organ,{{clarification needed|reason=In Monson's other book (https://books.google.com/books?id=w0hIaY9TiQoC p. 32-33), it seems that Paleotti forbade any instrument other than the organ.}} larangan keterlibatan musikus profesional, dan tidak diperbolehkannya [[polifoni|bernyanyi polifonik]], dianggap jauh lebih ketat daripada semua keputusan yang dihasilkan Konsili Trento dan bahkan daripada yang dapat ditemukan dalam kisah legendaris [[Giovanni Pierluigi da Palestrina]].<ref>Monson, p. 21.</ref>
 
Stimulasi seruan untuk melakukan pembaruan dari banyak tokoh gerejani merupakan teknik penggubahan yang populer pada abad ke-15 dan ke-16 dengan menggunakan materi musik dan bahkan teks-teks yang menyertainya dari gubahan-gubahan lain seperti [[motet]], [[madrigal]], dan ''[[chanson]]''. Sejumlah suara yang menyanyikan teks-teks berbeda dalam berbagai bahasa meyebabkan teks sulit untuk dibedakan di antara campuran kata-kata dan catatan-catatan. [[Misa parodi]] kelak mengandung kumpulan melodi (umumnya baris tenor) serta kata dari lagu-lagu yang mungkin mengenai subjek-subjek sensual, dan seringkalisering kali demikian.<ref>Manzetti. 330.</ref> Liturgi musik gereja menjadi semakin terpengaruh oleh nada dan gaya sekuler. Konsili Paris, yang berhimpun pada 1528, dan juga Konsili Trento, berupaya memulihkan perasaan akan kesakralan dalam komposisi gerejani dan apa yang sesuai untuk misa. Konsili-konsili tersebut semata-mata menanggapi isu-isu pada zaman itu.<ref>Fellerer and Hadas. 580–581.</ref>
 
=== Reformasi yang dihasilkan sesi ke-22 ===
Baris 168:
Terlepas dari langkanya keputusan-keputusan dari Konsili Trento seputar polifoni dan kejelasan tekstual, reformasi yang merupakan tindak lanjut dari sesi ke-22 mengisi kekosongan yang ditinggalkan Konsili dalam aspek-aspek gaya. Pada sesi ke-24, Konsili memberi wewenang pada "Sinode-Sinode Provinsial" untuk menghasilkan ketentuan-ketentuan seputar musik gereja.<ref>Fellerer and Hadas. 576–577.</ref> Keputusan untuk menyerahkan aplikasi praktis dan persoalan gaya kepada para pemimpin gerejawi setempat dipandang penting dalam membentuk masa depan musik gereja Katolik.<ref>Monson. 27.</ref> Para musikus dan pemimpin gereja setempat dipercayakan untuk menemukan aplikasi yang tepat untuk dekret-dekret Konsili.<ref>{{en}} [[Lewis Lockwood|Lewis H. Lockwood]]. "Vincenzo Ruffo and Musical Reform after the Council of Trent". ''The Musical Quarterly'', Vol. 43, No. 3 (1957), [https://www.jstor.org/stable/740297 in JSTOR]. p. 346.</ref>
 
Walaupun awalnya bersifat teologis dan diarahkan pada sikap para musikus, dekret-dekret Konsili mulai dipikirkan oleh para musikus gereja sebagai suatu pemakluman seputar gaya-gaya musikal yang tepat.<ref>Fellerer and Hadas. 592–593.</ref> Pemahaman ini kemungkin besar tersebar melalui para musikus yang berusaha untuk menerapkan deklarasi-deklarasi Konsili tetapi tidak membaca pemakluman-pemakluman resmi TridentinTridentina. Para musikus gereja mungkin terpengaruh oleh perintah dari para pelindung gerejawi mereka.<ref>Monson. 26.</ref> Para komponis yang menyebut reformasi-reformasi Konsili dalam pengantar untuk komposisi-komposisi mereka tidak secara memadai menegaskan landasan musikal dari Konsili selain landasan rohani dan religius dari karya seni mereka.<ref>Fellerer and Hadas. 576–594.</ref>
 
