Tutur Tinular: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
k Mengembalikan suntingan oleh 103.18.35.62 (bicara) ke revisi terakhir oleh Almaaw
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(43 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{kegunaanlaindisambiginfo|Tutur Tinular (disambiguasi)}}
{{Infobox Film
|title_name = Tutur Tinular (Sandiwara Radio)
Baris 37:
'''Tutur Tinular''' adalah judul sebuah [[sandiwara]] [[radio]] yang sangat legendaris karya [[S. Tidjab]]. Kisah ini menceritakan tentang perjalanan hidup dan pencarian jati diri seorang pendekar yang berjiwa ksatria bernama [[Arya Kamandanu]] akan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, suatu kisah dengan latar belakang sejarah runtuhnya [[Kerajaan Singhasari]] dan berdirinya [[Kerajaan Majapahit]].
 
[[Sandiwara radio]] ini pertama kali mulai disiarkan pada [[1 Januari]] [[1989]] dan dipancarluaskan lebih dari 512 pemancar stasiun radio di seluruh [[Indonesia]], yang tergabung dalam Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia [[PRSSNI]]. Pada tahun 2002, Sandiwara radio Tutur Tinular disiarkan ulang di salah satu radio yang ada di Kota Yogyakarta, yaitu [[Radio MBS FM]] 92.86 Mhz dan 95.35 Mhz [[Radio Yasika FM]]. Tidak hanya itu, bahkan hingga pada bulan [[Januari]] [[2012]], tercatat masih ada beberapa stasiun radio yang menyiarkannya kembali seperti; 103,3 Mhz [[Radio Karimata FM]], [[Kabupaten Pamekasan]], [[Jawa Timur]],<ref>[http://karimatafm.onlivestreaming.net:1330/ Laman Radio Streaming Karimata]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, di siarkan setiap Senin s/d Sabtu Pukul 18.00 WIB</ref>, 95.6 FM [[Radio Bintang Tenggara]], [[Kabupaten Banyuwangi]],<ref>[http://103.28.148.18:9130/ Laman Radio Streaming Bintang Tenggara] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131210230331/http://103.28.148.18:9130/ |date=2013-12-10 }}, disiarkan setiap Senin s/d Sabtu Jam 09:00 s/d 10:00 WIB</ref>, dan 95,2 FM [[Radio Oisvira]], [[Kabupaten Sumbawa]], [[Radio Istana FM]] [[Kabupaten Bojonegoro]], Jawa Timur,<ref>[http://103.28.148.18:9130/ Laman Radio Streaming Istana FM] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131210230331/http://103.28.148.18:9130/ |date=2013-12-10 }}, disiarkan setiap Senin s/d Minggu Jam 11:00 s/d 12:00 WIB</ref>, [[Radio Patria FM]] [[Kota Blitar]], Jawa Timur.<ref>[http://110.138.237.126:8000/ Laman Radio Streaming Patria FM]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, disiarkan setiap Senin s/d Minggu Jam 10:00 s/d 11:00 WIB</ref> . Disamping itu beberapa situs online juga masih ada yang memperdengarkan sandiwara radio ini secara ''live streaming'', di antaranya adalah Radio Streaming [[Asdisuara Jakarta]], milik [[Asdi Suhastra]].<ref>[http://115.124.92.99:8604/listen.pls/ Laman Radio Streaming Asdisuara Jakarta]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}.</ref>.
 
''Tutur Tinular'' sendiri berasal dari [[bahasa Jawa]] yang berarti "nasihat atau petuah yang disebarluaskan".
Baris 51:
Kisah ''Tutur Tinular'' ini diselingi berbagai peristiwa sejarah, antara lain kedatangan utusan [[Kubilai Khan|Kaisar Kubilai Khan]], penguasa [[Dinasti Yuan]] di negeri [[Tiongkok]], yang meminta [[Kertanagara]] sebagai raja di [[Kerajaan Singhasari]] menyatakan tunduk dan mengakui kekuasaan bangsa [[Mongolia]]. Namun utusan dari Mongolia tersebut malah diusir dan dipermalukan oleh [[Kertanagara]].
 
