Suku Dayak Mualang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Zul Hamid (bicara | kontrib)
k Kedua tokoh ini bukan orang mualang
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(30 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{ethnic group|
|group=Suku Dayak Mualang
|image=
|image=[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een groep Moealang Dajaks tijdens het bezoek van Gouverneur-Generaal J.P. Graaf van Limburg Stirum aan Borneo TMnr 60018485.jpg‎|200px|Dayak Mualang]]
|poptime=->
#|popplace=Kabupaten SepaukSekadau, Kabupaten Sintang dan sekitarnya.
|popplace=-}
|langs= [[bahasaBahasa Mualang]], [[bahasaBahasa Indonesia|Indonesia]]
|rels= [[KaharinganKristen Katolik]], [[Kristen Protestan]], [[Kaharingan]] dan lainnya
|related=[[suku Dayak Iban|Iban, Sebaruk, Kantuk, Seberuang, Tabun, Banyur dan lainnya]]
}}
'''Suku Dayak Mualang''' adalah salah satu sub suku Dayak Ibanic yang mendiami wilayah Kabupaten Sekadau dan wilayah Kabupaten Sintang di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, yaitu Kecamatan :
# Kec. Belitang Hilir, Kab. Sekadau
# Kec. Belitang, Kab. Sekadau
# Kec. Belitang Hulu, Kab. Sekadau
# Kec. Sekadau Hilir, Kab. Sekadau
# Sepauk, Sintang dan sekitarnya.
# Kec. Sepauk, Kab. Sintang dan sekitarnya.
 
== Ciri Fisik ==
Menurut Prof. Lambut dari Universitas Lambung Mangkurat, secara rasial, manusia Dayak dapat dikelompokkan menjadi :
* Dayak Mongoloid
* Dayak Malayunoid
Baris 21 ⟶ 22:
* Dayak Heteronoid
 
Salah satu ciri yang tampak pada orang Mualang adalah ciri fisik yang [[mongoloid]], wajah bulat, kulit putih/kuning langsat, mata agak sipit, rambut lurus, ada juga yang ikal serta relatif tidak tinggi, dan juga dikenal dengan keramah-tamahannya, karena orang mualang sangat mudah membaur dengan sub suku lain. Oleh karena itu, adadan banyak sekali orang-orang dari pulau seberang yang mencari nafkah didaerah mualang.contohnya orang-orang lokal/ tempatan / Dayak lainnya, kemudian dari pulau jawa, sumatera (Melayu, Batakmudah dll)bersosial.
 
== Bahasa ==
Bahasa yang digunakan oleh orang Dayak Mualang termasuk ke dalam kelompok Bahasa Ibanik (Ibanic groupGroup)/Rumpun Bahasa Iban, seperti halnya kelompokSub IbanicSuku Ibanik Lainnya:, seperti Dayak Iban, Dayak Kantuk, bugaoDayak Bugao, desaDayak Tabun, seberuangDayak Desa, Dayak Seberuang, Dayak Ketungau Sesaik, sebarukDayak Sebaruk, Dayak Banyur, dan kelompok-kelompok kecil Dayak [[Ibanic|Ibanik]] lainnya. Perbedaannya adalah nada dan gaya pengucapan /dalam logatmenyebut kata-kata dalam kalimat dengan suku serumpunserumpunnya yakni pengucapan kalimat/kata yang menggunakan akhiran kata i dan e, i dan y, misalnya: dalam kata Kediri” dan Kedire”, rari dan rare, kemudian inai dan inay, pulai dan pulay dan penyebutan kalimat yang menggunakan huruf rR ( R berkarat ), serta logat pengucapannya, walauunwalapun mengandung arti yang sama.
 
Meskipun menuturkan bahasa yang serupa dengan bahasa yang dituturkan oleh Kelompok Rumpun Dayak Ibanik lainnya (dan saling mengerti satu sama lain ketika berkomunikasi dengan bahasa masing-masing), Bahasa Mualang terbilang unik dari yang lainnya, karena ada beberapa kata dalam Bahasa Dayak Mualang yang menjadi ciri khas tersendiri dibandingkan Bahasa-Bahasa Serumpun Ibanik lainnya, salah satu contoh, yaitu kata "KINI" (kemana), kelompok-kelompok Ibanik lainnya menggunakan kata KINI (kemana), namun dalam Bahasa Dayak Mualang menggunakan kata KIKAI (kemana), dan masih ada banyak lagi contoh kata-kata yang menjadi ciri khas dari Bahasa Dayak Mualang yang membuatnya menjadi unik dibandingkan dengan bahasa-bahasa Serumpun Ibanik lainnya (terutama penamaan benda-benda atau objek tertentu).
 