Uskup Agung Milan, Kardinal [[Karolus Boromeus]], disebut sebagai tokoh yang sangat penting dalam melakukan pembaruan musik gereja setelah Konsili Trento. Kendati sang kardinal merupakan salah seorang penasihat paus di Roma dan tidak dapat berada di Milan, ia dengan penuh semangat mendorong agar keputusan-keputusan Konsili segera diterapkan di Milan.<ref>Lockwood. 346.</ref> Ia tetap berhubungan dengan gerejanya di Milan melalui surat-surat dan dengan bersemangat mendesak para pemimpin di sana untuk mengimplementasikan pembaruan-pembaruan yang diputuskan Konsili Trento. Dalam salah satu surat kepada vikarisnya di keuskupan Milan, Nicolo Ormaneto of Verona, ia menugaskan ''maestro di cappella'' [[Vincenzo Ruffo]] (1508–1587) untuk menyusun suatu komposisi misa yang memungkinkan kata-kata dapat semudah mungkin dipahami. Kardinal Boromeus juga mengungkapkan bahwa apabila Don Nicola, seorang komponis dengan gaya yang lebih [[skala kromatik|kromatis]], berada di Milan maka ia juga dapat menyusun suatu komposisi misa dan keduanya dapat disebandingkan dalam hal kejelasan tekstual.<ref>Lockwood, 348.</ref> Sang kardinal kemungkinan besar terlibat ataupun mendengar pertanyaan-pertanyaan seputar kejelasan tekstual karena permintaannya kepada Ruffo.
Baris 174:
Ruffo menerima penugasan sang kardinal dengan serius dan mulai menyusun komposisi dengan suatu gaya yang menyajikan teks dimaksud supaya semua kata dapat mudah dimengerti serta makna tekstualnya menjadi bagian terpenting dari komposisi. Pendekatan yang dilakukannya adalah mengalihkan semua suara dengan suatu cara [[homoritme|homoritmis]] (salah satu tekstur [[homofoni]]k) tanpa ritme yang kompleks, dan menggunakan disonansi dengan sangat konservatif. Pendekatan Ruffo dipandang berhasil dalam hal kesederhanaan dan kejelasan tekstual. Bagaimanapun, kendati musiknya sangat murni secara teoretis, yang ia lakukan tidak dipandang sebagai kesuksesan artistik terlepas dari upaya-upaya Ruffo untuk memusatkan perhatian pada tekstur empat-bagian yang monoton.<ref>Lockwood, 362.</ref> Gaya komposisi Ruffo yang memberikan preferensi pada teks sejalan dengan atensi yang dirasakan Konsili terkait kejelasan tekstual. Dengan demikian, keyakinan pada keputusan-keputusan Konsili yang kukuh dalam hal kejelasan tekstual menjadi ciri perkembangan musik sakral gereja.
 
Pengaruh dari Konsili Trento dan kontra-reformasi juga membuka jalan bagi umat Kristen Ortodoks Rutenia untuk kembali ke dalam [[persekutuan penuh]] dengan [[Gereja Katolik Roma]], menjadi sekumpulan umat yang dikenal sebagai [[Gereja Katolik Yunani Ukraina]], sembari tetap mempertahankan tradisi [[Kekaisaran Romawi Timur|Bizantin]] mereka. [[Paus Klemens VIII]] menerima para uskup Rutenia ke dalam persekutuan penuh pada tanggal 7 Februari 1596.<ref>{{en}} ''[http://www.newadvent.org/cathen/15130a.htm Union of Brest]'' in the 1917 Catholic Encyclopedia</ref> Berdasarkan Perjanjian dari [[Persatuan Brest]], Roma mengakui praktik berkesinambungan umat Rutenia terkait [[Ritus Bisantin|tradisi liturgis Bizantin]], klerus menikah, dan penahbisan uskup dari dalam tradisi Kristen Rutenia. Selain itu, perjanjian tersebut secara khusus membebaskan umat Rutenia dari penerimaan atas [[klausa Filioque]] dan [[Purgatorium]] sebagai syarat rekonsiliasi.<ref>{{en}} [http://www.ewtn.com/library/COUNCILS/TREATBR.HTM Treaty of the Union of Brest] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160303232253/https://www.ewtn.com/library/COUNCILS/TREATBR.HTM |date=2016-03-03 }}</ref>
 