Sebelum para utusan kembali ke Mongolia, di sebuah kedai makan terjadilah keributan kecil antara utusan kaisar yang bernama [[Meng Chi]] dengan Mpu Ranubhaya, Mpu Ranubhaya berhasil mempermalukan para utusan dan mampu menunjukkan kemahirannya dalam membuat pedang, karena tersinggung dan ketertarikannya terhadap keahlian Mpu Ranubhaya tersebut, kemudian dengan cara yang curang para utusan tersebut berhasil menculik Mpu Ranubhaya dan membawanya turut serta berlayar ke Mongolia, sesampainya di negeri Mongolia di dalam istana Kubilai Khan, Mpu Ranubhaya menciptakan sebuah pedang pusaka bernama Nagapuspa sebagai syarat kebebasan atas dirinya yang telah menjadi tawanan. Namun pada akhirnya pedang Naga Puspa tersebut malah menjadi ajang konflik dan menjadi rebutan di antara pejabat kerajaan. Akhirnya untuk menyelamatkan pedang Naga Puspa dari tangan-tangan orang berwatak jahat, Mpu Ranubhaya mempercayakan [[Pedang Nagapuspa]] tersebut kepada pasangan pendekar suami-istri yang menolongnya, bernama [[Lo Shi Shan]] dan [[Mei Shin]] di mana keduanya kemudian menjadi pelarian, berlayar dan terdampar di [[Jawa|Tanah Jawa]] dan hidup terlunta-lunta. Sesampainya di Tanah Jawa pasangan suami istri ini akhirnya bertemu dengan beberapa pendekar jahat anak buah seorang Patih Kerajaan Gelang-gelang bernama [[Kebo Mundarang]] yang ingin menguasai Pedang Naga Puspa hingga dalam suatu pertarungan antara Lo Shi Shan dengan [[Mpu Tong Bajil]] (pimpinan pendekar-pendekar jahat) Lo Shi Shan terkena Ajian Segoro Geni milik Mpu Tong Bajil, setelah kejadian pertarungan beberapa hari lamanya Pendekar Lo Shi Shan hidup dalam kesakitan hingga akhirnya meninggal dunia di dunia disebuahsebuah hutan dalam Candi tua, sebelum meninggal dunia yang kala itu sempat di .tolong oleh Arya Kamandanu, Lo Shi Shan menitipkan Mei Shin kepada Arya Kamanadu
 
Mei Shin yang sebatang kara kemudian ditolong Arya Kamandanu. Kebersamaan di antara mereka akhirnya menumbuhkan perasaan saling jatuh cinta. Namun lagi-lagi Arya Dwipangga merusak hubungan mereka, dengan cara licik Arya Dwipangga dapat menodai perempuan asal daratan Mongolia itu sampai akhirnya mengandung bayi perempuan yang nantinya diberi nama Ayu Wandira. Namun, meski hatinya hancur, Kamandanu tetap berjiwa besar dan bersedia mengambil perempuan dari Mongolia itu sebagai istrinya.
Baris 73:
* '''Arya Kamandanu'''
{{Utama|Arya Kamandanu}}
Adalah seorang pemuda lugu putera kedua Empu Hanggareksa yang sangat suka mempelajari ilmu kanuragan. Diangkat murid oleh kakak seperguruan ayahnya yang bernama Empu Ranubaya. Empu Ranubaya mengajarkan Kamandanu jurus Nagapuspa, yaitu ilmu kanuragan ciptaan Empu Gandring dan Aji Saipi Angin, yaitu ilmu meringankan tubuh yang bisa membuat tubuh seringan kapas. Sayang, ketika Arya Kamandanu sedang giat belajar, Empu Ranubaya dikejar-kejar oleh prajurit Singasari, karena dia dianggap telah menghina Prabu Kertanegara. Kemudian Arya Kamandanu mendalami lagi Jurus Naga Puspa tahap akhir yang tinggalkanditinggalkan Empu Ranubaya di atas sebuah batu. Dengan bantuan Empu Lunggah yang merupakan kakak seperguruan tertua ayahnya, Kamandanu mampu menyempurnakan Jurus Naga Puspa. Ilmu Kamandanu semakin hebat setelah dia tergigit ular siluman Naga Puspa Kresna.
 
Arya Kamandanu kurang beruntung dalam percintaan. Dua kali dia mengalami kekecewaan akibat ulah kakaknya, Arya Dwipangga. Dua wanita yang dicintai Kamandanu, yaitu Nari Ratih dan Mei ShindinodaiShin dinodai oleh Arya Dwipangga. Kamandanu kemudian menjadi Panglima Majapahit dan menikah dengan Sakawuni dan mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Jambunada.
 