Selain itu, Bahasa Dayak Mualang juga dapat dibagi menjadi 2 logat utama, yaitu Logat Bahasa Mualang Hilir (Mualang Ilek) dan Logat Bahasa Mualang Hulu (Mualang Ulu). Bahasa Mualang Hilir dituturkan oleh orang-orang Mualang yang mendiami wilayah Kec. Belitang Hilir, Kec. Belitang, Kec. Sekadau Hilir di Kabupaten Sekadau dan juga di Kab. Sintang (Kec. Sepauk). Bahasa Mualang Hulu dituturkan oleh orang-orang Mualang yang mendiami wilayah Kec. Belitang Hulu di Kabupaten Sekadau. Meskipun keduanya adalah Bahasa Mualang yang sama, namun ada beberapa hal yang membuat keduanya unik satu sama lain, misalnya dalam bahasa Mualang Hulu kata yang berakhiran dengan bunyi/huruf U cenderung akan berbunyi O, serta memiliki ayunan khas Bahasa Mualang Hulu yang lebih halus mengayun. Bahasa Mualang Hilir memiliki nada yang lebih lugas dengan ayunan khasnya yang cenderung agak meledak, dan juga menyerap beberapa kosa kata/istilah dari Bahasa-Bahasa Suku lain di sekitarnya (suku-suku non Ibanik atau suku Melayu) karena memang wilayah dari penutur bahasa Mualang Hilir bersentuhan langsung dengan suku-suku Dayak non-ibanik seperti Suku Dayak Jangkang, Suku-Suku Dayak di Wilayah Sekadau, Suku Melayu atau bahkan dengan Orang-orang Tionghoa (Khek). Keunikan lainnya dapat dilihat dari beberapa istilah/kata dalam penamaan benda, tetapi keunikan tersebut bukanlah perbedaan, melainkan kepopuleran kosa kata tertentu di antara penutur Bahasa Mualang Hilir dan Hulu. Nah, pada dasarnya Bahasa Mualang Hilir dan Mualang Hulu adalah satu Bahasa yang sama, yaitu Bahasa Dayak Mualang.
 
== Legenda ==
Baris 76 ⟶ 81:
 
==== Orang Buah Kana ====
Pada masa itu kehidupan manusia dan para Dewa serta mahluk halus, sama seperti hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya, termasuklah hubungan yang sangat akrab dan harmonis antara masyarakat Tampun Juah dengan Orang Buah Kana ( Dewa pujaan ). Karena kejayaan masyarakat Tampun Juah sangat terkenal dan didengar oleh segala bangsa dan beberapa kerajaan, di suatu ketika sampailah berita itu ke kerajaan Sukadana (sekarang terletak di Kabupaten dulunya Kab Ketapang, dan kini Kabupaten Kayong Utara). Kerajaan Sukadana merasa kuatir mendengar kejayaan dan semakin kuatnya persatuan masyarakat di Tampun Juah. Hal ini mendapat tanggapan yang negatif dan ditindak lanjuti dengan menyatakan perang terhadap Masyarakat Pangau Banyau / Sak Menua, yang lambat-laun menyebabkan Tampun Juah diserang oleh kerajaan Sukadana. Kerajaan Sukadana saat itu merupakan taklukan dan Koloni dari Kerajaan Majapahit ( jawa hindu ), mereka mempunyai bala tentara yang tangguh dan sakti dari suku Dayak Beaju”/ Miajuk, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Mereka mengadakan ekspansi militer dari daerah Labai Lawai / Tambak Rawang Sukadana, masuk dan menyusuri sungai kapuas sampai ke Teluk Aik daerah batu ampar menuju Tayan Sanggau, dan masuk sungai Sekayam dan terus ke hulunya, mengadakan penyerangan ke Tampun Juah. Dalam peperangan ini Laskar / Pejuang / Bala Sabong dari Tampun Juah berupaya bertempur, gagah berani berjuang melawan pasukan musuh dalam membela kedamaian di Tampun Juah, hingga menyebabkan musuh kalah dan dapat di usir. Perang yang pertama dikenal dengan nama Perang Sumpit, karena pada perang ini pasukan Tampun Juah dan pasukan lawan menggunakan sumpit yang pelurunya sangat beracun diberi ipuh (racun dari pohon tertentu).
 