Konsili Trento menghasilkan perubahan-perubahan lain dalam musik: utamanya pengembangan [[Missa brevis]], [[Lauda (lagu)|Lauda]], dan "[[Madrigal (Trecento)|Madrigal]] Rohani" (Madrigali Spirituali).
Baris 181:
Lebih banyaknya hari besar dan agenda serupa menimbulkan kebutuhan untuk merayakan agenda-agenda tersebut secara saksama di seluruh keuskupan. Namun, terdapat persoalan akurasi kalender: [[kalender Julian]] pada abad ke-16 nyaris 10 hari penyimpangannya dengan musim-musim dan benda-benda langit. Di antara para astronom yang diminta untuk berkutat dengan masalah bagaimana melakukan reformasi kalender terdapat seorang [[kanonik (imam)]] di [[Frombork]] (Frauenburg) yang bernama [[Nikolaus Kopernikus]]. Dalam ''[[De revolutionibus orbium coelestium]]'' (1543) karyanya, Kopernikus menyebutkan reformasi kalender yang diusulkan oleh [[Konsili Lateran V]] (1512–1517). Sebagaimana yang ia jelaskan, pengukuran yang tepat atas lama waktu dalam setahun merupakan suatu landasan penting untuk melakukan reformasi kalender. Sebagai implikasi, pengaryaannya menggantikan [[Geosentrisme#Sistem Ptolemaik|sistem Ptolemaik]] dengan suatu [[heliosentrisme|model heliosentris]] antara lain didorong oleh kebutuhan akan reformasi kalender.
 
Kalender baru yang sebenarnya harus menunggu sampai [[kalender Gregorian]] diperkenalkan pada tahun 1582. Pada waktu publikasinya, ''De revolutionibus'' berlalu dengan relatif sedikit tanggapan: sedikit lebih daripada suatu kenyamanan matematis yang menyederhanakan petunjuk-petunjuk astronomis untuk suatu kalender yang lebih akurat.<ref>{{en}} {{cite book|last=Burke|first=James|title=[[The Day the Universe Changed]]|publisher=London Writers Ltd.|year=1985|page=[https://archive.org/details/bwb_O6-BGI-672/page/136 136]|ref=harv}}</ref> Bukti fisik yang mengemukakan teori Kopernikus mengenai pergerakan Bumi benar-benar mempromosikan apa yang tampak seperti ajaran sesat menentang pemikiran religius pada zaman itu. Akibatnya, [[Galileo Galilei]] ditempatkan dalam tahanan rumah, di [[Roma]], [[Siena]], [[Arcetri]], dan [[Firenze]], karena memublikasikan tulisan-tulisan, dikatakan "dengan berapi-api dicurigai sebagai penganut bidah", dan para seterunya mengecam teori heliosentris serta untuk sementara waktu melarang ajaran tersebut pada tahun 1633.<ref>{{harvnb|Burke|1985|p=149}}.</ref>
 
== Area yang terkena dampak ==
Kontra-Reformasi dipandang berhasil mengurangi pengaruh [[Protestanisme]] di [[Polandia]], [[Prancis]], [[Italia]], [[Irlandia]], dan daratan yang dikuasai [[Wangsa Habsburg]], termasuk [[Austria]], [[Jerman]] selatan, [[Bohemia]] (sekarang [[Ceko]]), [[Belanda Spanyol]] (sekarang [[Belgia]]), [[Kroasia]], dan [[Slovenia]]. Namun dipandang mengalami kegagalan untuk meraih keberhasilan sepenuhnya di [[HongariaHungaria]], tempat minoritas Protestan dengan jumlah yang signifikan berdiam sampai hari ini, kendati umat Katolik masih menjadi mayoritas.
 
{{multiple image
Baris 211:
* St. {{ill|Filipus Neri|en|Philip Neri}}
* St. [[Ignatius Loyola|Ignatius dari Loyola]]
* St. [[Fransiskus Assisi]]
* St. [[Teresa dari Avila]]
* St. [[Yohanes dari Salib]]