* '''[[Arya Dwipangga]]'''
Adalah kakak Kamandanu. Dia gemar bersyair dan merayu para wanita dengan syair-syairnya itu. Dia mudah jatuh cinta pada perempuan cantik, meskipun perempuan itu kekasih adiknya sendiri. Pertama dia merebut Nari Ratih dan menikahinya. Dari pernikahannya dengan Nari Ratih, Arya Dwipangga memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Panji Ketawang. Beberapa tahun kemudian Dwipangga bertemu dengan Mei Shin. Arya Dwipangga langsung jatuh cinta pada Mei Shin. Lagi-lagi Arya Dwipangga tidak berdulipeduli kalau Mei Shin adalah kekasih Kamandanu. Seperti biasa Arya Dwipangga menggunakan syair-syairnya untuk memikat Mei Shin. Namun kali ini syair-syair Arya Dwipangga tidak mampu memikat Mei Shin. Akhirnya Arya Dwipangga menodai Mei Shin dengan menggunakan obat perangsang, sehingga Mei Shin mengandung dan kemudian melahirkan seorang anak perempuan bernama Ayu Wandira.
 
Kamandanu sangat marah atas perbuatan Dwipangga itu. Dihajarnya Dwipangga hingga tangannya menjadi cacat. Merasa sakit hati Arya Dwipangga melaporkan Mei Shin kepada pemerintah Kediri, sehingga rumah Empu Hanggareksa diobrak-abrik dan dibakar. Juga Empu Hanggareksa tewas dalam kejadian itu.
Baris 100:
Adalah seorang pendekar wanita berkebangsaan Mongolia. Bersama suaminya Lou Shi San, Mei Shin berlayar ke tanah Jawa sambil membawa Pedang Nagapuspa ciptaan Empu Ranubaya. Namun di Tanah Jawa Mei Shin dan suaminya malah dikejar-kejar oleh Para prajurit kediri yang dipimpin oleh Empu Bajil dan Dewi Sambi. Mpu Bajil sangat menginginkan Pedang Nagapuspa. Oleh karena itu dia terus memburu Mei Shin dan Lou Shi San.
 
Lou Shi San akhirnya tewas setelah beberapa lama hidup dalam pesakitan karena terkena Aji Segara Geni milik Mpu Tong Bajil. Mei Shin yang sebatang kara kemudian di tolongditolong oleh Arya Kamandanu. Dalam kebersamaannya, kemudian tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya, tetapi lagi-lagi Arya Dwipangga merusak hubungan mereka. Mei Shin dihamili Dwipangga dengan cara yang licik. Namun Akhirnya Kamandanu tetap bertanggung jawab dan bersedia mengambil wanita cantik dari Tiongkok itu sebagai istrinya.
 
* '''Sakawuni'''
{{Utama|Sakawuni}}
Adalah seorang gadis yang hidupnya ugal-ugalan. Dia adalah cucu Ki Sugata Brahma, Pendekar Lengan Seribu. Untuk melampiaskan dendamnya pada orang-orang Singasari, Sakawuni bergabung dengan orang-orang Kediri. Namun sebenarnya Sakawuni adalah seorang gadis berjiwa pendekar. Dia beberapa kali menolong Mei Shin, Lou Shi San, dan Kamandanu dari gangguan para prajurit kediri secara sembunyi-sembunyi. Dalam sebuah pertarungan melawan Mpu Bajil dan kawan-kawannya Kamandanu terluka parah. dia diselamatkan oleh Sakawuni dan dibawa ke rumah kakeknya. Ki Sugata Brahma mengatakan Bahwabahwa luka Kamandanu bisa disembuhkan dengan Bunga Tunjung Biru. Untunglah Sakawuni bertemu dengan Kaki Tamparoang. Atas petunjuk Kaki Tamparoang, Sakawuni membawa Kamandanu ke bukit Panampihan untuk meminta Bunga Tunjung Biru pada pemiliknya yaitu Dewi Tunjung Biru.
 