Tampun Juah kembali aman dan damai, tetapi tidak berlansung lama karena pihak musuh yang kalah mengajak (melalui kesaktiannya) dan memengaruhi bangsa mahluk halus ( Setan ) secara magis, menyerang Tampun Juah. Perang kedua tak bisa dihindarkan, dengan semangat yang membara masyarakat Pangau banyau, berusaha mati-matian mempertahankan wilayahnya dari serangan mahluk halus, dan akhirnya dalam peperangan ini bangsa setan dapat juga dikalahkan.
Baris 111 ⟶ 116:
 
==== Mualang Tanjung ====
6 Rombongan Dayak Mualang yang menyebar ke Sekadau ada yang terpecah membentuk kelompok baru; Mualang Tanjung/Tanyong, serta membaur dengan kelompok ibanik sekitarnya yaitu: Dayak Seberuang, Dayak Dsa, Ketungau Sesaet ( yang masih serumpun dan merupakan masih satu group ibanik sejak Pamar / perpisahan dari Temawai / Temawang Tampun Juah). Selanjutnya ada yang bercampur pula dengan rombongan kelompok Dara Nante dalam usahanya mencari Babai Cinga (suami Dara Nante). Rombongan tersebut dipimpin oleh Singa Patih Bardat dan Patih Bangi. mereka tersesat ketika menyebar mencari daerah yang disebut Temawai / Temawang Tampun Juah, Rombongan Singa Patih Bardat bercampur dengan Dayak Mualang, menurunkan suku -suku kecil yakni: Dayak Kematu”, Dayak Benawas, Dayak Mualang Sekadau di daerah Lawang Kuari (Lawang Kuari adalah pintu perkampungan kuari yakni dulunya merupakan Betang kampung kuari yang dikutuk melebur menjadi batu karena sebuah peristiwa).
 
==== Patih Bangi ====
Sedangkan Rombongan yang dipimpin oleh Patih Bangi menyusuri hulu sungai ke daerah yang disebut Belitang, membaur dengan keturunan Mualang dari Tanah Tabo dan Tampun Juah kemudian disebut sebagai Dayak Mualang dan menyebar ke sekitarnya. Dayak Mualang di daerah Belitang inilah yang banyak menurunkan Raja – Raja Sekadau, dan Raja Belitang. Kerajaan kecil tersebut lambat laun pindah ke Sekadau.
 
==== Kerajaan Sekadau ====
Kerajaan Sekadau sendiri pernah diperintah berturut – turut oleh Keturunan Prabu Jaya dan keturunan Raja-Raja Siak Bulun / Bahulun dari sungai Keriau, Kabupaten Ketapang. Adapun Raja Sekadau pertama adalah pangeran Engkong, yang menpunyai tiga orang putra :
 
# Pangeran Agong
Baris 143 ⟶ 148:
* [http://www.youtube.com/watch?v=7_VDJ4hep60 De Kutak Katik]
* [http://www.youtube.com/watch?v=TPXJMQPXVgE Aboh Beramay]
*Kepai-Kepai
*Bejuged Ari Gawai
*dan masih banyak lagi
 
== Tarian Dayak Mualang ==
* [http://www.youtube.com/watch?v=rBcrs1HHHq4&feature=related Dayak Dance / Tari Dayak ( Mualang Ngajad Kayau ) Kalbar]
Tari Pingan Mualang / Tari Pireng Mualang, tersebar di belitang Ilek, tengah dan hulu.
Tari PedangPdang Mualang / ngajat bebunoh tersebar di belitang Ilek, hulu ( merbang dan sekitarnya ) dan belitang Hulu ( sebetung dan sekitarnya ).
Ajat Temuai datai / Nyamot Temuai ( persembahan tamu yang datang / penyambutan tamu / tari adat ), tersebar di belitang ilek, tengah, ulu dan sekitarnya.
Ngajat Lesong Mualang di Belitang Tengah Sp. 2.
 
