Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) →Sejarah: Lengkapi lagi |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
(12 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox rail
|railroad_name = Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen
|logo_filename = Staatstramwegen op Zuid-Sumatra Logo.png
|logo_size = 100px
|image = KAARTEN SGD - Plan tot den aanleg van een spoorweg in Zuid-Sumatra.jpeg
|image_size = 200px
|image_caption = Jaringan rel ZSS (garis merah tebal) pada tahun 1911
|type = Divisi dari [[Staatsspoorwegen]]
|locale = [[
|start_year = 1914
|end_year = 1950
Baris 15 ⟶ 16:
|hq_city = {{flagicon|Hindia Belanda}} [[Kota Bandar Lampung]], Hindia Belanda
}}
'''Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen (ZSS)''' atau '''Staatstramwegen op Zuid-Sumatra (SZS)''' adalah divisi dari [[Staatsspoorwegen]] yang mengoperasikan kereta api di [[
== Sejarah ==
Untuk mendukung pengembangan daerah-daerah terpencil di wilayah
Untuk mewujudkannya, pemerintah membentuk divisi dari Staatsspoorwegen yang diberi nama Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen. Jalur pertamanya adalah Pelabuhan Panjang menuju Tanjungkarang (pusat kota Bandar Lampung) pada tanggal 3 Agustus 1914. Selanjutnya pembangunan diarahkan ke [[Kota Palembang]], dengan dibagi menjadi dua wilayah kerja yaitu Lampung dan Palembang. Pada tanggal 22 Februari 1927 Palembang dan Bandar Lampung akhirnya bisa terhubung, dengan ditandainya peresmian segmen ke arah Blambangan Umpu oleh Kepala Jawatan SS.<ref name="verslag">{{cite book|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië|author=Staatsspoorwegen|place=Batavia|publisher=Burgerlijke Openbare Werken|year=1924}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/38139980|title=Sejarah perkeretaapian Indonesia|last=Nusantara.|first=Tim Telaga Bakti|last2=Indonesia.|first2=Asosiasi Perkeretaapian|date=1997|publisher=Angkasa|isbn=9796651688|edition=Cet. 1|location=Bandung|oclc=38139980}}</ref>
Baris 25 ⟶ 26:
Belanda pada awalnya tidak begitu tertarik menghubungkan seluruh Sumatra dengan kereta api. Belanda pun membagi wilayah Sumatra menjadi dua bagian: Pantai Barat dan Pantai Selatan, ditinjau dari budaya, bentang alam, dan komposisi sosial masyarakatnya. Justru yang mempersatukan seluruh Sumatra adalah [[Jalan Raya Lintas Sumatra]] yang digagas pada tahun 1916. Bahkan, dengan adanya hubungan jalan raya ini, praktis pengangkutan hasil-hasil perkebunan di Sumatra terutama kelapa sawit dan karet menjadi semakin lancar dan menyebabkan harga-harganya di pasar melambung. Selain itu, justru impor mobil pribadi dan truk juga meningkat tajam; tercatat pada tahun 1924–1926 jumlah mobil pribadi yang diimpor naik dari 539 menjadi 3.059 unit. Adapun truk yang diimpor meningkat tajam dari 94 menjadi 1.172 unit.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/949742193|title=Menuju sejarah Sumatra : antara Indonesia dan dunia|last=Anthony.|first=Reid,|date=2011|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=9789794617755|location=Jakarta|oclc=949742193}}</ref>
Kesuksesan yang diraih SS menginspirasi perusahaan ini pernah menyusun ''masterplan'' agar seluruh Sumatra terhubung dengan rel kereta api, namun [[Depresi Besar]] (zaman malaise) yang terjadi di akhir dekade 1920-an menyebabkan rencana ini gagal.<ref>{{Cite news|url=http://nasional.kompas.com/read/2008/08/16/12311273/Sejarah.Jalur.KA.Lampung.Palembang|title=Sejarah Jalur KA Lampung-Palembang
Rencana masterplan yang terwujud hanyalah segmen Muara Enim–Lahat–Lubuklinggau (mulai dibangun tahun 1927) yang akhirnya selesai pada pertengahan kuartal pertama dekade 1930-an, tepatnya pada tanggal 1 Juni 1933. Pembangunan yang cukup lama dari segmen ini dikarenakan adanya dua terowongan yang beroperasi, yaitu [[Terowongan Gunung Gajah]] dan [[Terowongan Tebing Tinggi]], yang membutuhkan waktu dua tahun hingga rampung sepenuhnya pada tahun 1932. Segmen terakhirnya, Muara Saling–Lubuklinggau selesai pada tanggal 1 Juni 1933.<ref name="bukuperingatan" />
== Jalur yang dibangun ==
Baris 34 ⟶ 37:
! Jalur !! Segmentasi lintas !! Waktu Pembukaan !! Panjang Lintasan Rel (km) !! Keterangan
|-
| rowspan="
|-
|
|-
| Labuanratu–Tegineneng || 1 November 1915 || 22 ||
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|Negararatu–Martapura
| Martapura–Baturaja || 16 November 1926 || 33 ||▼
|21 Maret 1927
|69
|
|-
|-
| Baturaja–Peninjawan || 1 Juli 1923 || 38 ||
Baris 56 ⟶ 64:
| Peninjawan–Prabumulih || 15 September 1922 || 56 ||
|-
|
|-
| colspan="2" | [[Jalur kereta api Kertapati–Prabumulih|Kertapati–Prabumulih]]
|-
|
|-
| rowspan="5" |[[Jalur kereta api Lubuklinggau–Prabumulih|Lubuklinggau–Prabumulih]] || Prabumulih–Gunung Megang || 1 Desember 1916 || 44 ||
Baris 78 ⟶ 86:
|
|}
== Referensi ==
{{reflist|2}}
{{Daftar perusahaan kereta api di Hindia Belanda}}
|