Ternyata Dewi Tunjung Biru adalah ibu kandung sakawuni yang sudah lama menghilang. Sakawuni senang bisa bertmu dengan ibu kandungnya dan luka-luka Kamandanu bisa disembuhkan.
Baris 110:
Sakawuni pergi ke Majapahit untuk membunuh Banyak Kapuk, perwira Singasari yang telah meninggalkan ibunya. Hampir saja Banyak Kapuk terbunuh, tetapi akhirnya Sakawuni sadar dan mau memaafkan ayahnya itu. Dia akhirnya bersedia mengabdi pada Majapahit.
 
Bersama Arya Kamandanu, Sakawuni menjalankan tugas sebagai prajurit Majapahit, termasuk di antaranya adalah menumpas gerombolan perampok yang dipimpin Empu Bajil. Setelah Gerombolan itu dihancurkan, Sakawuni dan Arya Kamandanu menikah.
 
Sayang, Sakawuni meninggal setelah melahirkan akibat mengalami pendarahan hebat. Sepeninggal Sakawuni Arya Kamandanu mengundurkan diri dari keprajuritan dan kembali menyepi di lereng Gunung Arjuno bersama anaknya.
Baris 117:
Adalah pendekar sakti, tetapi kejam. Pendekar cebol dari Lereng Tengger ini memiliki senjata andalan yaitu tongkat Pencabut Roh dan ilmu pukulan maut yang bernama Aji Segara Geni. Empu Bajil adalah pemimpin kelompok pendekar yang membantu Pemerintah Kediri. Dalam sebuah pertarungan melawan Arya Kamandanu, Tongkat Pencabut Roh patah menjadi dua. Empu Bajil sangat marah. Dia lalu memperdalam Aji Segara Geni di Lereng Tengger. Setelah beberapa bulan lamanya Empu Bajil berhasil memperdalam Aji Segara Geni. Dia kembali turun Gunung. Kembali Empu Bajil bertarung melawan Arya Kamandanu. Mereka bertarung di Lembah Kardama. Dalam pertarungan itu Arya Kamandanu kalah dan Pedang Nagapuspa dapat direbut.
 
Dengan Pedang Nagapuspa di tangannya Empu Bajil menjadi semakin kuat. Dia dan kelompok perampoknya membuat kekacauan di mana-mana, bahkan kan dia berani membuat kekacauan di Majapahit. Namun Empu Bajil tidak lama memiliki Pedang Nagapuspa. Dengan kekuatan ghaib Nagapuspa Kresna dan Keris Empu Gandring, akhirnya Arya Kamandanu berhasil merebut kembali Pedang Nagapuspa. Dan Mpu Tong Bajil pun tewas setelah dadanya terhunjam Keris Empu Gandring.
 
* '''[[Dewi Sambi]]'''
Baris 127:
 
* '''[[Mpu Renteng]]'''
Adalah seorang pendekar yang tidak banyak bicara. Dia tidak kalah sakti dengan Empu Bajil dan Dewi Sambi. Pendekar dari Gunung Petiri ini mempunyai sebilah pedang ampuh berwarna kuning, sehingga disebut Pedang Kuning. Dengan Pedang Kuning ini Empu Renteng bisa membunuh lawannya dalam waktu beberapa detik. Selain itu dia juga memiliki ilmu kebal yang bernama Blabak Pengantolan. Tak ada senjata yang bisa menembus kulitnya, termasuk senjata pusaka. Ketika terjadi peperangan antara Majapahit melawan Kediri, Empu Renteng bertarung melawan Ranggalawe. Empu Renteng mati-matian melawan Ranggalawe. Ternyata Ilmu Blabak Pengantolan tidak mampu menahan tajamnya Keris Megalamat Ranggalawe, sehingga Empu Renteng terluka parah. Empu Renteng akhirnya berpisah dengan Empu Bajil. Dia bermaksud mencari seorang tabib untuk menyembuhkan luka-lukanya. Namun dia malah bertemu dengan musuh lamanya, yaitu Watukura.
 