Sanggar Seni
Baris 159 ⟶ 168:
 
Tenun Kumpang Ilong, Kecamatan Belitang Hulu
Anyam Anyaman Tangoy, Ragak, Bubu, Takin tersebar di Menawai.
 
Situs / Warisan Budaya
 
Rumah Panjai Sungai Antu Belitang Hulu ( rumah lama masih di huni)
Rumah Panjai Temawang Rungkup di Empajak
Belitang Hilir
Rumah Panjang di Kerintak
 
== Tokoh-Tokoh, Rohaniwan dan Orang-Orang Berpengaruh dari Suku Dayak Mualang ==
 
# '''''Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun, [[Ordo Saudara Dina Kapusin|O.F.M. Cap.]]''' ([[Uskup Agung]] Emeritus [[Keuskupan Agung Pontianak]]).''
#'''''Mgr. Dr. Valentinus Saeng, [[Kongregasi Pasionis|C.P.]] (lahir 28 Oktober 1969) adalah [[Uskup]] [[Keuskupan Sanggau|Sanggau]] yang ditunjuk pada 18 Juni 2022.'''''
#[[Simon Petrus (bupati)|'''''Simon Petrus''''']]'', <small>[[Sarjana|S.Sos.]], [[Magister|M.Si.]] (Bupati Sekadau periode 2005 -2010 dan 2010 - 2015).</small>''
#'''''Aloysius''', [[Sarjana|S.H.]], [[Magister|M.Si.]], (lahir 15 Juli 1963) [[politikus]] [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] yang pernah menjabat sebagai [[Wakil Bupati Sekadau]] periode 2016-2021.''
#'''''Subandrio''', [[Sarjana Hukum|S.H.]], [[Magister|M.H.]] (lahir 23 Maret 1976) [[Daftar Wakil Bupati Sekadau|Wakil Bupati Sekadau]] periode 2021–2024.''
#'''''Paulus Florus''' (Penulis, Redaktur, Budayawan, Sastrawan, Pembicara dan Pemerhati Credit Union di Kalimantan Barat).''
#''Drs. '''Milton Crosby''', M.Si. (lahir 18 Juni 1959) Politikus dan [[Daftar Bupati Sintang|Bupati Sintang]], Kalimantan Barat selama dua periode, yakni 2005–2010 dan 2010–2015.''
#'''''Guyau Temenggung Budi,''' Tokoh Pahlawan/Pemimpin Kuno Kelompok Suku Dayak "Mualang" yang meninggalkan Tampun Juah paling terakhir. Beliau dan kelompoknya dikawal oleh seorang Pendekar/Letnan/Manok Sabong (Manusia Sakti) bernama Mualang, yang namanya kemudian diabadikan sebagai nama Suku Dayak Mualang.''
#'''''Mualang''''', ''seorang Tokoh Pahlawan Kuno, Pendekar, Manok Sabong, Manusia Sakti yang terkenal pada zamannya dan menjadi pengawal bagi kelompok terakhir yang dipimpin oleh Guyau Temenggung Budi ketika meninggalkan Tampun Juah (Tampun Juah : sebuah Tempat/Kerajaan yang menjadi asal muasal semua Suku Dayak Rumpun Ibanik/Serumpun Iban (Dayak Laut/Melayik) sebelum akhirnya terbagi menjadi kelompok-kelompok/sub-sub suku seperti sekarang).''
== Daftar pustaka ==
* Drake Allen Richard. “Waktu dan Keterpisahan: Suatu Metanarrative Sejarah Lisan Mualang”. Dalam Kalimantan Review. Pontianak: LP3S – IDRD, 1995.
* Dunselman, Donatus. Uit De Literatuur Der Mualang – Dajaks. Nederland :Koninklijk Instituut Voor Taal-,Land- En Volkenkunde, 1959.
* Lontaan, J. U. Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat. Jakarta: Pemerintah Daerah TK.I Kalimantan Barat, 1975.
* Marie Jeanne. Penelitian Struktur Bahasa Mualang, Proyek Penelitian Sastra dan Bahasa Indonesia dan Daerah Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Yogyakarta: Dep P dan K, 1975/1976.