Watukura ingin menguji sejauh mana kemampuan Arya Dwipangga yang sudah menguasai Jurus Kidung Pamungkas. Dia menyuruh Arya Dwipangga untuk bertarung melawan Empu Renteng. Tentu saja Empu Renteng yang sedang terluka itu tidak mampu melawan Arya Dwipangga. Akhirnya dia tewas terkena Aji Kidung Pamungkas. Namun pada sisa-sisa kekuatannya Empu Renteng melemparkan Pedang Kuningnya kepada Watukura, sehingga Watukura pun tewas.
Baris 141:
=== Daftar aktor dan aktris ===
Para aktor dan aktris [[pengisi suara]] dalam sandiwara radio ''Tutur Tinular'' tersebut adalah para artis dari [[Sanggar Cerita]] dan [[Sanggar Prathivi]], antara lain:
* [[Ferry FadliFadly]] sebagai [[Arya Kamandanu]]
* [[M. Aboed]] sebagai [[Arya Dwipangga]], [[Ike Mese]], Mpu Sasi, Ma Bo Yie, Sokol
* [[Lily Nur Indah Sari]] sebagai [[Nari Ratih]], Luh Jinggan, Sunggi
Baris 170:
* [[Yanwar]] sebagai [[Ra Tanca]]
* [[Herman Wijaya]] sebagai Tabib Wong Yin, Silananda Jaya
* Susi Wijaya sebagai Mei Shin (pengganti sementara)
* [[Yulie Muliana]] sebagai Werda Murti, Palastri, Kurantil, Mei Shin, Ayu Wandira dewasa
* [[Bambang Jeger]] sebagai Patih Kebo Mundarang, Sudra Palong
Baris 231 ⟶ 232:
=== Ringkasan Cerita Tutur Tinular Untuk setiap Episode ===
Berikut ini akan disajikan Ringkasan Cerita Tutur Tinular Untuk setiap Episode:
 
#Episode 1: Pelangi di Atas Kurawan'', (seri 1-30 (bulan ke-1)''
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:
 
Berlatar-belakang masa akhir kerajaan Tumapel (Singasari), Kisah ini diawali dengan kehidupan Arya Dwipangga dan Arya Kamandanu yang memperebutkan gadis kembang desa bernama Nari Ratih. Kedua kakak-beradik ini merupakan anak dari seorang ahli pembuat senjata pusaka Mpu Hanggareksa yang adalah adik seperguruan dari Mpu Ranubhaya. Kedua ahli senjata ini kemudian berselisih paham, Mpu Ranubhaya secara diam-diam mengajarkan ilmu kanuragan kepada Kamandanu. Berlanjut kemudian dengan kedatangan utusan Kaisar Kubilai Khan dari Mongolia yang mengirimkan surat diplomasi kepada Prabu Kertanagara namun ditanggapi secara tidak baik. Dalam perjalanan kembali ke negerinya, secara kebetulan utusan tersebut menangkap dan membawa serta Mpu Ranubhaya yang menjadi buron Singasari akibat fitnah dari Mpu Hanggareksa.
 
# Kisah dari Seberang Lautan'', seri 31-60 (bulan ke-2)
Baris 307 ⟶ 310:
Sukses sandiwara radio ''Tutur Tinular'' membuat para sineas mengangkat kisah ini ke dalam film layar lebar. Tercatat ada empat film ''Tutur Tinular'' dengan judul sebagai berikut:
==== [[Tutur Tinular 1 (Pedang Naga Puspa)|Tutur Tinular I (Pedang Naga Puspa)]] (1989) ====
{{Utama|Tutur Tinular: 1 (Pedang naga puspaNagaNaga Puspa)}}
[[Berkas:Tutur_Tinular_ITutur Tinular I.jpeg|220px|kiri|jmpl]]
Seri pertama ini diproduksi oleh [[PT. Kanta Indah Film]], dengan disutradarai [[Nurhadi Irawan]] dan dibintangi [[Benny G. Raharja]] sebagai Arya kamandanu, [[Baron Hermanto]] sebagai Arya Dwipangga, [[Yoseph Hungan]] sebagai Mpu Ranubhaya, [[Elly Ermawati]] sebagai Mei Shin, dan [[Lamting]] sebagai Lo Shi Shan.
 
Kisah diawali dengan kehidupan Arya Kamandanu dan Arya Dwipangga yang memperebutkan gadis kembang desa bernama Nari Ratih. Berlanjut kemudian dengan kedatangan utusan Kaisar Kubilai Khan dari bangsa Mongolia yang menginginkan Prabu Kertanagara menyatakan tunduk. Dalam perjalanan kembali ke negerinya, utusan tersebut menangkap dan membawa serta Mpu Ranubhaya, guru Kamandanu.
 
Di negeri Tiongkok, Ranubhaya menciptakan Pedang Nagapuspa yang kemudian diserahkan kepada pasangan suami istri Lo Shi Shan dan Mei Shin. Kedua pendekar ini lantas terdampar di [[Pulau Jawa]] di mana mereka menjadi buronan para pendekar berwatak jahat yang mengincar Pedang Nagapuspa. Akhirnya Lo Shi Shan terbunuh, sedangkan Mei Shin ditolong oleh Arya Kamandanu.<ref>[http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M1730 Laman Tutur Tinular ]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 16 Februari 2010</ref>
 
==== [[Tutur Tinular II|Tutur Tinular II (Naga Puspa Kresna)]] (1991) ====
{{Utama|Tutur Tinular II}}
[[Berkas:Tutur_Tinular_IITutur Tinular II.jpeg|220px|kiri|jmpl]]
Sukses dengan Tutur Tinular 1, [[PT. Kanta Indah film]] kembali memproduksi Tutur Tinular 2 dengan Judul [[Pedang Naga Puspa Kresna]]. Seri kedua ini disutradarai oleh [[Abdul Kadir]] dan [[Prawoto S. Rahardjo]], dengan dibintangi oleh [[Hans Wanaghi]] sebagai [[Arya Kamandanu]], sedangkan [[Mei Shin]] diperankan oleh [[Linda Yanoman]].
 
Film dengan durasi 84 menit ini menceritakan kelanjutan dari seri pertama. Setelah kematian suaminya, Mei Shin ditampung oleh Kamandanu. Kecantikan perempuan [[Tiongkok]] ini membuat [[Arya Dwipangga]] tergoda, meskipun ia sudah mempunyai istri. Terjadilah pemerkosaan dengan memanfaatkan obat bius, di mana Mei Shin sampai mengandung. Meskipun sakit hati karena ulah kakaknya, Kamandanu tetap berjiwa besar mau menikahi Mei Shin. Kemudian Mei Shin memberikan [[Pedang Nagapuspa]] kepada Kamandanu.
 
Dwipangga yang sakit hati melaporkan ke Kediri bahwa pedang Naga puspa berada di tangan Kamandanu. Akibatnya, pihak Kediri pun menyerang rumah ayahnya. Dalam serangan itu [[Mpu Hanggareksa]], ayah Dwipangga dan Kamandanu, terbunuh.<ref>[http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M1843 Laman Tutur Tinular II]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 16 Februari 2010</ref>
 
==== [[Tutur Tinular III|Tutur Tinular III (Pendekar Syair Berdarah)]] (1992) ====
{{Utama|Tutur Tinular III}}
[[Berkas:Tutur_Tinular_IIITutur Tinular III.jpeg|220px|kiri|jmpl]]
Tutur Tinular 3 di produksi [[PT. Elang Perkasa Film]], dengan sutradara [[Prawoto S. Rahardjo]] yang dibintangi [[Sandy Nayoan]] sebagai Arya Kamandanu, dan [[Baron Hermanto]] sebagai Arya Dwipangga.
 
Seri ketiga ini mengisahkan kekacauan di wilayah [[Kerajaan Majapahit]] akibat ulah Arya Dwipangga yang muncul kembali sebagai Penddekar Syair Berdarah. Di lain pihak juga muncul [[Mpu Tong Bajil]] yang menculik beberapa anak kesatria demi menyempurnakan ilmu silatnya. Salah satu yang ia culik adalah Panji Ketawang, anak Dwipangga yang diasuh Kamandanu.
 
Terjadilah pertarungan segitiga antara Kamandanu, Dwipangga, dan Bajil. Kamandanu yang terluka parah ditolong istrinya, yaitu [[Sakawuni]] dan dibawa ke tempat Mpu Lunggah. Berkat pertolongan Mpu Lunggah dan putrinya yang bernama Luh Jinggan, Kamandanu dapat pulih kembali dan mengalahkan Mpu Bajil.<ref>[http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M2143 Laman Tutur Tinular III]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 16 Februari 2010</ref>
 
==== [[Tutur Tinular IV|Tutur Tinular IV (Mendung Bergulung di Atas Majapahit)]] (1992) ====
{{Utama|Tutur Tinular IV}}
[[Berkas:Tutur_Tinulat_IVTutur Tinulat IV.jpeg|220px|kiri|jmpl]]
Seri keempat yang disutradarai [[Jopijaya Burnama]] ini mengisahkan intrik yang ditimbulkan [[Mahapati|Ramapati]] (diperankan [[Remy Sylado]]) untuk menyingkirkan [[Arya Kamandanu]] (kembali diperankan [[Benny G. Rahardja]]) dari Kerajaan Majapahit. Selain itu, Ramapati juga berusaha membunuh [[Raden Wijaya|Sanggrama Wijaya]] raja [[Majapahit]], dan menggantinya dengan putra mahkota, [[Jayanagara]], agar bisa menjadi raja boneka bagi dirinya.
 
Ulah [[Mahapati|Ramapati]] tersebut mendapat bantuan seorang wanita bernama Dewanggi (diperankan [[Fitria Anwar]], serta dengan memperalat Dewi Sambi (istri Mpu Bajil) sebagai penebar racun. Rencana jahat meracuni raja tersebut dapat digagalkan Kamandanu yang membawa tabib bernama Nyai Paricara, yang tidak lain adalah [[Mei Shin]].<ref>[http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M2145 Laman Tutur Tinular IV]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 16 Februari 2010</ref>
 
=== Layar Kaca ===
Baris 344 ⟶ 347:
==== [[Tutur Tinular (sinetron)|Tutur Tinular]] ====
{{Utama|Tutur Tinular (sinetron)}}
[[Berkas:Tutur_Tinular_1997Tutur Tinular 1997.jpeg|jmpl]]
Sukses dalam sandiwara radio dan film layar lebar, ''[[Tutur Tinular (sinetron)|Tutur Tinular]]'' kemudian diangkat ke layar perak oleh [[Genta Buana Paramita|PT. Genta Buana Pitaloka]] pada tahun [[1997]]. Serial ini disutradarai oleh [[Muchlis Raya]] dan skenario ditulis oleh [[Imam Tantowi]]. Ditayangkan pertama kali pada tanggal 25 Oktober 1997 di [[Antv|ANTeve]] (Season 1), [[Indosiar]] (Season 2).
 
Baris 425 ⟶ 428:
* [[Rizal Fadli]] sebagai tokoh figuran (season 1), Balunghura (season 1), pengikut Gajah Biru (season 2), dan Panji Ketawang dewasa (season 2)
* [[Eddy Dhosa]] sebagai Kuda Prana
* Revaldo dan Risdo Alaro Matondang sebagai [[Gajah Mada]]
* [[Rifky Alfarez]] sebagai Cakradara
* [[Hendri Hendarto]] sebagai Kudamerta
Baris 465 ⟶ 468:
 
Dalam sinetron tersebut digunakan teknologi ''[[dubbing]]'', yang masih menggunakan suara para artis [[Sanggar Prathivi|PT. Prathivi Kartika Film]] sebagaimana versi sandiwara radio. walaupun ada beberapa tokoh yang tidak di dubbing oleh pengisi suara yang sebenarnya sebagaimana penokohan dalam sandiwara radionya, sinetron ini masih patut untuk di tonton, seperti contohnya tokoh Arya Dwipangga yang dalam sandiwara radio di perankan oleh [[M. Aboed]] namun dalam sinetron ini dubbing oleh [[Petrus Urspon]] walau akhirnya pada season kedua tokoh Arya Dwipangga akhirnya di dubbing juga oleh tokoh aslinya dalam sandiwara radio yaitu M. Aboed, dalam berbagai judul sandiwara radio M. Aboed adalah spesialis untuk tokoh dengan aksen-aksen suara yang khusus untuk melantunkan syair-syair seperti dalam tokoh Arya Dwipangga ini yang dalam penokohannya adalah seorang sastrawan dan seorang pendekar yang selalu melantunkan syair-syair yang indah dan mengerikan, dengan syairnya Arya Dwipangga mampu menaklukkan banyak wanita namun dengan syairnya juga ia mampu melukai bahkan membunuh para musuh-musuhnya.
 
==== Film televisi ====
Tutur Tinular juga pernah diangkat menjadi Film Televisi oleh rumah produksi [[Diwangkara Film]] pada tanggal 4 Januari 2010 dengan sutradara Hwacai dan diproduseri oleh Megawati Santoso. FTV Tutur Tinular ditayangkan di [[TPI (Indonesia)|TPI]] (sekarang [[MNCTV]])
 
Para Pemain FTV Tutur Tinular Versi Diwangkara Citra Swara Film antara lain:
 
* [[Barry Prima]] Sebagai Mpu Ranubhaya
* [[Panji Saputra]] Sebagai Arya Kamandanu
* [[Ayu Anjani]] Sebagai Mei Shin
* Helya Septiana Sebagai Sakawuni
* Barry Bintang Sebagai Arya Dwipangga
* [[Sutan Simatupang]] Sebagai Mpu Tongbajil
 
==== [[Tutur Tinular Versi 2011]] (2011-2012) ====
Baris 473 ⟶ 488:
==== [[Pedang Naga Puspa]] (2015) ====
{{Utama|Pedang Naga Puspa}}
[[Berkas:Pedang_Naga_PuspaPedang Naga Puspa.jpeg|jmpl]]
[[SCTV]] bekerja sama dengan [[Amanah Surga Productions]] & [[Dini Insan Film]] kembali mengangkat kisah [[Tutur Tinular]] dengan tajuk Pedang Naga Puspa. Alasan menggunakan judul ini adalah untuk menghilangkan jejak buruk [[Tutur Tinular Versi 2011]].untuk Untuk peran utama, serial ini kembali memilih [[Rico Verald]] sebagai [[Arya Kamandanu]]. Serial ini akan mulai tayang hari [[Senin]], [[7 Desember]] [[2015]] pukul 19.45 WIB.
 
==== [[Tutur Tinular (sinetron 2021)]] (2021) ====
 
{{Utama|Tutur Tinular (sinetron 2021)}}
[[MNCTV]] bekerja sama dengan [[MNC Pictures]] kembali mengangkat kisah Tutur Tinular. Untuk peran utama, serial ini kembali memilih [[Rico Verald]] sebagai [[Arya Kamandanu]]. Serial ini mulai tayang hari [[Kamis]], [[21 Oktober]] [[2021]] pukul 21.15 WIB. Tutur Tinular versi ini tampil lebih baru, segar, kekinian serta didukung teknologi mutakhir serta lokasi syuting yang sangat menunjang keseruan dan membuat drama seri ini tampil lebih ''grande''. Tak hanya Rico Verald, bintang muda lainnya seperti [[Dimas Aditya]], [[Agatha Valerie]], [[Claudia Andhara]] dan beberapa artis papan atas lainnya, bersinergi dengan nama besar yang melegenda seperti [[Willy Dozan]] yang dikenal sebagai artis film dan sinetron laga dan diyakini akan membuat aksi laga di Tutur Tinular terasa hidup dan alami. Selain itu, kehadiran [[Elly Ermawati]] sebagai pengisi suara seolah akan menghidupkan kembali kerinduan terhadap Tutur Tinular. Tutur Tinular versi ini juga menjadikan [[Tya Subiakto]] sebagai komposer musik latar dan aktor [[Donny Alamsyah]] yang bertindak sebagai pengarah koreografer khas.
 
== Referensi ==
Baris 480 ⟶ 500:
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://karimatafm.onlivestreaming.net:1330/ Radio Streaming Karimata FM Pamekasan Madura]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://103.28.148.18:9130/ Radio Streaming Bintang Tenggara FM Banyuwangi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131210230331/http://103.28.148.18:9130/ |date=2013-12-10 }}
* {{id}} [http://103.28.148.18:8136/ Radio Streaming Istana FM Bojonegoro] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160304135738/http://103.28.148.18:8136/ |date=2016-03-04 }}
* {{id}} [http://110.138.237.126:8000/ Radio Streaming Patria FM Blitar]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://115.124.92.99:8604/listen.pls/ Radio Streaming Asdisuara Jakarta]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M1730 Resensi@Perfilmanjibis.pnri]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://www.facebook.com/groups/121597337946290/ Tutur Tinular - Mahkota Mayangkara - Satria Kekasih Dewa Karya S. Tidjab]
* {{id}} [http://www.facebook.com/groups/264508685375/ Sandiwara Radio Community]
* {{id}} [http://www.facebook.com/photo.php?fbid=407963372575549 Fp. Tutur Tinular versi 2011 Indosiar]
{{fiksi-stub}}
 
[[Kategori:Sandiwara radio Indonesia]]
[[Kategori:Fiksi Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Nusantara]]
[[Kategori:Kerajaan Singhasari]]
[[Kategori:Kerajaan Majapahit]]
[[Kategori:Film Indonesia]]
[[Kategori:Sinetron Indonesia]]